FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2022 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru sebagai tenaga pengajar di sekolah merupakan komponen sumberdaya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus-menerus. Hal ini berkaitan dengan tugas guru yaitu mendidik atau membantu peserta didik dengan penuh sadar, baik dengan alat atau tidak. Mendidik artinya upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi dan potensi-potensi lainnya secara optimal ke arah yang positif (Maryono, 2013). Namun di lapangan, tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified (wedl training dan well gualified) (Jacobson, 1954). Oleh karena itu diperlukan adanya supervisi pendidikan untuk mengawasi dan memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Terdapat beberapa macam supervisi, salah satunya yaitu supervisi akademik. Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan yang direncanakan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dan pegawai lainnya dalam melaksanakan proses pembelajaran, atau mendukung proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif. Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam makalah ini akan dibahas tentang supervisi akademik untuk menunjang pengembangan keprofesionalan guru. A. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengertian dari supervisi akademik? 2. Bagaimanakah model dari supervisi akademik? 3. Bagimanakah sasaran dari supervisi akademik? 4. Bagaimanakah teknik-teknik dari supervisi akademik? 5. Bagimanakah tindak lanjut dari supervisi akademik? 6. Bagaimanakah contoh dari instrumen supervisi akademik? B. Tujuan 1. Untuk mendeskripsikan pengertian dari supervisi akademik. 2. Untuk mengidentifikasikan model dari supervisi akademik. 3. Untuk mengidentifikasikan sasaran dari supervisi akademik. 4. Untuk mengidentifikasikan teknik-teknik dari supervisi akademik. 5. Untuk mengidentifikasikan tindak lanjut dari supervisi akademik. 6. Untuk mengetahui contoh dari instrumen supervisi akademik. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Supervisi Akademik Secara etimologis supervisi akademik terdin dari kata supervisi dan akademik. Supervisi berasal dari kata “super” dan “vision”. Super berarti tinggi, atas dan vision artinya melihat, sehingga supervisi adalah melihat dari atas, artinya orang yang melihat itu mempunyai kemampuan yang lebih (tinggi) dari yang dilihat. Sedangkan kata akademik berasal dari bahasa Inggris “academy” berasal dari bahasa Latin “academia", kata yang discbut terakhir ini berasal dari bahasa Yunani academeia yang mempunyai beberapa makna, salah satunya berarti suatu masyarakat atau kumpulan orang-orang terpelajar, kata akademik juga mempunyai bermacam-macam makna antara lain yaitu yang bersifat teonitis bukan praktis, kajian yang lebar dan mendalam bukan kajian teknis dan konvensional serta bersifat ilmiah. Kata akademik dalam konteks sckolah, dikaitkan dengan segala hal yang berhubungan dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran Sehingga yang discbut kegiatan akademik adalah kegiatan proses pembelajaran dan hal-hal lain yang terkait dengan hal tersebut, scpati penyusunan jadwal akademik pembelajaran dan silabusnya. Berdasarkan pengertian dari penyusun katanya, maka supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989). Pengertian yang hampir sama juga dituliskan oleh Sudjana (2008), yang menyatakan bahwa supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar kompetensi peserta didik mencapai optimal. B. Model Supervisi Akademik Beberapa model supervisi telah dikembangkan oleh pakar-pakar dalam bidang supervisi akademuk khusus untuk menmgkatkan keberhasilan supervisi di sekolah maupun madrasah. Model-model supervisi ini merupakan alternatif kepada supervisor dan guru yang disupervisi untuk mengatasi masalah yang timbul. Umpamanya masalah hubungan supervisor dengan guru, guru meragukan kepakaran supervisor, ketegangan emosi yang dialami guru-guru, perasaan takut, salah paham dan sebagainya. Model supervisi pembelajaran adalah perlu untuk melakukan pengendalian, arahan, observasi dan menilai apa yang berlaku dalam kelas. Kebanyakan supervisor akan menjalankan supervisi secara spontan dengan kaidah tersendin sehingga akan menimbulkan beberapa masalah yang berkaitan kepuasan hati guru yang disupervisi kaena prosedur mungkin berbeda-beda diantara guru yang disupervisi. Dengan adanya model supervisi sebagai panduan, supervisor dan guru dapat menjalankan tugas masing-masing dengan lebih terarah dan fokus. Disamping itu, melalui model supervisi, supervisor dan guru dapat mengetahui dengan jelas apakah ciriciri supervisi yang diperhatikan dan yang lebih baik untuk digunakan. 1. Model jendela johan Model jendela johari menekankan hubungan anatara dua pihak, yaitu supervisor dan guru yang disupervisi. Model ini merupakan dasar pegangan terhadap tingkah laku supervisor atau guru berhubungan pengetahuan tentang pendidikan. 2. Supervisi berbeda Supervisi berbeda diperkenalkan oleh Glatthorn (1984). Supervisi ini menguatamakan konsep bahwa guru-guru adalah berbeda. Maka, guru yang berbeda memerlukan supervisi yang berbeda bergantung kepad atahap kecakapan dan kemampuan pembelajaran masing-masing. Supervisi berbeda lebih bersifat humanistik, memberi runag yang luas kepada guru untuk memily bentuk supervisi yang dimngmkan berdasarkan kesesuaian kesuburan kognitif mereka. 3. Supervisi Bersama Pendekatan model ini menekankan kolabiratif (saling membantu) dengan menggunakab segala sumber dan kepakaran yang ada pada kedua belah pihak untuk menghasilkan keberhasilan observasi kelas. Supervisor dan guru bertukar pendapat, pandangan, ide, saran, dan bersama-sama mencapai kesepakatan dalam proses supervisi dengan mengabaikan faktor kekuasaan, yaitu siapa yang paling berkuasa untuk membuat keputusan. 4. Supervisi rekan sejawat Supervisi rekan sejawat dilakukan oleh rekan sejawat sendiri. Rekan membantu rekan lain dan bertindak membantu di antara satu sama lain. Supervisi ini tidak bersifat menilai, tetapi mengutamakan kerjasama. Di sini rekan yang bertindak sebagai supervisor akan memberikan informasi dan berbincang dengan guru yang akan disupervisi sebelum proses supervisi dilakukan. Selepas supervisi dijalankan, supervisor akan berbincang dengan guru berkenaan tentang hasil observasi dan bersama-sama mengemukakan saran untuk perbaikan pembelajaran. 5. Supervisi inkuiri Supervisi inkuiri merupakan pendekatan yang merujuk pada kajian yang dilakukan sendiri oleh guru melalui refleksi terhadap pembelajarannya. Dalam pembelajaran misalnya, guru perlu menyelesaikan dan menangani berbagai masalah secara sendiri. Melalui supervisi bermodel inkuiri, guru secara individu atau dengan kerja sama dengan guru-guru lain melibatkan diri dalam penelitian tindakan kelas bagi memperbaiki mutu pembelajaran. Oleh karena itu, dalam konteks ini, fungsi supervisor adalah untuk melatih dan membantu setiap guru menjalankan supervisi inkuiri bagi perbaikan pembelajaran dengan melihat diri sendiri atau melihat guru lain (Supardi, 2013). 6. Supervisi klinik Dikatakan supervisi klinik karena prosedur pelaksanaan supervisi ditekankan kepada mencara scbab-scbab atau kelemahan yang terjadi dalam proscs pembelajaran, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimnan cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan terscbut (Purwanto, 2012). Pendekatan supervisi klinik merupakan observasi yang bermaksud untuk memperbaiki pembelajaran guru secara berkesinambungan dan bertahap. Supervisi klinik memerlukan supervisor masuk untuk mengobservasi guru di dalam kelas pada saat guru melakukan pembclajaran. Data utama dalam supervisi model ini adalah hasil observasi dalam kelas. Data yang terkumpul adalah bahan yang paling penting dalam membantu guru meningkatkan pembelajaran mereka. Data yang dianalisis dan hubungan di antara guru dengan supervisor akan dijadikan dasar dalam membentuk program, proscdur, dan strategi untuk meningkatkan pembelajaran peserta didik melalui peningkatan perlakuan guru di dalam kelas. Di antara ciri-ciri umum supervisi klinik adalah memerlukan interaksi yang intensif diantara supervisor dengan guru, supervisi klinik bersifat penilaian formatif, guru mengambil ocran yang lebih aktif yaitu menentukan arah supervisi, meningkatkan motivasi guru karcna penilaian adalah berfokus kepada keperluan guru sendin, membantu mewujudkan rasa kerckanan dan kesejawatan (Supardi, 2013). C. Sasaran Supervisi Akademik Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi pendidikan adalah peningkatan kemampuan profesional guru. Jika dilihat dari objek tentang siapa, maka jawabannya adalah guru dan siswa dengan sasaran utama tingkat keberhasilan proses pembelajaran (Hasan, 2002). Sedangkan pada supervisi akademik sebagaimana disesuaikan dengan definisi supervisi akademik, yaitu supervisi yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik yaitu berupa hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu. Berdasarkan definisi tersebut, sasaran supervisi akademik adalah meningkatkan proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Pembelajaran merupakan inti kegiatan sekolah, perisuwa dimana para siswa sedang dalam proses belajar, Dalam proses pembelajaran, banyak faktor yang mempengaruhi prosesnya terutama guru dan siswa, program kurikulum yang digunakan, buku teks yang dipakai siswa dan gurunya, fasilitas belajar dan media belajar termasuk alat peraga, kultur sekolah serta lingkungan fisik sosial disekitarnya. Oleh karena luasnya yang mempengaruhi pembelajaran, maka supervisi harus ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan situasi belajar mengajar. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah selain kepada proses pembelajaran dalam bentuk komunikasi interaksi guru-siswa juga situasi dan lingkungan tempat kejadian berlangsungnya pembelajaran. Situasi dan lingkungan merupakan tempat, fasilitas, kultur, atau budaya sekolah, maupun iklim kepemimpinan. Dengan demikian sasaran supervisi akademik dengan demikian dapat ditegaskan sebagai pemberdayaan guru dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai tenaga profesional yang memanisfestakan dalam kinerja membelajarkan peserta didiknya (Suhardan, 2010). Kemampuan keprofesionalan guru mencakup dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfsatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat (Pidarta, 2009). D. Teknik-teknik Supervisi Akademik Teknik adalah suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Suatu teknik yang baik adalah terampil dan cepat. Teknik supervisi berdasarkan banyaknya guru yang dibimbing dibedakan menjadi teknik supervisi individu dan supervisi kelompok. Sedangkan jika dilihat dari cara melakukan supervisi terdapat dua teknik yaitu teknik secara langsung dan secara tidak langsung (Supardi, 2013). Berdasarkan banyaknya guru yang dibimbing: 1. Teknik supervisi individual Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi individual ini memiliki beberapa kelebihan yaitu mampu memenuhi keperluan khusus setiap guru, menunjukkan minat dan perhatian kepada setiap guru, memenuhi kemauan dan keperluan guru yang tidak produktif dalam kegiatan kelompok, serta memungkinlan pengembangan intrapersonal guru (Supardi, 2013). Teknik supervisi akademik individual dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain: a) Kunjungan kelas, merupakan teknik pembmaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk menolong guru dalam mengatasi permasalahan di kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas dapat dilakukan dengan memberi tahu terlebih dahulu maupun secara dadakan. b) Observasi kelas, merupakan kegiatan mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas dengan tujuan untuk memperoleh data yang objektif terkait dengan aspek- aspek situasi pembelajaran, dan kesulstan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diobservasi antara lain: usaha-usaha dan aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran, cara menggunakan media pengajaran, variasi metode, ketepatan penggunaan media dengan materi, ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar. c) Pertemuan individual, merupakan suatu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor dan guru dengan tujuan memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi, mengembangkan hal mengajar yang lebih baik, memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru, dan menghilangkan atau menghindari segala prasangka. d) Kunjungan antarkelas, adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri dengan tujuan untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. e) Menilai diri sendi, merupakan penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara objektif. Dengan demikian diperlukan kejujuran diri sendiri. 2. Teknik supervisi kelompok Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut Gwynn (1961), ada tiga belas teknik supervisi kelompok yaitu: kepanitiaan-kepanitiaan, kerja kelompok, laboratorium dan kurikulum, membaca terpimpin, demonstrasi pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel, perpustakaan, organisasi profesional, buletin supervisi, pertemuan guru, lokakarya atau konferensi kelompok. Teknik supervisi kelompok dalam pengertian supervisi secara umum menurut Purwanto (2012), meliputi beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: a) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting). Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Adapun yang termasuk dalam perencanaan itu antara lain adalah mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru b) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions). Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompokkelompok guru bidang studi sejenis. Kelompok-kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan/diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar mengajar. c) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training). Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak dilakukan, misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru. Berdasarkan macam teknik supervisi akademik, tidak satupun di antara Teknik-teknik supervisi individual atau kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu enetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu membina keterampilan mbelajaran seorang guru. Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang at tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik. E. Tindak Lanjut Supervisi Akademik Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar dapat memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Tindak lanjut tersebut berupa penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar, dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran lebih lanjut (Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, 2011) Supervisi akademik menyangkut beberapa hal, yaitu dalam pelaksanaanya kegiatan tindak lanjut supervisi akademik, sasaran utamanya adalah kegiatan belajar mengajar, hasil analisis dan catatan supervisor dapat dimanfaatkan untuk perkembangan keterampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan, setidak-tidaknya dapat mengurangi kendala-kendala yang muncul atau yang mungkin akan muncul, umpan balik akan memberi pertolongan bagi supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut supervise, dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, menonjolkan otoritas yang mereka miliki, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki penampilan, serta kinerjanya (Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, 2011). Adapun cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik menurut Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono (2011). adalah sebagai berikut: 1. Me-review rangkuman hasil penelitian. 2. Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan. 3. Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai, maka mulailah merancang kembali program supervisi akademik guru untuk masa berikutnya. 4. Membuatrencana aksi supervisi akademik berikutnya. 5. Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa-masa berikutnya. 6. Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi akademik, yaitu: menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis, analisis kebutuhan, mengembangkan stategi dan media, menilai, serta revisi. F. Contoh Instrumen Supervisi Akademik Terdapat beberapa macam instrumen dalam pelaksanaan supervisi akademik. Namun, dalam makalah ini hanya akan ditampilkan contoh instrumen supervisi akademik pada pelaksanaan pembelajaran. Berikut contohnya: BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Supervisi akademik adalah kegiatan supervisi yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu. Terdapat beberapa macam model supervisi akademik, diantaranya model jendela johari, supervisi berbeda, supervisi bersama, supervisi rekan sejawat, supervisi inkuiri, dan supervisi klinik. Sasaran pelaksanaan supervisi akademik adalah guru dan siswa dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Teknik pelaksanaan supervisi akademik ada dua macam yaitu teknik individual dan teknik kelompok. Tindak lanjut hasil supervisi akademik adalah me-review rangkuman hasil penelitian, penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan, merancang kembali program supervisi akademik guru untuk masa berikutnya, membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya, dan mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa-masa berikutnya. B. Saran Konsep-konsep supervisi akademik seharusnya dipahami dengan baik oleh sema pihak yang terlibat dalam bidang akademi, terutama bagi kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik lainnya. Selain itu, pihak-pihak tersebut seharusnya berlatih mengomunikasikannya dengan baik agar jika terdapat pihak yang belum paham dengan konsep akademik dapat belajar pula dari pihak yang lebih ahli dalam konsep supervise akademik, terutama yang ahli dalam mengomunikasikannya. Oleh karena itu, dari berbagai pihak dapat saling membantu dalam memahami konsep-konsep supervise akademik. Supervise akademik harus terencana dengan baik , membangun, dan demokratis. DAFTAR PUSTAKA Lathifa, Nadiyyah Nila., Kharisma, Firlita Nurul. 2016. Makalah Evaluasi dan Supervisi Pendidikan IPA Supervisi Akademik. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Diunduh dari : https://www.scribd.com/document/359399929/makalah-supervisi- akademik . Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta. Hasan, I. 2002. Pokok — Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Maryono. 2013. Dasar-dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Konstektual. Jakarta: Rincka Cipta. Purwanto, Ngalim. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Grafindo Persada. Syaiful, Sagala. 2012. Supervisi Pembelajaran: dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional