Anda di halaman 1dari 17

KONSEP SUPERVISI AKADEMIK

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan SD yang diampu oleh
Akhmad Junaedi, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 7 :


Zumrotun Nafi’ah (1401420043)
Dwi Astuti (1401420203)
Faisal Miftakhul Ridho (1401420283)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai tenaga pengajar di sekolah merupakan komponen sumberdaya manusia
yang harus dibina dan dikembangkan secara terus-menerus. Hal ini berkaitan dengan
tugas guru yaitu mendidik atau membantu peserta didik dengan penuh sadar, baik dengan
alat atau tidak. Mendidik artinya upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik
mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi
dan potensi-potensi lainnya secara optimal ke arah yang positif (Maryono, 2013). Namun
di lapangan, tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik
dan kualified (wedl training dan well gualified) (Jacobson, 1954). Oleh karena itu
diperlukan adanya supervisi pendidikan untuk mengawasi dan memperbaiki proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
Terdapat beberapa macam supervisi, salah satunya yaitu supervisi akademik.
Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan yang direncanakan dengan memberi
bantuan teknis kepada guru dan pegawai lainnya dalam melaksanakan proses
pembelajaran, atau mendukung proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam makalah ini akan dibahas tentang supervisi
akademik untuk menunjang pengembangan keprofesionalan guru.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian dari supervisi akademik?
2. Bagaimanakah model dari supervisi akademik?
3. Bagimanakah sasaran dari supervisi akademik?
4. Bagaimanakah teknik-teknik dari supervisi akademik?
5. Bagimanakah tindak lanjut dari supervisi akademik?
6. Bagaimanakah contoh dari instrumen supervisi akademik?
B. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian dari supervisi akademik.
2. Untuk mengidentifikasikan model dari supervisi akademik.
3. Untuk mengidentifikasikan sasaran dari supervisi akademik.
4. Untuk mengidentifikasikan teknik-teknik dari supervisi akademik.
5. Untuk mengidentifikasikan tindak lanjut dari supervisi akademik.
6. Untuk mengetahui contoh dari instrumen supervisi akademik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Akademik
Secara etimologis supervisi akademik terdin dari kata supervisi dan akademik.
Supervisi berasal dari kata “super” dan “vision”. Super berarti tinggi, atas dan vision
artinya melihat, sehingga supervisi adalah melihat dari atas, artinya orang yang melihat
itu mempunyai kemampuan yang lebih (tinggi) dari yang dilihat. Sedangkan kata
akademik berasal dari bahasa Inggris “academy” berasal dari bahasa Latin “academia",
kata yang discbut terakhir ini berasal dari bahasa Yunani academeia yang mempunyai
beberapa makna, salah satunya berarti suatu masyarakat atau kumpulan orang-orang
terpelajar, kata akademik juga mempunyai bermacam-macam makna antara lain yaitu
yang bersifat teonitis bukan praktis, kajian yang lebar dan mendalam bukan kajian teknis
dan konvensional serta bersifat ilmiah.
Kata akademik dalam konteks sckolah, dikaitkan dengan segala hal yang
berhubungan dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran Sehingga yang discbut kegiatan akademik adalah
kegiatan proses pembelajaran dan hal-hal lain yang terkait dengan hal tersebut, scpati
penyusunan jadwal akademik pembelajaran dan silabusnya. Berdasarkan pengertian dari
penyusun katanya, maka supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan untuk
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989). Pengertian yang hampir sama juga
dituliskan oleh Sudjana (2008), yang menyatakan bahwa supervisi akademik adalah
menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar
kompetensi peserta didik mencapai optimal.
B. Model Supervisi Akademik
Beberapa model supervisi telah dikembangkan oleh pakar-pakar dalam bidang
supervisi akademuk khusus untuk menmgkatkan keberhasilan supervisi di sekolah
maupun madrasah. Model-model supervisi ini merupakan alternatif kepada supervisor
dan guru yang disupervisi untuk mengatasi masalah yang timbul. Umpamanya masalah
hubungan supervisor dengan guru, guru meragukan kepakaran supervisor, ketegangan
emosi yang dialami guru-guru, perasaan takut, salah paham dan sebagainya. Model
supervisi pembelajaran adalah perlu untuk melakukan pengendalian, arahan, observasi
dan menilai apa yang berlaku dalam kelas. Kebanyakan supervisor akan menjalankan
supervisi secara spontan dengan kaidah tersendin sehingga akan menimbulkan beberapa
masalah yang berkaitan kepuasan hati guru yang disupervisi kaena prosedur mungkin
berbeda-beda diantara guru yang disupervisi. Dengan adanya model supervisi sebagai
panduan, supervisor dan guru dapat menjalankan tugas masing-masing dengan lebih
terarah dan fokus. Disamping itu, melalui model supervisi, supervisor dan guru dapat
mengetahui dengan jelas apakah ciriciri supervisi yang diperhatikan dan yang lebih baik
untuk digunakan.
1. Model jendela johan
Model jendela johari menekankan hubungan anatara dua pihak, yaitu supervisor dan
guru yang disupervisi. Model ini merupakan dasar pegangan terhadap tingkah laku
supervisor atau guru berhubungan pengetahuan tentang pendidikan.
2. Supervisi berbeda
Supervisi berbeda diperkenalkan oleh Glatthorn (1984). Supervisi ini menguatamakan
konsep bahwa guru-guru adalah berbeda. Maka, guru yang berbeda memerlukan
supervisi yang berbeda bergantung kepad atahap kecakapan dan kemampuan
pembelajaran masing-masing. Supervisi berbeda lebih bersifat humanistik, memberi
runag yang luas kepada guru untuk memily bentuk supervisi yang dimngmkan
berdasarkan kesesuaian kesuburan kognitif mereka.
3. Supervisi Bersama
Pendekatan model ini menekankan kolabiratif (saling membantu) dengan
menggunakab segala sumber dan kepakaran yang ada pada kedua belah pihak untuk
menghasilkan keberhasilan observasi kelas. Supervisor dan guru bertukar pendapat,
pandangan, ide, saran, dan bersama-sama mencapai kesepakatan dalam proses
supervisi dengan mengabaikan faktor kekuasaan, yaitu siapa yang paling berkuasa
untuk membuat keputusan.
4. Supervisi rekan sejawat
Supervisi rekan sejawat dilakukan oleh rekan sejawat sendiri. Rekan membantu rekan
lain dan bertindak membantu di antara satu sama lain. Supervisi ini tidak bersifat
menilai, tetapi mengutamakan kerjasama. Di sini rekan yang bertindak sebagai
supervisor akan memberikan informasi dan berbincang dengan guru yang akan
disupervisi sebelum proses supervisi dilakukan. Selepas supervisi dijalankan,
supervisor akan berbincang dengan guru berkenaan tentang hasil observasi dan
bersama-sama mengemukakan saran untuk perbaikan pembelajaran.
5. Supervisi inkuiri
Supervisi inkuiri merupakan pendekatan yang merujuk pada kajian yang dilakukan
sendiri oleh guru melalui refleksi terhadap pembelajarannya. Dalam pembelajaran
misalnya, guru perlu menyelesaikan dan menangani berbagai masalah secara sendiri.
Melalui supervisi bermodel inkuiri, guru secara individu atau dengan kerja sama
dengan guru-guru lain melibatkan diri dalam penelitian tindakan kelas bagi
memperbaiki mutu pembelajaran. Oleh karena itu, dalam konteks ini, fungsi
supervisor adalah untuk melatih dan membantu setiap guru menjalankan supervisi
inkuiri bagi perbaikan pembelajaran dengan melihat diri sendiri atau melihat guru lain
(Supardi, 2013).
6. Supervisi klinik
Dikatakan supervisi klinik karena prosedur pelaksanaan supervisi ditekankan kepada
mencara scbab-scbab atau kelemahan yang terjadi dalam proscs pembelajaran, dan
kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimnan cara memperbaiki kelemahan
atau kekurangan terscbut (Purwanto, 2012). Pendekatan supervisi klinik merupakan
observasi yang bermaksud untuk memperbaiki pembelajaran guru secara
berkesinambungan dan bertahap. Supervisi klinik memerlukan supervisor masuk
untuk mengobservasi guru di dalam kelas pada saat guru melakukan pembclajaran.
Data utama dalam supervisi model ini adalah hasil observasi dalam kelas. Data yang
terkumpul adalah bahan yang paling penting dalam membantu guru meningkatkan
pembelajaran mereka. Data yang dianalisis dan hubungan di antara guru dengan
supervisor akan dijadikan dasar dalam membentuk program, proscdur, dan strategi
untuk meningkatkan pembelajaran peserta didik melalui peningkatan perlakuan guru
di dalam kelas. Di antara ciri-ciri umum supervisi klinik adalah memerlukan interaksi
yang intensif diantara supervisor dengan guru, supervisi klinik bersifat penilaian
formatif, guru mengambil ocran yang lebih aktif yaitu menentukan arah supervisi,
meningkatkan motivasi guru karcna penilaian adalah berfokus kepada keperluan guru
sendin, membantu mewujudkan rasa kerckanan dan kesejawatan (Supardi, 2013).
C. Sasaran Supervisi Akademik
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi pendidikan adalah
peningkatan kemampuan profesional guru. Jika dilihat dari objek tentang siapa, maka
jawabannya adalah guru dan siswa dengan sasaran utama tingkat keberhasilan proses
pembelajaran (Hasan, 2002). Sedangkan pada supervisi akademik sebagaimana
disesuaikan dengan definisi supervisi akademik, yaitu supervisi yang menitikberatkan
pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik yaitu berupa hal-hal yang
langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang
dalam proses mempelajari sesuatu. Berdasarkan definisi tersebut, sasaran supervisi
akademik adalah meningkatkan proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil pembelajaran. Pembelajaran merupakan inti kegiatan sekolah, perisuwa dimana
para siswa sedang dalam proses belajar, Dalam proses pembelajaran, banyak faktor yang
mempengaruhi prosesnya terutama guru dan siswa, program kurikulum yang digunakan,
buku teks yang dipakai siswa dan gurunya, fasilitas belajar dan media belajar termasuk
alat peraga, kultur sekolah serta lingkungan fisik sosial disekitarnya. Oleh karena luasnya
yang mempengaruhi pembelajaran, maka supervisi harus ditujukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan situasi belajar mengajar. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah
selain kepada proses pembelajaran dalam bentuk komunikasi interaksi guru-siswa juga
situasi dan lingkungan tempat kejadian berlangsungnya pembelajaran. Situasi dan
lingkungan merupakan tempat, fasilitas, kultur, atau budaya sekolah, maupun iklim
kepemimpinan. Dengan demikian sasaran supervisi akademik dengan demikian dapat
ditegaskan sebagai pemberdayaan guru dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai
tenaga profesional yang memanisfestakan dalam kinerja membelajarkan peserta didiknya
(Suhardan, 2010). Kemampuan keprofesionalan guru mencakup dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfsatkan sumber belajar yang tersedia, dan
mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat (Pidarta,
2009).
D. Teknik-teknik Supervisi Akademik
Teknik adalah suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Suatu teknik yang
baik adalah terampil dan cepat. Teknik supervisi berdasarkan banyaknya guru yang
dibimbing dibedakan menjadi teknik supervisi individu dan supervisi kelompok.
Sedangkan jika dilihat dari cara melakukan supervisi terdapat dua teknik yaitu teknik
secara langsung dan secara tidak langsung (Supardi, 2013). Berdasarkan banyaknya guru
yang dibimbing:
1. Teknik supervisi individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru.
Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil
supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi individual ini
memiliki beberapa kelebihan yaitu mampu memenuhi keperluan khusus setiap guru,
menunjukkan minat dan perhatian kepada setiap guru, memenuhi kemauan dan
keperluan guru yang tidak produktif dalam kegiatan kelompok, serta memungkinlan
pengembangan intrapersonal guru (Supardi, 2013). Teknik supervisi akademik
individual dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain:
a) Kunjungan kelas, merupakan teknik pembmaan guru oleh kepala sekolah untuk
mengamati proses pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk menolong guru
dalam mengatasi permasalahan di kelas. Cara melaksanakan kunjungan kelas
dapat dilakukan dengan memberi tahu terlebih dahulu maupun secara dadakan.
b) Observasi kelas, merupakan kegiatan mengamati proses pembelajaran secara teliti
di kelas dengan tujuan untuk memperoleh data yang objektif terkait dengan aspek-
aspek situasi pembelajaran, dan kesulstan-kesulitan guru dalam usaha
memperbaiki proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diobservasi antara lain:
usaha-usaha dan aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran, cara
menggunakan media pengajaran, variasi metode, ketepatan penggunaan media
dengan materi, ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan reaksi mental
para siswa dalam proses belajar mengajar.
c) Pertemuan individual, merupakan suatu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar
pikiran antara supervisor dan guru dengan tujuan memberikan kemungkinan
pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi,
mengembangkan hal mengajar yang lebih baik, memperbaiki segala kelemahan
dan kekurangan pada diri guru, dan menghilangkan atau menghindari segala
prasangka.
d) Kunjungan antarkelas, adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di
sekolah itu sendiri dengan tujuan untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.
e) Menilai diri sendi, merupakan penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri
secara objektif. Dengan demikian diperlukan kejujuran diri sendiri.
2. Teknik supervisi kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis
kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang
mereka hadapi. Menurut Gwynn (1961), ada tiga belas teknik supervisi kelompok
yaitu: kepanitiaan-kepanitiaan, kerja kelompok, laboratorium dan kurikulum,
membaca terpimpin, demonstrasi pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi
panel, perpustakaan, organisasi profesional, buletin supervisi, pertemuan guru,
lokakarya atau konferensi kelompok. Teknik supervisi kelompok dalam pengertian
supervisi secara umum menurut Purwanto (2012), meliputi beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan antara lain:
a) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting). Seorang kepala sekolah yang baik
umumnya menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusunnya.
Adapun yang termasuk dalam perencanaan itu antara lain adalah mengadakan
rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru
b) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions). Diskusi kelompok dapat
diadakan dengan membentuk kelompokkelompok guru bidang studi sejenis.
Kelompok-kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan
pertemuan/diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha
pengembangan dan peranan proses belajar mengajar.
c) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training). Teknik supervisi kelompok
yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak dilakukan, misalnya
penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi
pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa
penataran-penataran tersebut pada umumya diselenggarakan oleh pusat atau
wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing
pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat
dipraktekkan oleh guru-guru.
Berdasarkan macam teknik supervisi akademik, tidak satupun di antara Teknik-teknik
supervisi individual atau kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua
pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu
enetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu membina keterampilan mbelajaran
seorang guru. Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang at tidaklah
mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan
yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau
kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang
sedang dibina melalui supervisi akademik.
E. Tindak Lanjut Supervisi Akademik
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar dapat memberikan dampak yang nyata untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Tindak lanjut tersebut berupa penguatan dan
penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat
mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar, dan guru diberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran lebih lanjut (Lantip Diat Prasojo
dan Sudiyono, 2011) Supervisi akademik menyangkut beberapa hal, yaitu dalam
pelaksanaanya kegiatan tindak lanjut supervisi akademik, sasaran utamanya adalah
kegiatan belajar mengajar, hasil analisis dan catatan supervisor dapat dimanfaatkan untuk
perkembangan keterampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru dan
karyawan, setidak-tidaknya dapat mengurangi kendala-kendala yang muncul atau yang
mungkin akan muncul, umpan balik akan memberi pertolongan bagi supervisor dalam
melaksanakan tindak lanjut supervise, dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana
komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, menonjolkan otoritas yang mereka
miliki, memberi kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki penampilan, serta
kinerjanya (Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, 2011). Adapun cara-cara melaksanakan
tindak lanjut hasil supervisi akademik menurut Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono (2011).
adalah sebagai berikut:
1. Me-review rangkuman hasil penelitian.
2. Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar pembelajaran belum
tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan,
keterampilan, dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan.
3. Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai, maka mulailah merancang
kembali program supervisi akademik guru untuk masa berikutnya.
4. Membuatrencana aksi supervisi akademik berikutnya.
5. Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa-masa berikutnya.
6. Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi akademik, yaitu:
menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis, analisis kebutuhan,
mengembangkan stategi dan media, menilai, serta revisi.
F. Contoh Instrumen Supervisi Akademik
Terdapat beberapa macam instrumen dalam pelaksanaan supervisi akademik. Namun,
dalam makalah ini hanya akan ditampilkan contoh instrumen supervisi akademik pada
pelaksanaan pembelajaran. Berikut contohnya:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi akademik adalah kegiatan supervisi yang menitikberatkan pengamatan
supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam
lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari
sesuatu. Terdapat beberapa macam model supervisi akademik, diantaranya model jendela
johari, supervisi berbeda, supervisi bersama, supervisi rekan sejawat, supervisi inkuiri,
dan supervisi klinik. Sasaran pelaksanaan supervisi akademik adalah guru dan siswa
dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Teknik pelaksanaan supervisi
akademik ada dua macam yaitu teknik individual dan teknik kelompok. Tindak lanjut
hasil supervisi akademik adalah me-review rangkuman hasil penelitian, penilaian ulang
terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan,
merancang kembali program supervisi akademik guru untuk masa berikutnya, membuat
rencana aksi supervisi akademik berikutnya, dan mengimplementasikan rencana aksi
tersebut pada masa-masa berikutnya.
B. Saran
Konsep-konsep supervisi akademik seharusnya dipahami dengan baik oleh sema
pihak yang terlibat dalam bidang akademi, terutama bagi kepala sekolah, guru, dan tenaga
pendidik lainnya. Selain itu, pihak-pihak tersebut seharusnya berlatih
mengomunikasikannya dengan baik agar jika terdapat pihak yang belum paham dengan
konsep akademik dapat belajar pula dari pihak yang lebih ahli dalam konsep supervise
akademik, terutama yang ahli dalam mengomunikasikannya. Oleh karena itu, dari
berbagai pihak dapat saling membantu dalam memahami konsep-konsep supervise
akademik. Supervise akademik harus terencana dengan baik , membangun, dan
demokratis.
DAFTAR PUSTAKA
Lathifa, Nadiyyah Nila., Kharisma, Firlita Nurul. 2016. Makalah Evaluasi dan Supervisi
Pendidikan IPA Supervisi Akademik. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Diunduh dari : https://www.scribd.com/document/359399929/makalah-supervisi-
akademik .
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasan, I. 2002. Pokok — Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Maryono. 2013. Dasar-dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Konstektual. Jakarta: Rincka Cipta.
Purwanto, Ngalim. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Grafindo Persada.
Syaiful, Sagala. 2012. Supervisi Pembelajaran: dalam Profesi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional Layanan dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai