BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun
2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya,
pengawas sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup
tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Tugas pokok
pengawas sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan
manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi; “penyusunan program
pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan
pelatihan profesional guru/kepala sekolah, evaluasi hasil pelaksanaan
program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah
khusus”.
1
B. Visi Dan Misi
Visi
" Te r wu jud n ya p e ng a wa san p e nd id ika n yan g pr o fe sio n a l
ya n g m am p u me nd or o ng p en in g ka ta n kin e rja d an
p r of e sio na lism e praktisi pendidikandi satuan pendidikan, untuk
mengawal terselenggaranya pendidikan yang bermutu".
Misi
a. Mengutamakan mutu pelaksanaan pengawasan yang berorientasi
mutu kinerja, profesionalisme, dan mandiri.
b. Membangkitkan etos kerja dan kemampuan manajerial Kepala sekolah,
dan pegawai pada satuan pendidikan.
c. Membangun kerjasama secara kolaboratif, untuk mewujudkan
kinerja dan output yang berorientasi mutu, di satuan
pendidikan.
2
BAB II
PENDEKATAN DAN TEKHNIK SUPERVISI
A. PENDEKATAN.
3. Pendekatan kolaboratif.
Yang dimaksud pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang
memadukan cara pendekatan direktif dan non direktif menjadi cara
pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik pengawas maupun kepala
sekolah bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan
3
kriteria dalam melaksanakan sueprvisi akademik dan proses percakapan
terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada
psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah hasil
paduan antara kegiatan individu dengan lingkungan pada gilirannya nanti
berpengaruh dalam pembentukan aktivis individu. Dengan demikian
pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah. Dari atas ke
bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku supervisor adalah; (a) menyajikan,
(b) menjelaskan,(c) mendengarkan, (d) memecahkan masalah, (e)
negosiasi
4
pembelajaran, pengembangan kurikulum, pengambangan petunjuk
pembelajaran, darmawisata, lokakarya, kunjungan antarkelas, bacaan
profesional, dan survei masyarakat-sekolah. Sedangkan menurut Gwyn,
teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu.
teknik supervisi individual, dan teknik supervisi kelompok.
5
2). Observasi Kelas.
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan
memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak.
Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh
supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobyektif mungkin
mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha memperbaiki proses
belajar mengajar. Secara umum, aspek-aspek yang diamati selama
proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah:
a) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses
pembelajaran
b) cara penggunaan media pengajaran
c) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar
d) keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.
6
teknik mana yang sekiranya mampu membina keterampilan
pembelajaran seorang guru.
7
kepala sekolah melaksanakan supervise akademik dalam bentuk surat
keputusan kepala sekolah. untuk guru mata pelajaran ditulis dalam
bentuk rencana supervisi akademik (RSA), sedangkan untuk guru
bimbingan dan konseling ditulis dalam bentuk rencana supervisi
bimbingan dan konseling (RSBK). RSA dan RSBK pada dasarnya
memuat komponen-komponen yang minimal terdiri dari; (1) aspek/
masalah, (2) tujuan, (3) indicator, (4) waktu, dan (5) strategi/metode
/teknik.
8
a. Membentuk Tim Supervisi
Dalam pelaksanaan kompetensi supervise, kepala sekolah dapat
menunjuk beberapa orang (3-5) guru senior/wakasek yang dianggap
cakap dan mampu sebagai pembantu kepala sekolah dalam
melaksanakan supervise pembelajaran guru di kelas atau di ruang
praktek/lab (supervise akademik). Tim supervisor tersebut sedapat
mungkin di pilih berdasarkan latar belakang kompetensi dan rumpun
mata pelajaran. Tim ini dibentuk oleh kepala sekolah yang dituangkan
dalam bentuk surat keputusan kepala sekolah. Selanjutnya tim yang
telah dibentuk oleh Kepala Sekolah, terlebih dahulu dibimbing tentang
tekhnik pelaksanaan supwervisi akademik, oleh pengawas bina.
9
d. Temu Awal Pra Supervisi
Untuk menjamin kelancaran dan efektifitas pelaksanaan supervisi
akademik, sebaiknya supervisor melakukan temu awal terlebih dahulu
dengan guru sasaran, minimal satu hari sebelum melakukan
pengamatan terhadap proses pembelajaran yang akan dilaksanakan
oleh guru (supervisi akademik), yaitu supervisi pembelajaran di kelas,
laboratorium/bengkel, atau di lapangan.
Temu awal ini bertujuan; (1) untuk mengetahui persiapan dan kesiapan
guru menerima kunjungan kelas supervisor sebagai bahagian dari
supervisi akademik, baik persiapan administrasi seperti RPP,
alat/bahan, dan media, serta model pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk kesiapan mental spiritual dan social enginering guru, (2) untuk
memberi kesempatan kepada guru agar mempersiapkan peralatan
sarana dan prasarana pembelajaran yang di perluhkan, (3) juga untuk
memberi saran atau masukan jika di perluhkan, agar guru mampu
mengelola potensi dan mengembangkan proses pembelajaran yang
bermutu. Temu awal ini juga berfungsi sebagai salah satu bentuk
pembinaan dan pembimbingan kepala sekolah kepada guru untuk
meningkatkan mutu proses pembelajaran dan profesionalisme guru,
dalam rangkan meningkatkan mutu pendidikan sebagai bagian dari
sistem penjaminan mutu pendidikan internal satuan pendidikan (SPMI)
yang menjadi tanggungjawab dan kewenangan bagi kepala sekolah.
10
di laboratorium/bengkel, atau pembelajaran di luar kelas, (2) apakah
model pembelajaran guru mampu menarik dan merangsang minat
belajar siswa, (3) adakah siswa yang tidak aktif atau tidak bisa serius
mengikuti pembelajaran, apa masalah dan kendalanya, (4) adakah
kreativitas dan inovasi guru dalam upaya mengembangkan dan
mengelola pembelajaran sainstific, (5) mengapa model pembelajaran
tersebut mampu membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa atau
sebaliknya, apakah karena penerapan teknik/strategi, metode, media
atau model pembelajaran ?. Hal inilah yang menjadi objek pengamatan
seorang supervisor dalam melakukan supervisi pembelajaran yng
dilaksanakan oleh guru, dan bukan focus kepada cara mengajar guru itu
tersebut. Baik pembelajaran di kelas, praktek di lab/bengkel, atau
pembelajarn di luar kelas. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diats
menjadi catatan penting bagi seorang supervisor untuk menjadi
materi/bahan refleksi penguatan atau supervisi kliniks sesudah
pelaksaan pembelajaran tersebut.
11
Selanjutnya supervisor mengorganisasi data pengamatan ke dalam
bidang/mata pelajaran yang jelas untuk umpan balaik pada guru.
Supervisor kemudian membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif
pada data yang ada untuk menafsirkan hasil pengamatannya. Jika ini
merupakan proses daur ulang, maka ia menentukan apakah dibutuhkan
perubahan yang menyeluruh. Jika demikian, apakah mereka memiliki
pengaruh yang diinginkan terhadap bidang yang menjadi minatnya.
Berdasarkan analisisnya, maka supervisor kemudian
mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus
dipelihara dan perilaku negatif yang harus dirubah, agar dapat
menyelesaikan/menanggulangi masalah. Data yang telah dianalisis
ditunjukkan pada guru. Umpan balik diberikan sedemikian sehingga
guru dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi
dan mempraktekkan panduan yang diberikan. Penerimaan dan
internalisasi merupakan capaian terbaik. Hal ini terjadi apabila
hubungan antara guru dengan supervisor dapat digolongkan ke dalam
sifat kooperatif dan kolegalitas yang tidak mengancam. Hubungan yang
bersahabat merupakan hubungan yang banyak manfaatnya, karena
keduanya akan banyak memperoleh manfaaat dengan bekerja
bersama. Hubungan mereka harus menunjukkan :
1) Kepercayaan timbal balik terhadap kemampuannya masing-masing.
2) Kepercayaan/ketergantungan satu sama lain sebagai bentuk pertolo
ngan/bantuan konstruktif.
3) Pendirian untuk saling bekerja sama menuju tujuan bersama.
12
b. Rumuskan tujuan dari kunjungan anda.
c. Tentukan metode supervisi anda, secara luwes/fleksible.
d. Catat waktu pada jadwal (schedule) anda sebagai tindak lanjut dari
diskusi bersama guru dengan cara yang amat bersahat.
Selanjutnya :
1. Tuliskan butir-butir catatan pembimbingan yang konstruktif.
Yakinkan bahwa Anda memiliki beberapa catatan tentang kinerja
guru yang dapat Anda berikan pujian.
2. Identifikasi keistimewaan utama dari pelajaran yang akan Anda
diskusikan dengan guru. Tekankan saran positif dan ide dari pada
saran-saran negatif seperti komentar “apa yang …, dan kenapa itu,
Anda kerjakan”
3. Libatkan guru dalam perencanaan pelajaran/metoda untuk
meningkatkan situasi pembelajaran.
13
a. Refleksi Penguatan
Apabila proses pembelajaran tersebut dianggap berhasil atau
bermutu, maka tindak lanjut yang harus dilakukan oleh supervisor
adalah melakukan “refleksi penguatan (Supervisi Penguatan)”, untuk
melakukan penguatan pembelajaran guru, kemudian jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan diatas (catatan penting) diungkapkan dan
dijadikan materi pemberian penghargaan dalam bentuk pujian atau
reword atas keberhasilan guru tersebut membelajarkan siswanya.
Hal ini sangat penting untuk membangkitkan semangat guru dengan
harapan agar guru tersebut dapat tetap mempertahankan semangat,
integritas dan dedikasinya.
REFLEKSI
Refleksikan dari pengalaman baru Anda tentang supervisi
akademik/instruksional
Bagaimana Anda akan mengklasfikasikan gaya pemantauan
administrator (administrator’s supervisory style)?
Perilaku apa yang mengarahkan Anda pada kesimpulan
tersebut?
Gaya supervisi/pengamatan apa, jika ada, yang paling sesuai?
Kenapa?.
14
b. Supervisi Kliniks
Dan jika hasil pembelajaran guru itu dianggap gagal atau tidak behasil
meningkatkan mutu pembelajarannya, maka tindak lanjut yang harus
dilakukan oleh seorang supervisor adalah melakukan “supervisi
kliniks”, yaitu pembimbingan kepala sekolah untuk perbaiakan
pembelajaran guru, dan catatan penting (jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan) tersebut dijadikan materi refleksi dalam upaya perbaikan
pembelajaran guna meningkatkan mutu proses pembelajara siswa yang
telah dilaksanakan oleh guru tersebut .
15
3. Prinsip Dan Teknik Supervisi Manajerial
16
satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka
hadapi.
17
2). Evaluasi
Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana
kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau
sejauhmana keber- hasilan yang telah dicapai dalam kurun
waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah untuk (a)
mengetahui tingkat keterlaksanaan program, (b) mengetahui
keberhasilan program, (c) mendapatkan bahan/masukan dalam
perencanaan tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian
(judgement) terhadap sekolah.
c. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu
pihak sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan
konsep MBS. Dalam merumuskan Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS) sebuah sekolah harus memiliki rumusan visi, misi
dan tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari kondisi sekolah,
peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder.
Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada kepala
sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan
banyak pihak. Langkah-langkahnya menurut Gorton (1976: 26-27)
adalah seba gai berikut:
18
1). Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap
memahami persoalan dan hendak dimintai pendapatnya
mengenai pengembangan sekolah;
2). Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara
tertulis tanpa disertai nama/identitas;
3). Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar
urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama.
4). Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai
pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya.
5). Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan
menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh
peserta yang dimintai pendapatnya.
d. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat
ditempuh pengawas dalam melakukan supervisi manajerial. Metode
ini tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa
kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan/atau perwakilan komite
sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan
tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama dengan
Kelompok Kerja Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Pengawas
Sekolah atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh, pengawas
dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop tentang
pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran serta masyarakat,
sistem penilaian dan sebagainya. Agar pelaksanaan workshop
berjalan efektif, perlu dilakukan langkah- langkah sebagai berikut.
a. Menentukan materi atau substansi yang akan dibahas dalam
workshop. Materi workshop biasanya terkait dengan sesuatu
yang bersifat praktis, walaupun tidak terlepas dari kajian teori
yang diperlukan sebagai acuannya.
b. Menentukan peserta. Peserta workshop hendaknya mereka yang
terkait dengan materi yang dibahas.
c. Menentukan penyaji yang membawakan kertas kerja. Kriteria
penyaji workshop antara lain:
1) Seorang praktisi yang benar-benar melakukan hal yang
dibahas.
2) Memiliki pemahaman dan landasan teori yang memadai.
3) Memiliki kemampuan menulis kertas kerja, disertai contoh-
contoh praktisnya.
4) Memiliki kemampuan presentasi yang baik.
5) Memiliki kemampuan untuk memfasilitasi/membimbing peserta.
d. Mengalokasikan waktu yang cukup.
e. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang memadai.
19
C. ANALISIS HASIL SUPERVISI
CONTOH:
ANALISIS HASIL SUPERVISI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS
HASIL PENILAIAN
Petunjuk :
1. Hitunglah dan jumlahkan nilai setiap indikator/aspek yang diamati, berdasarkan jumlah guru
yang telah disupervisi
2. Buatlah prosentase pencapaian setiap indikator dalam bentuk diagram
3. Rumus : Jumlah nilai setiap indikator dari semua guru yang telah disupervisi, dibagi skor
maksimal kali jumlah guru dikali seratus persen (perhatikan rumus dibawah)
20
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH SKOR
545555455555555
4 Memiliki RPP
555555555551555 = 144 = 96
555455551555545
5 Memiliki format penilaian dan daftar hadir siswa
555545443551255 = 132 = 88
455555455255535
6 Memiliki KKM yang telah ditetapkan
555555455551542 = 134 = 89,3
II PRA PEMBELAJARAN
454455445444454
7 Memeriksa kesiapan siswa
544545555535554 = 134 = 89,3
554455555455445
8 Melakukan kegiatan apersepsi
544544455555553 = 138 = 92
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
545555555555555
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
13 555545555555555 = 148 = 98,7
(tujuan) yang akan dicapai
14 444444445444555
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
555555555545554 = 137 = 91,3
554455554455444
15 Menunjukkan penguasaan kelas 544544453554455 = 134 = 89,3
444444443444455
16 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
555445543344334 = 122 = 81,3
Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai 445545453444555
17
pendekatan/metode pembelajaran yang sesuai 554444543444334 = 126 = 84
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 434454445344555
18
yang direncanakan 555555555545553 = 135 = 90
PEMAMFAATAN SUMBER BELAJAR/ MEDIA
C.
PEMBELAJARAN
423444442344445
19 Menggunakan media secara efektif dan efisien
445444421431233 = 103 = 68,7
423444442344444
20 Menghasilkan pesan yang menarik
444443421431233 = 98 = 65,3
423444442344445
21 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
444443421431233 = 101 = 67,3
PEMBELAJARAN YANG MEMICU DAN MEMELIHARA
D.
KETERTIBAN SISWA
21
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI JUMLAH SKOR
544444355445554
22 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
554554454544444 = 131 = 87,3
544555455555544
23 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa
444544454554555 = 137 = 91,3
444445444444444
24 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
444444444553444 = 122 = 81,3
E. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
555454445454445
25 Memantau kemajuan belajar siswa selama proses
555545455553554 = 137 = 91,3
Melakukan penilaian proses dan penilaian akhir sesuai 455454344454445
26
dengan kompetensi ( tujuan ) 444545453554444 = 128 = 85,3
F. PENGGUNAAN BAHASA
Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik, dan 554555455455544
27
benar 555555555555555 = 145 = 96,7
454444445444554
28 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
455545554554555 = 135 = 90
IV PENUTUP
Melakukan refleksi dan membuat rangkuman dengan 555445554555444
29
melibatkan siswa 444544454554445 = 134 = 89,3
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
555355455544444
30 atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedial /
444544454555555 = 135 = 90
pengayaan
RATA - RATA 3918:30=130,6:150 = 87,07
Kreaativitas dan inovasi guru dalam membuat, mengembangkan, dan memanfaatkan media
pembelajar sangat kurang, guna meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Akibatnya siswa tidak focus dan tidak bisa berperan aktif dalam pembelajaran.
22
23
24
25
26
BAB III
PENUTUP
27
Selanjutnya jangan lupa niat yang tulus dan ikhla karena amanah, adalah kunci
utama kesuksesan dalam tupoksi. Karena hal itu menjadi pemantik dan
motivasi lahirnya semangat dedikasi yang kuat dan membahagiakan.
Kemudian menentapkan visi dan misi pelaksanaan supervise masing-masing
pengawas, sebagai acuan atau rell kereta yang ingin dilalui guna pencapaian
tujuan supervise itu sendiri.
28