Anda di halaman 1dari 7

Nama: Manurung Lola Aryani

NIMKO: 2020.86208.3501

1. Secara garis besar kegiatan dalam proses supervisi dapat dibagi menjadi 4 diantaranya
sebagai berikut:1

A. Perencanaan Supervisi Pendidikan

Perencanaan supervisi perlu disusun oleh supervisor agar pelaksanaan supervisi dapat
terarah.

B. Pelaksanaan Supervisi Pendidikan

Didalam pelaksanaan supervisi pendidikan terdapat 5 pelaksanaansupervis supervisi


pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1). Pengumpulan data

Pada tahap ini diawali dengan pengumpulan data untuk menemukan berbagai
kekurangan dan kelemahan guru. Data yang dikumpulkan adalah mengenai keseluruhan
situasi belajar mengajar.

2). Penilaian data

Pada tahap ini, penilaian data yang sudah dikumpulkan diolah, kemudian dinilai.
Penilaian ini dilakukan terhadap keberhasilan murid, keberhasilan guru, serta faktor-
faktor penunjang dan penghambat dalam proses belajar mengajar.

3). Deteksi kelemahan

Pada tahap ini supervisor mendeteksi kelemahan atau kekurangan guru dalam mengajar.
Dalam rangka mendeteksi kelemahan, supervisor memperhatikan beberapa hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas guru yaitu: penampilan guru di depan kelas,
penguasan materi, penggunaan metode, hubungan antar personil dan administrasi kelas.

4). Memperbaiki kelemahan

1
Nazmi Septiani, Proses dan Teknik Supervisi Pendidikan, Padang, 2019, Hal. 3-10
Nama: Manurung Lola Aryani

NIMKO: 2020.86208.3501

Jika melalui deteksi ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka pada tahap ini dilakukan
perbaikan atau peningkatan kemampuan.

5). Bimbingan dan pengembangan supervisor

Perlu memberikan bimbingan kepada guru agar apa yang diperolehnya dapat diterapkan
atau diaplikasikan dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya

C. Evaluasi

Ada akhir proses supervisi dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
tujuan yang sudah dicapai, hal-hal yang sudah dilakukan dan hal yang belum dilaksanakan.
Evaluasi supervisi dilakukan untuk semua aspek, meliputi evaluasi hasil, proses dan
pelaksanaan. Teknik evaluasi yang dilakukan yaitu seperti wawancara, angket, observasi
penampilan dan tingkah laku guru, kunjungan kelas, dan memperhatikan reaksi dan pendapat
pihak ketiga seperti sesama guru, pegawai, dan orang tua.

D. Tindak Lanjut

Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan pengawasan proses pembelajaran.
Tindak lanjut merupakan jastifikasi, rekomendasi, dan eksekusi yang disampaikan oleh
pengawas atau kepala satuan pendidikan tentang pendidik yang menjadi sasaran
kepengawasannya.

2. a. Menurut Gwyn ada 10 tugas utama supervisor yaitu:

1). Membantu guru mengerti dan memahami peserta didik.

2). Membantu mengembangkan dan memperbaiki baik secara individual maupun


secara bersama-sama.

Nama: Manurung Lola Aryani


NIMKO: 2020.86208.3501

3).  Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses
belajar mengajar.

4).  Membantu guru dalam meningkatkan cara mengajar yang efektif.

5).  Membantu guru secara individual.

6). Membantu guru agar dapat menilai para peserta didik lebih baik.

7). Menstimulir guru agar dapat menilai diri dan pekerjaannya.

8). Membantu guru agar merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan rasa aman.

9). Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah.

10). Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas-luasnya


kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.2

Sedangkan menurut Made Pidarta tugas dari seorang supervisor pendidikan adalah:3

1). Mengembangkan kurikulum

2). Mengorganisasi pengajaran

3). Menyiapkan staf pengajar

4). Menyiapkan fasilitas belajar

5). Menyiapkan bahan-bahan pelajaran

6). Menyelenggarakan penataran-penataran guru

7). Memberikan konsultasi dan membina anggota staf pengajar

8). Mengkoordinasi layanan terhadap para siswa

Nama: Manurung Lola Aryani


2
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 159 - 160
3
Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992) h. 57
NIMKO: 2020.86208.3501

9). Mengembangkan hubungan dengan masyarakat

10). Menilai pengajaran

b. Teknik supervisi Pendidikan merupakan alat yang digunakan oleh supervisor untuk


mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan
teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor
dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok
maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak
langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi.4

3. Seorang guru harus memiliki sifat profesional, dengan ciri-ciri utama memiliki
komitmen untuk bekerja keras, memiliki rasa percaya diri yang baik, bisa dipercaya dan
menghargai orang lain. Salah satu hal yang amat penting dari sifat profesional adalah
memiliki komitmen untuk bekerja keras untuk kemajuan sekolah. Sifat profesional dalam
kepribadian seorang guru akan terlihat dari sikap komitmennya terhadap pekerjaan dan
institusi pendidikan tempat dia mengajar.

Kemudian, sifat profesional dalam kepribadian seorang guru juga dapat dilihat dari
rasa percaya diri, yang ditandai antara lain, memiliki motivasi yang kuat untuk
berprestasi, memiliki emosi yang stabil, bisa bekerjasama dengan orang lain, dan selalu
mampu memberi jalan keluar untuk setiap persoalan yang dihadapi dalam kelompoknya.

Di samping itu, sifat profesional dalam kepribadian guru juga akan terlihat dari
pribadinya yang luhur yang dapat dipercaya oleh orang lain, sifat dapat dipercaya

Nama: Manurung Lola Aryani

4
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran Profesi Pendidikan, (Bandung : Alphabeta, 2010), Hlm. 102
NIMKO: 2020.86208.3501

bisa dilihat dari  integritasnya terhadap berbagai nilai dalam pelaksanaan pekerjaan, yakni
nilai-nilai kejujuran, keadilan, konsistensi dan selalu memenuhi janji.

Terakhir, sifat profesional dalam kepribadian guru juga bisa dilihat dari sikapnya
yang dapat menghargai orang lain.

4. a. Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan kepastian tentang pelaksanaan


progam atau kegiatan yang sedang atau telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.

b. Supervisi dapat diartikan sebagai bimbingan profesional bagi guru-guru. Bimbingan


profesional yang dimaksudkan adalah segala usaha yang memberikan kesempatan bagi
guru-guru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih maju lagi dalam
melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses  belajar
murid-murid.5

5. Menurut Pict A. Sahertian, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam
supervise, yaitu pendekatan direktif, pendekatan nondirektif dan pendekatan kolaboratif.6

a. Pendekatan direktif(langsung)

Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat


langsung. Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku
supervisor lebih dominan. Supervisor dapat menggunakan penguatan atau hukuman.
Pendekatan seperi ini dapat dilakukan dengan perilaku supervisor seperti :
menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh, menerapkan tolak ukur.

Nama: Manurung Lola Aryani

5
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung: Alfabeta), h.84
6
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan; Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya
Manusia, (Jakarta: PT> Rineka Cipta, 2000), h. 44-45
NIMKO: 2020.86208.3501

b. Pendekatan non-direktif (tidak langsung)

Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukan permasalahan, tapi ia


terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru. Ia
memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan
permasalahan yang mereka alami. Guru mengemukakan masalahnya, supervisor
mencoba mendengarkan dan memahami apa yang di alami. Perilaku supervisor dalam
pendekatan non-direktif seperti : mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan,
menyajikan dan memecahkan masalah.

c. Pendekatan Kolaboratif

Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan


direktif dan non-direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini,
baik supervisor maupun guru bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur
proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Perilaku supervisor dalam
pendekatan ini adalah seperti : menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan
masalah dan negoisasi.

Nama: Manurung Lola Aryani


NIMKO: 2020.86208.3501

DAFTAR PUSTAKA

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan; Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Juni Priansa, Doni. 2014. Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung:
Alfabeta.

Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi pembelajaran dalam peofesi pendidikan, Bandung :


Alphabeta.

Septiani, Nazmi, 2019. Proses dan Teknik Supervisi pendidikan, Universitas Negeri Padang.

Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai