Program yang baik tidak luput dari kendala atau rintangan dalam aplikasinya. Dalam
pelaksanaan supervisi atau dalam kepengawasan, ternyata banyak kendala-kendala yang
dijumpai. Berukut ini ada beberapa kendala antara lain:
3. Lemahnya Kreativitas.
Masih banyak pengawas yang melakukan pekerjaannya secara tidak serius, asal-
asalan, dan hanya mementingkan formalitas, ia hanya datang, melihat-melihat, mengisi buku
tamu, bertanya sebentar, memnta tanda tangan, kemudian pulang. Banyak juga kepala
sekolah yang hanya mempertahankan jabatan, tanpa melakukan pemberdayaan dan
pengembangan pribadi dan lembaga secara terprogram. Kesibukan dijadikan alasan utama,
padahal jabatan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan secara serius dan penuh
pengabdian.
5. Kurangnya Fasilitas.
Fasilitas sekolah merupakan sarana vital bagi realisasi tujuan yang direncanakan.
Dengan adanya fasilitas sangat membantu guru dalam mempecepat pemahaman dan
melahirkan skill berharga bagi anak-anak didik. Dengan sarana dan prasara bisa dilakukan
sewaqktu-waktu secara kreatif dan penuh tanggung jawab. Guru bisa berperan sebagai
dinamisator, fasilitator, dan motivator dalam melatih anak didik untuk mengeluarkan
kemampuan terbaik secara terus menerus.
B. Pembahasan
Pengawasan ialah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan pada umumnya diartikan dengan proses
pengamatan dan pencermatan kritis dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana
yang ditetapkan. Kemudian secara detail jika dilihat dari fungsi administrasi dan manajemen,
pengawasan dikategorikan pengawasan administrasi dan pengawasan manajerial.
Pengawasan administrasi adalah pengawasan terhadap seluruh kegiatan pada unit organisasi
(sekolah) di semua aspek tugas dan pekerjaan. Sedangkan pengawasan manajerial bersifat
lebih sempit dan lebih khusus tergantung pada manajer atau pimpinan aspek mana
pengawasan itu dilakukan. Apabila pengawas hendak melakukan supervisi, kepala sekolah
meminta untuk melaksanakan supervisi klinis terhadap guru bidang studi tertentu yang
dianggap kurang efektif dalam menggelar tugas kependidikan dan pengajaran.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118/1996
menyatakan bahwa pengawas adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab
dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan
dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi
pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah.
a. Pengertian Supervisi
Supervisi adalah istilah yang relativ sering terdengar dari pendidikan di Indonesia ,
karena itu perlu uraian secara lengkap tentang pengertiannya, yang akan dilihat dari tiga
sudut pandang, yaitu dari sudut etimologis, morfologis, dan semantik.
b. Tujuan Supervisi
Menurut Arikunto ( 2004 : 40 ) Tujuan Supervisi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru
(dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya,
terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.
c. Fungsi Supervisi
Fungsi supervisi dapat dirumuskan berbeda-beda tergantung pada sudut pandang
seseorang terhadap supervisi. Tetapi semua fungsi-fungsi itu mengarah kepada usaha
peningkatan situasi belajar mengajar (Afifuddin, 2005 : 228 )
Menurut Ma’mur ( 2012 : 31 ) supervisi pendidikan mempunyai tiga fungsi umum, yaitu :
1. Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan
2. Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang terkait
dengan pendidikan
3. Sebagai kegiatan dalam hal memimpin dan membimbing
d. Jenis-Jenis Supervisi
Berdasarkan banyaknya jenis pekerjaan yang di lakukan oleh guru-guru maupun para
karyawan pendidikan, penuklis berpendapat bahwa supervisi di dalam dunia pendidikan
dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu supervisi umum dan supervisi pengajaran. Di
samping kedua jenis supervisi tersebut kita mengenal pula istilah supervisi klinis,
pengawasan melekat, dan pengawasan fungsional ( Purwanto, 2010 : 89 )
2. Sebaiknya pengawas menjadikan kepala sekolah dan guru sebagai mitra kerja, supaya guru
tidak menilai supervisor sebagai inspeksi. Solusi lain, pengawas jangan pernah berhenti
memberikan bimbingan, nasehat dan dipecahkan bersama melalui musyawarah kerja kepala
sekolah (MKKS).
b. Membantu guru melihat lebih jelas persoalan dan kebutuhan peserta didik pemula dan
membantu mereka sedapat mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan itu;
e. Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam suatu tim efektif,
bekerjasama secara intelligent, dan saling menghargai untuk mencapai tujuan yang sama;
1) Membangkitkan dan memelihara kegairahan kerja guru untuk mencapai prestasi kerja yang
semakin baik;