Disusun
guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Supervisi Pendidikan
Pengampu : Dr. H. Fatah Syukur, M.Pd.
Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
PERMASALAHAN PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DAN
ALTERNATIF PEMECAHANNYA
I. PENDAHULUAN
Sejarah telah mencatat bahwa bangsa Indonesia telah merdeka lebih dari enam puluh tahun.
Cita-cita kemerdekaan yang digagas oleh para pendiri bangsa (founding fathers) menjadi
tanggung jawab kita untuk melanjutkan tonggak-tonggak perjuangan pergerakan nasional
tersebut (Musthofa, 2010:10), termasuk dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu alasan Negara didirikan, dan hal tersebut
telah tertera dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Tetapi pada kenyataannya, jika kita menilik pendidikan yang telah berjalan di Indonesia,
sungguh masih banyak sekali kekurangan sehingga kita harus melakukan perombakan berbagai
system pendidikan, mulai dari cara pandang yang dipakai (paradigma), dari model atau metode
pembelajaran, penekanan tujuan pendidikan, dan masih banyak hal lainnya. Lebih- lebih,
pendidikan di Indonesia selama ini masih dibayang-bayangi oleh kepentingan untuk
mempertahankan status quo sebagaimana yang terjadi pada masa orde baru. Itulah mengapa
pendidikan kita belum bisa menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, tetapi malah
menciptakan manusia- manusia yang selalu tunduk dan tidak kritis terhadap system kekuasaan
yang menindas.
Dari hal tersebut, proses berjalannya suatu pendidikan pun tidak akan lepas dari dukungan
supervisi atau pengawasan yang akan mengontrol jalannya proses pendidikan terebut.
Supervisi kepala sekolah sangat berpengaruh menghasilkan pelayanan pendidikan dan
pembelajaran pendidik dan tenaga kependidikan yang bermutu. Pelaksanaan supervisi oleh
kepala sekolah diharapkan akan mampu mempengaruhi kinerja guru serta mampu
mengembangkan potensi yang ada pada staf atau guru di sekolah dalam melaksanakan KTSP
secara efektif. Dalam menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar
dalam tujuan, isi, metode, dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru
mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka. Dari pendapat tersebut
mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum
sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru,
sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan sedikit menyampaikan permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan supervisi di sekolah berikut cara mengatasinya.
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Dilihat dari sudut pandang etimologi supervisi berasal dari kata super dan vision yang
masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis, supervisi adalah
penglihatan dari atas. Pengertian itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi
dimana yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat. Hal ini dapat diartikan
bahwa kegiatan supervisi dilakukan oleh atasan kepada bawahan. Pelaksanaan supervisi atau
pengawasan di setiap organisasi memiliki peran yang cukup penting. Manullang (2005: 173)
mendefinisikan pengawasan sebagai Suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi dilakukan di setiap lini organisasi, termasuk
organisasi di dalam ranah pendidikan, salah satunya adalah sekolah.
Kepala sekolah merupakan atasan di dalam lingkungan sekolah. Dimana seorang kepala
sekolah memiliki peran strategis dalam memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir
guru-guru kearah usaha mempertahankan suasana belajar mengajar yang lebih baik. E. Mulyasa
(2004: 111), Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan
sebagai supervisor. Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas tidak selamanya memberikan
hasil yang sesuai dengan yang diinginkan, ada saja kekurangan dan kelemahan yang dijumpai
dalam proses pembelajaran, maka untuk memperbaiki kondisi demikian peran supervisi
pendidikan menjadi sangat penting untuk dilaksanakan. Pelaksanaan supervisi bukan untuk
mencari kesalahan guru tetapi pelaksanaan supervisi pada dasarnya adalah proses pemberian
layanan bantuan kepada guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan guru
dan meningkatkan kualitas hasil belajar.
Menurut E. Mulyasa (2004), untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, salah
satunya yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses
pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang
digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Pada hakeketnya, tujuan akhir dari
kegiatan supervisi pendidikan adalah untuk memperbaiki guru dalam hal proses belajar mengajar
agar tercapai kualitas proses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, sebelum mendalami kajian akan supervisi pendidikan, perlu diketahui terlebih
dahulu mengenai definisi/ pengertian tentang supervisi pendidikan. Berikut pendapat para ahli
mengenai pengertian supervisi pendidikan.
Sergiovanni dalam Made Pidarta (1999: 2) mengemukakan pernyataan bahwa:
1. supervisi lebih bersifat proses daripada peranan
2. supervisi adalah suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggungjawab
terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang bergantung secara langsung kepada para
personalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu.
Kepala sekolah sebagai supervisor dapat melakukan supervisi secara efektif antara lain
melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.
(E. Mulyasa, 2004: 113). Dari beragam pendapat mengenai teknik supervisi pada dasarnya
mempunyai kesamaan dan semuanya itu erat sekali hubungan dalam rangka upaya pemberian
bantuan terhadap guru agar dapat meningkatkan profesionalismenya sehingga akan mampu
mencapai tujuan pendidikan.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis bisa menarik kesimpulan. Beberapa permasalahan
dalam pelaksanan supervise di sekolah diantaranya:
1. Kompleksitas tugas manajerial seorang kepala sekolah ;
2. Kurangnya persiapan dari guru yang disupervisi ;
3. Unsur subjektifitas dirasa masih tinggi ;
4. Sering dilakukan pergantian kepala sekolah;
5. Sarana dan prasarana yang terbatas;
6. Kurangnya disiplin guru;
7. Masih kurangnya pengetahuan guru tentang pengelolaan proses belajar mengajar yang efektif.
Sedangkan alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain:
1. Dilakukan pendelegasian wewenang oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior;
2. Pemberian motivasi kepada para guru akan pentingnya supervisi pendidikan;
3. Dilakukan pembinaan oleh kepala sekolah kepada guru-guru senior yang ditunjuk sebagai
supervisor dan membentuk tim penilai supervise;
4. Dilakukan koordinasi secara intens kepada seluruh elemen sekolah;
5. Mengupayakan sarana dan prasarana yang memadai;
6. Menerapkan disiplin terhadap tata tertib guru;
7. Mengadakan evaluasi ketenagaan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2007.
Naskah Materi Diklat Pembinaan Kompetensi untuk Calon Kepala Sekolah/ Kepala Sekolah.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Enco Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan
KBK, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Made Pidarta. 1999. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Manullang. 2005. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta : UGM University Press.
Oemar Hamalik. 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung: CV. Mandar
Maju.
Rembangy, Musthofa. 2010. Pendidikan Transformatif. Yogyakarta: Teras.
http://wildanelsyifa.blogspot.com/2014/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki
serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuangdalam peraturan
menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam
memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang
profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan pelayanan
supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar mendalam dalam
kehidupan masyuarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat
dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan
kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa,
sebab yang diamatinya bukanmasalah kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan kepekaan
mata batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungandengan usaha-
usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material
semata.Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh
pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala
sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat
melakukan pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.
I.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apakah pengertian supervisi pendidikan?
2. Apa sajakah tujuan dan sasaran supervisi pendidikan?
3. Bagaimanakah fungsi supervisi pendidikan?
4. Apakah prinsip dasar supervisi?
5. Apa sajakah tipe supervisi pendidikan?
6. Apa sajakah tehnik-tehnik yang digunakan dalam supervisi pendidikan?
7. Bagaimanakah peranan guru dalam pelaksanaan supervisi pendidikan?
8. Bagaimanakah implementasi guru sebagai supervisor?
II.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan pengertian supervisi pendidikan.
2. Untuk menjelaskan tujuan dan sasaran supervisi pendidikan.
3. Menjelaskan fungsi supervisi.
4. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip supervisi pendidikan.
5. Menjelaskan tipe-tipe supervisi pendidikan.
6. Untuk menjelaskan tehnik-tehnik supervisi pendidikan.
7. Guna menjelaskan peranan guru dalam pelaksanaan supervisi pendidikan.
8. Untuk menjelaskan implementasi guru sebagai supervisor.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Superviasi Pendidikan
Dilihat dari sudut etimologi supervisi berasal dari kata super dan vision yang
masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi supervisi pendidikan dapat diartikan
sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya dengan masalah supervisi dapat
diartikan dengan menilik, mengontrol, atau mengawasi.
Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor.
Dalam Dictionary of Education, Good Carter (1959) memberikan pengertian bahwa
supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-
petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan
pengajaran, metode, dan evaluasi pengajaran (Sahertian,2008: 17).
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai
berikut :Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation.
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan
ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal,
material, technique, method, teacher, student, an envirovment).
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah
perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan
belajar pada khususnya.Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran
pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi
sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar
akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.
Fungsi supervior (pengawas) oleh karenanya menjadi penting, sebagaimana tertuang dalam
Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang menyebutkan bahwa pengawas diberikan tanggung jawab
dan wewenag penuh untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan,
penilaian dan pembinaan teknis serta administratif pada satuan pendidikan.
b. Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk
membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta
2009 : 71).
c. Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang
memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan
dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal hal yang
tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah
dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu.
d. Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu
masalah untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi
kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri
para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran
antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk
saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama
sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213).
e. Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang
sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok.
f. Tukar menukar pengalaman Tukar menukar pengalaman Sharing of Experince suatu teknik
perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap
topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar
satu dengan yang lain.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dalam penulisan makalah ini adalah :
1. serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan profesional
yangdiberikan oleh supervisor ( Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembina lainnya) guna
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar.
2. Menurut Mulyasa (2002) merumuskan tujuan supervisi sebagai bantuan dan kemudahan yang
diberikan pada guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna
mewujudkan tujuan belajar.
3. Secara umum sasarannya adalah proses pembelajaran peserta didik dengan tujuan meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran. Secara khusus dapat diklasifikasikan: Sasaran administratif
(teknis administratif) misal perangkat pembelajaran, meliputi administrasi personal, material,
keuangan serta administrasi sarana dan prasarana pendidikan; Sasaran edukatif (teknis edukatif)
misal pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang meliputi kurikulum, PBM dan evaluasi; dan
Sasaran lembaga, yaitu ditujukan pada keseluruhan aktifitas sekolah.
4. Seorang supervisior dapat dilihat dari tugas yang dikerjakannya. Seorang pemimpin pendidikan
yang berfungsi sebagai supervisor tampak jelas perannya. Sesuai dengan pengertian hakiki
supervisi, maka supervisi berperan atau bertugas memberi support (supporting), membantu
(assisting) dan mengikutsertakan (sharing). Secara umum fungsi supervisi adalah
perbaikanpengajaran.
5. Pancasila yang merupakan prinsip asasi merupakan landasan utama pelaksanaan tugas sebagai
supervisi. Selain delapan hal diatas prinsip supervise dapat digolongkan menjadi 2 yaitu prinsip
positif dan prinsip negative. Prinsip positif adalah prisip yang patut diikuti oleh seorang supervisi,
sedangkan prinsip negatif merupakan prinsip yang sebaiknya dihindari.
6. Tipe-tipe Supervisi pendidikan : Tipe Otokrat, Tipe Laisses Faire, Tipe Coersive, Tipe Training
dan Guidance, dan Tipe Demokratis
7. Tehnik-tehnik supervisi secara umum yaitu tehnik supervisi yang bersifat kelompok dan tehnik
supervisi bersifat individual.
8. Implementasi guru sebagai supervisor yaitu guru sebagai contoh, guru sebagai proses sharing of
ideas, dan guru dalam merancang supervisi klinis.
III.2. Saran
Tujuan supervisi harus dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak. Supervisi harus
terencana dengan baik, membangun dan demokratis. Selain itu, Guru harus diberi informasi
tentang tujuan supervisi.