Secara etimologi, supervisi berasal dari kata super dan visi, yang artinya melihat
dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas, yang dilakukan pihak
atasan terhadap aktivitas, kreativitas dan kinerja bawahan. Secara istilah, dalam Carter
Good’s Dictionary Education, supervisi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam
memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainya untuk memperbaiki pengajaran.
Termasuk di dalamnya adalah menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan
perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan,
bahan pengajaran dan metode-metode mengajar, serta mengevaluasi pengajaran.
Menurut H. Mukhtar dan Iskandar, supervisi adalah mengamati, mengawasi dan
membimbing, dan memberikan stimulus kegiatan-kehiatan yang dilakukan oleh orang
lain dengan maksud mengadakan perbaikan. Konsep supervisi didasarkan pada
keyakinan bahwa perbaikan merupakan usaha yang kooperatif dari semuaorang yang
berpartisipasi dan supervisor sebagai pemimpin, yang bertindak sebagai stimulator,
pembimbing dan konsultan bagi para bawahannya dalam rangka perbaikan tersebut.
Supervisi pendidikan adalah suatu usaha untuk mengoordinasi dan membimbing
pertumbuhan guru-guru disekolah secara kontinu baik individu maupun kelompok.
Bantuan apa pun ditujukan demi terwujudnya perbaikan dan pembinaan aspek
pengajaran.
Menurut Moh.Badrus Sholeh, secara semantik, supervisi pendidikan adalah
pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan
pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya. Menurut
Kimball Wiles (1967), konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut,
“Supervision is assistence in the development of a better teaching learning situation.”
Dalam buku Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan mengutip keterangan
dari Dictionary of Education Good Carter menjelaskan tentang pengertian supervisi,
yaitu usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-
petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran.
Berbeda dengan penjelasan McNerney yang dikutip oleh buku Konsep Dasar &
Teknik Supervisi Pendidikan, yang melihat bahwa supervise itu sebagai suatu
prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses
pengajaran.
Sehingga dapat dirumuskan supervise tidak lain dari usaha member layanan
kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha
memperbaiki pengajaran. Kata kunci dari pemberi supervisi pada akhirnya ialah
memberikan pelayanan dan bantuan.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat di ambil beberapa catatan penting
dalam kegiatan supervisi.
Pertama, ada perhatian lebih dari atasan untuk membangkitkan kualitas dunia
pendidikan dengan meningkatkan kualitas aktor yang paling penting yang langsung
berinteraksi dengan anak didik, yaitu guru. Perhatian ini melahirkan usaha yang
dilakukan secara sistematis, kontinu dan konsisten. Kedua, adanya kerjasama aktif
antara supervisor dengan guru untuk mengembangkan dunia pendidikan, tidak
sepihak secara otoriter, sentralistik dan diskriminatif.
Supervisor menampilkan diri sebagai sosok yang mengarahkan, membimbing
dan memberdayakan, supaya guru bisa melesat dengan potensi dan gayanya sendiri.
Apalagi terhadap guru-guru senior yang sudah lama berkecimpung di dunia
pendidikan dengan segudang pengalaman lapangan, mereka tentu membutuhkan
kearifan, kesantunan dan keramahan dalam melakukan interaksi, tidak melakukan
intruksi sepihak.