Anda di halaman 1dari 8

‘’PROSES SUPERVISI PENDIDIKAN’’

Dosen Pengampuh : Qomaruddin. S.Pd. I, M. Pd. I


Disusun Oleh : Rini Ismiyah
NIM : 2019.59.01.3589

ABSTRAK

Administrasi Pendidikan adalah keseluruhan proses kerjasama dua orang atau lebih
dengan mendayagunakan semua tenaga dan sumber daya materiil yang tersedia dan tepat
guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Semua sumber daya yang digunakan akan diatur penggunaannya, sehingga ada tidak ada
pemborosan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama. Tujuan administrasi
secara umum adalah agar segala kegiatan menunjang tercapainya tujuan pendidikan atau
dengan kata lain administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan diupayakan untuk
mencapai tujuan pendidikan.

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah aktivitas interaksi antara para pendidik dan peserta didik dari
berbagai sumber pendidikan. Interaksi tersebut bisa berlangsung dalam suasana, latihan,
pengajaran, pendidikan dan bimbingan. Sangat dibutuhkan sosok guru yang professional
guna menggapai hasil pembelajaran yang maksimal.Sebab guru adalah tolak ukur
keberhasilan dalam dunia pendidikan. Untuk menciptakan output anak didik yang
bermutu sangat diperlukan pendidikan yang efisien.
Pendidikan yang mendukung serta dinamis juga tidak menolak kedudukan guru
sebagai perantara transfer ilmu kepada murid. Supervisi pendidikansangat penting dalam
mengamati serta mengawasi kinerja guru dalam membimbing peserta didik menjadi
pribadi yang bermutu. Kenyataannya beberapa pendidikmemilikikendala yang
menimbulkan kurang maksimalnya penerapan proses pembelajaran. Adanya kendala
dapat berdampak pada minimnya energi perubahan guru dalam mengajar serta lemahnya
motivasi guru dalam meningkatkan keahlian murid
Seseorang tidak akan lepas dari kekurang sempurnaan, begitupun guru maka dari itu
seorang guru juga membutuhkan arahan serta bimbingan dan juga dorongan dari orang
yang lebih berpengalaman. Guru yang kurang professional sangat tidak baik bagi dunia
pendidikankarena guru selaku pengajar sangat berperan penting dalam membentuk
peserta didik menjadi sukses di kemudian hari. Sekolah sangat berperan penting dalam
penerimaan guru, sebab baik dan buruknya guru akan menjadi tanggung jawab pihak
lembaga yang telah menyerahkan tanggung jawab kepada guru, ini dilakukan oleh pihak
lembaga untuk menambah kualitas serta keahlian si guru. Dikarenakan keberadaan guru
sangat penting dalam pengembangan bakat anak didik didunia pendidikan

A. DEFINISI SUPERVISI

Secara etimologi supervisi berasal dari kata ‘’super dan visi’’ yang memiliki makna
melihat dan meninjau dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan pada kegiatan,
kreativitas, serta kinerja bawahan. Supervisi lebih dikenal sebagai kegiatan pembinaan
yang direncanakan guna membantu para guru serta staf sekolah dalam melaksanakan
pekerjaan mereka secara efisien.
Bahruddin berpendapat bahwa supervisi ialah dorongan dalam meningkatkan
suasana prosespembelajaranmenjadi lebih baik, dengan caramengarahkan dan member
bimbingankepada guru serta petugas yang lain guna menambah mutu kerja guru dibidang
pengajaran dengan segala aspeknya. Pemberian arahan dan bimbingan bertujuan untuk
memberikan otoritas kepada guru dalam proses pencapaian agar proses penerapan kerja
dapat sesuai dengan tujuan yang telah didetetapkan.
Supervise dalam penerapannya dilaksakan lewat proses serta dikelola berdasarkan
urutan dan teknik- teknik supervisi itu sendiri. Supervisi ialah melaksanakan pembinaan
sumber daya manusia pada pelaksana pendidikan ataupun guru di sekolah). Kegiatan
tersebut dilakukan guna mendayagunakan sumber daya manusia supaya mempunyai
kepribadian yang melekat serta terkoordinasi guna mencapai skema yang diinginkan
sekolah. Kepala sekolah dengan otoritasnya sebagai supervisor sekolah melakukan
pengelolaan ini lewat keputusan yang sudah ditetapkan dengan memusatkan sumber daya
guna menggapai apa yang diinginkan.
B. DEFINISI PENDIDIKAN

Pendidikan adalah proses transformasi perilaku serta sikap seseorang ataupun


kelompok dalam upaya mengubah manusia menjadi lebih baik dari sebelumnya lewat
usahapembelajaran serta pelatihan, proses, metode, perbuatan mendidik. Dalam situasi ini
pendidikan berusahamengubah pola pikir seseorang dari bermacam tahapan sebagai
proses seseorang mendapatkan pemahaman dalam meningkatkan kemampuan ataupun
keahlian.
Dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat( 1), menyatakan
kalau Pendidikan merupakan usaha sadar dan terncana guna mewujudkan suasana
pembelajaran supaya peserta didik secara aktif meningkatkan kemampuan dirinya guna
mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, karakter, akhlak mulia,kecerdasan,
pengendalian diri,dan keahlian yang dibutuhkan dirinya, warga, bangsa dan negara.
Secara universal pendidikan merupakan suatu upaya yang direncanakan guna
mendorong orang lain baik pribadi, kelompok, ataupun warga sehingga mereka sanggup
melaksanakan apa yang diharapkan oleh pelaksana pendidikan. Sehingga arti pendidikan
merupakan suatu proses transfer ilmu dari guru pada peserta didik guna menggapai hal-
hal dapat berguna untuk persiapan masadepan guna menjadi manusia yang bermanfaat
untuk diri sendiri dan lingkungan..
C. DEFINISI SUPERVISI PENDIDIKAN

Secara makro, supervisi pendidikan merupakan suatu ilmu yang mempelajari


bagaimana mengembangkan sumber daya manusia yang terdapat pada pelaksana
pendidikan guna disusun sesuai tujuan yang sudah ditetapkan sesuai kesepakatan bersama
serta dilaksanakan oleh supervisor. Penyusunan dalam perihal ini memiliki arti
memimpin,mengawasi, membina, ataupun mengendalikan sumber daya yang
mencakuppengamatan, perencanaan, pembinaan danpengawasan.
Penyusunan dalam perihal ini memimpin,mengandung, mempelajari ataupun
mengendalikan sumber daya yang mencakup pengamatan,perencanaan, pengawasan dan
pembinaan. Sangat dibutuhkan adanya suatu pengontrolan yang mencakup, observasi
kelas, kunjungan kelas, wawancara secara pribadi saling berkunjung, penilaian diri dalam
proses penyusunan sumber daya manusia, jenis pelatihan bimbingan supervisi ini
berlandaskan suatu pemikiran jika pendidikan itu ialah proses perkembangan bimbingan.
Untuk guru yang baru mulai mengajar setelah keluar dari sekolah guru di sarankan
untuk menggunakan jenis ini. Kelemahannya ialah bisa jadi pengawasan, petunjuk
maupun nasihat yang diberikan dalam rangka training serta bimbingan itu bersifat kolot,
sudah tidak sesuai lagi dengan pertumbuhan pembelajaran serta tuntutan era sehingga
dapat terjadi kesenjangan antara pendapat supervisor dan pengetahuan yang sudah
diperoleh guru dari sekolah guru. Sebaliknya konteks sumber daya manusia diartikan
mencakup, sumber daya manusia sebagai pendidik,pelaksana pendidikan, serta pemakai
jasa pendidikan, supervisi pendidikan mengatur bermacam sumber daya pendidikan
seperti guru, supervisor pendidikan guna menggapai tujuan serta ketentuan metode
pembelajaran yang sudah sesuai kesepakatan bersama sebagai penentu kebijakan
pendidikan di sekolah.
Seluruh hal yang mencakup supervise pendidikan pada hakikatnya hanya fokus
pada tujuan pendidikan itu sendiri, yang mana manusia( sumber daya) sanggup
melaksanakan kerja sama, mewujudkan ketentuan yang sudah ditetapkan bersama.
D. PROSES SUPERVISI PENDIDIKAN

Saat melakukan tugasnya sebagai supervisor, kepala sekolah memiliki tanggung


jawab melakukan administrasi sekolah yang bertujuan menghasilkan suasana
pembelajaran jadi lebih baik, serta melakukan supervisi pendidikan yang sesuai dengan
apa yang sudah ditetapkan, agar para guru termotivasi dalam melaksanakan tugas- tugas
pendidikan serta sanggup membimbing peserta didik menjadi lebih baik.
Dalam menerapkan tugasnya sebagai supervisor, kepala sekolah seharusnya
memperhatikan sebagian pendekatan yang hendak digunakannya. Pendekatan ataupun
orientasi yang dilakukan oleh supervisor tergantung pada keadaan guru. Supervisi
pendidikan membutuhkan beberapa pendekatan dalam menggapai tujuan, antara lain
ialah, pendekatan supervise saintifik pendekatan supervisi artistik serta pendekatan
supervise klinis. Pendekatan supervisi artistik suatu hal yang tidak dapat dipaparkan
secara rasional.
Kreatifitas supervisor mempunyai kedudukan yang menonjol dalam memperbaiki
mutu pendidikan, pendekatan supervise saintifik ialah suatu proses supervisi yang
berdasarkan fakta data, sedangkan pendekatan supervisi klinis bersifat memperbaiki
penampilan guru dalam mengajar. Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas proses
supervisi pendidikan adalah upaya guna menggapai tujuan, yang sesuai dengan putusan
yang sudah ditetapkan bersama, dengan suasana pendukung, serta pendekatan sistem
yang sesuai dengan ciri guru.
E. LANGKAH- LANGKAH SUPERVISI PENDIDIKAN

Langkah- langkah supervisi pendidikan dibagi dalam 5 langkah, yaitu :


1. Menghasilkan suasana kekeluargaan antara supervisor dan guru agar
komunikasindapat berjalan lancear sepanjang kegiatanberlangfsung
2. Membuat kesepakatan antara supervisor dan guru tentang aspek
prosespembelajaran yang akan di kembangkan,.
3. Mengenai penerapan pelatihan mengajar serta obsevasi yang mana guru sedang
melaksanakan proses pembelajaran sedangkan supervisor melaksanakan
pengamatan yang teliti, dengan cara menggunakan instrument penelitian.
4. Melakukan analisis informasi, dalam hal ini diskusi antara supervisor dan guru
sangat dibutuhkan guna mendiskusikan apa yang sudah dilaksanakan oleh guru
saat melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
5. Langkah diskusi bertujuan untuk memberikan umpan balik atas apa yang sudah
dilakukan supervisor kepada guru yang tengah berlatih mengajar menambah
ketrampilan serta penerapan langkah ini hendaknya dilakukan secara segera dan
obyektif.

Langkah-langkahdiatas memiliki beberapa keterkaitan satu sama lain, serta


berkesinambungan dalam beberapa metode yang dilakukan oleh supervisor guna
melaksanakan otoritas pembelajaran guru di kelas. Penafsiranlangkah-langkahtersebut
sebaiknya mendorong dan membina inisiatif guru guna aktif menghasilkan suasana
dimana orang dapat merasa nyaman serta dapat meningkatkan potensinya.
Seorang supervisor harus sanggup menginterpretasikan arti demokrasi sebagai
pemberi keleluasaan kepada bawahan sehingga supervisor sendiri tidak akan kehilangan
kontrolsebagai pengwas. Supervisor sebaiknya mempercayai dan menyerahkan
bawahannya guna mengambil keputusan apa saja. Untuk meningkatkan daya
kreatifitasnya dan sanggup menghargai pendapat dari para bawahannya( yang
disupervisi), diharapkan supervisor dapat memberikan solusi atau arahan kepada mereka.
Dan juga supervisor dan guru diharapkan dapat bekerja sama guna menggapai tujuan
bersama. Seluruh keputusan diambil dengan jalur musyawarah bersama. Penerapan
keputusan sebaiknya dilakukan secara bersama, sebab keputusan tersebut sudah menjadi
milik bersama.
Supervisi bukanlah aktivitas yang bersifat tunggal tunggal, melainkan serangkaian
aktivitas yang prosesnya berjalan secara berencana, sistematis,serta tertata guna
tercapainya tujuan yang di impikan. Dalam penerapan untuk menggapai tujuan yang
diinginkan tidak dapat terlepas dari proses inspeksi, meski kita tidak bersedia serta
bersedia menerima inspeksi sebagai supervisi, akan tetapi pada hakikatnya proses
supervise berjalan di atas dasar inspeksi. Hal ini tidak bisa dihindari dalam realitasnya
setiap kali penerapan supervisi sering dimulai dengan aktivitas inspeksi terlebih dahulu.
Maka dari itu salah satu fungsi dari supervisi adalah inpeksi. Maka jika muncul
pertanyaan: apakah setiap kali penerapan supervisi sering didahului dengan pengamatan
sebelumnya? Jawabannya dari persoalan tersebut dapat dilihat dari 2 sisi, ialah disatu sisi
bisa kita jawab ya dan disisi lain bisa kita jawab tidak. Ayo kita analisis kedua alternatif
jawaban tersebut.
Proses supervisi berdasarkan pengamatan, penerapan aktivitas supervisi prosesnya
bisa diawali dengan mengadakan pengamatan terlebih dulu guna mengumpulkan
beberapa macam informasi, menyusun informasi dengan ukuran yang sudah didetetapkan,
setelah itu menyusun kesimpulan sebagai suatu konduite. Konduite merupakan hasil
evaluasi sepihak berdasarkan pendapat pemeriksa dengan ukuran yang ada sesuai dengan
syarat dan peraturan yang berlaku. Jika hasil pemeriksaan tidak ditindak lanjuti untuk
pembinaan ataupun pengembangan keahlian professional guru yang diperiksa, dan hanya
dipakai guna dasar kenaikan pangkat ataupun pendapatan berkala, pemindahan serta
konsekuensi yang lain, maka sampai disitubatasan daripada guna pemeriksaan.
Tidak ada usaha peningkatan keahlian untuk guru yang diperiksa, berarti inspeksi
seperti itu tidak dilakukan dalam rangka supervisi. Tetapi bila hasil inspeksi yang sudah
dilakukan itu dijadikan sbagai untuk pembinaan ataupun pengembangan keahlian
professional guru yang diinspeksi, hingga proses semacam itu dilakukan dalam rangka
supervisi. Ini berarti tiap penerapan supervisi dibutuhkan adanya inspeksi sebelumnya.
Supervisi adalah usaha pembinaan keahlian guru supaya bisa berkembang dalam
jabatannya, cenderung demokratis. Oleh sebab itu, jika proses supervise dimulai melalui
persetujuan serta kerjasama yang akan disupervisi sebelumnya, tanpa dimulai dengan
aktivitas terlebih dulu, hingga proses supervisi ini tidak didasarkan atas inspeksi. Sesuai
dengan prinsip supervisi yang lebih banyak membutuhkan partisipasi dan kerjasama
dengan para guru, maka supervisor dapat yang akan disupervisi buat bersama- sama
mempelajari masalah yang banyak dialami oleh guru-guru, bersama- sama mencari dan
menciptakan faktor- faktor penyebabnya, serta bersama- sama pula mencarikan metode
yang efisien guna mengatasinya melalui musyawarah mufakat guna menciptakan
kesamaan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Supervisi pendidikan memiliki arti kerjasama antara kepala sekolah danguru guna
menggapai ketentuan pendidikan yang telah ditentukan bersama. Ketetapan pendidikan
yang dibuat berlandaskan dari beberapa ketentuan pendidikan yang merentang dari tujuan
yang simpel hingga dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup serta jenjang
penafsiran pendidikan yang diartikan.

Proses pengamatan serta pembinaan supervisor kepada guru guna menggapai tujuan
pendidikan yang disepakati merupakan pengertian dari supervisi pendidikan. Proses
supervisi pendidikan pada hakikatnya merujuk pada upaya guna menggapai impian yang
sudah ditetapkan, yang keberadaannya membutuhkan peran kepala sekolah yang
kooperatif, demokratif, serta mempunyai strategi pendekatan yang sesuai dengan ciri
guru, serta strategi pencapaian.

DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, Cece dan Rusyan Tabrani, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar
Mengajar(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994)
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000)
Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1984)
Burhanudin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
1994)
Sahertian, Piet. A, Prinsip dan Tehnik Supervisi, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981)
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
BalaiPustaka, 2002), 263.
Notoatmodjo, Soekidjo,Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003),16Suhertian,
Muhammad, Rifai, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1982)

Anda mungkin juga menyukai