Anda di halaman 1dari 7

SUPERVISI PENDIDIKAN

Masthiatus Sholihah
Institut Agama Islam Negri (IAIN) Metro
Email: masthiatussholihah@gmail.com
Abstrak
Setidaknya dalam lingkungan pendidikan, proses pembelajaran dapat
direncanakan dan diawasi. Seorang guru atau pendidik harus mengetahui
bagaimana pendidikan dilaksanakan sehingga mereka dapat membuat rencana
pelajaran yang berfungsi sebagai kerangka pengajaran sehari-hari. Dengan adanya
supervisi pendidikan tentunya kepala sekolah akan mengetahui bagaimana dapat
memposisikan diri sebagai kepala sekolah yang telah mendapatkan hak untuk
mengawasi sekolahnya. Pencapaian tujuan pendidikan dan mencegah terjadinya
proses belajar mengajar di sekolah sangat terbantu dengan adanya supervisi
pendidikan yang memadai. Mengingat pentingnya, supervisi pendidikan melayani
tujuan penting dalam meningkatkan pengalaman kelas bagi siswa.
Kata kunci : Supervisi, Pendidikan
Pendahuluan
Selama pelaksanaan pembelajaran, pasti semua lembaga pendidikan tidak
dapat terlepas dari permasalahan. Kepala sekolah, guru, siswa, staf dan pemangku
kepentingan lainnya dalam pendidikan hampir pasti memiliki masalah atau
masalah dalam pembelajaran. Dalam menyikapi masalah dan memberikan
alternatif jawaban, pendidik (guru) yang paling berpengaruh pun membutuhkan
pengalaman, masukan, saran, dan pandangan dari pendidik (guru) lainnya.
Mengajar dan belajar, dalam hal ini dinamika antara instruktur dan siswa, pasti
akan terpengaruh ketika seorang profesor mengalami kesulitan di dalam kelas dan
tidak dapat menemukan jawaban di tempat lain. Akibatnya, upaya untuk
melanjutkan pendidikan akan terhambat.
Ternyata nilai saran pengajaran yang baik di sekolah selama ini kurang
dihargai. Hal ini terlihat dari banyaknya metode pengajaran yang digunakan di
ruang kelas, yang dilaksanakan dengan hemat dan tanpa banyak pertimbangan.
Salah satunya adalah banyak pendidik harus menjalani pekerjaan sehari-hari tanpa
rencana formal untuk melaksanakan pembelajaran siswa. Kepala sekolah sebagai
kepala sekolah memiliki tanggung jawab menjalankan perannya secara serius.
Jika ini terus berlanjut, jelas bahwa pendidikan di sekolah tidak akan mampu
mencapai potensinya dan bermanfaat bagi generasi penerus Amerika.
Model kepemimpinan kepala sekolah tidak hanya permisif, tetapi biasanya
bersifat paternal. Pemimpin sekolah harus mampu menyeimbangkan posisinya

1
antara pemimpin normatif dan mitra sosial-manusia. Dengan demikian, model
kerja lembaga sekolah mampu menciptakan keseimbangan antara disiplin kerja
dan interaksi sosial dalam mewujudkan kemanusiaan. Kekhawatiran inilah yang
membuat penulis gugup menulis esai tentang perlunya memantau aktivitas kelas.
Pengertian Supervisi pendidikan
Belum ada pemeriksaan menyeluruh dan persuasif terhadap supervisi
pendidikan yang memenuhi kebutuhan teoritis dan praktis lapangan. Untuk alasan
sederhana bahwa gagasan pemantauan pendidikan masih sangat baru. Istilah
"audit" awalnya dipelajari oleh pejabat administrasi sebelum konsep kontrol atau
pengawasan diadopsi secara formal.
Untuk sepenuhnya memahami perbedaan perspektif antara kepemimpinan
pendidikan yang ideal yang dibahas dalam artikel ini dan tinjauan yang dilakukan
untuk penelitian ini, akan sangat membantu untuk terlebih dahulu mendefinisikan
kepemimpinan sebelum membahas apa yang dimaksud dengan pengawasan
pendidikan. Dampak dari sebelum waktu pemantauan pendidikan pernah
dipahami.
Akar pengawasan adalah awalan "super" dan "penglihatan", yang
sebelumnya dapat dibaca sebagai "kelebihan", mengacu pada seseorang yang
memiliki posisi istimewa. Adapun Visi, sering dipahami sebagai pandangan
sekilas ke masa depan. Oleh karena itu, orang yang memiliki manfaat pandangan
jauh ke depan dapat disimpulkan dari dua suku kata dari istilah "pengawasan" ini.
Yang melakukan pengawasan disebut pengawas atau orang yang berwawasan ke
depan, sedangkan yang diawasi disebut pengawas atau objek pengawasan. maka
apa yang dilakukan supervisor dapat disebut sebagai kegiatan pengawasan. 1 Oleh
karena itu, supervisi adalah tindakan yang dilakukan oleh mereka yang memiliki
kelebihan atau bakat untuk meningkatkan kinerja orang lain yang berada di bawah
pengawasannya.
Jika dipecah menjadi bagian-bagian komponennya, istilah "super" dan
"penglihatan", keduanya berarti "melihat", "mengamati", "mengamati", atau "memantau",
sebagaimana dikemukakan oleh Engkoswara. Kedua kata ini (super dan visi) dapat
diartikan dengan beberapa substansi sebagai berikut: 2

1. Salah satu gaya manajemen yang melibatkan atasan mengawasi orang-


orang di bawah mereka untuk membuat penilaian dan memberikan
umpan balik tentang bagaimana mereka melakukan pekerjaan.
2. Bantuan yang diberikan oleh mereka yang memiliki bakat lebih maju,
seperti informasi, keterampilan, dan sikap, kepada orang lain yang
membutuhkan arahan dalam pekerjaan.
1
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam
Mengelola Sekolah dan Madrasah, cet. ke-1 (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), 111.
2
Engkoswara & Aan Komariah, Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), 228.

2
3. Memberikan pandangan inovatif Agar suatu pekerjaan dapat
diterjemahkan secara terukur
4. Pengawasan profesional adalah arahan yang diberikan oleh
administrator untuk membantu pendidik menampilkan keahlian
mereka di kelas.
Berdasarkan latar belakang ini, kita dapat menyimpulkan bahwa supervisi
mengacu pada praktik memiliki seorang ahli atau profesional dalam mata
pelajaran tertentu yang menawarkan pembinaan yang sangat baik dan meningkat
untuk memastikan bahwa pembelajaran dilakukan dengan benar dan dengan
standar yang tinggi. Dengan pernyataan tersebut keprofesionalan supervisor dia
haruskan mempunyai pengalaman kompetensi dan kualifikasi yang tercantum
dalam sertifikat profesional
Pengawasan pendidikan mengacu pada praktik mengawasi sekolah atau
lembaga pendidikan lainnya untuk memastikan bahwa aturan, norma, dan
budayanya diterapkan dan ditegakkan secara efektif, dan bahwa siswa atau
karyawannya dapat melakukan potensi penuh mereka.
Para ahli memiliki berbagai definisi mengenai pengertian dari supervisi
pendidikan yang sangat bervariasi diantaranya sebagai berikut 3
1. F. G. Dickey dan P. Adams, kedua profesional ini mendefinisikan supervisi
pendidikan sebagai upaya sistematis untuk meningkatkan pengajaran di kelas.
2. Harris Chester mendefinisikan supervisi pendidikan sebagai upaya
administrator dan fakultas untuk membimbing instruktur kelas dan personel
sekolah lainnya dalam meningkatkan pembelajaran siswa melalui kegiatan
termasuk keterlibatan orang tua, perencanaan pengembangan karir, revisi
kurikulum, dan penilaian instruktur.
3. Tujuan supervisi pendidikan, menurut Bordman, Charles, Harl R. Doglas, dan
Rudyard K. Bent, adalah agar guru di lembaga atau sekolah berkembang secara
individu atau kolektif menuju kapasitas pemahaman yang lebih besar dan
efektivitas dalam menjalankan semua fungsi pengajaran. Ini akan memungkinkan
mereka untuk lebih aktif menasihati siswa dari semua latar belakang dan
mendorong mereka untuk mengambil bagian dalam proses demokrasi dunia
modern.
4. Mc. Nerry, suatu prosedur atau tata cara yang memberikan arah serta
memberikan nilai secara kritis terhadap proses pengajaran disebut dengan
supervisi pendidikan
5. Menurut penelitian oleh H. Burton dan Leo J. Bruckner, program yang
mendorong penelitian dan pengembangan kolaboratif dapat memengaruhi
3
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan, 112-113.

3
kemajuan dan perkembangan akademik anak-anak di bawah pengawasan orang
dewasa.
Sudut pandang yang berbeda tentang topik pengawasan pendidikan
membuat kita menyimpulkan bahwa pengawasan tradisional, atau yang biasa
disebut dengan istilah “inspeksi”, yang memiliki kecenderungan untuk
menemukan kesalahan yang mengarah pada pengintaian untuk menemukan
kesalahan, tidak sama dengan pendidikan. Meskipun esensinya sama—mengawasi
gagasan—itu adalah tindakan pengawas yang menyebabkan ketakutan guru dan
memfasilitasi penerapan gagasan itu.4
Walaupun supervisi mempunyai arti yang sering diterjemahkan sebagai
pemantauan atau pengawasan, tetapi ternyata Ia memiliki pengertian lebih khusus
yaitu “membant” u yang bertujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
mutu. hal ini sependapat dengan pemaparan Saiful Sagala yang ia mengutip dari
pernyataan Kimball Wiles, yang menyatakan bahwa supervisi itu adalah usaha
untuk memperbaiki situasi situasi belajar mengajar, dengan menumbuhkan
kreativitas guru, memberikan dukungan dan menyertakan guru dalam setiap hal
kegiatan sekolah, sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan rasa sebagai guru
bagi guru profesional tersebut. 5
Menurut apa yang diyakini sebagian ahli tersebut, supervisi merupakan
upaya peningkatan profesionalitas dan kompetensi seorang guru dalam rangka
mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik melalui tahapan-tahapan
pengajaran yang berkualitas yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan
hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, sekalipun pengertian yang diuraikan oleh para ahli di atas
berbentuk berbagai tindakan, namun tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
pembelajaran. Perluasan proses pembelajaran, termasuk komponen pendukung
pembelajaran, dapat didorong melalui supervisi pendidikan dengan cara
demikian.6
Pendidikan pada dasarnya terdiri dari serangkaian latihan yang dirancang
untuk membantu setiap peserta menjadi lebih kompeten. Program pengajaran
yang didukung oleh faktor-faktor lain termasuk personel, infrastruktur, kurikulum,
dan metode pengajaran dan evaluasi merupakan fondasi pendidikan di sekolah.
Alih-alih mencari kesalahan yang dapat mengarah pada spionase, seperti halnya
dengan konsep inspeksi atau pengawasan konvensional, pengawas dalam situasi
ini memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk terus memantau perkembangan
aspek-aspek tersebut.
4
Piet A. Sahartian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia, cet. ke-2 (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), 16
5
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, cet. ke-7 (Bandung: Alfabeta, 2013), 230.
6
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2009), 1-2.

4
Tujuan Supervisi Pendidikan
Telah dicatat bahwa menciptakan lingkungan belajar di lembaga
pendidikan saat ini merupakan masalah yang sangat menantang. ketika ada
ketidakpastian yang dibawa oleh keadaan eksternal yang berdampak signifikan
dan menurunkan hasil belajar. Akibatnya, seorang guru harus mampu
membimbing dalam pengaturan kreatif di mana mereka merasa posisi mereka
maju dan siswa dapat belajar secara efektif.
Supervisi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan skenario
pembelajaran tersebut menjadi lebih baik dan berkualitas, disamping keunggulan
kegiatan supervisi dalam upaya menghasilkan kondisi yang menyenangkan bagi
siswa dan kreatif bagi pengajar. Untuk mewujudkan kepribadian peserta didik
seutuhnya yang merupakan tujuan akhir pendidikan, harus dilakukan upaya
peningkatan pembelajaran.7
Menurut Piet A. Sahertian tujuan supervisi pendidikan adalah untuk
mendukung proyek pelayanan dan upaya perbaikan keadaan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru di kelas.8 Tujuan supervisi pendidikan, sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya, adalah memberikan pelayanan berupa dukungan
untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar, khususnya dalam proses
pengajaran pengajar di kelas, dan selanjutnya meningkatkan kualitas belajar
siswa.
Berikut adalah penjabaran tujuan nasional khusus supervisi pendidikan:9
1. Dapat membantu instruktur dalam memahami tujuan instruksional dengan
jelas
2. Dapat mendukung dan mengarahkan pendidik dalam pekerjaan mereka
dengan siswa.
3. Dapat membantu instruktur menggunakan metodologi sumber pengalaman
belajar baru dan media pengajaran kontemporer.
4. Dapat membantu instruktur mengevaluasi hasil kerja mereka sendiri serta
pertumbuhan murid mereka.
5. Membantu instruktur di sekolah untuk merasa nyaman dan puas dengan
tanggung jawab yang diberikan.
6. Dapat mendukung guru untuk memastikan bahwa waktu dan upaya yang
diinvestasikan dalam perbaikan sekolah digunakan sepenuhnya.

7
Piet A. Sahartian & Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha
Offset Printing, 1981), 23.
8
Piet A. Sahartian & Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha
Offset Printing, 1981), 19
9
Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 2004), 41.

5
Berikut ini di antara tujuan diselenggarakannya supervisi pendidikan,
menurut Syaiful Sagala:10
1. Dapat membantu guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar
2. Dapat membantu guru dalam memahami dan menerjemahkan kurikulum
ke dalam bahasa mengajar.
3. Dapat membantu guru dalam mengembangkan staf yang ada di sekolah.
Menurut Syaiful Sagala kegiatan untuk mendukung guru dalam memahami
tujuan pendidikan, mengarahkan pengalaman belajar, mengajar untuk memenuhi
kebutuhan belajar siswa, menilai kemajuan belajar siswa, membina
keprofesionalan kerja, menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan membina
lembaga sekolah merupakan tujuan umum supervisi pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi
pendidikan adalah membantu guru lebih memahami mutu, pertumbuhan, dan
peran sekolah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara nasional
dengan meningkatkan kondisi dan proses belajar mengajar yang tetap dalam
kerangka tujuan-tujuan itu.
Simpulan
Istilah "super" dan "penglihatan", dari mana istilah "pengawasan" berasal,
dapat diterjemahkan sebagai orang yang kelebihan atau diuntungkan. Sedangkan
pengertian visi adalah perspektif yang diperluas. Oleh karena itu, pengawasan
dapat dilihat secara harfiah sebagai kemampuan manusia untuk melihat jauh ke
masa depan. Tujuan supervisi pendidikan adalah untuk meningkatkan
profesionalisme dan kompetensi instruktur untuk memfasilitasi peningkatan
praktik pengajaran yang pada gilirannya akan menghasilkan hasil belajar yang
lebih baik bagi siswa.
Tujuan supervisi pendidikan adalah untuk memberikan layanan dan
dukungan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di kelas, yang meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa.
Daftar Pustaka
Engkoswara & Aan Komariah, Administrasi Pendidikan Bandung: Alfabeta, 2010
Hidayat, Ara dan Machali, Imam, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip, dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, cet. ke-1 Yogyakarta:
Kaukaba, 2012
Sahartian, Piet A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, cet. ke-2 Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2008
10
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, cet. ke-7 (Bandung: Alfabeta, 2013),
235-236

6
Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer, cet. ke-7 Bandung:
Alfabeta, 2013
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual Jakarta: PT. Asdi Mahasatya,
2009
Soetopo, Hendiyat. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan Jakarta: Bina
Aksara, 2004

Anda mungkin juga menyukai