Anda di halaman 1dari 14

KONSEP, PRINSIP,

TEKNIK, DAN
MODEL ATAU
PENDEKATAN
SUPERVISI
PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
-Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D
-Drs. Asrani, M.Pd

KELOMPOK 11 :
1. Annisa Nur Pratiwi (2010125220121)
2. Mawahesa Eklima (2010125320095)
3. Muhammad Munaiya (2010125210139)
4. Muhammad Wahyudha (2010125310102)
5. Siti Risma Wulandari (2010125320100)
Pengertian Supervisi
Pengajaran

Supervisi Pengajaran merupakan Supervisi berasal dari kata supervision yang


terdiri dari dua kata yaitu super yang berarti lebih; dan vision yang berarti
melihat atau meninjau. Secara terminologi supervisi diartikan sebagai
serangkaian usaha bantuan pada guru. Sehingga supervisi secara etimologis
mempunyai konsekuensi disamakannya pengertian supervisi dengan pengawasan
dalam pengertian lama, berupa inspeksi sebagai kegiatan kontrol yang otoriter.
Supervisi diartikan sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk
membawa guru (orang yang dipimpin) agar menjadi guru atau personil yang
semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya
dan ilmu pendidikan khususnya agar dapat meningkatkan keefektifan proses
pembelajaran di sekolah.
Jika yang dimaksudkan supervisi adalah layanan
profesional untuk meningkatkan proses dan hasil
belajar, maka banyak pakar yang memberikan
batasan supervisi sebagai bantuan kepada staf
untuk mengembangkan situasi pengajaran yang
lebih baik.
Batasan Suvervisi Menurut Beberapa Ahli

Adams dan Dickey (1999) Wiles (1997))


memberikan batasan supervisi yaitu
Memberikan batasan sebagai
supervision is service activity that
perencanaan program
exits to help teacher do their job
perbaikan pembelajaran.
better.

Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan supervisi adalah :


1. Serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional
2. Layanan profesional tersebut diberikan oleh orang yang lebih
ahli (kepala sekolah, penilik sekolah, pengawas, dan ahli
lainnya) kepada guru
3. Maksud layanan profesional tersebut adalah agar dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sehingga
tujuan pendidikan yang di rencanakan dapat dicapai
Tujuan Supervisi
Supervisi pengajaran bertujuan mengembangkan situasi kegiatan pengajaran
yang lebih baik ditujukan pada pencapaian tujuan pendidikan sekolah,
membimbing pengalaman mengajar guru, menggunakan alat pengajaran yang
modern, dan membantu guru dalam menilai kemajuan siswa. Supervisi
merupakan suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan
memperbaiki secara bersama faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik. Dapat dikatakan bahwa tujuan supervisi adalah
melakukan pembinaan profesional guru untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan mengajar mereka serta kualitas PBM dan tercapainya tujuan
pembelajaran. Artinya, supervis pengajaran tidak hanya memberikan bantuan
kepada guru dengan menunjukkan kelemahan dan kekurangan mereka,
melainkan juga berupaya memahami dan peka terhadap tujuan sekolah
(organisasi). Untuk mewujudkan tujuan supervisi pengajaran tersebut secara
optimal, maka seorang supervisor pengajaran harus memiliki sejumlah
kompetensi agar ia dapat menjalankan peranannya dengan efektif.
SASARAN SUPERVISI
Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah  peningkatan
kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).

Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi :
1. Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah
akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2. Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek
yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik
sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit
Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.
Pentingnya Supervisi Pengajaran

Dalam organisasi pendidikan kegiatan supervisi mempersoalkan hubungan antara


pengawas dengan guru-guru. Oleh karenanya, masih menurut Satori, dalam organisasi
pendidikan, istilah supervisi dimaknai sebagai pelayanan yang berorientasi kepada
perbaikan pengajaran. Maka dari itu, kegiatan supervisi menaruh perhatian penting pada
usaha mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan berbagai faktor
yang memengaruhinya. Misalnya guru, siswa, kurikulum, alat dan buku-buku pengajaran,
serta kondisi lingkungan sosial dan fisik yang mempengaruhi proses belajar-mengajar
(PBM). Untuk itu, supervisi harus dilakukan secara sistematis dan terus- menerus, guna
mendorong, memotivasi, dan mengarahkan pertumbuhan profesional guru. Dengan
demikian, guru dapat bekerja lebih efektif dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan bagi
siswa-siswa yang menjadi tanggung jawabnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Made
Pidarta bahwa supervisi merupakan: Suatu proses pembimbingan dari pihak atasan kepada
guru dan para personalia sekolah lainnya yang langsung menangani belajar para siswa,
untuk memperbaiki situasi pembelajaran, sehingga para siswa dapat belajar secara efektif
dengan prestasi belajar yang semakin meningkat.
Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan Positif
1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi Satuan Pendidikan.
2. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan
pembelajaran.
3. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
4. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
5. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.
6. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi dosen atau instruktur dalam
mengembangkan proses pembelajaran.
7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan dosen atau instruktur dalam
mengembangkan pembelajaran.
8. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan
pembelajaran.
9. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.
10. Aktif, artinya dosen atau instruktur dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
11. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur,
ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972).
12. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala
satuan pendidikan).
13. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program Pendidikan.
14. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas.
Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan Negatif

1. Tidak boleh bersikap otoriter.


2. Tidak boleh mencari-cari keslahan guru.
3. Supervisor bukan inspsektor yang bertugas memeriksa.
4. Tidak boleh mengganggap dirinya lebih baik dari guru-guru.
5. Tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil.
6. Tidak boleh lekas kecewa saat menemui kegagalankan.
Teknik-teknik Supervisi Pengajaran
Teknik supervisi pengajaran dibagi menjadi dua macam yaitu secara
individual dan kelompok. Kepala sekolah dapat memilih sendiri teknik
apa yang sesuai digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
guru tergantung pada situasi dan kondisi yang ada.

Teknik individual adalah teknik yang dilaksanakan oleh seorang dosen


oleh dirinya sendiri. Teknik individual terdiri atas :
1. Kunjungan kelas
2. Observasi kelas
3. Percakapan pribadi
4. Intervisitasi
5. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk belajar
6. Menilai diri sendiri.
7. Supervisi yang memakai pendapat para siswa.
Teknik kelompok adalah teknik yang dilakukan oleh beberapa orang
atau secara bersama-sama. Teknik kelompok terdiri atas :

1. Pertemuan orientasi bagi guru baru


2. Panitia Penyelenggara
3. Rapat Guru
4. Tukar menukar pengalaman
5. Lokakarya
6. Diskusi panel
7. Simposium
8. Demontrasi mengajar
9. Buletin supervisi
10.Membaca langsung
11.Organisasi profesi
12.Perjalanan sekolah.
Model dan Pendekatan Supervisi Pengajaran

Yang dimaksud dengan model ialah suatu pola, contoh : acuan dari supervisi yang diterapkan. Ada
berbagai model yang dikembangkan antara lain :

1. Model konvensional (tradisional), yaitu pemimpin cenderung untuk mencari-cari kesalahan,


kadang-kadang bersifat mematai-matai.
2. Model ilmiah, seperti yang telah diuraikan diatas supervisi ini mempunyai ciri-ciri :
3. dilaksanakan secara berencana dan kontinu
4. sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu
5. menggunakan instrumen pengumpulan data
6.  ada data yang obyektif yang diperoleh dari keadaan yang riil
7. Model artistik, supervisi ini menyangkut bekerja untuk orang lain, bekerja dengan orang lain, dan
bekerja melalui orang lain. Artinya hubungan manusia dapat tercipta bila ada keralaan untuk
menerima orang lain sebgaimana adanya, yaitu adanya unsur kepercayaan, saling mengerti, daling
menghormati, dan saling mengakui. Karena mengajar merupakan kegiatan yang membutuhkan
pengetahuan, keterampilan dan seni.
8. Model klinis, merupakan gabungan antara model ilmiah dan artistik, yaitu supervisi yang
difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematis, dalam
perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar
yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Jadi tekanan dalam
pendekatan ini bersifat khusus melalui tatap muka dengan guru pengajar, inti bantuan terpusat
pada perbaikan penampilan dan perilaku mengajar guru.
Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern
didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis, artinya suatu pendekatan
atau teknik pemberian supervisi sangat tergantung kepada prototipe
guru. Sehingga jenis pendekatannya akan berbeda-beda. Dapat
menggunakan pendekatan, antara lain :
1. Pendekatan langsung (direktif) yaitu cara pendekatan terhadap
masalah yang bersifat langsung/memberikan arahan langsung ini
lebih bersifat psikologis behaviorisme.
2. Pendekatan tidak langsung (non-direktif) yaitu supervisor tidak
secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu
mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru-guru dan ini
lebih bersifat psikologisk humanistik.
3. Pendekatan kolaboratif yaitu cara pendekatan yang memadukan
anatara cara pendekatan direktif dan non direktif dan lebih bersifat
psikologi kognitif.
KESIMPULAN
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik-teknik
supervisi akademik ada dua, yaitu teknik individual dan teknik
kelompok. supervisi klinis bagi dosen atau instruktur muncul ketika
dosen atau instruktur tidak harus disupervisi atas keinginan kepala
Satuan Pendidikan sebagai supervisor tetapi atas kesadaran dosen atau
instruktur untuk datang ke supervisor untuk minta bantuan mengatasi
masalahnya.guru dan supervisor memiliki peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan Indonesia.
Guru dan supervisor harus mampu bekerja sama dalam
mengembangkan kualitas pembelajaran. Sehingga peserta didik mampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan terciptanya
lingkungan yang kondusif untuk belajar, siswa merasa senang dan
menjadi kreatif, inovatif, aktif, dan mampu berkerja sama serta
memiliki karakter, kepribadian, dan berakhlak mulia.

Anda mungkin juga menyukai