Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Setelah membaca bahan topik hari ini, silahkan dijawab pertanyaan- pertanyaan
berikut, sebelum ppt (powerpoint) anda dipresentasikan, 40 menit terakhir
perkuliahan lakukan presentasi simpulan dari LKM ini, dan harus diupload setelah
perkuliahan berakhir hari ini
Pertemuan: LEMBARAN KERJA 11 SKS : 3
12 MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN Kode :
Hari/ Tanggal: Prodi........................UNIMED Waktu : 10’
3 Mei 2023
Materi: Hakikat Supervisi kependidikan
Indikator Capaian: Mahasiswa mampu mendeskripsikan konsep dasar, fungsi, dan
pendekatan/Teknik supervisi Pendidikan

Soal:
1. Tuliskan pengertian supervise Pendidikan menurut pendapat sendiri dan jelaskan
hubungannya dengan administrasi/manajemen Pendidikan
2. Tuliskan penjelasan Anda tentang 5 prinsip supervisi Pendidikan
3. Tuliskan hasil deskripsikan Anda tentang pengertian masing-masing pendekatan
supervisi pendidikan menurut kata-kata sendiri
4. Tuliskan hasil klasifikasikan kelebihan dan kelemahan dari setiap pendekatan supervisi
pendidikan dengan jelas
5. Tulisakan hasil klasifikasikan secara rinci teknik-teknik supervisi pendidikan

Jawaban:

1. Supervisi pendidikan adalah kegiatan pengawasan sekaligus pembinaan pada suatu


institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu dan kualitas kegiatan belajar mengajar di
dalamnya.
Hubungan supervise dan administrasi pendidikan Secara etimologi, “administrasi” berasal
dari bahasa latin yang terdiri dari kata ad dan ministrate. Kata ad artinya intensif ,
sedangkan, ministrate artinya melayani, membantu, atau mengarahkan. Jadi, pengertian
administrasi pendidikan adalah melayani secara intensif pada bidang pendidikan.
Sedangkan, kata supervisi berasal dari kata supervision secara morfologis kata supervisi
terdiri dari kata dasar super berarti atas, visi berarti lihat. Jadi, supervisi secara
morfologis berarti dari atas. Memang personal yang melaksanakan supervisi mempunyai
kedudukan lebih tinggi daripada orang yang disupervisi. Administrasi pendidikan dan
supervise itu tidak dapat dipisahkan, karena administrasi dan supervise saling berkaitan
ataupun mempunyai hubungan yang sangat erat. Seperti pengertian administrasi dan supervisi
yang telah disebutkan diatas bahwa keduanya merupakan pembinaan yang direncanakan
bagi personel dalam proses kerja sama dibidang pendidikan dan peningkatan sumber
daya material dalam rangka perbaikan situasi pengajaran agar tercapainya suatu tujan
pendidikan yang efektif dan efesien.
2. Pengawas Sekolah maupun Kepala Sekolah sebagai supervisor pendidikan dalam
melaksanakan tugasnya harus memperhatikan prinsip-prinsip supervisi agar dalam
pelaksanaan supervisi dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan supervisi yaitu
peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan secara komprehensif. Secara garis
besar, prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Ilmiah.
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri:
1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang diperoleh dalam kenyataan
praktek pelaksanaan proses belajar mengajar;
2) Untuk memperoleh data perlu digunakan alat perekam data seperti angket, pedoman observasi,
percakapan pribadi, dan yang lainnya;
3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis terencana.

b. Prinsip Demokratis
Layanan dan bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan hubungan kemanusian
yang akrab dan kehangatan, sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan
tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru
sebagai mitra kerja peningkatan mutu sekolah, bukan berdasarkan hubungan atasan dan
bawahan.
c. Prinsip Kerjasama
Mengembangkan usaha bersama dalam proses supervisi, atau menurut istilah supervisi
“sharing of ideas, sharing of experiences” dalam proses supervisi untuk memberi support,
mendorong, dan menstimulasi guru, sehingga guru merasa untuk tumbuh bersama.
d. Prinsip Konstruktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau proses
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara
menakutkan.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut di atas, Purwanto (2010) menjelaskan lebih rinci perilaku
seorang supervisor pendidikan dalam melaksanakan supervisi untuk memperhatikan dan
melaksanakan tindakan-tindakan sebagai berikut:
a. supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada pihak yang dibimbing dan
diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja;
b. supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya (reslistis, mudah
dilaksanakan);
c. supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya;
d. supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru dan pegawai-pegawai
sekolah yang disupervisi;
e. supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas dasar hubungan pribadi;
f. supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin prasangka baik
guru-guru dan pegawai;
g. supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan perasaaan gelisah
atau bahkan antipati dari guru-guru;
h. supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan
pribadi;
i. supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan;
j. supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa
kecewa;
k. supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif. Preventif berarti
berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negatif. Sedangkan korektif yaitu
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah di perbuat. Kooperatif berarti bahwa
menemukan kesalahan atau kekurangan-kekurangan dari yang disupervisi dan usaha
memperbaikinya dilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang disupervisi.
3. Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung.
Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih
dominan. Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan (premis) bahwa mengajar terdiri dari
keterampilan teknis dengan standar dan kompetensi yang telah ditetapkan dan diketahui untuk
semua guru agar efektif. (Mantja,2010:104)

Sasaran Pendekatan supervisi direktif adalah perbaikan pengajaran dan bukan perbaikan
kepribadian guru.Untuk ini supervisor diharapkan untuk mengajarkan berbagai keterampilan
pada guru terkait mengamati, menganalisis,mengembangkan kruikulum dan ketrampilan
dalam mengajar.

Pendekatan direktif adalah Suatu kegiatan yang dilaksanakan secara teratur dan terencana
pada setiap individu maupun kelompok dan apabila tidak dilaksanakan akan mendapat sanksi
Pengertian lain dari pendekatan direktif adalah Suatu kegiatan yang dilakukan dengan
keterpaksaan atau tidak sesuai dengan keinginan sendiri. (anda diposisikan sebagai objek).
Oleh karenanya pendekatan ini sejak awal program (Perencanaan) sampai akhir program
(evaluasi) selalu saja tampa melibatkan masyarakat ataupun Anda tepatnya masyarakat dan
anda hanya dijadikan objek.

Jadi berdasarkan beberapa peryataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan direktif
merupakan pendekatan dimana supervisor mengarahkan kegiatan untuk perbaikan pengajaran,
menetapkan perangkat standar untuk perbaikan,penggunaan sarana pengajaran, danberbagai
dorongan yang diperlukanuntuk meningkatkan pengajaran dan pada pendekatan ini tanggung
jawab seluruhnya berada pada supervisor, sedangkan tanggung jawab guru sifatnya rendah.
Dengan demikian pendekatan ini menganggap supervisor mengetahui banyak hal.

Pendekatan non-direktif adalah kebalikan dari pendekatan direktif yaitu suatu kegiatan yang
dilakukan baik itu individu maupun kelompok tanpa ada paksaan dan apabila tidak dikerjakan
tidak akan mendapat sanksi. Atau suatu kegiatan yang dilaksanakan sesuai keinginan sendiri
dimana sejak awal program (perencanaan).

4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Supervisi Direktif

Kelebihan yang dapat dianalisis dalam pendekatan supervisi direktif adalah meskipun
supervisi bersifat direktif terhadap guru tertentu, bagi para guru baru, pendekatan ini dianggap
lebih baik, karena biasanya lebih tekun memperhatikan penampilan mereka mengajar. Dengan
cara itu, guru dapat mengharapkan lebih banyak informasi guna memperbaiki penampilan
mengajar mereka (Mantja. 1998). Di sisi lain banyak pengawas yang meningkatkan
kompetensinya dengan melalui pendidikan lanjutan, hal tersebut mengakibatkan pengawas
mampu memahami teori pendekatan supervisi yang bisa diaplikasikan di lapangan

Untuk kekurangannya sendiri, adalah pada tanggung jawab Dimana pada pendekatan
supervisi direktif hampir sepenuhnya tanggung jawab berada pada supervisor, sedangkan
tanggung jawab guru sifatnya ringan. Pola ini dianggap kurang efektif dan mungkin pula
kurang manusiawi, karena para guru yang tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas mereka Pada pola ini, supervisor memang mengambil sepenuhnya
tanggung jawab supervisi. Ia dapat melakukan perubahan perilaku mengajar guru dengan
memberikan pengarahan yang dijelas terhadap setiap rencana kegiatan yang dapat dievaluasi.

Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Supervisi Non Direktif


Ada banyak keterbatasan– keterbatasan yang dimiliki guru menyebabkan kualitas layanan
menjadi rendah. Latar belakang pendidikan, tidak bisa dipungkiri ada banyak kasus di sekolah
guru yang mengampu suatu mata pelajaran yang bukan vaknya, keterbatasan fisik, kondisi
psikologis guru, pemahaman/pengalaman tentang lembaga, pengalaman kerja, kurang
mampunya melakukan adaptasi dengan adanya perubahan (metode, kebijakan, metodologi)
menyebabkan kualitas layanan menjadi rendah.

5. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan


Supervisor dalam meningkatkan program sekolah dapat menggunakan berbagai teknik atau
metode supervisi pendidikan. Pada hakikatnya, terdapat banyak teknik dalam menyelenggarakan
program supervisi pendidikan. Dari sejumlah teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran,
ditinjau dari banyaknya guru dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik
individual dan teknik kelompok. Berikut uraiannya:

1. Teknik Individual (Individual Technique)


Teknik individual ialah bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas supervise, baik terjadi
di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini yang disupervisi mungkin juaga perseorangan,
tapi mungkin juga bukan hanya seorang. Maksudnya adalah memberikan bantuan perseorangan
atau individu.
2. Teknik Kelompok
Teknik kelompok adalah teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor dengan
sejumlah guru dalam suatu kelompok.Beberapa orang yang diduga memiliki masalah
dikelompokkan secara bersama kemudian diberi pelayanan supervise sesuai dengan
permaslahan yang mereka hadapi.

6. Untuk kekurangannya sendiri, adalah pada tanggung jawab Dimana pada pendekatan
supervisi direktif hampir sepenuhnya tanggung jawab berada pada supervisor, sedangkan
tanggung jawab guru sifatnya ringan. Pola ini dianggap kurang efektif dan mungkin pula
kurang manusiawi, karena para guru yang tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas mereka Pada pola ini, supervisor memang mengambil sepenuhnya
tanggung jawab supervisi. Ia dapat melakukan perubahan perilaku mengajar guru dengan
memberikan pengarahan yang dijelas terhadap setiap rencana kegiatan yang dapat

Hubungan supervise dan


dievaluasi.

administrasi pendidikan
Secara etimologi, “administrasi”
berasal dari bahasa latin yang
terdiri dari
kata ad dan ministrate. Kata
ad artinya intensif , sedangkan,
ministrate
artinya melayani, membantu,
atau mengarahkan. Jadi,
pengertian
administrasi pendidikan adalah
melayani secara intensif pada
bidang
pendidikan. Sedangkan, kata
supervisi berasal dari kata
supervision
secara morfologis kata supervisi
terdiri dari kata dasar super
berarti atas,
visi berarti lihat. Jadi,
supervisi secara morfologis
berarti dari atas.
Memang personal yang
melaksanakan supervisi
mempunyai kedudukan
lebih tinggi daripada orang yang
disupervisi.

Administrasi pendidikan dan


supervise itu tidak dapat
dipisahkan, karena
administrasi dan supervise
saling berkaitan ataupun
mempunyai
hubungan yang sangat erat.
Seperti pengertian administrasi
dan supervisi
yang telah disebutkan diatas
bahwa keduanya merupakan
pembinaan
yang direncanakan bagi
personel dalam proses kerja
sama dibidang
pendidikan dan peningkatan
sumber daya material dalam
rangka
perbaikan situasi pengajaran
agar tercapainya suatu tujan
pendidikan
Nama : Anisa May Sarah Manalu Nilai :
NIM : 2221111010
Prodi/ Fakultas : pendidikan bahasa sastra indonesia Paraf Dosen:

Anda mungkin juga menyukai