PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu bangsa dewasa ini, untuk mengukur kemajuannya tidak lagi
hanya sekedar diukur dari melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki,
lebih dari itu kemajuan suatu bangsa juga diukur dari sumber daya manusia
yang dimiliki. Untuk memajukan sumber daya manusia tentunya ada beberapa
faktor utama yang dibutuhkan, diantaranya adalah melalui pendidikan yang
berkualitas, dan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas di antaranya
adalah memiliki tenaga pendidik yang profesional.
para tenaga pendidik, namun masih banyak tenaga pendidik yang enggan
terlihat seperti korektor dari pada mitra kerja dalam ranah pendidikan.
Tentunya setiap tenaga pendidik memiliki karakter yang beragam seperti ada
yang mampu untuk bertindak profesional akan tetapi malas dalam penerapan,
ada pula yang sangat bersemangat dalam penerapan akan tetapi tidak mampu
bertindak profesional, dan ada pula yang hanya bersemangat ketika ada
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari perumusan masalah di atas adalah:
langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk menuju objek tersebut. Dalam hal
pendekatan kolaboratif.1
1. Pendekatan Direktif.
guru bersifat individual. Oleh karena itu, proses sosialisasi harus dilakukan
dengan membantu guru secara tatap muka dan individual. Pendekatan ini
a. Menjelaskan.
b. Menyajikan.
c. Mengarahkan.
d. Memberi Contoh.
f. Menguatkan.
2. Pendekatan Non-Direktif.
terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru.
yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati,
maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-
Asumsi dari dari pendekatan non direktif ini timbul dari keyakinan
bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata- mata untuk
dalam proses pembinaan, dan tidak sama dengan masukan sistem lain yang
secara ril.
a. Mendengarkan.
b. Penguatan.
c. Menjelaskan
d. Menyajikan
e. Memecahkan Masalah.
3. Pendekatan Kolaboratif.
a. Menyajikan.
b. Menjelaskan.
c. Mendengarkan.
d. Memecahkan Masalah.
e. Negosiasi.
Kinerja Guru adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang
dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, hasil kerja yang
dapat dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai
yang berbeda satu sama lain. Kemampuan dapat diamati dari segenap
dan motivasi yang ada dalam diri individu masing-masing guru yang
waktu dan tenaga yang mampu dicurahkan guru pada siswa dan
mengembangkan profesinya.
individunya:4
a. Profesional: guru yang memiliki kemauan kerja yang sangat tinggi dan
mampu melaksanakannya.
tidak mau atau kurang merasa yakin terhadap apa yang akan
dikerjakannya.
3
Indah Aminatuz Zuhriyah, Implementasi Pendekatan Spervisi pembelajaran Direktif
dalam meningkatkan Profesionalisme Guru di MI/SD, (Jurnal Madrasah: Vol.03. No.1, 2010), h.
153
4
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 78.
c. Super sibuk : Guru yang memiliki kemauan untuk bekerja tapi tidak
memiliki kemampuan kerja yang bagus.
punya kemauan.
Perilaku yang nampak dari supervisor adalah kadar direktif yang tinggi
yang lemah ini maka pendekatan direktif dianggap lebih efektif dari
komunikasi dua arah secara timbal balik agar motivasi yang ada dapat
berikut tabelnya:
TABEL I
Tingkat
Perkembangan Guru Pendekatan Supervisi Perilaku Supervisor
Guru Lemah
(Tidak mampu dan tidak Pendekatan Direktif Instruksi
mau)
Guru Super Sibuk
(Tidak mampu tetapi Pendekatan Kolaboratif Konsultasi
mau)
Guru Konseptor
(Mampu tetapi tidak Pendekatan Kolaboratif Partisipasi
mau)
Guru Profesional
(Mampu dan mau) Pendekatan Non-Direktif Delegasi
III. PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA