Anda di halaman 1dari 7

PENDEKATAN DAN TEKNIK SUPERVISI

Dosen pengampu : Drs. H. Sudirman, M.Pd., Ph.D

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Supervisi
Sekolah Dasar

Disusun oleh :

KELOMPOK 4

KELAS 30F KM

KHUSNUL KHATIMA : Mengetik Paper

ANDINI HELMALI SAFITRI : Mengetik, Menyususn Paper

ANDI NIRWANA : Membuat PPT

MA’RIFATUL HUSNA : Mencari Materi

RISQIATUL JANNAH SUKARDI : Mencari Materi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Supervisi

Pendekatan berasal dari kata approach adalah cara mendekatkan diri kepada objek
atau langkah-langkah menuju objek. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan
oleh supervisor, hal ini tentu lebih memudahkan supervisor ketika mensupervisi
bawahannya, supervisor dapat memilih pendekatan mana yang akan digunakan sesuai
dengan kondisi lembaga yang bersangkutan, karena setiap pendekatan dalam supervisi
pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Pemilihan yang tepat bergantung
pada masalah yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Piet a. Suhertian, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam
supervisi yaitu pendektatan direktif, pendekatan non-direktif dan pendekatan
kolaboratif, ketiga pendekatan tersebut bertitik tolak pada teori psikologi belajar,
berikut ini penjelasan ketiga pendekatan tersebut.

1. Pendekatan langsung (direktif)

Pendekata direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat


lansung. Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku
supervisor lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pada pemahaman
terhadap psikologis behaviouristis. Prinsip behaviouristis ialah segala perbuatan
yang berasal dari refleks, yaitu respon terhadap rangsangan/stimulus. Oleh karena
guru memiliki kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi
lebih baik. Sasaran pedekatan supervisi direktif adalah perilaku pengajaran dan
bukan perbaikan kepribadian guru. Untuk ini supervisor diharapkan untuk
mengajarkan berbagai keterampilan pada guru terkait mengamati, menganalisis,
mengembangkan kurikulum dan ketrampilan dalam mengajar.

2. Pendekatan supervisi pembelajaran Non-Direktif (Tidak Langsung)

Yang dimaksud pendekatan supervisi non-direktif adalah (tidak langsung)


adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.
Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia
terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru. Ia
memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan
permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non-direktif ini berdasarkan pada
pemahaman psikologis humanistik. Psikologi humanistik sangat menghargai orang
yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia
lebih banyak mendengarkan permasalahn yang dihadapi guru-guru. Guru
mengemukakan masalahnya. Supervisor mencoba mendengarkan, dan memahami
apa yang dialami.

3. Pendekatan supervisi pembelajaran kolaboratif

Pendekatan supervisi pembelajaran kolaboratif adalah cara ppendekatan yang


memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu cara
pendekatan baru.

Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama bersepakat


untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan proses
percakapan terhadap masalah yang diahadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada
psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah perpaduan
antara kegiatan individu dengan lingkungan yang pada gilirannya akan berpengaruh
dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian, pendekatan dalam
supervisi berhubungan pada dua arah ; dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.

Sedangkan menurut Wahyudi, pendekatan supervisi pendidikan terdiri atas


pendekatan kolegial, pendekatan individual, pendekatan klinis dan pendekatan
artistik dalam pengajaran.

1) Pendekatan Kolegial

Supervisi kolegial atau yang biasa disebut supervisi rekanan diistilahkan


dalam beberapa nama antara lain, peer supervision, cooperative professional
development dan bahkan sering dikatakan collaborative supervision. Supervisi
kolegial sebagai proses formal moderat dimana dua orang guru atau lebih
bekerjasama untuk kepentingan perkembangan profesional guru. Bentuk
supervisi kolegial menurut Kimbrough adalah :

a. Pertemuan guru-guru dengan agnda yang jelas dan membicarakan topik-


topik yang berkaitan dengan kemajuan pendidikan di sekolah;
b. Lokakarya (workshops) yaitu dengan kegiatan kelompok yang terdiri dari
Kepala Sekolah, Supervisor (Pengawas) dan guru untuk memecahkan
masalah yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok;
c. Observasi sesama guru di kelas yaitu dengan melibatkan sesama rekan guru
secara bergantian untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran di Kelas
dengan keberhasilan dan kekurangannya.
2) Pendekatan Individual
Pendekatan ini disebut dengan wawancara individual yaitu kesempatan
yang diciptakan oleh pengawas atau kepala sekolah untuk bekerja secara
individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah profesionalnya.
Pendekatan ini, menekankan pada tanggung jawab pribadi guru terhadap
prfesionalismenya. Bentuk dari pendekatan ini adalah guru membuat rancangan
pembelajaran, selanjutnya disampaikan kepada supervisor, Kepala Sekolah atau
pihak lain yang kompeten. Pada akhir semester, biasanya guru dan supervisor
bertemu untuk membicarakan kendala yang dihadapi selama melaksanakan
program pembelajaran. Pendekaran ini cocok bagi guru yang lebih suka bekerja
sendiri.
3) Pendekata Klinis
Pendekatan klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada
peningkatan pembelajaran dengan tahapan atau siklus yang sistematis dalam
perencanaan, pengamatan serta analisis yang logis dan intensif mengenai
penampilan mengajar yang nyata dalam mengadakan perubahan dengan cara
yang rasional. Ada beberapa tahapan perencanaan supervisi klinis:
a. Tahap pertemuan awal, merupakan pembuatan kerangka kerja, karena itu
perlu diciptakan suasana akrab dan terbuka antara supervisor dengan guru
sehingga guru merasa percaya diri dan memahami tujuan diadakan
pendekatan klinis;
b. Tahap obsevasi kelas, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
pedoman dan prosedur yang disepakati pada tahap awal. Selanjutnya
supervisor melakukan observasi berdasarkan instrumen yang telah dibuat
dan disepakati dengan guru. Setelah observasi, sepervisor mengumpulkan
informasi untuk membantu guru dalam menganalisis pembelajaran;
c. Tahap pertemuan akhir atau balikan, supervisor mengevaluasi hal-hal yang
terjadi selama observasi dan seluruh siklus proses supevisi dengan tujuan
meningkatkan perfomansi guru. Pertemuan akhir ini merupakan diskusi
umpan balik antara suprvisor dan guru. Supervisor memaparkan data
objektif sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan selama
pembelajaran berlangsung. Dasar dari balikan terhadap guru adalah
kesepakatan tentang item-ite observasi yang telah dibuat sehingga guru
menyadari tingkat prestasi yang dicapai.
B. Teknik Supervisi
Dalam situasi sekarang ini mungkin tidak semua teknik supervisi yang
dibeberkan di bawah ini dapat dilaksanakan oleh supervisor, akan tetapi sebagai
bahan bacaan perlu disodorkan sebagai rasep dapat dipilih oleh masing-masing
supervisor untuk dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Teknik
dalam supervisi sendiri terbagi atas 2 yaitu teknik supervisi yang bersifat individual
dan teknik supervisi yang bersifat kelompok.
1) Teknik Supervisi yang bersifat individual (Individual Technique)
Teknik supervisi yang, bersifat individual dipergunakan apabila orang yang
disupervisi dihadapi secara perorangan biasanya dilakukan terhadap individu-
individu yang yang mempunyai masalah khusus dan bersifat pribadi. Teknik
supervisi yang bersifat individu ini dapat dijelaskan atas beberapa macam, yakni
sebagai berikut:
a. Kunjungan kelas (Glassroom Visitation)
Untuk mengetahui lebih dekat/nyata tentang belajar mengajar guru di
kelas, seorang kepala sekolah, penilik pengawas biasanya mengadakan
kunjungan pada setiap kelas dimana guru-guru sedang mengajar.
Tujuannya untuk menolong guru- guru memecahkan kesulitan-kesulitan
yang mereka hadapi dan mempelajari sifat dan kualitas cara belajar anak
dan bagaimana guru membimbing murid-muridnya. Tujuan lain adalah
untuk memperoleh data/informasi tentang situasi belajar mengajar yang
berfungsi membantu pertumbuhan profesional guru. Teknik supervisi
dalam bentuk kunjungan kelas ini dapat dibagi atas :
 Kunjungan tanpa pemberitahuan sebelumnya
 Kunjungan dengan pemberitahuan sebelumnya
 Kunjungan atas dasar undangan guru
b. Observasi Kelas (Class-room Observation)
Observasi kelas biasanya dilakukan melalui dua cara yaitu dengan
cara observasi langsung (directed observation) yakni supervisor
mengobservasi langsung guru yang mengajar di kelas. Ini berarti
supervisor harus berada sama-sama dengan guru dalam kelas.
2) Teknik-teknik Supervisi yang bersifat kelompok (Group Techniques)
Teknik supervisi dalam bentuk kelompok adalah teknik supervisi yang
digunakan bersama-sama antara supervisor dan guru-guru dalam jumlah yang
banyak tetapi mempunyai masalah supervisi ini terdiri dari beberapa jenis
antara lain :
a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru (Orientation Meeting for new Teacher)
Pertemuan orientasi adalah salah satu bentuk pertemuan yang
bertujuan mengantar guru-guru terutama guru-guru untuk memasuki
suasana kerja yang baru. Demikian pula terhadap guru-guru yang baru
memangku jabatan baru dalam struktur organisasi sekolah.
b. Rapat Guru
Rapat guru adalah merupakan salah satu teknik supervisi untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah (Sahertian, 2000).

SIMPULAN
Beberapa pendekatan yang telah di jelaskan sebelumnya dapat dilakukan oleh
seorang supervisor, hal ini tentu lebih memudahkan supervisor ketika mensupervisi
bawahannya, supervisor dapat memilih pendekatan mana yang akan digunakan sesuai
dengan kondisi lembaga yang bersangkutan, karena setiap pendekatan dalam supervisi
pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Menurut Piet a. Suhertian, ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan dalam supervisi yaitu pendektatan direktif, pendekatan
non-direktif dan pendekatan kolaboratif. Teknik dalam supervisi sendiri terbagi atas 2
yaitu teknik supervisi yang bersifat individual dan teknik supervisi yang bersifat
kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Aisyah. 2017. Pendekatan efektif supervisi pembelajaran dalam meningkatkan


profesionalisme guru di lembaga pendidikan islam. Vol. 12. No. 1.

Wahyudi. 2012. Kepemimpinan kepala sekolah dalam organisasi pembelajaran (Learning


Organiation), Bandung: CV. Alfabeta

Piet A. Sahertian, Kosep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan ; Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. 2000. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 44-45.

Anda mungkin juga menyukai