Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KE-1 SUPERVISI PERENCANAAN EVALUASI DAN MONITORING (SPEM)

Nama Nim

: NUR ALFIA RAHMAWATI : 10510480

Jurusan : Pendidikam Matematika (BP)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2011

Dalam kerangka keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah, supervisi mempunyai kawasan tugas sebagai bagian dari kegiatan sekolah itu secara keseluruhan yang langsung berhubungan dengan pengajaran tetapi tidak langsung berhubungan dengan siswa. Kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajarmengajar. Kegiatan utamanya adalah membantu guru, tetapi dalam konteks nya yang luas mengangkat komponen sekolah yang lain karena guru juga terkait dengan komponen tata usaha, sarana, lingkungan sekolah, dan lain-lain. Kegiatan supervisi dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Dengan demikian ciri utama supervisi adalah perubahan dalam pengertian peningkatan kearah efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar secara terus-menerus. Dalam beberapa kasus yang termuat dalam tugas, diperlukan pendekatan seorang supervisor untuk membantu, mendorong, mengarahkan dan memperbaiki kinerja guru. Sebelum itu, supervisor mempelajari berbagai pendekatan dalam supervisi. Dengan demikian, pada gilirannya nanti guru dapat berperan serta dalam melakukan pilihan cara bagaimana supervisor itu akan membantunya. Pendekatan itu antara lain adalah (1) pendekatan humanistik, (2) pendekatan kompetensi, (3) pendekatan klinis, dan (4) pendekatan professional.

1.

Pendekatan Humanistik Salah satu pendekatan yang seringkali dipakai dalam melaksanakan

supervisi adalah pendekatan humanistik. Pendekatan humanistik timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata -mata untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar. Dalam proses pembinaan, guru mengalami perkembangan secara terus menerus, dan program supervisi harus dirancang untuk mengikuti pola perkembangan itu. Tugas supervisor adalah membimbing sehingga makin lama guru makin dapat berdiri sendiri dan berkembang dalam jabatannya dengan usaha sendiri.

Teknik supervisi yang digunakan oleh para supervsor yang menggunakan pendekatan humanistik tidak mempunyai frmat yang standar, tetapi tergantung kepada kebutuhan guru. Mungkin ia hanya melakukan observasi tanpa meakukan analisis dan interpretasi, mungkin ia hanya mendengar tanpa membuat observasi atau mengatur penataran dengan atau tanpa memberi sumber dan bahan beajar yang diminta guru. Teknik supervisi dalam pendekatan humanistik adalah sebagai berikut : 1) Pembicaraan awal. Dalam pembicaraan awal, supervisor memancing apakah dalam mengajar guru menemui kesulitan. Pembicaraan ini dilakukan secara informal. 2) Observasi. Jika guru perlu bantuan, supervisor mengadakan observasi kelas. Dalam observasi, supervisor masuk kelas dan duduk di belakang tanpa mengambil catatan. Ia mengamati kegatan kelas. 3) Analisis dan Interpretasi. Sesudah melakukan observasi, supervisor kembali ke kantor memikirkan kemungkinan kekeliruan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Jika menurut supervisor, guru telah menemukan jawaban maka supervisor tidak akan memberi nasehat kalau tidak diminta. Apabila diminta nasehat oleh guru, supervsor hanya melukiskan keadaan kelas tanpa memberi penilaian. Kemudian menanyakan apakah yang dapat dilakukan oleh guru tersebut untuk memperbaiki situasi itu. Kalau diminta sarannya, supervisor akan memberikan kesempatan kepada guru untuk mencoba cara lain yang kiranya tepat dalam upaya mengatasi kesulitannya. 4) Pembicaraan Akhir. Jika perbaikan telah dilakukan, pada periode tertentu guru dan supervisor mengadakan pembicaraan terakhir. Dalam pembicaraan akhir ini, supervisor berusaha membericarakan apa yang sudah dicapai guru, dan menjawab kalau ada pertanyaan dan menanyakan kalau -kalau guru perlu bantuan lagi. 5) Laporan. Laporan disampaikan secara deskriptif dengan interpretasi berdasarkan judgment supervisor. Laporan ini ditulis untuk guru, kepala sekolah untuk bahan perbaikan selanjutnya.

2.

Pendekatan Kompetensi Pendekatan ini mempunyai makna bahwa guru harus mempunyai

kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugasnya. Pendekatan kompetensi didasarkan atas asumsi, bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru. Guru yang tidak memenuhi memenuhi kompetensi itu dianggap tidak akan produktif. Teknik supervisi yang menggunakan pendekatan kompetensi adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan kriteria unjuk kerja yang dikehendaki. Tugas serta tanggung jawab yang diberikan untuk melakukan sesuatu unjuk kerja mengajar tertentu, harus dispesifikasikan sedemikian rupa, sehingga tugas-tugas tersebut menjadi cukup rinci dan menjadi lebih jelas bagi guru yang bersangkutan. 2) Menetapkan target unjuk kerja. Dari komponen dan anaisis kemampuan, supervisor dan guru menentukan target yang akan dicapai. Target ini harus dinyatakan dalam bentuk tujuan yang dapat diamati dan dapat diukur. Dalam tahap ini pula telah disepakati secara garis besar bagaimana pengukuran prestasi guru itu dilakukan. 3) Menentukan aktivitas unjuk kerja. Pada waktu tujuan unjuk kerja disetujui, maka langkah berikutnya adalah mendiskusikan cara untuk mencapai tujuan itu. Misalnya, apabila tujuan supervisi itu adalah untuk mengubah aspek perilaku guru, maka harus dinyatakan secara jelas perubahan apa yang dikehendakinya dan kegiatan apa yang digunakan untuk mencapai perubahan itu. 4) Memonitor kegiatan untuk mengetahui unjuk kerja. Dalam monitoring ini supervisor mengumpulkan dan mengolah data menjadi informasi tentang seberapa jauh pencapaian target yang telah disetujui. Dalam hal ini supervisor dan guru harus sepakat tentang data apa yang akan dikumpulkan, kapan dikumpulkan, dan bagaimana data itu dikumpulkan. 5) Melakukan penilaian terhadap hasil monitoring. Menilai berarti

menafsirkan informasi yang telah diperoleh untuk menetapkan sampai

dimana target yang telah tercapai. Dalam hal ni perlu dilakukan penilaian diri sendiri oleh guru dan kemudian dibandingkan dengan penilaian supervisor terhadap unjuk kerja guru. 6) Pembicaraan akhir. Pembicaraan tentang hasil evaluasi merupakan langkah yang penting. Pembicaraan ini menyangkut diskusi secara intensif tentang pencapaan target, supervisor harus memusatkan perhatiannya untuk membantu guru melihat secara positif hasil penilaian itu. Dalam pembicaraan akhir ini harus dirumuskan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk meningkatkan unjuk kerja yang menjadi tanggung jawab guru. Analisis dilakukan secara bersama-sama (kolaboratif) antara supervisor dan guru, sehingga dicapa kesepakatan tentang status kompetensi guru setelah pelaksanaan supervisi. Kesepakatan ini dilakukan melalui pembicaraan akhir.

3.

Pendekatan Klinis Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa proses belajar guru untuk

berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang dilakukan oleh guru itu. Oleh karena itu proses sosialisasi harus dilakukan dengan membantu guru secara tatap muka dan individual. Pendekatan ini

mengombinasikan target yang terstruktur dan perkembangan pribadi. Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya dengan itu. Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses pengajaran itu sendiri. Sasaran supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dan bukan perbaikan kepribadian guru. Untuk ini supervisor diharapkan untuk mengajarkan berbagai keterampilan kepada guru yang meliputi antara lain : a) keterampilan mengamati dan memahami (mempersepsi) proses pengajaran secara analitis, b) keteramp ilan menganalisis proses pengajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti

pengamatan yang jelas dan tepat, c) keterampilan dalam pembaruan kurikulum, pelaksanaan, serta pencobaannya, dan d) keterampilan dalam mengajar.

Terdapat lima langkah dalam melaksanakan supervisi klinis, yaitu : (a) pembicaraan pra-observasi, (b) melaksanakan observasi, (c) melakukan analisis dan menentukan strategi, (d) melakukan pembicaraan tentang hasil supervisi, serta (e) melakukan analisis setelah pembicaraan. (a) Tahap Pembicaraan Pra-Observasi Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana keterampilan yang akan diobservasi atau dicatat. Tahap ini memberikan kesempatan kepada guru dan supervisor untuk mengidentifikasi keterampilan mana yang memerlukan perbaikan. Secara teknis diperlukan lima langkah dalam pelaksanaan pertemuan pendahuluan, antera lain : (1) menciptakan suasana akrab antara supervisor dengan guru, (2) melakukan titik ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran, (3) melakukan titik ulang komponen keterampilan yang akan dilatihkan dan diamati, (4) memilih atau mengembangkan instrumen observasi, dan (5) membicarakan bersama untuk mendapatkan kesepakatan tentang instrumen observasi yang dipilih atau yang dikembangkan. (b) Tahap Observasi Pada tahap ini guru melakukan latihan dalam tingkah laku mengajar yang dipilih dan disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Sementara guru berlatih, supervisor mengamati dan mencatat atau merekamnya. Supervisor dapat juga mengadakan observasi dan mencatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru dan siswa. (c) Tahap Analisis dan Penetapan Startegi Supervisor mengadakan analisis tentang hasil rekaman observasi. Tujuan tahap ini adalah mengartikan data yang diperoleh dan merencanakan manajemen pertemuan yang akan diadakan dengan guru. Dalam melakukan analisis, supervisor harus menggunakan kategorisasi perilaku mengajar dan melihat data yang dikumpulkan itu atas kategori yang ditetapkan. (d) Pembicaraan tentang Hasil Tujuan pertemuan atau pembicaraan ini adalah untuk memberikan balikan kepada guru dalam memperbaiki perilaku mengajarnya, memberikan imbalan dan

perasaan puas, mendefinsikan isu dalam mengajar, memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki teknik mengajar dan teknik mengembangkan diri sendiri. (e) Analisis Sesudah Pembicaraan Supervisi merupakan pekerjaan professional. Oleh karena tu pengalaman supervisor dalam melaksanakan supervisi harus dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan jabatannya sendiri.dalam analisis sesudah pembicaraan ini, supervisor harus menilik ulang tentang apa yang telah dilakukan dalam menetapkan kriteria perilaku yang dipakai supervisor dalam melakukan observasi. Di samping itu, perlu dibicarakan hasil evaluasi diri sendiri tentang keberhasilan supervisor dalam membantu guru.

4.

Pendekatan Profesional Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi

guru itu adalah mengajar maka sasaran supervisi juga harus mengarahkan pada hal-hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan tugas guru yang sifatnya administratif. Di bawah ini dikemukakan teknik supervisi profesional, sebagai berikut : 1) Penataran yang diberikan kepada guru harus diberikan bersama dengan kepala sekolah (dan pengawas). 2) Penggugusan merupakan teknik pembinaan di dalam masing-masing sekolah maupun di dalam kelompok yang berdekatan. Jabatan profesional harus terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Pengembangan ini seharusnya datang dari kemauan dan kemampuan pribadi masing-masing tenaga profesional itu. Dalam kenyataannya karena berbagai sebab perkembangan profesional itu memerlukan bantuan dari luar, baik yang menyangkut substansi maupun pemanfaatan sumber daya yang mendukung perkembangan itu. Orang yang bertanggung jawab membantu pertumbuhan profesional guru adalah supervisor. Supervisor itu sendiri juga merupakan jabatan profesional yang sangat

mementingkan kemampuan untuk menetapkan bantuan apa dan seberapa jauh bantuan yang diperlukan guru. Dalam menjalankan tugasnya supervisor dapat menggunakan satu atau lebih pendekatan yang dirasa cocok untuk memberikan layanan terhadap guru. Guru sebagai subjek supervisi juga harus berperan aktif dalam pelaksanaan supervisi.

Anda mungkin juga menyukai