Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aditya Jaya, S.

Kom
Prodi : TKI

1. Bapak Ibu mahasiwa sekalian, coba berikan pengalaman pencarian Bapak/Ibu tentang Lesson
Study!

Lesson study adalah merupakan strategi pembinaan profesi guru berkelanjutan berbasis kelas &
kolaboratif untuk mengoptimalkan layanan dalam pembelajaran kepada siswa. Lesson study dapat dimaknai
pula sebagai belajar dari proses pembelajaran untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih praktis dan efektif.
Manfaat dari Lesson study yaitu untuk mengembangkan model pembelajaran, mengembangkan media
pembelajaran, mengembangkan bahan ajar, dan mengembangkan evaluasi pembelajaran.
Yang menjadi indikator keberhasilan lesson study adalah efektifitas proses belajar peserta didik
(Didaktis). 3 (tiga) komponen yang terlibat dalam lesson study yaitu guru model, observer, dan peserta didik.
Guru model adalah guru yang bermaksud untuk menguji inovasi, mengimplementasikan solusi
permasalahan, maupun mencoba suatu model pembelajarannya. Sedangkan observer adalah rekan guru
pamong yang terlibat dalam komunitas belajar berperan tidak hanya mengamati pembelajaran, namun juga
ikut berkontribusi dalam merancang hingga merefleksi pembelajaran secara bersama. Dalam lesson study,
peserta didik menjadi salah satu komponen yang terlibat. Peserta didik menjadi objek observasi pembelajaran
yang dicermati responnya berdasarkan situasi pembelajaran yang diberikan pendidik.
Terdapat 3 (tiga) prinsip utama dalam lesson study, yaitu kolegialitas (collegiality), saling belajar
(mutual learning), dan komunitas belajar (community learning). Prinsip kolegialitas artinya seluruh pihak
yang terlibat memiliki kesetaraan posisi sebagai pembelajar. Sedangkan prinsip saling belajar artinya
orientasi aktivitas yang dilakukan adalah saling memberikan manfaat. Prinsip terakhir adalah komunitas
belajar dimana artinya bentuk keterikatan interaksi pelaku lesson study merupakan upaya Continues
Professional Development (CPD). Lesson study terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yaitu:
1. Plan (perencanaan)
Pada tahap perencanaan, guru merancang pembelajaran dengan memilah kompetensi dan materi
esensial yang akan diberikan kepada peserta didik berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Cakupan
kompetensi dan materi ajar ditinjau berdasarkan kemungkinan respon siswa yang akan atau biasa muncul
(baik dalam bentuk masalah maupun keunggulan proses belajar di kelas). Jangan lupa untuk melibatkan
rekan sejawat dan atau guru bina dalam persiapan ini, fokuskan persiapan pada setiap respon siswa yang
mungkin terjadi untuk setiap rancangan pembelajaran yang disusun.
2. Do (pelaksanaan)
Melaksanakan pembelajaran adalah proses menguji rancangan persiapan yang telah disusun pada tahapan
perencanaan. Aktivitas yang penting dilakukan dalam tahapan ini adalah mencatat sebanyak mungkin bentuk-
bentuk respon siswa berdasarkan stimulus yang diberikan oleh guru berdasarkan pengamatan. Proses
mengamati pembelajaran dilakukan tanpa mengintervensi interaksi siswa dan guru. Pengamatan bukan
untuk menilai bagaimana guru mengajar, namun lebih kepada mempelajari bagaimana siswa belajar
berdasarkan respon-respon yang muncul.
3. See (observasi)
Pada tahapan ini, guru model diharapkan dapat memaparkan temuan dan capaian pembelajaran yang
dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang disusun. Sedangkan Observer menyampaikan temuan-
temuan pembelajaran yang telah diamatinya berdasarkan aktivitas peserta didik sebagai respon dari situasi
pembelajaran yang diberikan. Selanjutnya, guru model dan observer berdiskusi membahas pelajaran-pelajaran
kunci dari hasil implementasi dan dapat menjadi solusi bagi permasalahan pembelajaran yang umum
ditemukan.
2. Target PTK kepada guru atau siswa, jelaskan?

Penelitian tindakan kelas suatu ilmu penelitian yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan secara umum
untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran. Indikator keberhasilan PTK merupakan
ukuran atau patokan dalam menentukan apakah penelitian yang dilaksanakan berhasil tidaknya. Bagaimana
suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil?. Pertanyaan tersebut tergantung setiap guru, karena guru
memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi
sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain
bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan
instruksional khusus (TIK) dapat tercapai.
Indikator keberhasilan belajar siswa adalah “Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional
khusus (TIK), guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasan kepada siswa”.
Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses
belajar mengajar dan melaksanakan perbaikan atau refleksi bagi siswa yang belum berhasil.
Adapun indikator keberhasilan belajar siswa adalah:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual
maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah tercapai oleh
siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar yang baru dilaksanakan secara
keseluruhan adalah:

1. Apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan
minimal, optimal, atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas
pokok bahasan yang baru.
2. Apabila 75% atau lebih dari jumlah siswa mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan
kurang (dibawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersipat perbaikan
(remedial).
Contohkan dalam menilai keberhasilan peneltian tindakan kelas yang anda lakukan. Misalnya dalam
penelitian, anda memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran, anda dapat
membaginya menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut:

1. Proses Pembelajaran. Proses pembelajaran akan dikatakan berhasil jika apa yang telah direncanakan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlaksana 75% - 100% dalam setiap siklusnya.
2. Hasil Belajar. Pelaksanaan tindakan dikatakan berhasil jika rata-rata hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dan kriteria ketuntasan belajar minimum siswa memenuhi target yang telah ditentukan
secara klasikal yaitu 75% serta memperoleh nilai ≥ 70.

Pada poin pertama, anda dapat memberikan skor di setiap langkah-langkah dalam RPP dan
menghitung jumlah skor yang diberikan tiap langkah tersebut dan menghitungnya dengan rumus
persentase (%) sebagai berikut:

Pada poin ke dua tentang hasil belajar siswa dapat anda lakukan pengukuran dengan melihat rata-rata
hasil belajar secara klasikal setiap siklus dan membandingkannya. Kedua poin di atas juga dapat dijadikan
indikator untuk melihat sampai pada siklus berapa penelitian dilaksanakan. Misalnya pada siklus pertama
proses pembelajaran siswa tidak terlaksana dengan baik, hanya mencapai persentase 70% dan rata-rata hasil
belajar siswa secara klasikal mencapai 70. Maka, guru/peneliti dapat melanjutkan siklus penelitiannya. Siklus
penelitian ini akan berhenti ketika proses pembelajaran dan hasil belajar telah mencapai target yang
ditetapkan tersebut.

3. Target Lesson Study kepada guru atau siswa, berikan penjabarannya?

Lesson study adalah sistem penyelidikan kelas di mana beberapa guru secara kolaboratif merencanakan,
mengajar, mengamati, merevisi dan memberikan hasil pelajaran satu kelas.
Dalam lesson study, guru harus dengan bijak mengeksplorasi bagaimana siswa belajar, berpikir dan
merubah perilaku sebagai hasil dari pembelajaran. Praktek lesson study dapat mengarah pada peningkatan
pengajaran ketika guru menjadi lebih tahu tentang bagaimana siswa mereka belajar dan berpikir serta
bagaimana instruksi mempengaruhi pemikiran siswa. Selama fase desain pelajaran, guru bertukar ide
tentang bagaimana siswa mungkin bereaksi terhadap setiap bagian dari pelajaran.
Studi ini menyajikan serangkaian kode yang secara teoritis didasarkan pada sistematis
mendokumentasikan berbagai aspek pembelajaran dan perubahan guru (pengetahuan dan keyakinan,
profesional belajar komunitas, sumber daya) dalam studi pelajaran lintas konteks. Mengikuti penelitian
observasi pelajaran, guru secara kritisi menganalisis data yang dikumpulkan tentang pembelajaran siswa,
menggambar implikasi berbasis bukti untuk meningkatkan instruksi. Untuk menegakan hak setiap anak untuk
belajar dari suatu pelajaran dan bukan untuk hanya menunjukan pelaksanaan rencana pelajaran yang terampil
dan lancar.

Anda mungkin juga menyukai