Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pemahaman Peserta Didik
dan Pembelajarannya
Prodi: PGSD
Dosen Pengampuh :
UNIVERSITAS RIAU
2023
Mahasiswa mengerjakan Ujian Akhir Semester (UAS) mengikuti panduan yang
diberikan dosen pengampu.
1. Pilihlah salah satu asesmen yang telah diterapkan di kelas yang Anda observasi
ketika melakukan kegiatan PPL.
3. Jelaskan bagaimana asesmen tersebut dapat memberi ruang bagi peserta didik untuk
memberikan umpan balik atas proses pembelajaran.
Jawaban:
Di era globalisasi saat ini, guru harus memiliki berbagai cara dalam menerapkan
strategi, metode pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Tidak hanya
fokus ke peserta didik tertentu saja, melainkan memperhatikan semua peserta didik yang
ada di kelas. Oleh sebab itu pentingnya bagi seorang guru untuk melakukan Asesmen
sebelum memulai suatu pembelajaran, agar guru bisa membuat rancangan pembelajaran
sesuai dengan kondisi, dan karakteristik peserta didik. Asesmen adalah suatu penilaian
yang komprehensif guna mengetahui kinerja dari siswa, atau kita sering mengartikannya
dengan sederhana yaitu penilaian (Gloria, 2012).
Keberhasilan peserta didik dalam belajar dapat tercapai ketika seorang guru
mampu menerapkan asesmen yang tepat sesuai dengan kondisi peserta didik. Asesmen
dalam pembelajaran memiliki beberapa tujuan utama yang penting untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan pengembangan peserta didik, Seperti :
a. mengevaluasi kemajuan peserta didik: Mengukur pemahaman dan
kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
b. Pemantauan Proses Pembelajaran: Membantu guru untuk menyesuaikan
pendekatan pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik
c. Penyusunan Rencana Pembelajaran:
Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran yang lebih efektif.
Mengidentifikasi kebutuhan individu siswa untuk disesuaikan dengan
rencana pembelajaran.
Dengan diterapkannya asesmen dalam pembelajaran, Guru dapat memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan peserta didik, efektivitas metode
pengajaran, dan kesesuaian kurikulum. Hal ini membantu meningkatkan kualitas
pendidikan secara keseluruhan.
Saya melaksanakan observasi pada saat minggu pertama PPL I di SD Negeri 105
Pekanbaru dan diberikan tanggung jawab untuk melakukan siklus pembelajaran
terbimbing kelas V-D pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).
Selama saya melaksanakan siklus di kelas V-D, saya menggunakan asesmen awal
(diagnostik), asesmen formatif, dan asesmen sumatif. Pertama, asesmen awal
(diagnostik) merupakan proses penilaian untuk mengetahui kemampuan dasar anak,
mengetahui kondisi awal mereka sebelum merancang suatu pembelajaran. Pembelajaran
diawali dengan pemetaan kemampuan prasyarat agar dapat merencanakan tindak lanjut
yang tepat, termasuk melakukan penyesuaian Tujuan Pembelajaran. Kemajuan hasil
belajar selanjutnya dilakukan secara berkelanjutan melalui asesmen formatif. Peserta
didik yang belum mencapai capaian pembelajaran mendapatkan pendampingan agar
mencapai capaian pembelajarannya.
Kedua, asesmen formatif adalah asesmen yang berorientasi pada perkembangan
kompetensi peserta didik. Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau
dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan
pembelajaran. Sesuai dengan tujuannya, asesmen formatif dapat dilakukan di awal dan
di sepanjang proses pembelajaran. Asesmen di awal pembelajaran bertujuan untuk
menilai kesiapan masing-masing peserta didik untuk mempelajari materi yang telah
dirancang. Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang telah
dibuatnya dan atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik. Sedangkan
ketiga, asesmen sumatif bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran
peserta didik secara keseluruhan. Asesmen sumatif dilakukan pada akhir proses
pembelajaran, dapat dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran
sesuai pertimbangan guru. Asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian
di akhir bab, akhir semester, atau akhir tahun.
Selama proses mengajar di kelas V-D tersebut, asesmen yang saya terapkan dapat
diaplikasikan dengan baik kepada peserta didik. Melalui asesmen ini, saya dapat melihat
dan mengukur seberapa jauh perkembangan dan kemampuan peserta didik dalam
memahami materi aja yang saya sampaikan di kelas. Selain itu, saya juga dapat melihat
perkembangan dalam aspek kemampuan psikomotorik dan afektif dari setiap peserta
didik, hal ini dapat dilihat dari kemampuan berkomunikasi, berinteraksi, bersosialisasi,
menyampaikan pendapat, bekerjasama, jujur, tekun, dan lain sebagainya. Asesmen juga
dapat membantu saya melihat bagaimana peningkatan potensi atau bakat peserta didik
yang ada dalam dirinya. Secara keseluruhan asesmen yang diterapkan ini dapat
membantu saya sebagai guru untuk melihat perkembangan dan kemajuan peserta didik
dalam aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Penilaian atau asesmen yang diterapkan selama proses pembelajaran tidak hanya
berdampak pada guru saja, akan tetapi dapat berdampak pada peserta didik juga.
Asesmen dapat memberi ruang bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik atas
proses pembelajaran. Dalam hal ini, peserta didik dapat mengukur dan menilai diri
sendiri terhadap perkembangan kemampuan kognitif, psikomotori, dan afektif yang
mereka miliki. Peserta didik dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka dan
juga peserta didik dapat melihat bagian mana saja yang perlu diperbaiki kembali agar
dapat meningkatkan potensi mereka baik dalam aspek kemampuan kognitif,
psikomotorik, maupun afektif sehingga hasil asesmen yang diinginkan dapat tercapai
sesuai dengan harapan.
Pada akhirnya untuk mendapatkan hasil asesmen yang memenuhi tujuan
pembelajaran, perlu adanya kolaborasi antara guru, peserta didik, orangtua/wali murid,
dan sekolah yang saling bekerjasama dan memberikan support terbaik demi
berlangsungnya proses pembelajaran yang maksimal. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan seorang guru adalah membuat rancangan pembelajaran dan asesmen yang
tepat sasaran dan inovatif agar proses pembelajaran di kelas menyenangkan dan
memberikan kenyamanan bagi peserta didik. Ketika guru mampu menerapkan
model/metode pembelajaran serta asesmen yang tepat dan menarik, maka peserta didik
otomatis akan meresponnya dengan baik. Kemudian pihak sekolah harus memberikan
pelayanan, fasilitas, dan sarana prasarana yang maksimal untuk mendukung proses
pembelajaran. Lalu dukungan orangtua terhadap anak, guru, dan sekolah juga sangatlah
penting. Komponen-komponen inilah yang dapat dilakukan secara bersama-sama agar
dapat menciptakan proses pembelajaran dan asesmen yang maksimal sehingga dapat
meningkatkan potensi dan bakat yang pada peserta didik dan memajukan serta
meningkatkan kualitas sistem pendidikan di Indonesia.
Seperti kita ketahui, Asesmen formatif adalah jenis asesmen yang dilakukan
selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik yang langsung kepada
peserta didik dan guru. Tujuan utama dari asesmen formatif adalah untuk memantau
perkembangan peserta didik, memberikan umpan balik yang dapat digunakan secara
langsung untuk perbaikan, dan membantu mengidentifikasi area yang memerlukan
perhatian lebih lanjut. Berikut adalah beberapa ciri khas dari asesmen formatif:
1. Berlangsung Selama Pembelajaran:
Asesmen formatif dilakukan secara berkala selama proses pembelajaran,
bukan hanya pada akhir suatu periode atau semester.
2. Memberikan Umpan Balik Real-Time:
Memberikan umpan balik segera kepada peserta didik tentang kemajuan
mereka.
Memungkinkan guru untuk menyesuaikan metode pengajaran secara
langsung berdasarkan hasil asesmen.
3. Bersifat Perbaikan:
Fokus utama asesmen formatif adalah memberikan informasi yang dapat
digunakan untuk perbaikan.
Membantu peserta didik memahami kelemahan mereka dan memberikan
kesempatan untuk memperbaikinya.
4. Beragam dalam Bentuk:
Asesmen formatif dapat berupa pertanyaan lisan, ulangan kecil, proyek
singkat, diskusi kelas, atau bentuk lain yang dapat memberikan informasi
langsung tentang pemahaman peserta didik.
5. Tujuan Perbaikan Instruksi:
Membantu guru untuk menilai sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai
dan untuk merencanakan tindakan perbaikan dalam pengajaran.
6. Melibatkan peserta didik dalam Proses Pembelajaran:
Peserta didikseringkali terlibat aktif dalam asesmen formatif, baik dalam
mengevaluasi pekerjaan mereka sendiri maupun dalam memberikan umpan
balik kepada rekan sekelas.
7. Mengidentifikasi Kesulitan atau Kelebihan pada peserta didik:
Membantu guru dan peserta didik untuk mengidentifikasi area yang
memerlukan perhatian lebih lanjut atau area di mana peserta didik telah
mencapai keberhasilan.
8. Bukan untuk Penilaian Akhir:
Tidak dimaksudkan untuk memberikan nilai akhir atau menilai pencapaian
peserta didik secara keseluruhan, melainkan untuk membimbing
pembelajaran selama proses.
Asesmen formatif berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan efektivitas
pembelajaran, membantu peserta didik dan guru untuk memahami progres
pembelajaran, dan memfasilitasi perbaikan kontinu dalam pengajaran dan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran di kelas V, saya menerapkan asesmen Formatif
berupa test tertulis dan test tidak tertulis. Fungsi dari tes tertulis dalam penilaian
formatif yaitu, (1). Dilakukan saat berlangsungnya proses belajar mengajar. (2).
Dilaksanakan secara periodic. (3). Mencakup semua mata pelajaran yang telah
diajarkan. (4). Bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar
mengajar. (5). Dapat digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan proses belajar
mengajar (Abdul Majid, dalam (Dasri Rati, February, 2019).
Test Tertulis biasanya berupa Soal Essay/ Pilihan Ganda. Sedangkan asesmen
formatif tidak tertulis (Lisan) biasanya berupa Quiz tanya jawab, dan Presentase dari
LKPD kelompok. Asesmen formatif memiliki potensi besar untuk memberikan ruang
bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik atas proses pembelajaran. Berikut
adalah beberapa cara bagaimana asesmen formatif dapat menjadi saluran yang efektif
untuk melibatkan peserta didik dalam memberikan umpan balik:
1. Memberikan Pertanyaan Terbuka:
Menyertakan pertanyaan terbuka dalam asesmen formatif yang
memungkinkan peserta didik untuk menyampaikan pemahaman mereka secara
lebih luas.
Contohnya, “a. Apa yang dapat kamu simpulkan dari gambar tersebut?
b. Apa perbedaan kongruen dan kesebangun?
c. Coba kelompokkan mana gambar yang kongruen dan mana gambar yang
sebangun?”
2. Diskusi Kelompok di kelas:
Menggunakan sesi diskusi kelas untuk memberikan peserta didik
kesempatan untuk berbicara tentang pengalaman pembelajaran mereka.
Biasanya diskusi kelompok untuk mengerjakan LKPD menggunakan model
PBL. Yang dapat mendorong peserta didik untuk saling berbagi pendapat,
pemikiran, dan pertanyaan mereka terkait materi pembelajaran.
3. Jurnal Refleksi:
Mendorong peserta didik untuk menyusun jurnal refleksi secara rutin, di
mana mereka dapat mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan pemahaman
mereka terhadap pelajaran. Guru dapat memberikan panduan atau pertanyaan
khusus pertanyaan lisan untuk membimbing refleksi peserta didik.
4. Survei atau Kuesioner:
Menggunakan survei atau kuesioner untuk mengumpulkan umpan balik
peserta didik terkait dengan pengalaman pembelajaran mereka. Survei dapat
mencakup pertanyaan tentang kenyamanan, pemahaman materi, atau
kebutuhan tambahan.
5. Portofolio Pembelajaran:
Membangun portofolio pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
memilih dan menampilkan karya terbaik mereka serta memberikan refleksi atas
proses pembelajaran. Dalam konteks ini, peserta didik dapat menjelaskan
perasaan, kesulitan, dan keberhasilan yang mereka alami selama pembelajaran.
Dengan memberikan ruang bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik,
guru dapat lebih baik memahami kebutuhan, ekspektasi, dan persepsi Peserta didik
terhadap pembelajaran. Ini membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang
kolaboratif dan mendukung, di mana peserta didik merasa dihargai dan memiliki peran
aktif dalam proses pembelajaran mereka.
Dapat disimpulkan bahwa pada saat guru melakukan proses pembelajaran di kelas
V menggunakan Asesmen Formatif baik secara tertulis maupun tidak tertulis, kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan baik, ditambah peserta didik sangat antusias ketika
guru melakukan asesmen secara tanya jawab lisan. Sehingga guru lebih mudah
memahami kemampuan peserta didik yang berbeda-beda untuk mencapai suatu tujuan
di dalam pembelajaran, dan strategi atau metode yang cocok diterapkan saat proses
pembelajaran berlangsung.
Referensi :
Dasri Rati, S. M. (February, 2019). Pelaksanaan Penilaian Formatif Dalam
Pembelajaran PPKn DI SMP N 2 Lengayang. Journal of Civic Education, 2(1):106-115.
GLORIA, R. Y. (2012). Pentingnya Asesmen Alternatif Dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Dan Membaca Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Biologi. Jurnal
Scientiae Educatia , Volume 1 Edisi 1.
LAMPIRAN
MODUL AJAR
MATEMATIKA
BAB IV
Kekongruenan dan Sudut dari Bangun
Datar
Disusun Oleh :
Yosi Agustin, S. Pd
MODUL AJAR
A. Informasi Umum
Bernalar Kritis
Bergotong Royong
Laptop
LCD/Proyektor
Powerpoint
Video Pembelajaran
Media pembelajaran
B. Kompetensi Inti
3. Tujuan Pembelajaran
1) Setelah melihat media power point, peserta didik mampu menyebutkan
bangun datar yang kongruen dengan benar. C2
6. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (10 Menit)
1. Guru membuka pembelajaran dengan megucap salam dan memberikan
kesempatan pada peserta didik yang datang paling awal untuk memimpin doa (KSE
: Kesadaran Diri dan Beriman, Bertaqwa Kepada Tuhan YME, Berakhlak
Mulia)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik, dan menanyakan bagaimana
perasaannya hari ini (Kesiapan belajar peserta didik)
7. Asesmen
Penilaian
Contoh Rubrik Penilaian Proyek
Mahir Cakap Berkembang
Dapat menghasilkan Dapat menghasilkan Dapat menghasilkan
karya Pop Up Book karyaPop Up Book karyaPop Up Book
Budaya Daerah di Budaya Daerah di Budaya Daerah di
Indonesia yang
Indonesia yang kreatif, Indonesia yang
kreatif,menarik, dan
menarik, dan rapi namun sederhana
rapi disertai
belum disertai
keterangan penjelas
terkait gambar keterangan penjelas
terkait
gambar
Rubrik Asesmen Diskusi Kelompok
Ket: Berilah tanda ceklis () pada kolom yang memenuhi kriteria
4 (Terlihat 3 (muncul 2 (Muncul
1 (Belum
Kriteria keseluruha sebagian sebagian
muncul)
n) besar) kecil)
Ketepatan dalam
mengklasifikasikan
macam-macam
norma dan aturan
yang berlaku di
lingkungan sekitar
beserta dengan
contoh
pelaksanaannya
melalui peristiwa
kehidupan sehari-
hari yang disajikan
dalam bentuk
gambar
Kemampuan dalam
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompoknya
Aspek sikap dalam
berdiskusi bersama
kelompok (kerja
sama dan tanggung
jawab)
Lampiran :
1. Bahan Bacaan/Bahan Ajar
2. LKPD
3. Media Pembelajaran
4. Asesmen
5. Rubrik Penilaian
6. Glosarium
Nama Kelompok:
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Peserta didik dapat menyebutkan defenisi bangun datar kongruen
PETUNJUK PENGERJAAN:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan
1. Video Pembelajaran
https://www.youtube.com/watch?v=ANZzrraTxxo
https://youtu.be/qETvWKMKpSY?si=AaIKu6eYyjgcE6nF
2. Power Point
https://docs.google.com/presentation/d/1vWWlRAkkhWaZ9otzJYcnHjh9WuZqPDwq
uyeC8PAkvrw/edit?usp=sharing
ASESMEN
A. Asesmen Diagnostik
Tujuan : mengelompokkan peserta didik secara heterogeny sesuai dengan gaya
belajarnya dalam kelompok
Teknik : non tes
Instrumen : pertanyaan tentang benda dari magnet
a. Apakah kamu punya kulkas?
b. Mengapa pintu kulkas dapat tertutup rapat dengan sendirinya?
c. Apakah kamu mempunyai tempat pensil seperti ini? (guru memberikan
contoh nyata)
d. Mengapa tempat pensil ini dapat tertutup rapat dengan sendirinya?
Kemampuan Butuh Berkembang Cakap Mahir
Berdasarkan Pendampingan
Elemen Khusus
Pengetahuan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
awak peserta tidak tahu dapat dapat dapat memberi
didik tentang benda-benda mengetahui mengetahui contoh lain
benda yang yang kulkas termasuk kulkas dan (selain kulkas
memakai disebutkan benda yang tempat pensil dan tempat
magnet dalam contoh memakai merupakan pensil) tentang
magnet benda yang benda yang
memakai memakai
magnet magnet dalam
kehidupan
sehari-hari
B. Asesmen Formatif
Sikap Spiritual
Petunjuk:
Lembar di isi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda ceklis (v) pada
kolom sesuai sikap spiritual yang ditampilkan peserta didik dengan kriteria sebagai berikut:
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun
tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
Jumlah Skor
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4
1 Menunjukkan sikap kerjasama dalam kelompok
2 Siswa terlibat aktif dalam tugas kelompok
3 Membagi pekerjaan berdasarkan tugas
4 Membantu teman yang kesulitan
Jumlah Skor
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4
1 Berinisiatif dalam bertindak
2 Mampu menggunakan kesempatan
3 Tidak mudah di provokasi
4 Berani bertanya
Jumlah Skor
Sikap Sosial (Tolerasnsi)
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4
1 Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
2 Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras,
budaya, dan gender
3 Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan
pendapatnya
4 Dapat memaafkan kesalahan maupun kekurangan
orang lain
Jumlah Skor
Kelas :
Hari/Tanggal :
No Nama Butir Sikap
1
2
3
4
Bagi peserta didik yang belum memenuhi Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) setelah
melakukan tes tertulis pada akhir pembelajaran, maka akan diberikan pembelajaran
tambahan (Remidial Teaching) terhadap IPK yang belum tuntas, kemudian diberikan tes
tertulis pada akhirpembelajaran dengan ketentuan:
1. Soal yang diberikan berbeda dengan soal sebelumnya namun setara dalam
konten pengetahuannya.
2. Nilai akhir yang akan diambil adalah nilai hasil tes akhir.
PROGRAM REMEDIAL
Sekolah :…………………………………………
Kelas/Semester :…………………………………………
Muatan Pelajaran :…………………………………………
Ulangan Harian ke- :…………………………………………
Tanggal Ulangan :…………………………………………
Bentuk Ulangan :…………………………………………
Materi Ulangan :…………………………………………
KD/Indikator :…………………………………………
Indikator
Nama Bentuk
Nilai yang Nilai Setelah
No Peserta Tindakan Ket
Ulangan Belum Remedial
Didik Remedial
Dikuasai
1
2
3
Glossarium
Kongruensi : Dua bangun datar yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama atau dua benda
yang saling menutupi dan berimpit.
Kesebangun : Dua benda yang memiliki bentuk yang sama namun ukuran berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ghanim, Amalia Fitri, dkk. 2021. Buku Panduan Guru Matematika. Jakarta :
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Dokumentasi Saat Proses Pembelajaran