Anda di halaman 1dari 28

Nama : Kukuh Tri Laksono

Kelas : Bahasa Indonesia – A

TUGAS UAS
PERANCANGAN DAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dari seluruh konsep tentang perancangan dan pengembangan kurikulum menggunakan


kerangka UbD silahkan eksplorasi untuk mengembangkan rancangan pembelajaran berbasis
UbD sesuai dengan template serta aspek pemahaman dalam UbD. Adapun kurikulum yang
Anda kembangkan adalah sebagai berikut:

1. Visi dan Misi Sekolah


Visi
Mencetak peserta didik yang unggul, berjiwa merdeka dan berkarakter sesuai dengan profil
pelajar pancasila.
2. Misi

1) Membudayakan iklim sekolah yang religius dan bermartabat melalui kegiatan


keagamaan.
2) Mengembangkan karakter peserta didik untuk cinta tanah air melalui kegiatan
intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler.
3) Mengembangkan sikap kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif melalui
intrakurikuler dan projek Profil Pelajar Pancasila.
4) Meningkatkan pembelajaran yang menumbuhkembangkan prestasi dan kreativitas
warga sekolah yang unggul dan mampu bersaing baik di tingkat lokal, nasional
maupun internasional.
5) Mengembangkan rasa solidaritas dan toleransi peserta didik melalui kegiatan
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
6) Meningkatkan pembelajaran agar dapat mengembangkan peserta didik yang unggul
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi.
7) Menerapkan manajemen partisipatif-profesional sebagai bagian dari managemen
mutu dengan penguasaan bahasa asing khususnya bahasa inggris.
8) Menumbuh kembangkan budaya literasi untuk menjawab tantangan global.
9) Membudayakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih, dan sehat.
10) Melestarikan lingkungan dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

3. Tujuan Lembaga
Tujuan
1) Terwujudnya lulusan yang ber-IMTAQ, menguasai IPTEK, dan mampu bersaing di
era global;
2) Tercapainya implementasi Kurikulum Merdeka;
3) Tercapainya peningkatan model pembelajaran abad 21;
4) Tercapainya peningkatan perolehan rata-rata nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer
(UTBK) untuk masuk perguruan tinggi
5) Tercapainya peningkatan jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi negeri;
6) Tercapainya peningkatan jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi luar
negeri;
7) Terlaksananya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan
bermakna;
8) Tercapainya peningkatan kemampuan komunikasi berbahasa Indonesia dan bahasa
Inggris;
9) Tercapainya peningkatan keterampilan menggunakan media Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK);
10) Tercapainya peningkatan kedisiplinan dan ketertiban warga sekolah;
11) Tercapainya budaya tata krama pada warga sekolah;
12) Terwujudnya kualitas siswa dalam berkompetisi di bidang PIR, KIR, OSN, O2SN,
FLS2N, dan agama baik di tingkat nasional maupun internasional;
13) Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana di lingkungan
sekolah;
14) Tercapainya manajemen sekolah partisipatif, transparan, dan akuntabel;
15) Tercapainya peningkatan kerjasama dengan orang tua, masyarakat, dan institusi
terkait;
16) Tercapainya peningkatan kegiatan 7K (keamanan, ketertiban, kedisiplinan,
kekeluargaan, kerindangan, keindahan, dan kesehatan);
17) Tercapainya budaya belajar, membaca, dan menulis;
18) Terciptanya hubungan harmonis antarwarga sekolah;
19) Terwujudnya pelayanan yang cepat, tepat, dan memuaskan masyarakat;
20) Terwujudnya kerja sama saling menguntungkan dengan instansi terkait;
21) Terjalinnya sekolah mitra, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

4. Landasan Kurikulum
• Landasan Filosofis
Bangsa Indonesia berlandaskan Pancasila untuk filosofi pendidikannya. Nilai-nilai
yang terkandung bertujuan menciptakan manusia Indonesia yang cerdas secara
spiritual, intelektual, dan kepribadian. Pewujudan tujuan ini dipengaruhi oleh tiga
aliran filsafat pendidikan berikut: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3)
humanisme. Aliran progresivisme beranggapan bahwa proses pembelajaran pada
umumnya perlu sekali ditekankan pada: (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian
sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural), dan (d) memperhatikan
pengalaman peserta didik. Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat
mekanistis. Aliran ini juga memandang bahwa dalam proses belajar, peserta didik
sering dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau
bersifat problem solving.
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung peserta didik (direct
experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Sebab itu, pengalaman orang lain
yang diformulasikan misalnya dalam suatu buku teks perlu dihubungkan dengan
pengalaman peserta didik secara langsung. Aliran konstruktivisme ini menekankan
bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena,
pengalaman, dan lingkungannya. Aliran humanisme melihat peserta didik dari segi:
(a) keunikan/kekhasannya, (b) potensinya, dan (c) motivasi yang dimilikinya. Peserta
didik selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan.

• Landasan Yuridis
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
Di dalam ketentuan umum Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Sedangkan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Pasal 12 ayat 1 poin (b) disebutkan bahwa: Setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Selanjutnya pada Pasal 36 ayat
(2) disebutkan bahwa: Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik. Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan
bahwa pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi dimaksudkan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan
kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah untuk mengakomodasi berbagai
keragaman yang ada.
2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP);
Pasal 12 ayat (1) poin (f) disebutkan bahwa: Pelaksanaan pembelajaran
diselenggarakan dalam suasana belajar yang memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik, serta psikologis peserta didik. Pasal 38 ayat (2) disebutkan bahwa
Pengembangan kurikulum Satuan Pendidikan dilakukan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan Satuan Pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024
dalam kebijakan merdeka belajar; dan
a) Memerdekakan pembelajaran sebagai beban pembelajaran menjadi sebagai
pengalaman menyenangkan.
b) Memerdekakan pendekatan pedagogi yang bersifat pukul rata (onesize fits
all) menjadi berpusat pada peserta didik dan personalisasi.
c) Memerdekakan pendidikan yang dibebani oleh perangkat administrasi
menjadi bebas untuk berinovasi.
d) Dalam hal pedagogi kebijakan merdeka belajar akan meninggalkan
pendekatan standarisasi menuju pendekatan heterogen yang lebih paripurna
memampukan guru dan peserta didik menjelajahi khasanah pengetahuan
yang terus berkembang.
e) Kebijakan merdeka belajar meliputi kategori ekosistem pendidikan, guru,
pedagogi, kurikulum, dan sistem penilaian.
Kebijakan Merdeka Belajar akan meninggalkan pendekatan standardisasi
menuju pendekatan heterogen dengan menekankan sentralitas pemelajaran siswa,
kurikulum yang akan berkarakteristik fleksibel berdasarkan kompetensi.
4) Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Pada Prinsip pengembangan KTSP disebutkan berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
pada masa kini dan yang akan datang. Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki
posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta
didik

• Landasan Psikologis
Psikologi tidak pernah lekang dari perkembangan kurikulum yang terjadi selama ini.
Unsur dari psikologi yang terkait yaitu psikologi perkembangan, psikologi belajar,
dan psikologi sosial. Psikologi perkembangan adalah ilmu atau studi yang mengkaji
perkembangan manusia, beserta kecenderungan prilaku yang ditunjukkannya.
Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang
diberikan kepada siswa, baik tingkat kedalaman dan keluasan materi, tingkat kesulitan
dan kelayakannya serta kebermanfaatan materi senantiasa disesuaikan dengan taraf
perkembangan peserta didik. Psikologi belajar adalah suatu pendekatan atau studi
yang mengkaji bagaimana manusia umumnya melakukan proses belajar.
Psikologi sosial merupakan suatu ilmu yang membahas mengenai tingkah laku
individu terhadap lingkungan sosial dan budayanya.

• Landasan Sosiologis
Kurikulum pendidikan harus disusun berdasarkan kondisi sosial masyarakat.
Kurikulum harus disusun dengan memperhatikan unsur fleksibilitas dan bersifat
dinamis sehingga kurikulum tersebut senantiasa relevan dengan masyarakat. Sekolah
sebagai masyarakat kecil tujuannya adalah mempersiapkan anak-anak untuk menjadi
anggota masyarakat yang baik. Dalam implementasi sosiologi, perilaku manusia
berkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Sosiologi berpandangan
bahwa perilaku manusia tidak bebas melainkan mengikuti pola yang kontinu dan pola
itu sebagai pengatur perilaku adalah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai yang
berlaku bersumber dari norma, agama, Peraturan Undang- Undang, pengetahuan. Ada
tiga jenis pola kegiatan sosial dalam pendidikan, yaitu
(1) pola kegiatan sosial nomothetis adalah pola kegiatan sosial yang lebih menekankan
pada dimensi tingkah laku yang bersifat normatif, pendidikan adalah sosialisasi
kepribadian, pendidikan adalah upaya pewarisan sosial kepada generasi muda;(2) pola
kegiatan sosial ideografis adalah pola kegiatan sosial yang lebihmenekankan pada
dimensi tingkah laku yang bersifat individual/perseorangan. Pendidikan adalah
sebagai personalisasi peranan yaitu upaya membangun seseorang untuk mengetahui
dan mengembangkan apa yang ingin diketahui dan dikembangkannya; dan (3) Pola
kegiatan sosial transaksional adalah pola kegiatan yang mengutamakan keseimbangan
berfungsinya dimensi tingkah laku nomothetis dan ideografis.
5. Rancangan Pembelajaran UbD

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


Fase F Kelas 12 SMA

Nama Penyusun : Kukuh Tri Laksono, S.Pd


Institusi : SMA Negeri 6 Madiun
Fase : F
Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan
tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan
mengevaluasi berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu mengkreasi gagasan dan pendapat
untuk berbagai tujuan. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbahasa yang melibatkan banyak
orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi dan mengaktualisasi diri untuk selalu berkarya
dengan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di berbagai media untuk memajukan peradaban bangsa.

Elemen CP Kata Kunci Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran


Peserta didik mampu mengevaluasi Unsur dan 12.1 Peserta didik mampu 1. Melakukan tes diagnostik
berbagai gagasan dan pandangan Kebahasaan
Menyimak mengevaluasi gagasan dan tentang teks novel melalui
berdasarkan kaidah logika berpikir Novel
dari menyimak berbagai jenis teks pandangan berbagai jenis teks pertanyan pemantik.
(nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk
(nonfiksi dan fiksi). 2. Melakukan kuis mengenai unsur
monolog, dialog, dan gelar wicara;
mengkreasi dan mengapresiasi dan kebahasaan novel.
gagasan dan pendapat untuk
3. Menelaah unsur dan kebahasaan
menanggapi teks yang disimak.
Membaca dan novel.
Memirsa Peserta didik mampu mengevaluasi 12.2 Peserta didik mampu 4. Menganalisis novel bersama
gagasan dan pandangan
mengevaluasi gagasan novel kelompok.
berdasarkan kaidah logika berpikir
dari membaca berbagai tipe teks melalui analisis unsur intrinsik 5. Mempresentasikan hasil diskusi
(nonfiksi dan fiksi) di media cetak
dan ekuivalensinya dengan terkait novel bersama kelompok.
dan elektronik. Peserta didik
mampu mengapresiasi teks fiksi penggambaran dunia nyata di 6. Menganalisis novel secara
dan nonfiksi.
dalamnya. mandiri.
12.3 Peserta didik mampu 7. Membuat kerangka kasar tentang
menginterpretasi isi novel untuk
novel yang akan ditulis.
mengungkapkan dan merefleksikan
gagasan dan pesan dalam novel 8. Mengumpulkan kerangka novel
secara kreatif.
yang akan disusun.
12.4 Peserta didik mampu
menampilkan hasil interpretasi 9. Mempresentasikan hasil novel.
novel secara lisan maupun tulis.
10. Penilaian harian novel.
Berbicara dan
Mempresentasi 12.5 Peserta didik mampu
kan Peserta didik mampu menyajikan menyajikan gagasan, pikiran, dan
gagasan, pikiran, dan kreativitas kreativitas teks novel.
dalam berbahasa dalam bentuk 12.6 Peserta didik mampu
monolog, dialog, dan gelar wicara menyajikan hasil diskusi teks novel.
secara logis, sistematis, kritis, dan
kreatif; mampu menyajikan karya
sastra secara kreatif dan menarik.
Peserta didik mampu mengkreasi
teks sesuai dengan norma
kesopanan dan budaya Indonesia.
Peserta didik mampu menyajikan
dan mempertahankan hasil
penelitian, serta menyimpulkan
masukan dari mitra diskusi.

Menulis 12.7 Peserta didik mampu menulis


Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, dan
gagasan,pikiran, pandangan, pengetahuan tentang novel.
pengetahuan metakognisi untuk
berbagai tujuan secara logis,
kritis, dan kreatif. Peserta didik
mampu menulis berbagai jenis
karya sastra. Peserta didik mampu
menulis teks refleksi diri. Peserta
didik mampu menulis hasil
penelitian, teks fungsional dunia
kerja, dan pengembangan studi
lanjut. Peserta didik mampu
memodifikasi/mendekonstruksika
n karya sastra untuk tujuan
ekonomi kreatif. Peserta didik
mampu menerbitkan tulisan hasil
karyanya di media cetak maupun
digital.
UNIVERSITAS PGRI MADIUN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU

Jl. Setiabudi No.85 Madiun 63118, Telp (0351 462986, Fax. (0351 459400
Website : ppg.unipma.ac.id Email : ppg@unipma.ac.id

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA

1. KOMPONEN INFORMASI UMUM


A. Identitas
Satuan Pendidikan SMA Negeri 6 Madiun
Penyusun Kukuh Tri Laksono, S.Pd
Tahun pelajaran 2023/2024
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Jenjang SMA
Tahapan (Fase)/Kelas F / XII
Elemen/Topik Menyimak
Semester Ganjil
Alokasi Waktu 4 JP x 40 menit (dua kali tatap muka)
Pertemuan ke- 1-2
B. Kompetensi Awal
Kompetensi yang harus dimiliki peserta didik sebelum mengikuti
pelajaran adalah pengetahuan secara umum terkait komponen
Asesmen Diagnostik
novel, seperti unsur intrinsik.

Profil Pelajar Pancasila 1. Bernalar kritis


yang Berkaitan
Memperoleh dan memproses informasi dan gagaan; memiliki
rasa keigintahuan, mengajukan pertanyaan yang relevan,
mengindentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi
yang diperoleh, serta mengolah informasi tersebut.

2. Mandiri

Mempunyai prakarsa atas pengembangan diri dan prestasinya


dan didasari pada pengenalan kekuatan serta keterbatasan
dirinya dan didasarkan pada pengenalan kekuatan serta
keterbatasan dirinya serta situas yang dihadapi, dan
bertanggung jawab atas proses dan hasilnya.
3. Kreatif
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan.
C. Sarana Prasarana
Fasilitas 1. LCD proyektor
2. Komputer/ laptop
3. Gawai
4. Jaringan internet
5. E-modul
https://heyzine.com/flip-book/227199833b.html untuk Guru
https://heyzine.com/flip-book/de7cfa921c.html untuk Siswa
6. Games

Lingkungan Belajar 1. Kelas


2. Lingkungan peserta didik
D. Target Peserta Didik Peserta didik kelas XII
E. Jumlah Peserta Didik 36 peserta didik
F. Pendekatan Problem Based Learning
Pembelajaran
G. Model Pembelajaran Teaching at The Right Level (TaRL)
H. Metode Pembelajaran Diskusi dan tanya jawab
2. KOMPONEN INTI
Elemen :
Menyimak
Peserta didik mampu mengevaluasi berbagai gagasan dan pandangan berdasarkan kaidah
logika berpikir dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog,
dialog, dan gelar wicara; mengkreasi dan mengapresiasi gagasan dan pendapat untuk
menanggapi teks yang disimak.
Capaian pembelajaran
Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu
memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi berbagai tipe teks tentang topik
yang beragam. Peserta didik mampu mengkreasi gagasan dan pendapat untuk berbagai tujuan.
Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbahasa yang melibatkan banyak
orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi dan mengaktualisasi diri
untuk selalu berkarya dengan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di berbagai media
untuk memajukan peradaban bangsa.
A. Tujuan Pembelajaran
12.1 Peserta didik mampu mengevaluasi gagasan dan pandangan berbagai jenis teks (nonfiksi
dan fiksi).
12.2 Peserta didik mampu mengevaluasi gagasan novel melalui analisis unsur intrinsik dan
ekuivalensinya dengan penggambaran dunia nyata di dalamnya.
B. Pemahaman Bermakna
Materi ini penting untuk disampaikan kepada peserta didik karena novel merupakan miniatur
kehidupan sosial. Peserta didik dapat mengambil ilmu kehidupan dari novel yang dibaca dan
didengar.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Apakah kalian pernah membaca novel?
2. Apa yang kalian ketahui tentang novel?
D. Persiapan Pembelajaran
Persiapan Dasar 1.Daftar hadir peserta didik, lembar penilaian/observasi
2.Buku tulis untuk mencatat dan alat tulis (bolpoin, pensil,
penggaris, penghapus, dll)
3.Buku paket Bahasa Indonesia penerbit Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, tahun 2018
4.Memfasilitasi peserta didik dengan power point
E. Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan 1 Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10 menit
• Peserta didik menjawab salam pembuka dari
guru dan berdoa
• Peserta didik menyimak guru melakukan absensi
Apersepsi
• Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru
sebagai berikut: “Apakah kalian pernah
membaca novel?, “Apakah yang kalian ketahui
tentang novel?”
• Peserta didik menyimak dan merespon apersepsi
dengan mengajukan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru
Motivasi
• Peserta didik diberikan motivasi supaya tetap
semangat belajar dan selalu menjaga kesehatan
• Peserta didik menyimak power point yang
ditampilkan oleh guru
• Peserta didik menyimak dan melakukan kuis
bersama yang ditampilkan guru
• Peserta didik dibimbing oleh guru untuk sama-
sama belajar tentang topik selanjutnya
Pemberian Acuan
• Peserta didik menerima tujuan pembelajaran dari
guru
• Peserta didik dibimbing guru mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari
• Peserta didik menerima penjelasan tentang tata
cara sistem penilaian dalam belajar yang
disampaikan oleh guru.
Inti 1. Mengamati 60 menit
• Peserta didik menyimak melalui tayangan
video film pendek.
2. Menanya
• Peserta didik melakukan tanya jawab
mengenai tayangan yang disajikan guru.
• Peserta didik melakukan tanya jawab
mengenai novel.
3. Mengumpulkan Data
• Peserta didik mengumpulkan informasi
mengenai unsur intrinsik dari novel.
4. Mengasosiasi
• Peserta didik membuat bagan mengenai
unsur intrinsik dari novel bersama
kelompok.
• Peserta didik mengerjakan kuis games dari
guru secara mandiri.
5. Mengomunikasikan
• Peserta didik melakukan persentasi
kelompok dari unsur intrinsik dari novel
serta melakukan sesi tanya jawab dan
diskusi dengan guru.
Penutup • Peserta didik dipandu oleh guru untuk membuat 10 menit
kesimpulan mengenai unsur-unsur intrinsik
novel.
• Peserta didik memberikan umpan balik
(pengalaman belajar) dan merefleksi
pembelajaran pada hari ini supaya terjadi
evaluasi dan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di pertemuan selanjutnya
• Peserta didik mendapatkan informasi mengenai
pembelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya
• Peserta didik menjawab salam dari guru untuk
menutup pembelajaran
F. Asesmen
Asesmen Diagnostik 1. Asesmen kognitif: melalui pertanyaan pemantik
Asesmen Formatif Penilaian Sikap Profil Pelajar Pancasila
1. Lembar observasi penilaian pancasila
Penilaian Pengetahuan
1. Kuis menggunakan Instagram
Penilaian Keterampilan
1. Lembar penilaian presentasi
Asesmen Sumatif -
G. Pengayaan dan Remidial
Kegiatan Pengayaan Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang menguasai materi ini
dengan sangat baik, yaitu dengan cara meminta peserta didik untuk
mengerjakan kembali kuis yang diberikan pada Instagram.
Kegiatan Remidial Remidial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai
materi dengan baik, yaitu dengan cara memberikan pengulangan
materi dasar serta materi spesifik yang kurang dikuasai oleh peserta
didik secara personal.
H Refleksi Guru dan Peserta Didik
Pertanyaan Kunci Guru:
1. Bagaimana proses pembelajaran berlangsung?
2. Bagaimana peserta didik yang memiliki hambatan dapat
teridentifikasi dan terfasilitasi dengan baik?
Peserta didik:
1. Bagaimana pembelajaran pada hari ini?
2. Pemahaman baru seperti apa yang telah kamu peroleh?
I Komponen Lampiran
Bahan Bacaan Peserta Novel Layar Berkembang Karya Sutan Takdir Alisjahbana.
Didik dan Guru Novel Ayahku Bukan Pembohong Karya Tereliye.
Glosarium 1. Novel adalah genre karya sastra berbentuk prosa yang membahas
tentang permasalahan kehidupan seorang atau berbagai tokoh.
2. Unsur kebahasaan adalah ketentuan-ketentuan yang perlu
diperhatikan dalam menulis sesuatu.
3. Unsur intrinsik adalah unsur yang membentuk karya sastra itu
sendiri.
4. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang memengaruhi penulis dalam
membuat cerita.
Daftar Pustaka Aprilliani, Yeni. 2020. Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kemdibud.
Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia XII Edisi Revisi
ke-2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balibatang,
Kemdikbud.
Sumbarfokus. 2023. Pengertian Unsur Intrinsik Menurut Para Ahli.
Padang: https://sumbarfokus.com/pengertian-unsur-intrinsik-
menurut-ahli/. Diakses 26 September 2023.
LAMPIRAN 1: MATERI AJAR

A. Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang dibaca.


1. Menangkap maksud pengarang terhadap kehidupan dalam novel.
• Menemukan informasi latar sosial atau nilai-nilai sosial budaya yang dialami oleh
pengarang dalam kehidupannya.
2. Menerangkan maksud pengarang terhadap kehidupan dalam novel
B. Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel.
Unsur intrinsik Novel
1. Tokoh
Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita. Tokoh cerita adalah orang-orang-orang
yang ditampilkan dalam suatu karya fiksi yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan (Nurgiyantoro, 2012:165).
Tokoh segi peranan:
• Tokoh utama adalah tokoh yang sering muncul dan berperan penting dalam fiksi.
• Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak selalu diceritakan namun memiliki hubungan
dengan tokoh utama.
Tokoh dalam pengembangan plot
• Tokoh prontagonis adalah tokoh yang disukai pembaca karena sifat-sifatnya yang baik.
• Tokoh antagonis adalah tokoh yang tidak disukai pembaca karena sifat-sifatnya yang tidak
baik/jahat.
• Tokoh tritagonis adalah tokoh yang menjadi penengah yang memiliki sifat netral antara tokoh
prontagonis dan tokoh antagonis, namun tidak terlibat dalam konflik.
Penokohan merupakan teknik atau cara tokoh yang ditampilkan atau diceritakan dalam fiksi. Ada
dua cara untuk menampilkan atau menceritakan tokoh:
• Teknik analistik adalah cara untuk menampilkan atau menceritakan tokoh secara langsung
dalam bentuk perincian oleh pengarang.
• Teknik dramatik adalah cara untuk menampilkan atau menceritakan tokoh melalui dialog,
pikiran, perasaan, lukisan fisik, perbuatan, dan komentar atau penilai tokoh lain dalam fiksi.
2. Alur/Plot
Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas
(sebab akibat antar dua peristiwa atau lebih). Secara umum alur pada novel dibedakan menjadi
tiga macam, antara lain:
• Alur Maju (Progresif) merupakan alur peristiwa atau kejadian dalam cerita yang
bergerak secara urut dari awal hingga akhir dan memiliki jalan cerita yang rapi.
Biasanya alur ini digunakan pada novel biografi dan autobiografi.
• Alur Mundur (Regresif) merupakan alur peristiwa atau kejadian dalam cerita yang
bergerak secara terbalik atau dari yang sudah berlalu. Alur cerita ini tidak diawalu
dengan pengantar.
• Alur Campuran adalah perpaduan anatara alur maju dengan alur mundur, namun
jalannya alur secara acak dan tidak rapi.
• Peristiwa merupakan peralihan dari satu situasi ke situasi yang lain, baik peristiwa
fungsional (penentu bagi perkembangan alur), kaitan (satu peristiwa dikaitkan dengan
peristiwa yang lain agar masuk akal), maupun acuan (peristiwa yang diacu melalui
tokoh).
• Konflik merupakan peristiwa yang memunculkan kejadian-kejadian yang sangat
penting disebabkan oleh adanya interaksi antar tokoh, tokoh dengan masyarakat, tokoh
dengan dirinya sendiri dalam dua masalah atau lebih yang bertentangan.
• Klimaks merupakan konflik yang mencapai tahap memuncak dan tak terhindarkan.
3. Latar/Setting
Latar/Setting adalah gambaran yang digunakan untuk menempatkan peristiwa di dalam
suatu penceritaan fiksi yang berhubungan dengan waktu, tempat, dan suasana dalam sebuah
cerita.
• Latar Tempat

Latar tempat merupakan lokasi kejadian sebuah cerita fiksi yang berupa tempat-
tempat dengan nama maupun tanpa nama jelas, dan inisial. Deskripsi tempat penting untuk
menjadikan kesan kepada pembaca seolah-olah yang dikisahkan benar-benar terjadi.

• Latar Waktu

Latar waktu menunjukkan kaitannya dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa


yang dikisahkan dalam karya fiksi. Biasanya latar ini berkaitan dengan waktu faktual dan
peristiwa sejarah.

• Latar Sosial

Latar sosial berkaitan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat
yang dikisahkan. Tata cara kehidupan sosial masyarakat meliputi, pandangan hidup,
keyakinan, tradisi, adat istiadat, kebiasaan hidup, cara berpikir dan bersikap, maupun
status sosialnya.

4. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara penyajian cerita, peristiwa-peristiwa, dan tindakan-


tindakan pada karya fiksi berdasarkan posisi pengarang di dalam cerita.
• Sudut pandang orang pertama “Aku”, mengisahkan cerita dirinya sendiri (pengarang)
tentang peristiwa dan tindakannya berdasarkan pengalaman. Biasanya tokoh “aku:
menduduki peran utama dalam cerita.
• Sudut pandang orang ketiga “Dia”, pengarang merupakan seseorang yang berada di
luar cerita menampilkan pelaku-pelaku dalam ceritanya dengan menyebut nama atau
kata ganti “dia”, “ia” atau “mereka”.
5. Tema
Tema adalah gagasan utama atau makna dasar umum sebuah cerita sebagai struktur yang
bersifat tidak berwujud atau tersirat. Tema menjadi dasar pengembangan keseluruhan sebuah
cerita dan bersifat menjiwai seluruh bagiannya. Untuk menemukan tema sebuah karya sastra fiksi,
harus menyimpulkan dari keseluruhan cerita (tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu).
Maka, tema merupakan makna keseluruhan cerita yang tersembunyi atau tidak ada pelukisan
secara langsung.
Kebahasaan
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau pemajasan merupakan teknik pengungkapan bahasa yang merujuk pada
makna yang dimaksud secara tidak langsung atau tersirat.
• Gaya Bahasa Perbandingan
a. Simile atau perumpamaan merupakan perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berbeda, namun sengaja dianggap sama. Bersifat eksplisit, perbandingan tersebut
ditandai dengan pemakain kata seperti, serupa, ibarat, sebagai, bak, laksana,
umpama, dan lain sebagainya. Misalnya: Kelakuannya seperti anak ayam kehilangan
induk. Contoh tersebut bermakna sebuah kelompok tertentu kehilangan sosok
pemimpin dan tidak tahu harus melakukan apa.
b. Metafora, perbandingan antara dua hal atau benda secara singkat dan langsung untuk
menciptakan suatu kesan. Sesuatu yang dibandingkan dapat berupa ciri-ciri fisik, sifat,
keadaan, maupun aktivitas. Metafora dapat berdiri sendiri sebagai (tidak harus
menduduki pada fungsi tertentu). Misalnya: Paman itu mata keranjang. Istilah mata
keranjang memiliki arti kebiasaan paman atau seorang laki-laki yang sering melirik
wanita yang ada sekitarnya.
c. Personifikasi, semacam gaya bahasa kiasan yang melekatkan sifat-sifat manusia
kepada benda yang tidak bernyawa menjadi tampak hidup. Menggambarkan benda
mati seolah-olah bertindak, berbuat, dan berbicara seperti manusia. Misalnya:
Pepohonan di depan rumah tersenyum riang. Tersenyum merupakan salah satu cara
berekspresi manusia.
• Gaya Bahasa Pertentangan
a. Hiperbola, gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan dalam
hal jumlah, ukuran atau sifat untuk meningkatkan kesannya. Misalnya: Saya terkejut
setengah mati menyaksikan penampilan Denny Caknan.
b. Paradoks, gaya bahasa yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta yang ada.
Misalnya: Sahabat sejati ada kalanya menjadi musuh sejati. Sebuah hubungan dalam
persahabatan tidak akan selalu berjalan mulus, ada kalanya salah paham dapat terjadi
(Nurgiyantoro, 2013).
• Gaya Bahasa Penegasan
a. Perulangan atau repetisi merupakan gaya bahasa yang mengandung unsur perulangan
bunyi, suku kata, kata, dan frasa di bagian kalimat yang yang sama berulang kali.
Misalnya: Kamu pasti bisa, aku yakin kamu pasti bisa mengerjakan soal ini. Kalimat
tersebut mengalami pengulangan frasa pasti bisa.
C. Menyajikan Hasil Interpretasi Pandangan Pengarang
• Menemukan pandangan pengarang dalam novel
• Menyajikan hasil interpretasi pandangan pengarang
D. Merancang Novel
Merancang novel adalah membuat gambaran mengenai sebuah cerita yang akan ditulis dalam bentuk
novel dengan memperhatikan aspek isi dan kebahasaan.
• Menentukan tema yang akan dipilih.
• Siapa saja tokoh-tokohnya dan bagaimana karakternya.
• Bagaimana alur yang akan digunakan.
• Menentukan latar tempat, waktu, dan sosial yang akan diceritakan.
• Pesan apa yang ingin disampaikan untuk dituangkan ke dalam cerita novel.
LAMPIRAN 2: LKPD
Pertemuan 1
Pertemuan 2
(Games Instagram)
Kunci Jawaban LPKD Pertemuan 2
TAHAP 1 Tahap 2
1. Tempat 1. Benar
2. Jalan Raya 2. Benar
3. Tegang 3. Salah
4. Orang Ketiga 4. Salah
5. Alur Maju 5. Benar
6. Dramatik
7. Keras
8. Orang Ketiga
9. Metafora
10. Litotes
LAMPIRAN 3: MEDIA AJAR
LAMPIRAN 4: INSTRUMEN PENILAIAN

INSTRUMEN PENILAIAN

Petunjuk:

Berilah isi skor 1, 2, 3, dan 4 menggunakan acuan rubrik penilaian sikap berdasarkan kegiatan
yang dilakukan peserta didik.

Aspek Yang Dinilai Jumlah


No. Nama Peserta Didik Nilai
1 2 3 4 Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.

Aspek yang dinilai :

1. Bernalar kritis dalam menyelesaikan kasus yang diberikan dalam diskusi di dalam
kelas
2. Bekerjasama aktif dalam melakukan kegiatan diskusi di dalam kelas
3. Mandiri dalam melaksanakan kegiatan di dalam kelas
4. Disiplin dalam melaksanakan kegiatan di dalam kelas

skor yang 𝑥 100


Nilai =
diperoleh
𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Rubrik Penilaian

No. Aspek yang dinilai Skor Keterangan

1. Pemahaman novel sebagai karya 4 Peserta didik lebih dari dua kali
menyampaikan pendapat
3 Peserta didik dua kali menyampaikan
Pendapat
2 Peserta didik hanya sekali
menyampaikan pendapat
1 Peserta didik tidak menyampaikan
Pendapat
2. Pemahaman gaya bahasa 4 Berinteraksi dengan seluruh anggota
kelompok
3 Berinteraksi dengan sebagian besar
anggota kelompok
2 Berinteraksi hanya dengan 1 orang
anggota kelompok
1 Tidak berinteraksi dengan anggota
kelompok
3. Pemahaman intrinsik 4 Berinteraksi dengan seluruh anggota
kelompok
3 Berinteraksi dengan sebagian besar
anggota kelompok
2 Berinteraksi hanya dengan 1 orang
anggota kelompok
1 Tidak berinteraksi dengan anggota
kelompok

Anda mungkin juga menyukai