Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)

 Pengertian Strategi Pembelajararan Langsung (Direct Instruction)

Strategi Pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah strategi
belajar ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran langsung merupakan suatu model
pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru terhadap
siswa.

Pengajaran langsung adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada guru yang memiliki lima
langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan
perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati
oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.

Guru yang menggunakan Strategi pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan
diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan
permodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan
konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.

 Karakteristik Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Salah satu karakteristik dari Strategi pembelajaran lamgsung adalah adanya sintaks/tahapan
pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan pengajaran
langsung juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik,
arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari
pembelajaran. Joyce and Weil berpendapat beberapa keunggulan terpenting dari pembelajaran
langsung adalah adanya Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus
dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan.

Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan
pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan
meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan
sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh
siswa. Dalam model pembelajaran langsung terdapat beberapa ciri-ciri khusus yang memberikan
keunggulan pada model ini.

Adapun ciri-ciri tersebut, diantaranya:

a. Fokus akademik

Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam penugasan dan penyelesaian
tugas akademik. Dalam hal ini, penggunaan perangkat non akademik seperti misalnya mainan dan
teka-teki tidak terlalu ditekankan atau bahkan ditiadakan. Menurut beberapa para ahli, fokus yang
kuat terhadap masalah akademik menciptakan keterlibatan siswa yang semakin kuat dalam
rangka menghasilkan dan memajukan prestasi mereka (Fisher, Berliner, Filby, Marliave, Ghen,
dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian, dan Kellaghan, 1980; Rosenshine, 1970, 1971, 1985).
b. Arahan dan kontrol guru

Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan mengarahkan tugas pembelajaran,
menegaskan peran inti selama memberi instruksi, dan meminimalisir jumlah percakapan siswa
yang tidak berorientasi akademik.

c. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa

Guru memiliki harapan besar kepada peserta didik serta concern dalam bidang tersebut akan
berupaya menghasilkan kemajuan akademik serta perilaku kondusif demi terciptanya kemajuan
dalam pendidikan.

d. Sistem manajemen waktu

Salah satu tujuan dari Strategi pembelajaran langsung, yaitu memaksimalkan waktu belajar siswa.
Dalam hal ini, perilaku-perilaku guru yang tampak berhubungan langsung dengan waktu yang
dimiliki siswa dan rating kesuksesan dalam mengerjakan tugas, yang pada akhirnya juga
berhubungan dengan tingkat kemajuan prestasi siswa. Menurut Rosenshine (1970) siswa
menghabiskan waktu 50% sampai 70% waktu untuk mengerjakan tugas seorang diri. Artinya,
siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dalam 50% sampai 70% dari jumlah waktu. Jika hal ini
dimaksimalkan, akan berdampak pada kemajuan prestasi siswa yang cukup signifikan.

e. Atmosfer akademik yang cukup netral

Lingkungan instruksi langsung adalah tempat dimana pembelajaran menjadi fokus utama dan
tempat diman siswa terlibat dalam tugas-tugas akademik dalam waktu tertentu dan mencapai
rating kesuksesan yang tinggi. Iklim sosial dalam lingkungan ini harus diciptakan secara positif
dan bebas dari pengaruh negatif. Dimana guru harus menghindari praktek-praktek negatif, seperti
mencela perilaku siswa.

 Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

a. Kelebihan

1. Dengan strategi pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi
yang diterima oleh siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus
dicapai oleh siswa.

2. Strategi Pembelajaran langsung (terutama kegiatan demonstrasi) dapat memberikan tantangan


untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang seharusnya) dan observasi
(kenyataan yang terjadi).

3. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila Stategi
pembelajaran langsung digunakan secara efektif. Karena disini, guru secara penuh memegang
kendali siswa serta menjadi guide bagi siswa untuk mencapai apa yang diharapkan.

b. Kelemahan
1. Dalam stategi pembelajaran langsung, guru sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa. Karena di dalam setiap kelas, terdapat bermacam-macam siswa yang memiliki
tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Dan setiap siswa memiliki perlakuan yang berbeda pula.
Jadi guru harus berpikir keras untuk menemukan berbagai cara dalam mengatasi perbedaan-
perbedaan di setiap siswa.

2. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.

3. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini
bergantung pada image guru. Artinya, guru harus memiliki kesiapan yang lebih dalam
berhadapan dengan siswa, lebih percaya diri, dan juga berpengetahuan yang luas pula. Selain itu,
gaya berkomunikasi guru juga mempengaruhi sukses tidaknya model ini. Jika hal ini tidak
dicapai oleh guru, maka pembelajaran akan terhambat, suasana kelas menjadi tidak kondusif,
serta siswa akan menjadi bosan.

 Langkah-langkang atau Sintak Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

1. Orientasi

Dalam tahap ini, guru mulai membangun/membuat kerangka kerja pelajaran. Guru menyampaikan
harapan dan keinginannya, menjelaskan tugas-tugas yang ada dalam pembelajaran, dan menentukan
tanggung jawab siswa. Terdapat 3 langkah yang menjadi syarat untuk dapat mencapai tujuan ini, yakni:

1) Guru memaparkan maksud dari pelajaran dan tingkat-tingkat performa dalam praktek.

2) Guru menggambarkan isi pelajaran dan hubungannya dengan pengalaman sebelumnya.

3) Guru mendiskusikan prosedur-prosedur pembelajaran.

2. Presentasi

Dalam tahap ini, guru menjelaskan konsep atau skill baru dan memberikan pemeragaan serta contoh. Jika
materi yang ada merupakan konsep yang baru, maka guru harus mendiskusikan karakteristik-karakteristik
dari konsep, aturan-aturan pendefinisian, dan beberapa contoh. Jika materinya merupakan skill baru,
maka guru harus menyampaikan langkah-langkah untuk memiliki skill tersebut dengan menyajikan
contoh di setiap langkah. Guru hendaknya mentransfer informasi materi atau skill yang baru, baik secara
lisan maupun visual, sehingga siswa akan dapat memiliki dan mempelajari representasi visual sebagai
referensi di awal pembelajaran. Selain itu, guru juga menguji siswa dalam penguasaan informasi materi
atau skill sebelum beralih ke tahap selanjutnya.

3. Praktek yang terstruktur

Dalam tahap ini, guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktek dan langkah-langkah didalamnya.
Biasanya, siswa menjalankan praktek dalam sebuah kelompok, kemudian menawarkan diri untuk menulis
jawaban. Cara yang paling efektif yaitu dengan menyajikan contoh praktek secara transparan dan terbuka,
sehingga semua siswa bisa melihat bagaimana tahap-tahap praktek dilalui. Peran guru disini, yaitu
memberikan respon balik terhadap respon siswa, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat maupun
memperbaiki kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa praktek yang tepat.

4. Praktek dibawah bimbingan guru

Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktek dengan
kemampuan sendiri. Praktek dibawah bimbingan dapat memudahkan guru dalam mempersiapkan untuk
mengembangkan kemamuan siswa dan menampilkan tugas pembelajaran. Hal ini biasa dilakukan dengan
meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan yang dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap ini yaitu
mengontrol kerja siswa dan memberikan respon balik yang bersifat korektif ketika diperlukan.

5. Praktek mandiri

Dalam tahap ini, siswa melakukan praktek dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan respon balik dari
guru. Adapun tahap ini dilakukan ketika siswa telah mencapai level akurasi 85% sampai 90% dalam
praktek dibawah bimbingan. Tujuan dari praktek mandiri adalah memberikan materi baru untuk
memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktek-praktek sebelumnya. Praktek mandiri ini
harus ditinjau sesegera mungkin setelah siswa menyelesaikan semua proses. Hal ini dilakukan untuk
memperkirakan dam mengetahui level akurasi siswa (stabil atau tidak), serta memberikan respon balik
yang bersifat korektif di akhir praktek kepada siswa yang membutuhkan. Aktivitas praktek mandiri bisa
dilakukan dengan waktu yang singkat namun dalam satu waktu.

 Pelaksanaan Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

a. Tugas-Tugas Perencanaan

Pengajaran langsung dapat diterapkan di bidang studi apa pun, namun paling sesuai untuk mata pelajaran
yang berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti menulis, membaca, matematika, musik, dan
pendidikan jasmani. Di samping itu pengajaran langsung juga cocok untuk mengajarkan komponen-
komponen keterampilan dan mata pelajaran sejarah dan sains.

1. Merumuskan Tujuan, Mager mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus harus sangat
spesifik. Tujuan yang ditulis dalam format Mager dikenal sebagai tujuan perilaku dan terdiri dari
tiga bagian: Perilaku siswa, Situasi pengetesan dan Kriteria kinerja.

2. Memilih Isi, kebanyakan guru pemula meskipun telah beberapa tahun mengajar, tidak dapat
diharapkan akan menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang diajarkan. Bagi mereka yang
masih dalam proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih materi
ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku.

3. Melakukan Analisis Tugas, analisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk
mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau
butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan guru. Ide yang melatar
belakangi analisis tugas ialah, bahwa informasi dan keterampilan yang kompleks tidak dapat
dipelajari semua dalam kurun waktu tertentu.

4. Merencanakan Waktu dan Ruang, pada suatu pengajaran langsung, merencanakan dan mengelola
waktu merupakan kegiatan yang sangat penting. Ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru:
(1) bakat dan kemampuan siswa, (2) memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-
tugasnya dengan perhatian yang optimal.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Stategi Pengajaran Langsung

Langkah-langkah pengajaran langsung meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Menyampaikan Tujuan dan Menyiapkan Siswa

2. Menyampaikan Tujuan

3. Menyiapkan Siswa

4. Presentasi dan Demonstrasi

5. Mencapai Kejelasan

6. Melakukan Demontrasi

7. Mencapai Pemahaman dan Penguasaan

8. Berlatih

9. Memberikan Latihan Terbimbing

10. Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik

11. Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri

 Berikut contoh materi dari pembelajaran langsung dengan menggunakan strategi


pembelajaran langsung:

1. Standar Kompetensi

2. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah

3. Kompetensi Dasar

4. Menjelaskan Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah

5. Indikator

6. Mendeskripsikan sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni

Langkah Kegiatan

1. Kegiatan Pendahuluan

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
b. memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional

c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi


yang akan dipelajari

d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti

a. Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran
berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.

b. Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,


mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki
perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat
pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).

c. Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus
mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.

3. Kegiatan Penutup

a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara
bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang
telah berlangsung;

b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun
kelompok; dan

d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

 Implementasi Pembelajaran Langsung dalam Pembelajaran Sejarah

a. Tahap Pertama: Orientasi


1) Guru menentukan materi pelajaran: menjelaskan pengertian dan ruang lingkup sejarah dengan
cara ceramah dan menjelaskan pengertian sejarah kepada peserta didik.

2) Guru meninjau pelajaran sebelumnya: menanyakan kembali materi sebelumnya dengan


adanya umpan balik antar guru dan siswa.

3) Guru menetukan tujuan pelajaran: menjelaskan cakupan materi yang akan di bahas.

4) Guru menentukan prosedur pengajaran: guru menjelaskan prosedur-prosedur materi pelajaran


sejarah dalam pembelajaran yang telah berlangsung.

b. Tahap Kedua: Presentasi

1) Guru menjelaskan konsep atau ketrampilan baru: guru menjelaskan sejarah sebagai
peristiwa,kisah ,ilmu, dan seni. Serta guru memberikan contoh kepada siswa.

2) Guru menyajikan representasi visual atau tugas yang di berikan: guru menjelaskan dengan
cara ceramah.

3) Guru memastikan pemahan: untuk memastikan pemaham yang sudah di jelaskan guru
menanyakan kembali kepada peserta didik apa tadi yang sudah di jelaskan mengenai pengertian
sejarah.

c. Tahap Ketiga: Praktek yang Terstruktur

1) Guru menentukan kelompok siswa dengan contoh praktik dalam beberapa langkah: guru
menjelaskan aturan-aturan dalam praktek dengan cara terstruktur.

2) Siswa merespon pertanyaan: ketika guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan
pengertian sejarah kepada siswa, siswa merespon dengan pertanyaan.

3) Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan dan memperkuat praktik yang telah benar:
adanya umpan balik antar guru dan siswa agar siswa dapat memahami apa yang sudah di
praktikkan oleh siswa.

d. Tahap Keempat: Praktek di Bawah Bimbingan Guru

1) Siswa berpraktik secara semi-independen: siswa melakukan peraktik dengan kemauan mereka
sendiri.

2) Guru menggilir siswa untuk melakukan praktik dan mengamati praktik: dalam hal ini peran
guru mengontrol siswa, dan juka dibutuhkan, memberikan respons yang korektif ketika di
butuhkan.

3) Guru memberikan tanggapan balik berupa pujian, bisikan, maupun petunjuk.

e. Tahap Kelima: Praktik Mandiri

1) Guru melakukan praktik secara mandiri di rumah atau di kelas: dalam hal ini guru
memberikan kesempatan latihan mandiri yang terkait dengan pengertian sejarah.
2) Guru menunda respons balik dan memberikannya di akhir rangkaian praktik: dalam hal ini
guru memberikan respon balik pada akhir parktik yang sudah dilakukan oleh siswa.

3) Praktik mandiri dilakukan beberapa kali dalam periode yang lama: praktik mandiri
memerlukan jangka waktu yang lama dalam hal pemahan materi.

7. Alasan Pemilihan strategi Pembelajaran Langsung

Alasan saya karena Strategi pembelajaran ini efektif untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar yang
ada dalam kurikulum 2013, keahlian dalam memahami suatu materi dan konsep menurut pemikirannya
sendiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini berlandaskan teori yang berpandangan bahwa belajar
bergantung kepada pengalaman peserta didik. Pengajaran pada Strategi ini mengutamakan pada
pendekatan secara deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan peserta didik
sehingga dapat menciptakan suasana pembelajarn yang lebih terstruktur sesuai dengan sifat pelajaran
sejarah yang diakronis dan sinkronik. Selain peserta didik, pendidik harus aktif juga dalam proses
pembelajaran di dalam maupun di luar kelas karena di sini pendidik di jadikan contoh bagi peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai