Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD (PDGK 4105)


Nama : Nur Asiah
Nim : 857140562
Semester : V (Lima)
UPBJJ-UT : Jakarta
Dosen : Siti Munawarah, M.Pd.

Pertanyaan:
1. Apa perbedaan kegiatan remedial dengan kegiatan pengayaan dan kegiatan pembelajaran
biasa ?
2. Mengapa guru harus pandai mengelola kelas ?
3. Bagaimana strategi penanganan disiplin kelas bagi siswa yang sulit sekali untuk
melaksanakan disiplin kelas ?
4. Bagaimana strategi guru dalam menanamkan disiplin kelas ?

Jawaban:
1. Inti dari kegiatan remedial dan pengayaan adalah tunjuannya. Remedial diberikan pada siswa
yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi dan pengayaan diberikan pada siswa
yang cepat dalam menguasai materi
Remedial
Remedial identik dengan kegiatan yang dilakukan saat siswa mendapat nilai di bawah standar
minimal. Padahal, remedial itu mirip dengan kegiatan pembelajaran biasa. Hanya tujuan dan
pendekatannya yang berbeda.
Tujuan remedial
Remedial digunakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai
materi. Salah satu caranya, yaitu dengan melihat nilai siswa. Guru dapat melihat pencapaian
belajar siswa dan menganalisis tiap butir soalnya.
Waktu remedial
Setelah analisis tersebut, guru menentukan pendekatan yang akan digunakan dengan melihat
karakter belajar masing-masing siswa. Guru hendaknya menyediakan waktu tambahan untuk
melakukan kegiatan remedial ini. Yaps, ini di luar jam kelas, dimana pendekatan yang
digunakan bersifat individu atau kelompok.
Setelah penyebab kesulitan belajar ditemukan, guru merencanakan pembelajaran sesuai
kebutuhan siswa. Apakah siswa membutuhkan media, alat peraga, atau latihan soal? Tentu
hanya KD atau materi bermasalah yang dipelajari, bukan semua KD.
Pengayaan
Tujuan pengayaan
Pengayaan diberikan pada siswa untuk memperdalam penguasaan materi dan
mengembangkan potensinya secara maksimal. Berbagai jenis kegiatan pengayaan yang dapat
diberikan adalah tutor teman sebaya, tugas portofolio, pengembangan media, permainan
kompetisi, latihan soal, atau proyek.
Waktu dan aspek lain terkait pengayaan
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh guru dalam melakukan pengayaan adalah waktu,
kondisi psikologis siswa, dan manfaat kegiatan yang diberikan. Saat sekelompok siswa
melakukan kegiatan remedial, siswa yang lain boleh melakukan kegiatan pengayaan. Jika
siswa remedial sudah selesai, maka kegiatan pengayaan juga harus selesai. Secara psikologis,
siswa lebih menyukai kegiatan di luar kelas, menemukan sesuatu yang baru, dan tidak hanya
diam di belakang meja.
KESIMPULAN
Remedial adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa dalam menguasai suatu materi, sedangkan pengayaan diberikan pada siswa yang cepat
dalam mengusai materi. Itulah 2 perbedaan antara kegiatan remedial dan pengayaan siswa.
2. Pengelolaan kelas sangat penting dalam pelaksanaan sistem pembelajaran, karena dari hari ke
hari bahkan dari waktu ke waktu sesekali perilaku siswa selalu berubah-ubah. Siswa hari ini
dapat berkonsentrasi dengan baik dan tenang, tetapi besok tidak dijamin seperti hari
sebelumnya. Kelas umumnya unik sebagai cara siswa berperilaku, kegiatan, mentalitas,
mental dan antusias. Oleh karena itu, pengelolaan kelas secara umum dikoordinasikan untuk
menciptakan suasana pengajaran dan pembelajaran yang kuat dan menyenangkan serta dapat
membujuk siswa untuk berkonsentrasi dengan baik yang ditunjukkan oleh kemampuan
mereka sehingga kegiatan pembelajaran dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan.
Menurut Salman Rusydie ada tiga alasan yang dapat menjawab tentang hal diatas (pentingnya
pengelolaan kelas), yaitu :
Pertama, pengelolaan kelas merupakan komponen atau faktor yang dapat membuat dan
menjaga suasana serta kondisi kelas agar selalu terlihat efektif sehingga secara umum terlihat
menarik. Terciptanya suasana dan kondisi kelas yang menarik berdampak pada keberhasilan
proses pendidikan dan pembelajaran yang berkelanjutan. Dengan pengelolaan kelas yang
bagus, maka tidak ada waktu yang terbuang sia-sia hanya karena keadaan kelas yang tidak
diperhatikan, jika keadaan kelas menguntungkan, siswa dapat mengetahui caranya tanpa
batas.
Kedua, dengan pengelolaan kelas yang bagus, maka interaksi antara pendidik dan siswa dapat
terjalin dengan baik pula. Kita menyadari bahwa ruang belajar atau kelas adalah tempat para
pendidik dan siswa bertemu dan berproses bersama didalamnya. Pendidik dengan semua
kemampuannya dan keterampilannya, siswa dengan latar belakang dan sifat individunya
mereka masing-masing, keduanya bercampur menjadi satu, sehingga terciptalah suatu
dialektika di dalamnya.
Ketiga, ruang belajar atau kelas juga menjadi tempat dimana kurikulum pendidikan dengan
setiap bagiannya, materi dengan sumbernya, serta semua mata pelajaran yang berkaitan
dengan materi dididik dan dinilai di dalam kelas. Nyatanya, hasil pengajaran dan pendidikan
masih sangat ditentukan dengan apa yang terjadi di dalam kelas. Jika kelas dapat diawasi
dengan baik oleh pendidik, maka siswa pasti dapat memahami materi yang diajarkan. Lain
halnya, dengan pendidik gagal dalam mengelola kelas, maka disini siswa tidak dapat
menguasai pelajaran dengan baik, sehingga proses belajar mengajar menjadi percuma atau
sia-sia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bahwa kelas dikelola dengan tepat, ahli, berhasil,
mahir, efektif dan efesien.
3. Cara agar siswa bisa disiplin di mana saja dan kapan saja perlu dilakukan pembiasaan-
pembiasaan. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menanamkan kedisiplinan pada siswa:
 Memberi contoh/ teladan
Belajar disiplin tidak dapat dilakukan dengan menyuruh atau memberi hukuman kepada
siswa. Guru Pintar harus dapat menjadi panutan dan juga contoh dalam berperilaku
disiplin. Misalnya Guru Pintar ingin para siswa tepat waktu. Hal pertama yang harus
Guru Pintar lakukan adalah dengan menunjukkan kepada siswa bahwa gurunya selalu
tepat waktu dan tidak terlambat kecuali ada hal yang sangat mendesak. Bagaimana siswa
akan memiliki sikap disiplin jika melihat gurunya tidak disiplin.
 Membuat peraturan/ tata tertib
Meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah dapat dilakukan dengan membuat daftar
peraturan atau tata tertib yang jelas dan tegas. Jangan sampai peraturan yang dibuat
memiliki makna ganda sehingga siswa mengalami kebingungan karena peraturan yang
dibuat tidak mudah untuk diikuti atau menciptakan peluang bagi siswa untuk melakukan
pelanggaran.
 Konsisten
Konsisten merupakan salah satu kunci penting membentuk karakter disiplin siswa. Ketika
semua guru memberikan contoh yang sama secara terus menerus kemudian selalu
memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya disiplin
belajar untuk dapat mencapai hasil optimal dan juga disiplin mentaati peraturan yang
berlaku di lingkungan masyarakat. Melalui pembinaan dan juga keteladanan yang ajeg
dilakukan, pembentukan karakter disiplin siswa dapat dilakukan dengan maksimal.
 Tegas
Tegas bukan berarti galak, marah-marah, kemudian memberi hukuman kepada siswa.
Seringkali hukuman yang diberikan dengan dalih untuk menegakkan kedisiplinan justru
tidak memberikan hasil yang diinginkan. Siswa yang sering mendapat hukuman
cenderung untuk mengulang kesalahan yang sama lagi dan lagi. Selain itu hukuman yang
tidak dapat tidak akan membuat siswa menyadari perbuatannya justru sebaliknya akan
membangkitkan rasa benci kepada gurunya. Tegas artinya tidak plin plan. Peraturan yang
sudah ada dijadikan dasar dalam bertindak sehingga siswa tidak melakukan tindakan
yang kurang tepat berkali-kali.
 Bekerjasama dengan orang tua
Perilaku yang baik seperti disiplin tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah. Orang
tua sebagai partner guru juga memiliki andil besar dalam menanamkan kedisiplinan
kepada siswa. Ada baiknya Guru Pintar tidak hanya mensosialisasikan target akademik
saja, melainkan juga memberitahu orang tua target sikap yang ingin dibangun sehingga
terjadi keselarasan antara hal yang diajarkan di sekolah dan juga di rumah.
Manfaat disiplin pada siswa dapat dirasakan dalam jangka panjang bahkan sampai ketika
siswa memasuki usia dewasa. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika menanamkan
kedisiplinan harus dilakukan sedini mungkin.
4. Strategi Guru/Wali Kelas untuk menciptakan Disiplin Kelas

Telah diuraikan di atas bahwa disiplin kelas ini sangat penting sekali artinya dalam usaha
untuk menciptakan tata tertib kelas agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif. Kelas
yang tidak berdisiplin sudah barang tentu aktivitas belajarnya tidak akan berlangsung secara
efektif dan ketentuan yang telah digariskan tidak akan terlaksana. Kedisiplinan kelas tidaklah
terjadi secara sendirinya, tetapi memerlukan usaha-usaha dari guru/wali kelas untuk
menegakkannya.Adabeberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru/wali kelas untuk
menegakkan disiplin kelas kepada murid.
1. Mendisiplinkan diri sendiri
Disiplin kelas dapat ditegakkan oleh guru/wali kelas dengan jalan memberikan contoh kepada
muridnya dengan mendisiplinkan diri terlebih dahulu. Jadi sebelum guru/wali kelas menuntut
kepada murid-muridnya untuk berdisiplin, maka terlebih dahulu guru/wali kelas
mendisiplinkan dirinya terlebih dahulu sehingga dengan demikian murid-murid akan
terdorong untuk berbuat yang sama. Apabila guru/wali kelasnya sendiri tidak disiplin, maka
sangatlah mustahil untuk menyuruh anak-anak berdisiplin pula, sebab guru/wali kelasnya
sendiri tidak disiplin.
Disiplin tersebut dapat dicontohkan oleh guru/wali kelas dengan mematuhi semua ketentuan
kelas/sekolah. Misalnya menepati waktu belajar (memulai pelajaran tepat pada waktunya,
istirahat tepat pada waktunya, selesai pelajaran pada waktunya dan sebagainya).
Apabila guru sendiri tidak mampu menegakkan disiplin sendiri maka ia tidak akan dihormati,
disegani dan disenangi oleh murid-muridnya. Sehingga dengan demikian dia akan menjadi
guru yang berwibawa.
2. Menumbuhkan kesadaran dalam diri murid-murid itu sendiri akan pentingnya makna atau
arti dari pada disiplin itu sendiri
Cara lain yang dapat dilakukan oleh guru/wali kelas untuk menegakkan disiplin kepada
murid-murid adalah dengan jalan menumbuhkan kesadaran murid-murid akan pentingnya
disiplin itu sendiri buat mereka. Cara ini dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan
berupa nasehat, petunjuk-petunjuk sehingga mereka benar-benar menyadari mengapa
peraturan atau ketentuan tersebut harus dipatuhi demi untuk kepentingan mereka.
Bimbingan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a) Bimbingan secara individual
b) Bimbingan secara kelompok
Bimbingan secara individual adalah bimbingan berupa nasehat-nasehat, petunjuk-petunjuk
yang diberikan guru/wali kelas secara perorangan kepada murid yang melanggar ketentuan
atau peraturan yang telah ditentukan.
Sedangkan bimbingan secara kelompok adalah bimbingan yang diberikan oleh guru/wali
kelas berupa nasehat-nasehat, petunjuk-petunjuk terhadap sekelompok murid yang tidak
mematuhi peraturan atau ketentuan kelas atau sekolah. Bimbingan kelompok ini hanya
diberikan apabila terdapat sejumlah murid yang melanggar peraturan atau ketentuan yang
sama. Misalnya saja terdapat sejumlah murid yang pulang sebelum pelajaran usai. Bagi anak-
anak ini bimbingan yang tepat diberikan dalam usaha untuk menyadarkan mereka adalah
bimbingan kelompok.
3. Mewujudkan kerjasama yang baik dalam suatu kelas
Disiplin kelas dapat pula diwujudkan dengan jalan saling menjalin kerjasama yang baik antara
guru/wali kelas dengan murid-murid dalam kelas. Guru/wali kelas harus berusaha untuk
membina saling pengertian dengan murid-muridnya akan tugas dan fungsi masing-masing,
sehingga masing-masing pihak akan menjalankan perannya sesuai dengan posisi masing-
masing dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama. Masing-masing pihak harus menyadari
pentingnya peranan yang satu terhadap yang lain. Suksesnya pihak yang satu tergantung pada
peran serta pihak yang lain.
Apabila kerjasama ini dapat dibina dengan sebaik-baiknya, maka dengan sendirinya disiplin
kerja akan dapat ditegakkan.
4. Dalam mewujudkan disiplin kelas, setiap murid diperlakukan secara adil
Dalam usaha untuk menciptakan disiplin kelas sudah barang tentu kadang-kadang terjadi
pelanggaran yang dilakukan oleh murid-murid. Si murid yang melanggar kadang-kadang
diberikan sanksi berupa hukuman atas pelanggaran tersebut. Apabila sanksi hendak diberikan,
maka sanksi tersebut harus konsekwen artinya tidak membeda-bedakan antara anak yang satu
dengan anak yang lain. Jangan anak yang satu diberikan sanksi yang lebih berat jika
dibandingkan dengan anak yang lainnya, padahal pelanggaran yang dilakukan adalah sama.

Anda mungkin juga menyukai