Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NURHIDAYAH

NIM : 959172002

TUGAS STRATEGI PEMBELAJAN DI SD

1. Perbedaan secara umum pembelajaran biasa dengan pembelajaran remedial yaitu


pembelajaran biasa diberikan kepada semua siswa dengan tujuan pencapaian yang sama,
sedangkan pembelajaran remedial dilakukan apabila siswa mengalami kesulitan belajar
setelah mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dan siswa tersebut belum mampu
menguasai tujuan pembelajaran tertentu. tujuan kegiatan remedial adalah (1) agar siswa
dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya. (2) dapat
memperbaiki/mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik. (3) dapat memilih
materi dan fasilitas belajar secara tepat. Teknik pembelajaran remedial bisa diberikan
secara individual, berkelompok, atau klasikal. Beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, yaitu pembelajaran individual,
pemberian tugas, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, dan tutor sebaya.
2. tujuan pokok mengatur menata ruang kelas adalah untuk menciptakan dan mengarahkan
kegiatan siswa serta mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak diharapkan
melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang lainnya di dalam
kelas. Menurut Carolyn & Edmund (2015:4) ada 4 kunci bagi guru untuk melakukan
pengaturan ruang kelas yang baik, yaitu:
a) Jadikanlah wilayah sirkulasi dan mobilitas siswa tinggi dan bebas dari kemacetan
b) Pastikan setiap siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
c) Menjaga agar instrument pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa
mudah diakses
d) Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat persentasi dan tampilan seisi
kelas
3. Faktor keadaan psikis, dan penerapan tata tertib sekolah merupakan faktor yang paling
dominan mempengaruhi disiplin belajar siswa. Faktor ini paling dominan dibandingkan
faktor-faktor yang lain disebabkan karena keadaan psikis adalah faktor yang terdapat
dalam diri siswa dan tidak dapat terlihat, keadaan psikis ini berhubungan dengan
psikologi dari siswa tersebut. Penghayatan norma keluarga dan masyarakat dapat
dilakukan bagi individu yang sehat secara psikis atau mental. Terdapat beberapa sifat
yang dapat menjadi penghalang pembentukan disiplin diri, yaitu perfeksionisme dan
perasaan rendah diri. Perasaan perfeksionisme dan perasaan rendah diri siswa membuat
siswa terdorong untuk melanggar peraturan di sekolah agar mendapat perhatian dari guru
dan teman-teman di sekolahnya. Penerapan tata tertib sekolah merupakan salah satu dari
faktor eksternal yang mempengaruhi disiplin belajar siswa. Sekolah merupakan
lingkungan kedua yang dekat dengan siswa. Sekolah merupakan tempat siswa untuk
menuntut ilmu secara formal. Penanaman disiplin di sekolah bergantung dengan ada
tidaknya sarana dan prasarana yang mendukung. Contoh pihak pendukung perkembangan
disiplin anak yaitu guru. Guru yang dapat membina kedisiplinan anak secara umum harus
memiliki aspek kualifikasi personal dan profesional. Selain itu, faktor sekolah yang
mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
4. Guru yang efektif mampu menciptakan lingkungan belajar yang optimal dengan membuat
aturan dan prosedur, mengelola kelompok, mengawasi dan melaksanakan kegiatan kelas,
serta menangani perilaku menyimpang (Kauffman, et al., 2006). Guru yang  memberi
dampak positif, itulah guru yang efektif. Supaya menjadi guru yang efektif, bagaimana
caranya?
a) Bersenang-senang mengajar
Mengajar sudah menjadi bagian dari diri setiap guru; aktivitas yang pasti dilakukan
selama menjadi guru. Oleh karena mengajar itu melekat pada profesi guru, tidak perlu
kan dibuat rumit dan terasa payah? Lebih enak kan kalau dibuat jadi sederhana dan ringan
dikerjakan. Membuat jadi sederhana tidak sama dengan menurunkan kualitas. Bahkan,
kalau mau efektif, justru harus mampu membuat lamgkah lebih sederhana. Jangan
memperumit masalah yang sederhana.
b) Menyebarkan aura positif
Ketika akan masuk kelas, pastikan hati dan pikiran sudah fokus mengajar. Masalah rumah
tangga, cicilan rumah, “Layangan Putus” yang belum selesai ditonotn, dan lain-lain
tinggalkan dulu. Lupakan untuk sementara waktu. Mengajar berarti menyediakan diri
sepenuhnya melayani murid. Ini berarti guru masuk kelas tanpa membawa masalah
sehingga langkahnya ringan, pancaran matanya optimis. Guru membawa aura positif.
Nada bicara dan pilihan kata menunjukkan semangat, menampilkan guru yang percaya
diri.
c) Buat perbedaan
Salah satu yang mengundang rasa bosan adalah kegiatan yang monoton, mengerjakan hal
sama (dengan cara yang sama pula) secara berulang-ulang. Cobalah cara-cara baru,
temukan hal baru setiap hari. Ini akan menstimulasi kita untuk kreatif.  Sesuatu yang
berbeda akan menimbulkan ketertarikan dan rasa ingin tahu murid. Itu adalah pintu
gerbang belajar.
d) Tergorganisasi dan siap mengajar
Kalau guru tidak siap mengajar, lebih baik tidak usah masuk kelas. Selama mengajar, ada
interaksi dengan murid. Kalau tidak dalam siap, interaksi itu bisa berbalik mengacaukan
tujuan belajar yang ingin dicapai. Namun, rasanya kok aneh kalau guru tidak masuk
kelas. Nah, kalau demikian, tidak ada cara lain selain memastikan diri sudah siap
mengajar.
e) Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, penuh kepedulian, dan
memberdayakan
Proses belajar di kelas bukan aktivitas individu. Bukan juga kegiatan yang terlepas dari
lingkungan sekitarnya. Jelas, belajar akan lebih efektif  bila lingkungan mendukung.
Lingkungan yang mendukung bukan hanya berupa tempat belajar yang aman dan
nyaman, juga terkait dengan suasana. Dalam belajar, perlu sekali adanya keamanan dan
kenyamanan secara psikologis.  Ini bisa hadir ketika ada empati, hubungan yang
memanusiakan, dan saling mendukung.

Anda mungkin juga menyukai