Anda di halaman 1dari 6

1.

Hambatan hambatan dalam proses pemenuhan kompetensi akademik siswa


Proses pembelajaran siswa dipengaruhi oleh banyak aspek, baik aspek yang
berasal dari dirinya maupun dari lingkungan di sekitarnya. Dalam berjalannya proses
pembelajaran di sekolah agar para siswa mampu mencapai kompetensi akademik
yang baik tentu akan ada beberapa hambatan dan kendala. Meskipun rancangan
pembelajaran telah ditata dengan sedemikian mungkin, namun kita tidak bisa
mengesampingkan masalah di luar teknis yang mungkin saja terjadi. Untuk itu kita
perlu mengetahui apa saja hambatan yang dapat menghalangi lancarnya proses
pembelajaran ini agar kita mampu menanggulanginya. Hambatan hambatan dalam
pembelajaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Hambatan internal
Hambatan internal adalah kendala yang berasal dari masalah peserta didik itu
sendiri, baik masalah fisik maupun psikologis.hambatan hambatan tersebut
diantaranya yaitu:
a) Sikap peserta didik
Setiap peserta didik memiliki karakteristik masing masing, hal ini juga
yang membuat mereka memiliki respon yang berbeda beda dalam
menghadapi sesuatu. Karena itu, siswa yang memiliki respon dan sikap
yang kurang baik ketika mendapat kan pembelajaran akan
menghambatnya dalam mencapai kompetensi akademik yang tepat.
b) Minat peserta didik
Minat peserta didik menjadi salah satu hal yang paling berpengaruh
dalam pembelajaranya. Jika seorang peserta didik berminat pada suatu
bidang keilmuan makai a akan sangat menonjol di bidang tersebut, hal
ini lah yang membuat masalah karena seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa setiap anak memiliki minat yang berbeda beda.
c) Motivasi peserta didik
Motivasi peserta didik juga menjadi salah satu yang sewaktu waktu
dapat menghambat proses pembelajaran. Menurut (Hamalik, 2002)
secara umum motivasi memiliki tiga fungsi, yaitu: 1) mendorong
individu untuk bergerak dan melakukan kegiatan, 2) menentujuan
tujuan dan arah perbuatan yang hendak di capai, 3) menyeleksi dan
memilah kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh tujuan atau
kegiatan yang tidak perlu dilakukan. Karena membangkitkan motivasi
peserta didik untuk melakukan sesuatu bukanlah hal yang mudah.
Motivasi ini dibagi menjadi dua, yakni motivasi intrinsic yang berasal
dari dalam diri peserta didik tanpa perlu rangsangan dari luar, dan
motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan atau motivasi karena
ada rangsangan dari luar. Meskipun kita mampu memberikan motivasi
intrinsic namun menumbuhkan motivasi untuk peserta didik bukanlah
hal yang mudah.
2) Hambatan eksternal
Hambatan eksternal adalah masalah masalah dari lingkungan sekitar peserta
didik yang menghambat proses pembelajaran. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa ada banyak hal diluar diri peserta didik yang berpengaruh
pada proses pembelajaran.
a) Lingkungan keluarga
Keluarga adalah lingkungan yang pertama dikenal oleh anak,
Pendidikan awal pun berada di lingkungan keluarga. Karena itu
keluarga memiliki andil besar dalam membentuk kepribadian serta
sikap anak, bahkan hal yang disukai ataupun tidak disukai oleh peserta
didik juga biasanya dipengaruhi oleh keluarga
b) Lingkungan masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia
lain, karena itu meskipun telah memiliki keluarga kita masih
membutuhkan orang lain. salah satunya adalah tetangga, komunitas
sosial, atau bahkan orang orang yang tidak sengaja kita temui di jalan.
Norma norma yang tercipta dimasyarakat, stereotipe, rumor,
kepercayaan, hingga kebiasaan masyarakat juga akan memengaruhi
kepribadian bahkan akademik seseorang. Misal peserta didik tinggal di
lingkungan masyarakat agamis yang sangat menjunjung tinggi ilmu
agama dan pemuda di lingkungan tersebut Sebagian besar menuntut
ilmu di pesantren, maka kemungkinan besar peserta didik tersebut
akan mengikuti kebiasaan yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
c) Lingkungan sekolah
lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang paling dekat dengan
peserta didik setelah ligkungan keluarga. Hal ini berhubungan dengan
kondisi sekolah, kondisi guru, dan sarana dan prasarana pembelajaran.
Apabila salah satu faktor tersebut tidak kondusif maka dapat
menghambat belajar siswa. Begitu pula dengan sarana dan prasarana
pembelajaran, apabila sarana dan prasarana tidak memadai maka
peserta didik tidak akan dapat meng-explore keinginan belajar mereka.
2. Cara menangani hambatan hambatan dalam mencapai kompetensi akademik
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hambatan hambatan dalam
pembelajaran akan selalu ada. Namun kita bisa menyiapkan diri untuk menanggulangi
dan mencegahnya terjadi. Salah satunya adalah dengan melakukan manajemen kelas
dan penerapan metode pembelajaran yang tepat.
Ruang kelas adalah lingkungan dimana berlangsungnya proses belajar
mengajar. Untuk itu perlu diciptakan suasana yang mendukung proses belajar
mengajar. Upaya ini dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar untuk hasil belajar
yang optimal. Proses ini disebut dengan ‘manajemen kelas’ atau dapat pula disebut
‘disiplin kelas’, yaitu suasana kelas yang tenang karena usaha guru sebagai pengatur
kelas. Menurut (winkel, 2009) terdapat banyak unsur yang berperan dalam
menciptakan disiplin kelas, 1) keadaan peserta didik yang meliputi taraf
perkembangan, kemampuan akademik, corak motivasi belajar, pengalaman belajar,
harapan belajar, prestasi, latar belakang, dan lain sebagainya. Hak dan kewajiban para
peserta didik. 3) kebutuhan peserta didik.
a) Mengembangkan perilaku peserta didik yang mendukung belajar
Biasanya pengajar lebih berfokus pada perilaku peserta didik yang
menghambat pembelajaran dan mengabaikan perilaku peserta didik
yang mendukung pembelajran. Karena itu untuk menjadi pengajar yang
baik dan untuk menciptakan suasana kelas yang mendukung proses
pembelajaran maka kita harus mengenal, mengakui, dan memperkuat
perilaku peserta didik yang mendukung proses belajar mengajar.
b) Memberikan koreksi terhadap perilaku yang menghambat belajar
Seperti yang kita semua ketahui bahwa para pengajar saat ini
dihadapkan dengan masalah tingkal laku sejumlah peserta didik yang
kerap kali destruktif yang mengganggu kegiatan pembelajaran bahkan
mempengaruhi peserta didik lain.

Ada 7 tips (7 Tips Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusif dan Menyenangkan,
2022) yang bisa dilakukan oleh guru untuk menciptakan kelas yang kondusif dan
menyenangkan guna mengiplementasikan lingkungan kelas yang mendukung
pembelajaran. Tips tersebut diantaranya adalah:

1) Hilangkan hal hal yang bisa mengganggu konsentrasi siswa saat belajar di kelas.
Seperti hiasan dinding yang terlalu ramai, mencolok, atau hal hal baik material
maupun non material yang sekiranya dapat mengganggu konsentrasi siswa di kelas.
2) Buat aturan yang disepakati oleh seluruh warga kelas. Hal ini dilakukan untuk
membina komitmen antara seluruh warga kelas. Dengan aturan yang disepakati
Bersama siswa akan lebih merasa bertanggung jawab menaatinya karena dia merasa
memiliki peran dan kesadaran pada aturan serta punya komitmen pada seluruh
anggota kelas.
3) Berikan tugas dalam satu waktu. Hindari pemberian tugas secara terus menerus yang
dapat memecahkan focus siswa. Cukup beri satu tugas yang dapat ia selesaikan dalam
satu waktu dengan kefokusan penuh pada tugas tersebut.
4) Perhatikan siswa saat anda mengajar. Hal ini lah yang membuat penataan kelas agar
semua siswa dapat dengan mudah diperhatikan guru menjadi sangat penting.
Memberikan perhatian penuh pada kelas dan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dapat menciptakan kelas yang lebih intim, maksudnya jika guru secara penuh
memperhatikan siswa sisiwa akan ikut memberikan perhatiannya pada kelas.
Contohnya saja siswa yang kurang bisa focus saat kelas karena lapar, saat guru tidak
memperhatikan ia bisa saja mencuri makan di tengah tengah pembelajran yang
tentunya hal itu akan mengganggu konsentrasi nya dan teman didekatnya dalam
pembelajaran.
5) Ubah metode belajar jika diperlukan. Pengubahan metode belajar ini dapat menjadi
suatu cara agar pembelajaran dikelas tidak monoton. Guru bisa memberikan berbagai
metode pembelajran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran. Seperti yang awalnya
guru hanya terpaku pada meode penyampaian materi saat ini guru bisa menambahnya
menjadi diskusi atau menggunakan pembelajaran berbasis masalah, jadi sisiwa tidak
merasa bosan dengan cara belajar yang itu itu saja.
6) Sisihkan waktu rehat di sela sela pembelajaran. Hal ini juga sangat penting, sebab tiap
siswa memiliki kapasitas kemampuan penyerapan materi yang berbeda beda. Jeda
pada pembelajaran juga menjadi waktu untuk para siswa me recharge energinya.
Karena itu, memberikan waktu singkat di tengah pembelajaran atau disela sela
pergantian mata pelajaran untuk beristirahat adalah rencana yang patut untuk
digunakan.
7) Berikan achievement pada siswa. Seperti yang kita tahu pemberian hadiah atau
penghargaan pada pencapaian siswa akan menambah motivasinya dalam berprestasi.
Karena itu, memberikan achievement/ penghargaan pada siswa juga merupakan suatu
hal yang penting. Namun, harus selalu diingat pemberian penghargaan ini hendaknya
tidak berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, O. (2002). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Rahmat, P. S. (2018). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

winkel. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Anda mungkin juga menyukai