Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

kebiasaan kelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi

berikutnya melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. Didalam pelaksanaan

pendidikan terdapat beberapa komponen yakni siswa, guru dan juga lingkungan

sekitar.

Proses pendidikan atau pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik,

apabila diantara ketiga komponen tersebut timbul kesesuaian, apabila diantara

ketiga komponen didalam pendidikan tersebut timbul ketimpangan maka akan

muncul suatu problematika.

Problematika pembelajaran adalah kendala atau persoalan dalam proses

belajar mengajar yang harus dipecahkan agar tercapai tujuan yang maksimal.

Problematika pembelajaran perlu dicari penyelesain dan juga solusi agar nantinya

tidak mengganggu tercapainya tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan problematika pembelajaran?

2. Apakah faktor yang menyebabkan munculnya problematika pembelajaran?

3. Apakah problematika pembelajaran yang sering muncul di sekolah dasar?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian dari problematika pembelajaran.

2. Menjelaskan faktor yang menyebabkan munculnya problematika pembelajaran.

3. Menjelaskan problematika pembelajaran yang sering muncul di sekolah dasar.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Problematika Pembelajaran

Istilah problema/problematika menurut Depdikbud (2002:900) berasal dari

bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah.

Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat

dipecahkan yang menimbulkan permasalahan. Adapun masalah itu sendiri adalah

suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan, dengan kata lain masalah

merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan

baik, agar tercapai hasil yang maksimal. Dari beberapa istilah diatas dapat

disimpulkan pengertian dari problema adalah berbagai persoalan-persoalan sulit

yang dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang datang dari faktor intern

atau ekstern.

Pembelajaran menurut kamus Bahasa Indonesia dalam Mudjiono

(2010:98) berasal dari kata ajar yang artinya petunjuk yang diberikan kepada

orang supaya diketahui (diturut), dan mendapat imbuhan pe-an sehingga artinya

menjadi cara atau proses menjadikan orang belajar. Adapun dalam bahasa Arab

disebut dengan ta‟lim yang berarti mengajar, dan dalam bahasa Inggris disebut

dengan to teach atau to instruct artinya to direct to do something, to teach to do

something, yakni memberi pengarahan agar melakukan sesuatu. Dari beberapa

pendapat pakar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah

usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan

tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu didapatkannya
karena kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena

adanya usaha.

Dari beberapa pengertian tentang problema dan pembelajaran diatas maka

dapat disimpulkan pengertian problematika pembelajaran adalah kendala atau

persoalan dalam proses belajar mengajar yang harus dipecahkan agar tercapai

tujuan yang maksimal.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Munculnya Problematika

Pembelajaran

Faktor-faktor yang memengaruhi munculnya problematika pembelajaran

menurut Hidayat (2012:89) dibagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan juga faktor

ekstern. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut.

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya

problematika belajar, yang berasal dari dalam diri siswa, adapun hal-hal yang

termasuk ke dalam faktor intern meliputi sikap sebagai berikut.

a. Sikap Terhadap Belajar

Sikap berhubungan dengan kemampuan memberikan penilaian tentang

sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang

sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.

b. Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya

proses belajar.
c. Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada

pelajaran.

d. Kemampuan mengolah bahan belajar

Merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan

ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa

e. Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan

pesan yang telah diterima oleh siswa.

f. Rasa percaya diri siswa

Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap

pembuktian “perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan teman sejawat siswa.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor dari luar yang dapat memengaruhi

terjadinya problematika pembelajaran pada siswa. Adapun hal-hal yang termasuk

faktor ekstern adalah sebagai berikut.

a. Guru sebagai pembina siswa dalam belajar

Sebagai pendidik, guru seharusnya memusatkan perhatian pada

kepribadian siswa, hususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar.

b. Sarana dan prasarana pembelajaran

Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi

pembelajaran yang baik, lengkapnya sarana dan prasarana tetapi belum tentu

menentukan proses belajar yang baik.


c. Kebijakan penilaian

Keputusan hasil belajar merupakan puncak harapan siswa. Secara kejiwaan, siswa

terpengaruh atau tercekam tentang hasil belajarnya.

d. Lingkungan sosial siswa di sekolah

Siswa siswi di Sekolah membentuk suatu lingkungan sosial siswa. Dalam

lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu.

Sosialisasi siswa disekolah sangat memengaruhi belajar siswa disekolah.

e. Kurikulum sekolah

Program pembelajaran di Sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum.

Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat. Kurikulum

hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa dan tidak berubah-ubah.


BAB III

DATA OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. DATA OBSERVASI

1. Problematika Pendidikan Kelas Rendah (Kelas 3)

Problematika pendidikan yang terjadi pada kelas 3 SDN 3 Ringinpitu

dapat dilihat dari 3 sudut pandang yaitu.

a. Guru

Problematika-problematika yang disebabkan oleh guru meliputi

1) Latar pendidikan guru yang kurang sesuai dengan bidangnya

2) Guru yang kurang mampu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran

3) Guru kurang bisa memanajemen kelas

4) Guru tidak secara rutin menyusun RPP

5) Guru hanya mengutamakan metode ceramah didalam pembelajaran

b. Siswa

Problematika yang disebabkan oleh siswa antara lain.

1) Siswa clometan ketika pembelajaran (khususnya waktu mencocokkan tugas)

2) Siswa berjalan-jalan di kelas ketika situasi pembelajaran

3) Beberapa siswa kurang lancar didalam membaca dan berhitung

4) Siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas, mengganggu temannya

5) Siswa bermain alat tulis ketika guru sedang menjelaskan pembelajaran

c. Lingkungan

Problematika pembelajaran yang disebabkan oleh suasana lingkungan sekitar

1) Kelas didominasi laki-laki

2) Tempat duduk kurang proporsional


3) Situasi yang bising

2. Problematika Pendidikan Kelas Tinggi (Kelas 5)

Problematika pendidikan yang terjadi pada kelas 5 SDN 3 Ringinpitu

dapat dilihat dari 3 sudut pandang yaitu.

a. Guru

Problematika yang disebabkan oleh guru meliputi

1) Latar pendidikan guru yang kurang sesuai dengan bidangnya

2) Guru yang kurang mampu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran

3) Guru tidak secara rutin menyusun RPP

4) Guru hanya mengutamakan metode ceramah didalam pembelajaran

b. Siswa

Problematika yang disebabkan oleh siswa antara lain.

1) Siswa clometan ketika pembelajaran (khususnya waktu mencocokkan tugas)

2) Siswa kurang semangat didalam pembelajaran

3) Beberapa siswa kurang lancar didalam membaca dan berhitung

4) Siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas mengganggu temannya

c. Lingkungan

Problematika pembelajaran yang disebabkan oleh suasana lingkungan sekitar

1) Kelas didominasi oleh perempuan

2) Kelas yang gaduh


B. PEMBAHASAN

1. Problematika Pendidikan Kelas Rendah (Kelas 3)

a. Sudut Pandang Guru

1) Latar pendidikan guru yang kurang sesuai dengan bidangnya

Guru kelas rendah yang bernama Bu Listiani memang latar belakang

pendidikannya kurang relevan jika harus mengajar di Sekolah Dasar. Bu

Listiani adalah lulusan S1 Ekonomi.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan sering

mengadakan pelatihan-pelatihan dan seminar yang melatih keterampilan guru

didalam mengajar.

2) Guru yang kurang mampu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran

Media pembelajaran yang berupa alat kit, jarang dipergunakan oleh guru

dikarenakan kurangnya kemampuan guru dalam menggnakan alat tersebut,

sehingga siswa kerap mendapat tugas untuk memberdayakan membawa media

dari rumah. Alat kit yang ada disekolah jumlahnya kurang memadai. Solusi

yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan memberikan

himbauan kepada guru agar dapat memanfaatkan media yang ada, karena jika

tetap dibiarkan media tersebut akan rusak.

3) Guru kurang bisa memanajemen kelas

Ketidakmampuan guru didalam memanajemen kelas, membuat kelas menjadi

gaduh dan juga kurang kondusif. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi

hal tersebut adalah sering memberikan pelatihan pada guru untuk mengelola

kelas yang baik.

4) Guru tidak secara rutin menyusun RPP


Kurangnya persiapan mengajar yang dilakukan guru, membuat guru tidak

mempunyai pedoman yang jelas ketika melaksanakan program belajar mengajar

didalam kelas. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah

dengan menghimbau guru untuk rutin dalam menyusun RPP, agar ketika guru

masuk dikelas mempunyai tujuan dan pedoman yang jelas didalam mengajar.

5) Guru hanya mengutamakan metode ceramah dan tanya jawab didalam

pembelajaran

Metode yang digunakan guru didalam mengajar hanya berkutat pada

ceramah dan juga tanya jawab, sehingga membuat kebanyakan siswa merasa

bosan didalam pembelajaran. Solusinya seharusnya didalam pembelajaran guru

lebih menggunakan metode pembelajaran yang interaktif, seperti field trip,

eksperimen, dll.

2. Sudut Pandang Siswa

a. Siswa clometan ketika pembelajaran (khususnya waktu mencocokkan tugas)

Ketika situasi pembelajaran siswa sering membuat kegaduhan, seperti

clometan ketika guru sedang menjelaskan, ramai sendiri, mengganggu

temannya. Solusi yang dapat diberikan ialah guru hendaknya menegur siswa

yang clometan, ramai sendirir ataupun yang mengganggu temannya.

b. Siswa berjalan-jalan di kelas ketika situasi pembelajaran

Ketika situasi pembelajaran, utamanya saat mengerjakan dan mencocokkan

tugas siswa berjalan-jalan mengelilingi dan keluar masuk kelas. Solusi yang

dapat diterapkan adalah guru sebaiknya menegur dan memberikan sanksi bagi

siswa yang membuat iklim kelas tidak kondusif.

c. Beberapa siswa kurang lancar didalam membaca dan berhitung


Terdapat 4 siswa yang kurang lancar didalam membaca dan berhitung, hal ini

sangat mengganggu didalam proses pembelajaran. Solusi yang sudah

diterapkan adalah memberi les tambahan kepada siswa tersebut sepulang

sekolah.

d. Siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas mengganggu temannya

Siswa yang pandai kebanyakan lebih cepat menyelesaikan tugasnya dibanding

teman-temannya yang lambat. Hal ini membuat mereka mempunyai

kesempatan untuk mengganggu temannya. Solusi yang sudah mulai diterapkan

adalah menjadikan siswa tersebut sebagai tutor sebaya.

e. Siswa bermain alat tulis ketika guru sedang menjelaskan pembelajaran

Siswa terkadang asyik sendiri ketika guru sedang menjelaskan, misalnya

mereka lebih asyik memaninkan penggaris, pensil, atau penghapus. Solusi yang

dapat diterapkan adalah menyita barang-barang yang sering mengalihkan

perhatian siswa.

3. Sudut Pandang Lingkungan

a. Kelas didominasi oleh perempuan

Kelas tiga didominasi oleh siswa laki-laki, siswa laki-lakinya yang

dominan membuat sering gaduh dikelas. Solusi yang telah diterapkan guru adalah

mencampur tempat duduk mereka, laki-laki dipasangkan dengan perempuan.

b. Bangku yang kurang proporsional

Meja di kelas rendah posisinya hampir sama dengan kursi, sehingga siswa

harus membungkuk ketika menulis ataupun membaca.


Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 2002),

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 297

Anda mungkin juga menyukai