Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Afrizal Fadli
Erdi Apriadi
PENDAHULUAN
Masalah dalam sebuah pengelelolaan kelas adalah masalah harus diperhatikan, karena
sangat mempengaruhi hasil suatu pembelajaran, maka dari itu perlu persiapan yang matang
bagi setiap pendidik dan calon pendidikan untuk memiliki kemampuan dalam bidang
tersebut. Contoh dari pengelolaan kelas yaitu seperti peserta didik mengantuk, tidak
mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengganggu teman lain dan sebagainya.
Pedidik harus mengetahui bagaimana cara mengelola kelas yang baik dan benar dan
strategi-strategi dalam pembelajaran sehingga kelas dapat dikelola dengan baik. Kesuksesan
guru dalam mengelola kelas dengan professional memiliki peran yang cukup vital, karena
pengelolaan yang baik akan akan berpengaruh terhadap kesuksesan peserta didik dalam
menjalani hidupnya disekolah.
A. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas ?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi masalah dalam pengelolaan kelas ?
3. Jelaskan klasifikasi masalah-masalah dalam pengelolaan kelas ?
4. Apa hambatan-hambatan dalam pengelolaan kelas?
5. Bagaimana penyelesaian masalah dalam manajemen kelas?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas
2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi masalah dalam pengelolaan kelas
3. Untuk mengetahui klasifikasi masalah-masalah dalam pengelolaan kelas
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pengelolaan kelas?
5. Untuk mengetahui cara penyelesaian masalah dalam manajemen kelas
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam manajemen kelas akan ditemui berbagai faktor penghabat atau masalah dalam
pengelolaan kelas, diantaranya yaitu datang dari pendidik atau peserta didik itu sendiri. Ada
beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dari guru dalam manajemen kelas, diantaranya:
Sedangkan secara umum ada beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dalam manajemen
Kelas, diantaranya:
Pollard dalam Hilda Karli mengelompokkan kepribadian siswa dalam 5 kelompok besar:
1. Impulsivity/Reflekxivity. Gambaran impulsivity adalah orang yang tergesa-gesa
dalam mengerjakan tugas tanpa berpikir dahulu, sedangkan reflexivity adalah orang
yang sangat mempertimbangkan tugas tanpa berkesudahan.
2. Extroversion/Introversion. Gambaran extroversion adalah orang yang ramah, terbuka,
bahkan kadang-kadang tergantung dari perlakuan teman-teman sekelompoknya.
Sedangkan introversion adalah orang yang tertutup dan sangat pribadi, dan terkadang
tidak mau bergaul dengan teman-temannya.
3. Anxienty/Adjustment. Gambaran anxienty adalah orang yang merasa kurang dapat
bergaul dengan teman, guru atau tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan
baik, sedangkan adjustment adalah orang yang merasa dapat bergaul dengan guru,
teman atau dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
4. Vacillation/Perseverance. Gambaran vacillation adalah oarng yang konsentrasinya
rendah sering berubah-rubah, dan cepat menyerah dalam pekerjaan, sedangkan
perseverance adalah orang yang mempunyai daya konsentrasi kuat dan terfokus serta
pantang menyerah dalam menyelesaiakn pekerjaan.
5. Competitiveness/collaborativeness. Gambaran competitiveness adalah orang yang
mengukur prestasinya dengan orang lain dan sukar bekerja sama dengan orang
lain,sedangkan collaborativeness adalah orang yang sangat tergantung dengan orang
lain dan tidak dapat bekerja sendiri.
Secara umum, masalah-masalah yang berasal dari siswa yang ditemui di dalam kelas dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Masalah individual
Masalah individual adalah masalah yang ditimbulkan oleh perorangan siswa. Jika
diklasifikasikan masalah individual ini dapat dikelompokkan menjadi empat, diantaranya:
a. Masalah yang dibuat karena ingin menarik perhatian orang lain Masalah seperti ini
biasanya timbul berupa yang mengalihkan perhatian guru atau siswa lainnya dari
pembelajaran yang sedang berlangsung. Misalnya membuat banyolan ketika.
b. Masalah yang dibuat karena ingin mencari k Masalah seperti ini biasanya timbul berupa
perilaku yang berusaha mengendalikan guru dansiswa lainnya dengan memperlihatkan
kekuatannya. Misalnya selalu mendebat guru atau siswa lainnya, menindas siswa yang
lebih lemah, atau kehilangan kendali emosional, marah-marah
c. Masalah yang dibuat karena ingin mengungkapkan ketidakmampuan dirinya Masalah
seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang enggan dan malas melakukan tugas
yang diperintah guru serta selalu mengandalkan bantuan guru dan siswa lainnya.
2. Masalah kelompok
Masalah kelompok adalah masalah yang ditimbulkan oleh kelompok siswa tertentu. Jika
diklasifikasikan, masalah kelompok terbagi atas:
a. Hubungan antara siswa kuarang harmonis sehingga muncul beberapa kelompok yang
tidak bersahabat, dan keonaran yang menyebabkan proses belajar mengajar
mengalami hambatan.
b. Kelas bereaksi negatif terhadap salah satu anggotanya, misalnya, mengejek.
Membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok.
c. Kelompok cendrung mudah di alihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
d. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya gangguan
jadwal atau guru kelas terpaksa diganti semantara oleh guru lain, dan sebagainya.
D. Hambatan-hambatan dalam pengelolaan kelas
1. Faktor guru
Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dalam manajemen kelas diantaranya yaitu:
a. Kepemimpinan guru yang otoriter. Guru dalam proses mengajarnya yang otoriter
dan kurang demokratis akan menumbuhkan sikap agresif atau pasif dari peserta
didik, sehingga sikap ini menjadi sumber masalah dalam manajemen kelas.
b. Metode pembelajaran yag monoton. Dengan pembelajaran seperti ini akan
menibulkan kebosanan bagi siswa, kecewa, frustasi, selain itu hal ini merupakan
pelanggaran disiplin.
c. Kepribadian guru. Seorang guru dituntut untuk berlaku adil, objektif, dan
fleksibel, sehingga terjalin suasana emosional yang menyenangka dalam proses
belajar mengajar, akan tetapi sikap yang bertentangan dengan kepribadiana
tersebut akan menimbulkan masalah dalam manajemen bagi peserta didik.
d. Ternatasnya kesempatan guru dalam memahami tingkah laku siswa dan latar
belakangnya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya usaha guru dalam memahami
siswa dan latar belakangnya.
e. Terbatasanya pengetahuan guru dalam masalah manajemen dan pendekatan baik
yang sifatnya teoritis atau pengalaman praktis.
f. Kurangnya kedekatan guru dan peserta didik dikelas. Untuk memudahkan dalam
manajemen kelas seorang guru itu harus dekat dengan siswa, karena dengan
kedekatan antara siswa guru tersebuta kan mudah memahami karakter siswa
dikelasnya, selain itu jika seorang guru dekat dengan siswa maka siwa akan
memiliki rasa tanggung jawab terhadap gurunya, kelas, dan pembelajaran. Jika
kedekatan tersebut tidak terjalin maka siswa tidak akan memiliki rasa tanggung
jawab terhadap dirinya, guru, kelas, dan pembelajaran.
2. Faktor siswa
Kurangnya kesadaran siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas yang
foktor utama dalam masalah manajemen kelas.
3. Faktor Keluarga
Kebiasaan yang tidak baik dilingkungan keluarga, seperti tidak disiplin, tidak tertib,
kebebasan dan ke kekangan yang berlebihan akan menyebabkan siswa melanggar disiplin
dikelas. Selain itu ada faktor dari sikap orang tuayang otoriter, sehingga akan tercermin dari
tingkah laku peserta didik yang agresif atau apatis. Contohnya seperti peserta didik yang
pegganggu dan membuat keributan hal tersebut biasa muncul dari keluarga yang broken
home.
4. Faktor Fasilitas
Ruang kelas yang kecil dibandingkan dengan jumlah siswa dan kebutuhan untuk bergerak
dalam kelas, selain itu ketersediaan alat yang tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang
membutuhkan sehingga menyebabkan timbulnya pada manajemen kelas.
1. Identifikasi masalah siswa Pada langkah ini guru melakukan kegiatan untuk mengenal
dan mengetahui masalah-masalah kelas yang muncul di dalam kelas.
2. Membuat rencana penanggulangan terhadap masalah siswa
3. Menetapkan waktu pertemuan dengan siswa yang bermasalah dengan persetujuan kedua
pihak tentang waktu dan tempat pertemuan itu sendiri.
4. Bila saatnya bertemu dengan siswa, jelaskan maksud pertemuan tersebut dan jelaskan
pula manfaat yang mungkin diperoleh, baik oleh siswa ataupun oleh sekolah.
5. Tunjukkan kepada siswa bahwa gurupun bukan orang yang sempurna dan tidak terlepas
dari kekurangan dalam hal ini. Tetapi yang penting antara guru dan siswa harus ada
kesadaran untuk bersama-sama belajar saling memperbaiki diri, saling mengingat bagi
kepentingan bersama.
6. Guru berusaha untuk membawa siswa kepada masalahnya yaitu pelanggaran terhadap
peraturan yang berlaku di sekolah dengan sikap yang sabar sehingga menumbuhkan
kesadaran siswa secara perlahan.
7. Bila pertemuan yang diadakan ternyata siswa tidak responsif, maka guru dapat mengajak
siswa untuk melaksanakan diskusi pada waktu yang lain tentang masalah yang
dihadapinya. Tentukan waktu diskusi tersebut atas dasar persetujuan antara guru dan
siswa.
8. Pertemuan guru dan siswa harus sampai pada pemecahan masalah dan sampai pada
kontrak individual yang diterima siswa dalam rangka memperbaiki tingkah laku siswa.
9. Melakukan tindak lanjut dengan mengikuti perkembangan siswa setelah penyelesaian
masalah (monitoring) agar masalah tersebut tidak terulang lagi.
Masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas harus segera diselesaikan agar gangguan
terhadap pelaksanaan pembelajaran tidak berlangsung lama. Aktivitas siswa meninggalkan
ruangan kelas untuk pergi ke kamar mandi atau keperluan-keperluan lainnya, adalah hal yang
cukup penting. Karena tidak benar dan tidak adil jika siswa yang bersangkutan harus merasa
malu apabila meminta izin ke kamar mandi. Sebagaimana halnya orang dewasa yang merasa
segan dan risih apabila harus berterus terang perlu pergi ke toilet. Jika guru mendiskusikan
hal tersebut dengan siswa pada awl tahun ajaran baru, maka aktivitas pergi ke toilet tidak
akan menjadi satu gangguan
SIMPULAN
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/view/3813
Evaston, dkk. 2011. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana