Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAMBATAN-HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS


Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kepramukaan
Dosen pengampu : Feronica Eka Putri, ST., M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 8

1. Abdul Fatah Husna 1810631110011


2. Afiva Eprilliani 1810631110034
3. Andini Lestari 1810631110020
4. Auliana Fitri Intam Mutiara Sari 1810631110022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
KARAWANG
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunianya yang
diliimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah tugas yang diberikan pada
mata kuliah Manajemen Pengelolaan Kelas yang diampu oleh Feronica Eka Putri, S.T, M.Pd .
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan kedepannya. Dan tak
lupa penulis juga berterimakasih kepada pihak yang membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Terakhir, penulis meminta maaf apabila banyak kesalahan yang terdapat di makalah
ini, dan penulis juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan penulis
khususnya.

Karawang, 06 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Jenis-Jenis Masalah Anak Dalam Pengelolaan Kelas.............................................2


B. Pendekatan Penanggulangan Masalah Anak...........................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................8

A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah dalam pengelolaan kelas harus di perhatikan dalam pengelolaan
kelas, karena akan sangat mempengaruhi hasil dari suatu pembelajaran. Karenanya,
perlu persiapan yang matang bagi setiap pendidik dan calon pendidik untuk memiliki
kemampuan dalam bidang ini. Pendidik harus mengetahui bagaimana cara mengelola
kelas yang baik dan tepat dalam menggunakan strategi-strategi dalam pembelajaran
sehingga kelas dapat terkelola dengan baik.
Penyebab timbulnya masalah tersebut dapat di timbulkan dari kurangnya
pengetahuan guru tentang bagaimana cara mengelola kelas yang baik, tidak tepatnya
menggunakan pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran serta kurangnya
menguasai materi materi ajar.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka pembahasan yang akan kami angkat
yaitu mengenai jenis-jenis masalah anak dalam pengelolaan kelas dan pendekatan
penanggulangan masalah anak dengan judul makalah “Hambatan-Hambatan dalam
Pengelolaan Kelas”
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis masalah anak dalam pengelolaan kelas?
2. Apa saja pendekatan penanggulangan masalah anak?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis masalah anak dalam pengelolaan kelas
2. Untuk mengetahui pendekatan penanggulangan masalah anak

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis Masalah Anak dalam Pengelolaan Kelas
Masalah pengelolaan kelas yang bersumber dari anak dikelompokan menjadi
dua katagori, yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Untuk pengelolaan
kelas yang efektif diperlukan identifikasi suatu masalah, apakah bersifat individual
atau kelompok. Kekurang hati-hatian guru memahami masalah menyebabkan
kekeliruan dalam menentukan jenis masalah yang muncul. Bisa saja terjadi masalah
kelompok dilihat sebagai masalah individual atau sebaliknya.
1. Masalah Individual
Masalah Individual adalah masalah pengelolaan kelas yang sumber penyebabnya
adalah individu anak. katagori masalah individual dalam kelas sebagai berikut:
 Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang mengalihkan
perhatian guru atau siswa lainnya dari pembelajaran yang sedang
berlangsung. Misalnya membuat banyolan ketika belajar. Banyolan (humor)
memang perlu karena “jika siswa dituntut ketat dan bertingkah laku
sempurna, maka dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan mempunyai
gambaran yang buruk terhadap diri mereka sendiri”. Akan tetapi jika siswa
terlalu banyak humornya (bergurau), maka tentunya hal ini dapat
mengganggu terhadap proses belajar mengajar yang sedang berlangsung
sehingga akibatnya tujuan pembelajaran tidak akan tersampaikan secara
efektif dan efisien.
 Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuasaan
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang berusaha
mengendalikan guru dan siswa lainnya dengan memperlihatkan kekuatannya.
Misalnya selalu mendebat guru atau siswa lainnya, menindas siswa yang
lebih lemah, atau kehilangan kendali emosional, marah-marah. Menurut
Rogers dalam R.Ibrahim,et.al : “emosi yang menyertai suatu tindakan untuk
mencapai tujuan secara umum memudahkan terjadinya tindakan tersebut”
oleh karena itulah siswa yang ingin mendapatkan kekuasaan biasanya sering
meluapkan emosinya agar siswa yang lain dapat mengikuti perintahnya.
 Peragaan ketidak mampuan

2
Masalah seperti ini biasanya timbul berupa perilaku yang enggan dan malas
melakukan tugas yang diperintah guru serta selalu mengandalkan bantuan
guru dan siswa lainnya.

Bentuk-bentuk perilaku tersebut dapat mengganggu kelancaran pembelajaran.


Masalah individual dilihat sebagai wujud dari bentuk perilaku tersebut diantaranya :

a. Anak sering menunjukan gerak tubuh/perilaku yang tampak kebodoh-


bodohan/berbuat aneh yang semata-mata untuk menarik perhatian kelas.
b. Anak tertawa lebih keras dibandingkan teman-temannya
c. Anak suka bercanda dan sering menggoda teman
d. Anak pura-pura sakit
e. Anak pura-pura tidak mengerti sehingga selalu bertanya
f. Anak selalu menunjukan kegiatan yang lamban
g. Anak sering mendebat dan kehilangan control
h. Anak cenderung menunjukan perilaku ingin mengalahkan orang lain
i. Anak marah-marah (tindakan aktif) dan agresif
j. Anak menarik diri dan tidak mau melaksanakan kewajibannya.
k. Anak selalu lupa pada aturan penting dalam kelas
l. Anak melakukan tindakan fisik yang menyakiti orang lain
m. Anak tidak mau menerima tugas dan selalu mengatakan tidak bisa
n. Anak merasa pesimis atau putus asa
o. Anak memiliki rasa permusuhan atau menentang semua peraturan
p. Anak pasif atau potensi rendah, datang ke sekolah tidak teratur.
2. Masalah Kelompok
Masalah kelompok adalah masalah pengelolaan kelas yang sumber penyebabnya
adalah kelompok. Johnson dan Bany (dalam Hasibuan, 1994 ) mengemukakan
enam masalah kelompok dalam pengelolaan kelas :
a. Kelas kurang kohesif, misalnya perbedaan jenis kelamin, suku, dan tingkatan
sosio-ekonomi
b.  Kelas mereaksi negatif terhadap seorang anggotanya, misalnya mengejek
anggota kelas dalam menyanyi karena suaranya sumbang
c. Membesarkan hati anggota kelompok kelas yang justru melanggar norma
kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas

3
d. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah
dikerjakan
e. Semangat kerja rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karena
tugas yang diberikan kurang adil
f. Kelas kurang menyesuaikan diri dengan keadan baru, misalnya gangguan
jadwal, guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain.
Kelas yang kurang kohesif ditandai dengan lemahnya hubungan interpersonal
di dalam kelas, disebabkan perbedaan jenis kelamin, suku dan tingkat sosial ekonomi.
Terlihat adanya permusuhan anak perempuan dengan anak laki-laki. Terlihat pula
karena perbedaan suku, kota asal, kampung atau tempat tinggal. Didalam kelas
sekelompok anak ini bisa menampakan hubungan yang tidak akrab dan terkadang
menimbulkan pertentangan didalam kelas. Ditambah oleh faktor pemicu lain seperti
tingkat sosial ekonimi mereka. Setiap kelompok anak membangun suatu kekuatan
atas dasar persamaan yang dimiliki. Masing-masing kelompok bisa saling menutup
diri dalam pergaulannya, sehingga sulit jika guru menugaskan suatu tugas kerjasama.
Kelas mereaksi negatif terhadap seorang siswa dapat pula menimbulkan masalah
dalam kelas, misalnya mentertawakan, menghina secara bersama-sama, menyebabkan
kelas menjadi ribut dan tidak kondusif untuk belajar.
Dukungan kepada anak yang membadut makin menunjukan kebolehannya
melucu dan berperilaku yang aneh-aneh, menimbulkan sorak-sorai dan tertawaan
anak yang berlebihan sehingga mengalihkan perhatian anak untuk belajar. Masalah
anak secara kelompok juga terjadi karena semangat kerja rendah akibat perlakuan
yang tidak adil dari guru, seperti ketidakadilan menentukan jenis tugas yang
dikerjakan, peralatan/bahan yang ditentukan guru. Jika situasi ini tidak ditanggapi
guru maka akan menimbulkan masalah, seperti anak malas dan tidak bersemangat
untuk meneruskan pekerjaanya.
Adanya pertukaran jadwal dan guru, sering pula menimbulkan masalah bagi
anak. Jika jadwal bertugas, guru berganti, diartikan sebagai sesuatu yang tidak
berjalan seperti biasanya, seperti jam masuk atau istirahat atau pulang yang sudah
berganti, ibu guru lain belum dikenali. Hal ini membuat anak-anak resah dan cemas
mengikuti kegiatan didalam kelas, karena mereka seharusnya sudah istirahat atau
pulang, tapi dengan pertukaran jadwal mereka belum istirahat atau belum pulang.
Atau seharusnya mereka haarus belajar dengan guru yang manis dan ramah, sekarang
mereka dihadapkan dengan guru yang pemarah. Kenyataan ini berpengaruh pada anak

4
dan menjadi masalah besar dalam pengelolaan kelas, karena anak dirundung rasa
takut dan cemas untuk belajar.
Dalam penanganan masalah pengelolaan kelas, guru perlu mengetahui sebab-
sebab anak berperilaku yang tidak diharapkan. Schaefer (1996) mengemukakan 2
(dua) pendekatan dalam memahami masalah anak, yaitu pendekatan dari luar (surface
approach), dan pendekatan kausal (causal approach).
 Pendekatan dari luar (surface approach) memusatkan penguasaan dan
pengendalian terhadap tingkah laku anak yang diamati. Pendekatan ini dipakai
guru yang bersikap kaku, bergaya otoriter yang selalu mengharapkan seluruh
anak didiknya patuh dan taat kepada aturan dan ketentuan yang telah
ditetapkannya sepihak. Tipe guru seperti ini menilai beratu atau ringannya suatu
kesalahan anak sesuai dengan akibat-akibat praktis dari kesalahan itu. Misalnya,
suatu kesalahan karena tidak sengaja, seorang anak minum sambil berdiri tanpa
sengaja tabung airnya lepas, airnya tumpah membasahi kawannya yang sedang
duduk disamping bangkunya sehingga anak yang terkena tumpahan air itu
menangis. Kemudian kesalahan anak ini dianggap yang lebih berat dari pada anak
yang dengan sengaja menumpahkan air ke lantai.
 Pendekatan kausal (causal approach), mencoba mencari dan mengerti motif-motif
tindakan dan maksud-maksud dari suatu tindakan, berusaha untuk menemukan
mengapa seorang anak bertindak demikian. Pendekatan ini memecahkan masalah
dengan menghilangkan sebab-sebab atau akarnya yang tersembunyi. Biasanya
guru memandang setiap perilaku anak mempunyai alasan tertentu atau didorong
oleh suatu motif.
Schaefer (1996) mengemukakan bahwa diatara motif-motif yang umum dari
tingkah laku salah pada anak disebabkan :
 Perhatian, anak-anak ingin mendapatkan perhatian, bahkan peringatan dan kritik
 Pembalasan, anak-anak memberikan pembalasan karena merasa disakiti dan
terhalangi keinginannya
 Salah pengertian, anak tidak mengerti tentang apa yang diharapkan dari dirinya
atau lupa peraturan-peraturan
 Perjuangan hak, anak-anak menginginkan dibiarkan melakukan cara dan
kehendaknya sendiri dalam perselisihan
 Sebab keadaan jasmani, anak merasa mudah tersinggung dan marah karena dia
letih, lapar atau sakit

5
 Persaingan, anak bersifat cemburu untuk memperoleh perhatian dan kelebihan
terhadap teman sebanyanya
 Pemindahan, anak menderita karena beberapa harga diri yang terluka yang
dialaminya, dan mencoba memindahkan kepada orang lain
 Nilai-nilai, anak hanya memikirkan diri sendiri (egosentris) dan hampir tidak
memperdulikan orang lain, dan tidak merasa bersalah atas suatu perbuatannya.
B. Pendekatan Penanggulangan  Masalah Anak
Ada beberapa pendekatan yang diajukan dengan harapan dapat membantu
guru dalam memecahkan berbagai permasalahan interaksi eduktif :
1. Pendekatan Individual
Pendekatan individual mempunyai arti penting bagi kepentingan pengajaran.
Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini titik pemilihan
metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual.
Karena itu, guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan
Individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak didik
lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan Individual, walaupun
suatu saat pendekatan kelompok diperlukan
2. Pendekatan Kelompok
Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuhkan dan dikembangkan
rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk
mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka masing-masing sehingga terbina
sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Mereka sadar bahwa hidup ini saling
ketergantungan seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua makhluk
hidup di muka bumi yang fana ini. Tidak ada makhluk hidup yang terus-menerus
berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung,
disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk
tertentu.
Anak didik yang dibiasakan hidup bersama bekerja sama dalam kelompok akan
menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai
kelebihan dengan ikhlas mau membantu yang kekurangan titik sebaliknya yang
kekurangan dengan rela hati mau belajar dari yang mempunyai kelebihan tanpa
ada rasa minder titik persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam rangka
untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

6
Dalam pengelolaan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak
didik pendekatan kelompok sangat diperlukan titik perbedaan individual anak
didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan
dalam melakukan pendekatan kelompok
3. Pendekatan Bervariasi
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka
pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi
pula titik-titik yang suka bicara akan berbeda pemecahannya. Demikian juga
halnya dengan anak didik yang membuat keributan. Guru tidak bisa
menggunakan teknik pemecahan yang sama untuk memecahkan permasalahan
yang lain titik perbedaan dalam teknik pemecahan kasus itulah dalam
pembicaraan ini didekati dengan pendekatan bervariasi.
Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi
oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus ini biasanya
dengan berbagai motif sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk
setiap kasus, maka pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat digunakan
untuk kepentingan pengajaran
4. Pendekatan Edukatif
Dalam mendidik guru kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan
karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak
didik. Pendekatan yang benar bagi seorang guru adalah dengan melakukan
pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan
harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial, dan norma
agama.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebab timbulnya masalah dapat di timbulkan dari kurangnya pengetahuan
guru tentang bagaimana cara mengelola kelas yang baik, tidak tepatnya menggunakan
pendekatan-pendekatan dalam penbelajaran serta kurangnya menguasai materi materi
ajar.
1. Masalah Individual, adalah masalah pengelolaan kelas yang sumber penyebabnya
adalah individu anak. katagori masalah individual dalam kelas sebagai berikut:
 Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain
 Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuasaan
 Peragaan ketidak mampuan
2. Masalah kelompok, adalah masalah pengelolaan kelas yang sumber penyebabnya
adalah kelompok. Johnson dan Bany (dalam Hasibuan, 1994 ) mengemukakan
enam masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yaittu : kelas kurang kohesif,
kelas mereaksi negatif terhadap seorang anggotanya, membesarkan hati anggota
kelompok kelas yang justru melanggar norma kelompok, kelompok cenderung
mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah dikerjakan, semangat kerja
rendah, kelas kurang menyesuaikan diri dengan keadan baru
Ada beberapa pendekatan yang diajukan dengan harapan dapat membantu
guru dalam memecahkan berbagai permasalahan interaksi eduktif :
 Pendekatan Individual
 Pendekatan Kelompok
 Pendekatan Bervariasi
 Pendekatan Edukatif
B. Saran
Dengan mempelajari dan memahami ulasan materi yang telah kami sajikan
tersebut, diharapkan kita sebagai mahasiswa dapat lebih memahami materi mengenai
hambatan-hambatan dalam pengelolaan kelas guna menambah wawasan penulis dan
pembaca tentang materi ini.

8
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful Bahri. 2014. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT
Rineka Cipta
R. Ibrahim, et.al.,(2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Vol. 1, Bandung: PT. Imperial
Bhakti Utama
Suryoharjuno, Kusumo. (2011). 100+ Ice Breaker Penyemangat Belajar. CV. Ilman Nafia

Anda mungkin juga menyukai