Anda di halaman 1dari 13

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

A. Standar Kompetensi : Mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keterampilan-keterampilan mengajar, merencanakan penggunaan berbagai keterampilan mengajar di dalam rencana pembelajaran, dan terampil menerapkan berbagai keterampilan mengajar dalam pembelajaran. B. Kompetensi Dasar: Mahasiswa trampil mengelola kelas pada proses pembelajaran C. Indikator 1. Memahami konsep dan prinsip pengelolaan kelas, 2. Merencanakan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang mencerminkan pengelolaan kelas, 3. Trampil mengelola kelas di dalam mengajar. D. Tujuan Pembelajaran 1. Menganalisis berbagai permasalah pengelolaan kelas, 2. Menguasai pengetahuan tentang berbagai pendekatan penyelesaian masalah, 3. Menyusun rencana pembelajaran untuk melatih keterampilan menyelesaikan masalah di dalam pembelajaran, 4. Trampil menerapkan berbagai pendekatan di dalam menyelesaikan masalah pengelolaan kelas E. Metode dan Strategi Perkuliahan Pada perkuliahan ini digabungkan sejumlah metode pembelajaran, antara lain Tanya jawab, diskusi, simulasi, dan eksperimen. Strateginya disesuaikan dengan kondisi perkuliahan kemampuan mahasiswa. Bagi kamu yang tidak duduk dibangku kuliah dapat membentuk kelompok belajar, dan mengukur sendiri capaian kompetensi menggunakan instrument yang terlampir pada bagian akhir modul ini. F. Uraian Materi 1. Pendahuluan Proses pembelajaran merupakan proses yang berhubungan dengan pembentukan watak melalui berbagai pengalaman belajar. Subjek sekaligus objek di dalam proses pembelajaran adalah siswa. Siswa adalah manusia yang bersifat unik. Sedemikian uniknya, sehingga tidak ada manusia yang persis sama, sekalipun kembar siam.
6.1

Rombongan belajar dalam satu kelas terdiri dari siswa yang berasal dari berbagai latar belakang sosial ekonomi keluarga dan lingkungan, kemampuan akademik, pengalaman hidup, gaya belajar, agama, etnis dan aneka keragaman lainnya. Mereka yang berasal dari latar belakang yang beragam tersebut menyatu di dalam sebuah proses pembentukan watak. Siswa pada tingkat SMP dan SMA, secara psikologis berada pada fase mencari jati diri. Pada umumnya mereka punya rasa ingin tampil beda sehingga menjadi pusat perhatian. Mereka juga punya keinginan yang tinggi untuk mencoba segala sesuatu yang baru, karena menjadi tantangan buat mereka. Pada satu sisi guru fisika harus menghadapi siswa dengan berbagai rupa sikap dan kelakuannya. Pada sisi lain guru harus menyampaikan sejumlah pesan pelajaran, yang kadangkala tidak membuat mereka tertarik seperti ketertarikan mereka terhadap pelajaran olahraga atau seni. Untuk itu diperlukan keterampilan khusus seorang untuk bisa mengelola kelas, agar pesan tersebut sampai pada anak. 2. Permasalahan dalam Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas berbeda dengan desain pembelajaran atau rencana pembelajaran. Karena kadangkala permasalahan pembelajaran saat belajar tidak dapat diprediksi. Apa yang akan terjadi, bagaimana tingkah laku anak nantinya di dalam belajar kadang sangat berbeda antara yang diprediksi saat perencanaan dengan kenyataan saat guru mengajar. Pada kegiatan pembelajaran kadangkala sikap dan kelakukan anak menjadi persoalan individual siswa yang harus segera ditangani guru agar tidak merusak situasi pembelajaran. Namun tidak jarang beberapa anak secara bersamaan atau secara berkelompok menimbulkan masalah yang mengganggu suasana belajar. Nahkan mungkin karena terjadi suatu peristiwa seisi kelas jadi gaduh, sehingga perlu penangan khusus. Pengelolaan kelas mengacu pada bagaimana guru menyelesaikan masalahmasalah yang muncul pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Tujuan dari penyelesaian masalah tersebut tentunya melakukan antisipasi dan melakukan penanganan terhadap permasalahan yang muncul, supaya tidak mengganggu pencapaian tujuan pembelajaran. Tidak jarang seorang guru harus menyesuaikan bahkan merubah strategi pembelajaran, guna menfasilitasi anak mencapai kompetensi. Kondisi kelas yang tidak bisa dikendalikan oleh guru tentunya seperti panas, gelap karena mati lampu, atau permasalahan lainnya juga menuntut guru menyesuaikan strategi metode, media dan strategi pembelajaran. Masalah pengelolaan kelas tidak hanya terbatas pada masalah anak dan kondisi ruang kelas saja. Permasalahan lain yang tak kurang penting adalah materi ajar. Materi pelajaran fisika kadangkala terlalau kecil atau terlalu besar untuk
6.2

dijangkau indra manusia. Sukar bagi anak untuk memahami tanpa media. Ada juga materi, terutama yang bersifat mikroskopis sukar mencari aplikasi nyata yang terlihat atau teramati oleh siswa. Masing-masing masalah perlu ditangani dengan pendekatan yang sesuai. Permasalahan perorangan ditangani sesuai permasalahannya, ini biasanya lebih beragam. Masalah kelompok dan permasalahan kelas tentunya memerlukan pendekatan kelompok dan klasikal. a. Penanganan Masalah Individual Beragamnya masalah siswa secara individu mulai dari masalah kesehatan, hubungan dengan orang tua atau teman, dan mungkin permasalahan lain yang mengganggu nya, sehingga terbawa sampai ke dalam kelas. Di kelas kadang kala muncul dalam bentuk suka menyendiri, gemar menganggagu, suka mencari perhatian, bermanja-manja dan berbagai kelakuan kurang baik lainnya. 1) Tingkah laku menuntut perhatian Anak-anak yang di rumah kurang perhatian atau orang tuanya terlalu otoriter, di dalam kelas biasanya bertingkah aneh untuk mendapatkan perhatian khusus dari guru. Misalnya termenung, menghayal, menyendiri atau bertingkah ekstrim seperti suka menganggu, merusak, memaki, bahkan mungkin memukul atau menendang. Anak yang terdapat di dalam kelompok ini perlu diberikan penanganan dengan pendekatan perorangan. Bagaimana solusi dan penanganan yang dilakukan oleh guru ditentukan oleh tergantung berat ringannya permasalahan yang muncul sebagai akibat dari tingkah laku anak tersebut. Bila guru menilai bahwa dengan ditegur atau diberi sapaan tingkah lakunya berkurang atau berhenti, maka guru dapat memberikan sedikit perhatian lebih kepada anak dibanding teman-temannya. Masalah ini dianggap biasa dan penanganannya dapat dilakukan oleh guru sendiri pada saat pembelajaran berlangsung. 2) Tingkah laku yang perlu diberi peringatan Bila tingkah laku anak sudah mengganggu siswa lain atau guru, maka guru perlu memberi peringatan halus sampai peringatan keras. Ada baiknya guru bekerjasama dengan bimbingan penyuluhan atau manajemen sekolah untuk menanganinya. Akan lebih baik apa bila orang tua dilibatkan dalam menyelesaikan masalah anak bermasalah tersebut. 3) Tingkah laku yang perlu mendapat tanggapan khusus Tingkah laku anak yang menurut guru sudah sampai pada tingkat mengancam, baik terhadap siswa lain maupun terhadap guru, perlu ditangani secara khusus. Guru dapat memanggil orang tua ke sekolah melalui

6.3

administrasi sekolah. Perlu dicari solusi terbaik untuk anak secara bersamasama pihak sekolah dan orang tua siswa. 4) Tingkah laku yang mencerminkan ketidakberdayaan Kadang kala guru menemukan anak yang menjadi bulan-bulanan atau bahan olokan temannya. Dia terlihat tak punya kekuatan untuk melawan atau membela diri. Anak seperti ini biasanya berasal dari orang tua yang tidak pernah mau memberi kesempatan anak untuk mengemukakan pendapat. Tugas guru dalam hal ini memberikan dorongan secara terus menerus. Menanamkan rasa percara diri secara perlahan dan berkesinambungan. Sehingga siswa bersangkutan bisa menampilkan diri seperti teman-temannya yang lain. b. Penanganan Masalah Kelompok dalam Pengelolaan kelas Diantara siswa SMP atau SMA ada yang merasa menjadi kelompok primadona, kelompok jagoan, selebriti, sehingga di dalam kelompok terbentuk beberapa kelompok dengan ekstrimnya masing-masing. Tidak jarang antara kelompok satu dengan lainnya terjadi persaingan. Kalau persaingan tersebut untuk berprestasi di dalam belajar, tentu ini pertanda baik. Tapi kalau bukan itu akan menjadi masalah bagi guru di dalam pengelolaan kelas. Permasalahan Kelompok dalam Pengelolaan Kelas: 1) Kelas kurang kondusif karena alasan jenis kelamin, etnis, social ekonomi, dll Permasalahan ini dapat ditangani guru dengan memberikan pengertian dan pemahaman kepada anak-anak di kelompok yang membuat masalah. Agar mereka sadar bahwa manusia itu sama di mata tuhan. Dan mungkin saja teman yang mereka anggap di bawah mereka justru lebih baik dari mereka. Mereka perlu diberi pengertian bahwa bersifat ekslusif di hadapan teman sekelas, hanya merugikan mereka sendiri. Dengan menyebutkan contohcontoh mereka bisa kekurangan informasi, kalau ada masalah tidak banyak yang perduli dan contoh-contoh lainnya. 2) Pelanggaran terhadap norma-norma Masyarakat, sekolah dan lingkungannya punya norma-norma yang mengatur hubungan yang sehat antara seseorang dengan lingkungan sosialnya. Norma tersebut dijaga secara bersama-sama untuk kenyamanan hidup berdampingan satu dengan yang lainnya. Anak atau sekelompok anak yang melanggar norma kelas, misalnya berpakaian di luar yang diatur oleh pihak sekolah, berkomunikasi dengan teman atau guru menggunakan bahasa atau istilah yang tidak pantas, berbicara menyakitkan hati, atau bersikap bagaikan seorang raja atau ratu yang dictator, atau tingkah laku melanggar norma lainnya.
6.4

Anak-anak yang melakukan pelanggaran tersebut pada tahap awal diingatkan kembali bahwa sekolah punya aturan-aturan seperti ini (dibeberkan pada mereka atau bila ada aturan tertulis mereka disuruh membaca aturan tersebut). Bila peringatan tersebut tidak mempan, guru bisa memberikan sangsi yang mendidik. Misalnya membuat perjanjian tertulis tidak akan mengulangi kesalahannya, dan mengerjakan tugas yang lebih banyak (butuh waktu ekstra untuk mengerjakannya). Bila pelanggaran tetap berlanjut atau tidak berubah, maka guru bisa member peringakatan keras. Bila perlu guru harus melibatkan wali kelas atau guru bimbingan penyuluhan untuk menyadarkan anak-anak tersebut. 3) Kelas bereaksi negatif terhadap salah satu anggota Reaksi negatif biasanya muncul dari sikap atau tingkah laku anak tersebut yang kurang berkenan di hati teman-temannya. Guru perlu mencari tahu penyebab munculnya permasalahan tersebut. Setelah mengetahui penyebabnya barulah guru bisa melakukan penanganan terhadap permasalahan tersebut. 4) Memberi semangat justru pada anggota yang melanggar norma Memberi semangat justru pada anak yang melanggar norma di dalam kelas, biasanya dilakukan anak-anak iseng atau sekadar ramai-ramai mencari siapa yang paling jago atau paling berani di dalam kelas. Biasanya mereka memberi dorongan supaya anak tersebut semakin berani atau semakin jauh melakukan pelanggaran. Hampir tidak ada nilai positif yang didapat anak dari kegiatan tersebut. Kalau dibiarkan pelanggaran seperti itu terjadi, maka setelah itu semakin banyak anak yang melakukan pelanggaran. Karena menurut mereka amanaman saja melanggar morma-norma, toh tidak ada yang mempermasalahkan. Akhirnya tentu akan berakibat munculnya suasana kelas yang tidak punya norma-norma. Guru sebaiknya mencari tahu apa motif dari dukungan mereka terhadap pelanggaran tersebut. memberikan hukuman kepada anak-anak teresut secara adil sesuai dengan peran mereka di dalam pelanggaran tersebut. Hindari hukuman fisik, karena setiap hukuman harus bersifat mendidik. 5) Perhatian kelompok mudah beralih ke permasalahan di luar topik diskusi Diskusi kelompok yang kurang terrencana denga baik, kurang mendapat perhatian merata dari guru, atau kurang tepat dalam penentuan anggota kelompok, berpotensi untuk melenceng di tengah jalan. Anak-anak pada kelompok tertentu akan memanfaatkan waktu diskusi untuk bercanda, membicarakan hal-hal lain di luar topik diskusi. Masalah ini dapat diatasi dengan menyususn rencana diskusi kelompok secara matang. Tentukan apa taget dan bagaimana cara anak mencapai taget dikusi
6.5

kelompok. Beri waktu yang cukup tapi tidak berlebihan kepada anak. Sampaikan aturan main dalam diskusi. Untuk menjaga keseriusan anak dalam diskusi kelompok guru bisa menindaklanjuti diskusi kelompok dengan presentasi. Sehingga semua kelompok bertanggung jawab didalam bekerja.

6) Semangat kerja rendah Kurang brsemangat rendahnya motivasi belajar fisika anak SMP dan SMA sudah menjadi masalah umum di Indonesia. Sebetulnya masalah tersebut tidak akan terjadi bila guru menyususn rencana dan melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada karakter dan kebutuhan siswa. Banyak kejadian sehari-hari yang bisa dikupas guru saat menyampaikan penjelasan tentang materi ajar fisika. Karena fisikamemang berbicara tentang apa yangterjadi di sekitar manusia. Akan sangat menarik bagi siswa bia guru fisika mampu menciptakan suasana dan pandangan pada siswa, bahwa fisika sangat bermanfaat dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Pembelajaran kontekstual yang dipadu dengan pembelajaran lain yang membelajarkan siswa, melibatkan siswa aktif di dalam pembelajaran; menjadi solusi terbaik untuk meningkatkan semangat kerja siswa belajar fisika. 7) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru Biasanya bersumber dari perubhan yang terjadi di dalam pembelajaran, terutama disebabkan kebijakan umum. Misalnya kebijakan jam masuk sekolah 6.30 di DKI Jakarta, membuat sebagian anak selalu terlambat masuk sekolah, mengantuk di kelas. Atau masalah pergeseran jam dari 45 menit, karena alas an tertentu dipersingkat menjadi 35 menit. Atau kebijakan lainnya. Guru sebetulnya tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi hal ini, namun guru bisa melakukan pendekatan melalui ketua kelas atau pendekatan psikologis untuk meyakinka anak bahwa perubahan itu sesuatu yang lumrah, dan bila kita ingin maju kita harus cepat tanggap terhadap perubahan. Segera menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi.

3. Konsep-konsep Pendekatan Pengelolaan Kelas a. Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku Pendekatan ini mengacu pada ilmu psikologi tingkah laku. Memberi dorongan kepada siswa untuk berubah ke arah yang lebih baik. Anak yang bermasalah diberi gambaran tentang orang-orang yang bisa mengatasi
6.6

masalahnya. Meyakinkan anak secara terus menerus bahwa tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik. Anak diberi keyakinan bahwa lebih baik menjadi seorang yang pernah berbuat salah dari pada menjadi orang yang tidak perbah berubah karena selalu merasa tak bersalah. Diharapkan dorongan-dorngan semangat tersebut membantu anak mengatasi masalahnya secara sadar. b. Pendekatan Keadaan Sosio-emosional Pendekatan sosio emosional ini mengacu kepada hubungan interpersonal. Mengatasi masalah dengan pendekatan ini guru harus memiliki keterampilan meyakinkan anak, bahwa bila dia bisa berubah, lingkungan sosialnya pasti akan menerima dengan segala senang hati. Pendekatan guru tidak cukup diberikan hanya kepada anak yang bermasalah, tapi juga pada kelas secara keseluruhan. Disampaikan kepada temanteman kelasnya beri teman mereka kesempatan dan waktu untuk berubah. Beri teman mereka dukungan moril untuk melakukan perubahan kea rah yang lebih baik. Seisi kelas diyakinkan bahwa tidak ada manusia yang tidak pernah salah. Kita sebagai teman atau sahabat perlu member kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki diri. c. Pendekatan Proses Kelompok Supaya permasalahan kelompok di dalam pengelolaan kelas memberikan hasil perubahan kondusi pembelajaran menjadi kondusif, guru perlu memprhatikan beberapa hal. Hal-hal yang harus diperhatikan: 1) Mengembangkan hubungan yang erat antar anggota kelompok 2) Membantu siswa mengembangkan aturan pengelolaan kelas seperti normanorma kelompok yang produktif dan menyenangkan d. Pendekatan Elektik Tiga pendekatan penyelesaian masalah yang telah disampaikan mengacu pada titik pandang tertentu. Masing-masing pendekatan tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam menyelesaikan masalah pengelolaan kelas guru tidak dibatasi hanya memilih salah satu pendekatan penyelesaian masalah. Guru bebas kalau memang dibutuhkan lebih dari dua pendekatan, guru bisa memilihnya. Penggabungan dua atau lebih pendekatan penyelesaian masalah tentu akan lebih baik, asalkan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Namun guru tentunya memiliki pengetahuan yang cukup tentang berbagai pendekatan menyelesaikan masalah. Guna mendapatkan penyelesaian masalah yang tepat, guru harus melakukan dua hal berikut: 1) Menguasai pendekatan2 yang potensial
6.7

2) Memilih pendekatan yang dianggap paling tepat

G. Contoh Rencana Pembelajaran Rencana Mengajar Mikro Bidang Studi Materi Pokok Sub Pokok Materi Satuan Pendidika Kelas/ Semester Waktu Keterampilan yang dilatih : : : : : : : Fisika Pengaruh kalor terhadap zat Cara-cara perpindahan kalor SMA X Semester 2 10 menit Keterampilan Mengelola Kelas

Standar Komptensi Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi Kompetensi Dasar Menganalisis cara perpindahan kalor Indikator Pencapain 1. Memahami perpindahan kalor secara konduksi 2. Mengkaji peritiwa perpindahan kalor secara konduksi di dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi 3. Melakukan penelitian sederhana yang berhubungan dengan perpindahan kalor secara konduksi Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan prinsip perpindahan kalor secara konduksi 2. Memberikan contoh perpindahan kalor secara konduksi 3. Menerapkan konsep dan prinsip-prinsip fisika untuk menjelaskan proses perpindahan kalor secara konduksi 4. Secara berkelompok melakukan penelitian sederhana dan menulis laporan tentang konduksi

6.8

Materi Pelajaran 1. Perpindahan kalor secara konduksi Uraian materi terlampir !!

Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan Guru 1 Sejenak memperhatikan seluruh siswa secara bergantian dan mengucapkan salam. 2 Mengecek alasan ketidak hadiran siswa, bila ada yang tidak hadir 3 Mendekati siswa yang terlihat belum siap mengikuti pembelajaran dan menyapa mereka 4 Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran 5 Membuka forum diskusi untuk menjaring pemahaman siswa tentang materi ajar sebelumnya (pengaruh kalor terhadap zat) 6 Mendorong anak-anak yang tidak aktif untuk ikut berpartisipasi 7 Menyampaikan strategi pembelajaran 8 Menyampaikan penjelasan tentang perpindahan kalor secara konduksi 9 Mendemonstrasikan percobaan tentang konduktivitas bahan 10 Menegur anak yang tidak memperhatikan demonstrasi 11 Memberi kesempatan kepada siswa untuk merangkum materi pelajaran berdasarkan demonstrasi dan penjelasan materi ajar pada buku teks 12 Menanyakan siswa yang belum mengerti dengan materi pelajran Kegiatan Siswa Membalas salam Keterampilan Membuka

Menyampaikan informasi yang diketahu kepada guru Menanggapi kedatangan guru Pendekatan kelompok

Menyimak apa yang Menyampaikan tujuan disampaikan guru Aktif menyampaikan pendapat, menanggapi, melengkapi jawaban, atau menyanggah yang dianggap kurang tepat atau salah Pendekatan kelompok Menyimak penjelasan guru Menyimak penjelasan guru Membangkitkan motivasi Pendekatan klasikal

Memperhatikan peragaan

Pendekatan klasikal Pendekatan perorangan

Menyampaikan rangkuman

Pendekatan klasikal

Bertanya tentang materi yang Pendekatan kelompok tidak dimengerti atau kurang dipahami
6.9

13

14

Menjawab pertanyaan siswa Mengungkapkan beberapa peristiwa perpindahan kalor secara konduksi di sekitar sswa Memberikan latihan

Mendengarkan penjelasan guru Pendekatan perorangan Mendengarkan dan memberikan Pendekatan klasikal pendapat Mencatat dan mengerjakan Pendekatan klasikal latihan (bila waktu sudah habis, mengerjakan sebagai Pekerjaan Rumah) Mengucapkan salam menutup

15

Menutup pelajaran Alat dan Sumber Belajar Alat

white board, spidol, penghapus, power poin atau OHP, alat Muschenbroek, kapas, spiritus, korek api, lilin, stopwatch. Sumber: 1. Buku paket Fisika SMA yang direkomendasikan oleh BSNP 2. Sumber berupa LKS Penilaian Dari hasil demonstrasi: 1. Urutkan nama batangan logam mulai dari konduktor terbaik sampai paling kurang baik! 2. Bandingkan waktu yang dibutuhkan masing-masing batangan untuk melelehkan lilin pada salah satu ujungnya 3. Buat kesimpulanmu tentang konduktivitas bahan yang digunakan pada demonstrasi, menggunakan teori yang terdapat di dalam buku teks.

6.10

G. Latihan dan Petunjuk Solusi 1. Susun rencana pembelajaran mikro (waktu 10 menit) untuk melatih keterampilan mengelola kelas. Petunjuk mengerjakan latihan: a. Pelajari susunan sebuah rencana pembelajaran, b. Pilih dan bataskan materi ajar untuk kegiatan mengelola kelas selama 10 menit. c. Tuliskan semua aktivitas mengelola kelas untuk materi yang dipilih. 2. Lakukan kegiatan latihan praktek mengajar untuk melatih keterampilan mengelola kelas. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Gunakan Rencana pembelajaran yang sudah disusun b. Lakukan prosedur pengelolaan kelas dengan benar, sesuai rencana yang sudah disusun c. Minta teman saudara untuk mengamati apakah kegiatan mengelola kelas yang dilakukan sudah terlaksana sesuai rencana atau belum d. Kalau ada alat rekam semua aktivitas pembeljaran e. Lakukan diskusi dengan teman-teman untuk mengevaluasi catatan observer dan hasil rekaman f. Manfaatkan saran-saran teman saudara sebagai masukan untuk memperbaiki kemampuan saudara pada latihan berikutnya.

6.11

H. Penilaian LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS Nama Praktikan Bidang Studi Materi Pokok Sub Materi Pokok : .... : Fisika : : . Tanggal Skolah Kelas Pengamat 1 A. Preventif 1. Menunjukan sikap tanggap 2. Membagi perhatian 3. Memusatkan perhatian kelompok 4. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas 5. Menegur siswa 6. Memberikan penguatan B. Korektif 1. Memperbaiki tingkah laku 2. Pengelolaan kelompok 3. Menemukan dan menyelesaikan masalah tingkah laku yang menimbulkan masalah Catatan :
1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Sedang 4. Baik 5. Sangat baik 6.12

: . : . : .. : ..

Komponen-komponen Keterampilan

Bobot Keterampilan 2 3 4

Observer,

..

Bobot dinilai dari frekuensi dan kualitas

6.13

Anda mungkin juga menyukai