Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

Sebut saja Doni (bukan nama sebenarnya), adalah seorang siswa kelas 5 yang
memiliki nilai hasil belajar terendah di kelasnya. Nilai rendah tersebut tidak hanya untuk satu
atau dua mata pelajaran saja, tetapi hampir semua mata pelajaran. Dalam proses kegiatan
belajar mengajar Doni terlihat sulit sekali menerima materi pelajaran. Selain itu Doni juga
tidak bisa fokus terhadap pelajaran. Ia lebih suka bermain dan mengganggu teman
sebangkunya. Tidak jarang guru seringkali menegurnya lantaran mengganggu konsentrasi
siswa lain. Sayangnya Doni tidak lantas diam dan fokus pada pelajaran hingga jam pelajaran
selesai. Beberapa menit kemudian ia kembali mengganggu temannya dan tidak fokus pada
pelajaran. Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan guru pun sering tidak ia kerjakan

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Belajar merupakan semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh
seseorang sehingga menimbulkan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan
sebelum belajar. Nilai hasil belajar merupakan salah satu faktor siswa tersebut berhasil
atau optimal dalam proses belajarnya lalu bagaimana dengan siswa yang memiliki nilai
belajar rendah dikelasnya tidak hanya satu atau dua mata pelajaran tapi juga hampir
semua, selain itu siswa tersebut sulit menerima materi pelajaran dan tidak fokus ketika
pproses pembelajaran berlangsung. Siswa dengan kasus tersebut bisa dikatakan memiliki
keterlambatan belajar atau lambat belajar (slow Learner). Seperti yang dikemukakan oleh
Ulfa Danni Rosada (2016) mengemukakan Ciri-ciri lambat belajar diidentifikasikan
sebagai berikut : (1) kemampuan kecerdasan rendah atau di bawah rata-rata, (2) perhatian
dan konsentrasinya terbatas, (3) terbatasnya kemampuan untuk menilai bahan-bahan
pelajaran yang relevan, (4) terbatasnya kemampuan untuk mengarahkan diri, (5)
terbatasnya kemampuan mengabstraksi dan menggeneralisasi yang membutuhkan
pengalaman-pengalaman konkret, (6) lambat dalam melihat dan menciptakan hubungan
antara kata dan pengertian, (7) sering mengalami kegagalan dalam mengenal kembali hal-
hal yang telah dipelajari dalam bahan dan situasi baru, (8) waktu untuk mempelajari dan
menerangkan pelajaran cukup lama, akan tetapi tidak dapat bertahan lama dalam
ingatannya, (9) kurang mempunyai daya cipta, (10) tidak mempunyai kesanggupan untuk
menguraikan, menganalisis atau memecahkan suatu persoalan atau berpikir kritis, (11)
tidak mempunyai kesanggupan untuk menggunakan proses mental yang tinggi.
B. DIAGNOSIS
Secara akademik, siswa slow learner lambat dalam menangkap dan memahami
materi pelajaran disekolah, sehingga menumbuhkan waktu yang relative lebih lama
dibandingkan sekelompok anak lain yang seusianya. Siswa slow learner secara signifikat
juga mengalami kekurangan dalam hal fisik, mental intelektual, sosial, dan emosional.
Prestasi belajar yang dicapai pada umumnya juga berada dibawah prestasi belajar siswa
normal lainnya, yang sebaya dengannya. Selain itu dukungan keluarga dan lingkungan
sebagai faktor eksternal untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. Dengan kata
lain keberhasilan dan pencapaian hasil belajar disekolah sedikit banyaknya dipengaruhi
oleh dukungan yang diberikan oleh keluarga dan lingkungan sosial dirumah dan sekolah.
Guru juga memiliki peranan strategis terutama dalam upaya mengoptimalkan kapasitas
intelektual siswa slow learner. Peranan guru dirasa dominan sekali dan menjadi ujung
tombak dalam mengarahkan dan membimbing siswa slow learner.
C. PROGNOSIS
Permasalahan anak yang mengalami slow learner jika tidak segera diatasi makan
anak tersebut akan terus-terusan mengalami keterlambatan dalam belajar sehingga
menyebabkan tidak bisa konsetrasi, tetap mengganggu temannya, tidak mengerjakan PR,
sulit berkonsentrai sehingga menyebabkan hasil belajar nyapun rendah dan kurang
optimal.
Adapun jika permasalah tersebut dapat teratasi kemungkinan yang akan terjadi
siswa tersebut akan memiliki hasil belajar yang optimal dan bisa setara dengan hasil
belajar teman seusianya. Berhubungan dalam hal ini peran orang tua atau keluarga sangat
penting maka strategi yang bisa diberikan untuk anak yang mengalami slow learner yaitu
layanan konseling individual dan bekerja sama dengan orang tua siswa tersebut.
D. PEMECAHAN MASALAH (TERAPI)
Adapun pemecahan masalah yang bisa dilakukan untuk membantu siswa yang
mengalami slow learner yaitu :
1. Konseling individual
melalui pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan diluar situasi proses
pembelajaran yaitu dengan layanan konseling individu. Menurut Wardati dan Jauhar
(2011:104) mengatakan bahwa “Konseling individu adalah layanan yang membantu
peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya”. Konseling dapat
memberikan perubahan terhadap semua permasalahan yang dihadapi peserta didik
dan layanan konseling individu dapat dengan mudah mengadakan pendekatan dengan
peserta didik. Dalam hal ini peserta didik dibantu memahami dirinya sendiri, keadaan
sekarang, dan kemungkinan keadaan masa depan dengan menggunakan potensi yang
dimiliknya serta dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.
2. Selain konseling individual pemecahan masalah bisa dilakukan juga dengan
pendekatan Family Therapy dengan alasan adanya suatu paradigma bahwa semua
masalah yang terjadi didalam keluarga merupakan hasil interaksi sosial dalam suatu
sistem. Artinya, bila seorang anggota keluarga mempunyai suatu masalah, maka
kondisi ini merupakan reaksi terhadap perilaku anggota keluarga lain, atau
sebaliknya. Sehingga adanya penanganan konseling bukan hanya terhadap anak
sebagai seorang yang mempunyai keterbatasan atau kekurangan yang ada pada
dirinya. Melainkan juga kedua orang tua yang seharunya dapat memahami tindakan
apa yang harus dilakukan.
Melalui Family Therapy anggota keluarga dibantu untuk membuka alur
komunikasi dengan membuat keinginan-keinginan mereka diketahui oleh satu sama
lain secara konkrit (didalam term yang konkrit). Dengan demikan, pendekatan
tersebut dalam meningkatkan perilaku komunikasi dan interaksi anggota-anggota
keluarga sebagai suatu sistem. Sampai akhirnya memberikan penyadaran kepada
orang tua bahwa mendidik anak yang baik tidak perlu mengunakan kekerasan atau
memerahinya secara berlebihan, karena seorang anak akan lebih menurut ketika ia
dibimbing dengan kasih sayang secara tulus dari sejak kecil. Berangkat dari masalah
pola asuh yang telah diuraikan diatas peneliti mengunakan Family therapy (terapi
keluarga) sebagai suatu cara atau teknik untuk menangani kasus ini. Dengan harapan
semua anggota keluarga seperti ayah, ibu, kakak, ataupun seorang adik, sadar dan
mengerti bahwa si anak ini tidak seharusnya dibiarkan saja. Harus ada bimbingan
kusus dan dukungan keluarga.
3. Bekerja sama dengan Guru yang terlibat
Guru sebagai fasilitator pembelajaran, guru menciptakan kondisi yang
menggugah dan memberi kemudahan bagi siswa untuk belajar. Guru memahami
kharakteristik unik dan berupaya memenuhi kebutuhan pendidikan yang bersifat
khusus dari masing- masing peserta didik yang memiliki minat dan potensi yang perlu
diwujudkan secara optimal.
4. Teman pergaulan
Teman pergaulan baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal
juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa.Jika teman pergaulan memiliki
menciptakan proses belajar yang baik maka hasil dan pencapaian belajarpun akan
baik.
E. TINDAK LANJUT
Dengan adanya studi kasus ini diharapkan siswa memiliki perubahan terutama
dalam proses belajarnya. Selain itu untuk melihat sejauh mana keberhasilan bantuan yang
diberikan kepada siswa tersebut, guru bk dapat melakukan evaluasi terhadap perilaku
siswa tersebut dengan melakukan wawancara terhadap orang tua/keluarga, guru mata
pelajaran, wali kelas dan teman sebayanya dengan itu akan diketahui sejauh mana
perkembangan yang dialami oleh siswa tersebut.
Adapun tindak lanjut yang bisa dilakukan yaitu memberikan motivasi dan support
kepada siswa supaya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, membantu membuat
jadwal secara terinci yang bersifat rutinitas supaya siswa bisa aktif dan berkonsentrasi
dalam mengikuti pelajaran dikelas, mengingatkan siswa untuk tidak mengganggu teman-
temannya disaat pembelajaran sedang berlangsung dan mengingatkan dirinya untuk
selalu mengerjakan PR.

Anda mungkin juga menyukai