Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR PERTANYAAN DISKUSI KELOMPOK

KEL. 1: PENGANTAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN:

1. Penanya : Rita Dialusi Gultom ( Kelompok 10)

Pertayaan : Apa peranan psikologi pendidikan dalam pembelajaran dan apakah psikologi
pendidikan dapat mengubah mental pelajar?
Jawaban by Alya Najah Zulinda:
Peranan Psikologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting dalam rangka mewujudkan
tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antara setiap faktor pendidikan. Pengetahuan
psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Oleh
karena itu, pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para
guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik. Oleh sebab itu,
psikologi pendidikan mempunyai peranan dalam pembelajarandiantaranya:
1) Sebagai proses Perkembangan siswa.
2) Mengarahkan cara belajarsiswa
3) Sebagai penghubung antara mengajardengan belajar
4) Sebagai pengambilan keputusan untuk Pengelolaan Proses BelajarMengajar
Psikologi pendidikan tentu dapat mengubah mental pelajar karena psikologi pendidikan adalah
disiplin ilmu yang mempelajari tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tingkah laku
manusia untuk kepentingan mendidik atau membina perkembangan kepribadian manusia.
Sehingga dengan mempelajari psikologi pendidikan dapat membentuk ataupun mengubah sikap
dan mental peserta didik ke arah yang lebihbaik.
2. Penanya : Daniel Situmorang ( Kelompok 5)
Pertanyaan : Coba kalian jelaskan mengapa di dalam ruang lingkup psikologi pendidikan
harus berkaitan dengan pemberian pembelajaran yang efektif dan bermakna dari
guru/dosen Kepada anak didiknya?
Jawaban by Anisa Utami:
Karena psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mempelajari tentang aspek
psikologi dalam bidang pendidikan. Yang memiliki kaitan erat dalam bidang pendidikan namun
masih memiliki aspek psikologis adalah siswa dan guru. Siswa berhak mendapatkan materi
pengajaran yang efektif dan mudah dipahami sehingga materi dapat dengan mudah diserap oleh
siswa. Meskipun begitu, masih banyak guru yang tidak mengerti bagaimana cara yang tepat
agar pembelajaran yang dilakukan efektif. Oleh karena itu ruang lingkup psikologi pendidikan
harus berkaitan dengan pemberian pembelajaran yang efektif danberwarna.
3. Penanya : Grace Happily Saragih ( Kelompok7)
Pertanyaan : Apakah hambatan dalam menjalankan Proses Pendidikan bagi Guru ?
Jawaban by Nikmah Abidah Telaumbanua :
1. Karekter Siswa
Masing-masing siswa memiliki karakter sendiri, yang tidak dapat disamakan sama siswa
lain. Dua puluh orang siswa yang anda hadapi, maka anda berhadapan dengan dua puluh
karakter pula. Guru harus menemukan sedikit persamaan untuk menunjang penerapan model
dan metode pembelajaran, perumusan strategi yang diterapkan dan lainsebagainya.
2. Sikap danPerilaku
Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter yang dimiliki oleh siswa,
tetapi ini lebih di fokuskan lagi karena dari semua karakter yang dimiliki oleh siswa, sikap
dan perilakulah yang paling berpengaruh dan mempengaruhi budayasiswa di sekolah.
3. Minat dan bakat
Guru diwajibkan untuk menemukan bakat dan minat siswa. Penyaluran bakat dan minat
siswa secara tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaliknya akan
menimbulkan masalah bagi guru, sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang terpendam bakat
dan minatnya pada umumnya menjadi siswa yang agresif, melawan dan suka melakukan
tindakan-tindakan negatif yang melanggar tata tertib sekolah. Gejala kenakalan siswa
sebaiknya tidak direspon secara negatif tetapi patut diapresiasi dengan baik dan dilakukan
pencegahan sehingga tidak menimbulkan bentuk kenakalanbaru.
4. Daya serap siswa
Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya serap siswa yang rendah
terhadap materi pelajaran akan mengganggu rencana guru, alokasi waktu belajar, dan lain
sebagainya. Jangan terlalu cepat mendiskreditkan siswa karena kelambatannya menerima
materi, namun sedapat mungkin guru menemukan strategi yang tepat yang dapat mendorong
siswamemaksimalkankemampuannyamenerimadanmenyerapmateriyangdiajarkan.
5. kurangnya disiplin siswa
Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin terhadap waktu,
disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap proses pembelajaran dan lain
sebagainya. Mengajar di kelas yang siswanya memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih
menyenangkan dibandingkan dengan mengajar di kelas yang memiliki disiplin rendah. Akan
tetapi guru tidak boleh menyerah dengan permasalahan ini, guru harus mengembalikan
kedisiplinan siswa agar pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
6. Siswa terlalu pasif
Pernahkah anda menemukan situasi seperti baik ditanya maupun tidak mereka tetap diam?.
Situasi ini menyulitkan guru, guru sulit memastikan bahwa mereka telah mengerti dan
paham materi atau belum. Solusinya tentu saja harus memancing mereka agar menjadi aktif
sehingga anda dapat membaca dan menganalisis sejauh mana tingkat penerimaan mereka
terhadap materi yangdiajarkan.
7. Tidak tenang di dalam kelas
Walaupun jumlahnya sangat kecil namun aktivitas ini cukup mengganggu anda dan siswa
lainnya. Anda harus menemukan solusinya, jangan terlalu cepat menyalahkan siswa karena
boleh jadi sumber masalahnya adalah anda. Misalnya anda mengajar terlalu membosankan,
cara anda berkomunikasi tidak jelas, materi terlalu padat, atau situasi lain misalnya ruangan
terlalu panas, banyak gangguan dari luar, meja dan kursi tidak menyenangkan dan lain
sebagainya.
8. Kepercayaan siswa pada anda
Jangan sepelehkan tentang ini, salah satu keberhasilan pembelajaran antara lain tentang
keyakinan siswa pada anda. Keyakinan dimaksud adalah mereka tidak salah belajar pada
anda karena anda menguasai materi sehingga mendorong mereka mencintai pelajaran yang
andaajarkan.
9. Pujian
Siswa sebenarnya haus dengan pujian dari anda, saat ini banyak guru mengabaikannya
karena lebih menitikberatkan pada penyelesaian materi pelajaran. Karena kurangnya pujian
yang diperolehnya sehingga mengurangi motivasi belajarnya, sementara motivasi belajar
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilanpembelajaran.
10. Hanya mengikut saja
Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang, mereka tidak mau menjadi
yang terdepan. Mudah saja menemukan siswa seperti ini, mereka selalu berusaha duduk
dibelakang, tidak mau duduk didepan. Guru akan kesulitan memulai pembelajaran apabila
siswa tidak memiliki inisiatif untuk berbuat, apalagi paradigma pendidikan saat ini telah
berubah dari “diberi tahu” menjadi “mencaritahu”.

4. Penanya : Mega Mustika Hasibuan (Kelompok7)


Pertanyaan : Menurut Kelompok 1, strategi dan metode apa yang akan kalian lakukan
dalam mengajar peserta didik yang kurang bagus prilakunya bahkan dia
tidak hormat kepadagurunya?
Jawaban by Ridha Lasthree Putri:
Strategi dan metode yang bisa kami terapkan dalam mengajar peserta didik yang kurang
baik perilakukanya yaknidengan:
1. Menciptakan kesiapanbelajar
Dalam kondisi apapun kesiapan belajar sangat penting. Peserta didik yang berada dalam
kondisi siap akan merasa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas. Secara fisik
misalnya, memeriksa peralatan-peralatan belajar sebelum proses pembelajaran dimulai dan
secara psikis, pendidik dapat menciptakan kesiapan belajar dengan memberikan pencerahan
atau penyadaran.
2. Memberikanmotivasi
Dalam proses pembelajaran di Sekolah selalu ada pemberian motivasi kepada peserta didik
dilakukan secara verbal dan non-verbal. Misalnya menghargai apa yang dilakukan peserta
didik ketika pembelajaran sedang berlangsung walaupun hanya dengan memuji tulisannya.
Selain itu, para pendidik Sekolah tersebut suka membaca buku-buku yang bertemakan
motivasi sehingga dari situlah pendidik bisa memotivasi pesertadidik.
3. Mengurangi marah yangberlebihan
Ketika seorang guru menghadapi peserta didik yang bermasalah dengan cara marah apalagi
sampai berlebihan (kurang manusiawi dan tidak mendidik) hanya akan memperparah
keadaan dan hanya akan menambah rasa malas peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran di kelas bahkan dapat membuat peserta didik ketakutan dan pada akhirnya
mereka tidak mau lagi datang kesekolah.
4. Menciptakankeharmonisan
Keharmonisan pendidik dengan peserta didik merupakan syarat penting dalam proses
pembelajaran di kelas, keharmonisan bisa tercipta jika seorang pendidik mampumenempatkan
dirinya dalam kondisi kejiwaan peserta didik. Simpati dan empati merupakan dua unsure
kejiwaan yang sangat penting untuk memunculkankeharmonisan.
5.Membangkitkan efek rasamalu
Efek rasa malu dinilai sangat perlu dalam dunia pendidikan. Namun, efek ini hanya akan
digunakan untuk hal-hal yang edukatif. Misanya, menyebutkan nama siswa yang tidak atau

belum mengumpulkan tugas, strategi ini cukup efektif apabila dilakukan secara rutin setiap
pembelajaran di kelas dan peserta didik lebih tertantang untuk belajar dan mengerjakan
berbagai tugas atau latihan yang diberikan oleh guru.

KEL. 2 PSIKOLOGI PENDIDIKAN:


1. Pertanyaan : Nikmah Abidah Telaumbanua (Kelompok 1)

Ada tiga tokoh penting dibalik perkembangan psikologi pendidikan, sebutkan perbedaan dan
persamaan pendapat diantara ketiga tokoh tersebut!
Jawaban by Askar Pratama Ndruru:
1. William Jamnes
Seorang ahli ilmu psikologi pendidikan dunia asal New York yang lahir pada tahun 1842 dan wafat
pada tahun 1910. Pada tahun 1890, William James menerbitkan buku pertamanya yang
berjudul “Principles of Psychology”. Kemudian dia memberikan kuliah yang bertajuk “talk to
teacher”.
Dalam diskusinya dia membahas mengenai aplikasi psikologi pendidikan untuk mendidik anak, dia
menekankan pentingnya mempelajari proses belajar mengajar di kelas untuk meningkatkan mutu
pendidikan yang terkandung didalam banyak aspek dan teori ilmu psikologi pada umumnya.
James adalah penulis yang produktif dan berbakat dibidang filsafat, psikologi dan pendidikan, dan
pengaruhnya pada kehidupan pendidikan di Amerika sangatlah mengesankan. Karya terbesar dan paling
berpengaruhnya, The Principles Of Psychology (Dasar-dasar Psikologi), yang diterbitkan tahun 1980,
nantinya akan menjadi materi pendidikan. Pemikirannya terhadap pendidikan dan pandangannya
terhadap cara kerja pengajar dapat dilihat di karyanya yang terkenal Talks to Teacher. Selain sangat
terkenal, buku-buku ini memberikan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan pengajarnya. Teori
dan praktek pendidikan, adalah hutang terbesar Amerika kepada “ Bapak Pendidikan Psikologi Modern”
ini.
William James adalah seorang yang individualis. Didalam bukunya Talks to Teacher tidak terdapat
pernyataan mengenai pendidikan sebagai fungsi sisa. Baginya pendidikan lebih cenderung kepada “
organisasi yang ketertarikan mendalam terhadap tingkah laku dan ketertarikan akan kebiasaan dalam
tingkah laku dan aksi yang menempatkan individual pada lingkungannya”. Teori perkembangan
diartikannya sebagai susunan dasar dari pengalaman mental untuk bertahan hidup. Pemikirannya ini
dipengaruhi oleh insting dan pengalamannya mempelajari psikologi hewan dan doktrin teori evolusi
biologi. Ketertarikan James akan insting dan pemberian tempat untuk itu dalam pendidikan, menjadikan
para pembaca bukunya percaya akan salah satu tujuan terpenting didalam pendidikan adalah
memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengikuti instingnya. Yang nantinya akan menjadi
peribahasa teori pendidikan. “ Bekerjasamalah dengan insting, jangan melawannya”. Pembaca yang
lebih teliti dapat menemukan tulisan yang lebih menguatkan akan hal ini, tapi ketidakraguannya
ditunjukkannya melalui pernyataan-pernyataannya bahwa persatuan para psikolog telah salah mengenali
kekuatan insting didalam kehidupan manusia.
Teori James akan insting sangatlah bersifat individualis dan sangatlah kolot pada pelaksanaannya.
Mengesampingkan pernyataannya mengenai perubahan insting, yang berlawanan dengan diskusinya
pada “Iron Law of Habit/Hukum Utama Kebiasaan” dan kepercayaannya akan tujuan dasar pendidikan
sebagai pengembangan awal kebiasaan individual dan kelompok, dalam pembentukan masyarakat yang
lebih sempurna. Singkatnya, James menegaskan, dasar dari semua pendidikan adalah mengumpulkan
semua insting asli yang dikenal oleh anak-anak, dan tujuan pendidikan adalah organisasi pengenalan
kebiasaan seagai bagian dari diri untuk menjadikan pribadi yang lebih baik. Sumbangan James yan
paling berpenaruh terhadap metode pendidikan adalah hubungannya dengan susunan kebiasaan. James
mengtakan: `
“Hal yang paling utama, disemua tingkat pendidikan, adalah untuk membuat ketakutan kita menjadi
sekutu bukan menjadi lawan. Untuk menemukan dan mengenali kebutuhan kita dan memenuhi
kebutuhan dalam hidup. Untuk itu kita harus terbiasa, secepat mungkin, semampu kita, dan menjaga diri
dari jalan yang memberi kerugian kepada kita, seperti kita menjaga diri dari penyakit. Semakin banyak
dari hal itu didalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita lakukan dengan terbiasa, semakin banyak
kemampuan pemikiran kita yang dapat digunakan untuk hal yang penting lainnya.”
2. John Dewey
john Dewey mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri
dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan
satu sama lain (Sugihartono dkk, 2007:108).
Apabila belajar siswa tergantung pada pengalaman dan minat siswa maka suasana belajar siswa
akan menjadi lebih menyenangkan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berfikir proaktif dan
mampu mencari pemecahan masalah, di samping itu kurikulum yang diajarkan harus saling terintegrasi
agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memiliki hasil maksimal.
John Dewey dalam bukunya Democracy and Education (1950: 89 90, dalam Dwi Siswoyo dkk,
2011), pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang menambah makna
pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya.
Seperti telah diuraikan di muka bahwa dalam teori pendidikan disebutkan bahwa permasalahan
muncul dibangun dari rekonstruksi yang dilakukan oleh siswa sendiri, hal ini dapat dikatakan bahwa
dalam pendidikan ada keterkaitan antara siswa
dengan permasalahan yang dihadapi dan siswa tersebut yang merekonstruksi lewat pengetahuan
yang dimiliki. Selain itu dari teori kognitif yang menegaskan pengalaman sebagai landasan
pembelajaran juga sangat relevan.
John Dewey tidak hanya mengembangkan teori pendidikan yang terangkum dalam teori kognitif
tetapi juga mengembangkan teori perkembangan moral peserta didik. John Dewey membagi
perkembangan moral anak menjadi tiga konsepan, yaitu konsep premoral atau preconventional, konsep
conventional, dan konsep autonomous. Selanjutnya John Dewey (Dwi Siswoyo dkk, 2011) menjelaskan
beberapa konsep yang dikemukakan, yaitu:

 Konsep premoral. Tingkah laku seseorang didorong oleh desakan yang bersifat fisikal atau
sosial.
 Konsep convention. Seseorang mulai bisa menerima nilai dengan sedikit kritis berdasarkan
kepada kriteria kelompoknya.
 Konsep autonomous. Seseorang sudah mulai bisa berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan
akal pikiran dan pertimbangan dirinya sendiri, tidak sepenuhnya menerima kriteria
kelompoknya.
Teori perkembangan moral peserta didik sangat berhubungan dengan teori pembelajaran kognitif. Hal
ini dapat dilihat dalam teori perkembangan moral peserta didik, seseorang mengalami beberapa tahap
dalam bertingkah laku di lingkungan sosial atau kelompoknya dan hal ini akan membawa pengalaman
dan memberi pengetahuan pada siswa tersebut.

Teori kognitif  pada dasarnya membahas faktor faktor kognisi yang berhubungan dengan jiwa atau
kondisi psikologi seseorang. Definisi dari kognisi yaitu suatu proses atau upaya manusia dalam
mengenal berbagai macam stimulus atau informasi yang masuk ke dalam alat inderanya, menyimpan,
menghubung hubungkan, menganalisis, dan memecahkan suatu masalah berdasar stimulus atau
informasi tersebut (Sugihartono dkk, 2007).

Pengertian tersebut mengandung arti bahwa gejala kognisi sering dikaitkan dengan proses belajar
seseorang yang didapat dari pengamatan termasuk pengalaman dan melalui alat indera hingga pada
akhirnya dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

John Dewey, 1990 dalam Dimyati, 1990 menjelaskan beragam penerapan teorinya yaitu :

 Maladjusment. Orang yang dimotovir menghadapi suatu rintangan (menghadapi problem).


 Diagnosis. Orang itu melokalisir sumber problimnya dan mempertimbangkan strukturnya.
Langkah ini menyangkut kemampuan analisis untuk mengabstraksi dan membentuk konsep.
 Hipotesis. Orang itu membuat satu atau lebih dugaan. Langkah ini menyangkut imajinasi
kreatif.
 Deduksi. Orang itu berusaha menentukan bahwa dugaannya itu akan benar. Langkah ini
menyangkut logika dan pengalaman.
 Verifikasi. Orang itu mengecek langkah keempat dengan fakta fakta yang ada. Langkah ini
menyangkut sampling dan eksperimen.

3. Edward lee thorndike


Psikologi aliran behaviristik mulai mengalami perkembangan dengan lahirnya teori-teori tentang belajar
yang dipelopori oleh Edward lee thorndike dll. Mereka masing-masing telah mengadakan penelitian
yang menghasilkan penemuan yang berharga mengenai hal belajar.
Pada mulanya, pendidikan dan pengajaran di amerika serikat di dominasi oleh pengaruh dari Thorndike
(1874-1949), ia mengemukakan teorinya yang disebut sebagai teori belajar “ Connectionism” karena
belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering
juga disebut “Trial and error” dlam rangkan menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu.
Thorndike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku beberapa binatang
antara lain kucing, dan tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Ia mengatakan, bahwa belajar dengan
“Trial and error” itu dmulai dengan adanya beberapa motif yang mendorong keaktivan. Dengan
demikian, untuk mengaktifkan anak dalam belajar dibutuhkan motivasi.
Objek penelitian di hadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek melakukan
berbagai pada aktivitas untuk merespon situasi itu, dalam hal ini objek mencoba berbagai cara bereaksi
sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu reaksi dengan stimulasinya.
Ciri-ciri belajar dengan trial and error :
1. Ada motif pendorong aktivitas
2. ada berbagai respon terhadap situasi
3. ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah
4. ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu.
Teori belajar koneksionisme ini ada juga keberatan-keberatannya antara lain:
a. belajar menurut teori ini bersifat mekanistis. Bila diberikan S dengan sendirinya atau secara
mekanis/otomatis timbul R. latihan-latihan ujian banyak berdasarkan pendirian ini.
b. Pelajaran bersifat teacher-centered. Yang terutama aktif adalah guru. Dialah yang melatih anak-anak
dan yang menentukan apa yang harus diketahui oleh anak-anak.
c. Anak-anak pasif artinya kurang didorong untuk aktif berfikir, tak turut menentukan bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhannya.
d. Teori ini membutuhkan pembentukan meteriil, yaknimenumpuk pengetahuan, dank arena itu sering
menjadi intelektualis

2. Pertanyaan Mega Hasibuan (Kelompok 7)

Dalam sejarah psikologi pendidikan yang telah di jelaskan yaitu terdapat aliran behavioristik,
humanistic, dan kognitif. Bagaimana menjadi seorang guru yang kompeten(professional) yang sesuai
dengan teori tersebut?
Jawaban by Falah Anisa:
 Berdasarkan teori Behavioristik guru yang kompeten yaitu seorang guru yang dalam belajar
mampu membimbing siswanya untuk aktif bergerak, mencari, mengumpulkan, menganalisis, dan
menyimpulkan dengan pemikirannya sendiri dan bantuan orang dewasa lainnya berdasarkan
pengalaman belajarnya.
 Berdasarkan teori Humanistik seorang guru yang kompeten dapat dilihat dengan mengedepankan
bagaimana cara pendidik membantu peserta didiknya untuk mampu mengembangkan potensi
dirinya, dengan memunculkan ide – ide belajar peserta didiknya dengan ideal.
 Berdasarkan teori Kognitif guru yang kompeten adalah pendidik yang dapat mempengaruhi
perkembangan berpikir peseta didik dan mampu menyesuaikan pengajaran dengan tingkat
perkembangan para siswa serta mampu menguasai kompetensi pedagodik kognitif yang baik.
 lalu, tidak luput dari humanistic, behavioristik dan kognitif yaitu guru harus memiliki kompetensi
kepribadian, agar dapat berpengaruh menjadi contoh yg baik bagi peserta didik.
3. Pertanyaan Grace Happily Saragih (Kelompok 7)

Apabila dalam melakukan proses belajar mengajar terjadi kegagalan,tindakan apa yang dapat
dilakukan oleh tenaga pendidik?
Jawaban by Nona Gracela:
Untuk mengatasi berbagai permasalahan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar tersebut,guru
harusnya mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan zaman dan mampu
mengimbanginya.Tentunya hal ini akan membuat beban guru semakin berat karena tugas guru bukan
sekedar mentransfer ilmu saja.Teatpi juga membimbing siswa dalam proses belajarnya.Guru harus
memapu menguasai materi yang akan diajarkan,mampu berinovasi serta berpikir kreatif dalam
merancang dan mempersiapkan pembelajaran yang digunakan , harus mampu dan tepat guna bagi
siswanya. Untuk membuat pembelajaran lebih menarik,hendaknya guru memberikan apresiasi terlebih
dahulu.Apresiasi akan membantu siswa membangun pengetahuan dasar dari apa yang akan dipelajari.
4. Pertanyaan Adinda Mutiara Barus (Kelompok 4)

Pada awal mulai terbentuknya perkembangan psikologi dalam bidang pendidikan dipelopori oleh
tokoh siapa dan bagaimana awal mula perkembangannya?Apakah karna ada sebuah kasus dan jika ada ,
kasus apa?
Jawaban by Mariska Anggraini Achmad :
- Pada awal mulai terbentuknya perkembangan psikologi dalam bidang pendidikan dipelopori oleh
Wilhelm Wundt yang merupakan seorang yang berkebangsaan jerman yang juga seorang dokter,
filsuf dan seorang ahli fisika. Beliu mendefenisikan psikologi sebagai “ilmu yang mempelajari
tentang pengalaman sadar” (the scienceof conscious experience).

-Awal mula perkembangan psikologi pendidikan tidak karena adanya sebuah kasus. Psikologi mulai
menampakkan perkembangan dan kemajuan yang agak pesat ketika awal abad XIX. Pada waktu
itu, banyak ahli yang aktif melakukan penelitian dibidang fisika, fisiologi dan kimia yang
dihubungkan dengan reaksi-reaksi manusia pada kondisi tertentu. Perkembangan psikologi yang
modern ketika itu sangat erat kaitannya dengan eksperimen-eksperimen yang berhubungan dengan
pengalaman-pengalaman inderawi (sensasi). Psikologi mulai mandiri dan berdiri sebagai disiplin
ilmu tersendiri pada tahun 1879, yang dipelopori oleh Wilhelm Wundt. Akhir abad ke 19
penelitian-penelitian dalam lapangan psikologi pendidikan secara ilmiah sudah semakin maju. Di
Eropa, Ebbinghaus mempelajari aspek daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan.
Dengan penelitiannya itu misalnya terkenallah Kurve Daya Ingatan, yang menggambarkan, bahwa
kemampuan mengingat mengenai sejumlah objek kesan-kesannya semakin lama semakin
berkurang (menurun), akan tetapi tidaklah hilang sama sekali. Revolusi kognitif dalam psikologi
pun mulai berlangsung pada tahun 1980-an dan disambut hangat karena pendekatan ini
mangaplikasikan konsep psikologi kognitif untuk membantu murid belajar. Jadi, menjelang akhir
abad ke-20 banyak ahli psikologi pendidikan kembali menekankan pada aspek kognitif dari proses
belajar.

KEL. 3 PSIKOLOGI PENDIDIKAN:


1. Grace Happily Saragih (Kelompok 7) : Gejala yang sering terjadi kepada seseorang jika kekurangan
kebutuhan psikologis (Katna)
Jawaban :
● Depresi
The National Institute of Mental Health Disorders mengungkapkan, setidaknya sekitar 25 persen
siswa sekolah menengah menunjukkan gejala gangguan psikologis ringan. Pun, data kesehatan yang
dipublikasikan oleh The British Medical Journal menunjukkan bahwa sekitar 8 hingga 10 persen siswa
sekolah menengah memiliki gejala depresi yang parah.
Tidak berbeda dengan depresi yang terjadi pada orang dewasa, depresi pada remaja juga sarat dengan
kesedihan, kemarahan, dan kemurungan. Namun, depresi pada remaja maupun anak muda lebih
cenderung mengarah pada kemarahan dan permusuhan daripada kesedihan. Mereka yang mengalami
gejala ini cenderung mengeluhkan sakit kepala atau sakit perut. 

Selain itu, gejala lain yang mungkin juga akan dialami oleh anak muda adalah perasaan tidak
berharga, kesepian, masalah pada berkonsentrasi, kelelahan ekstrem, sering menangis, hingga pikiran
untuk bunuh diri. 

● Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan menjadi salah satu masalah kesehatan mental yang paling sering terjadi pada anak
muda. Masalah kesehatan ini mencakup fobia, gangguan panik, kecemasan sosial, gangguan stres
pascatrauma (PTSD), dan gangguan obsesif kompulsif (OCD). Diperkirakan 10 persen anak muda
mengidap salah satu dari jenis gangguan psikologis ini. 

● Gangguan Makan
Gangguan makan seperti bulimia nervosa (bulimia), anorexia nervosa (anorexia), atau dysmorphia tubuh
dapat memengaruhi sekitar 5 persen anak muda dan menyebabkan komplikasi fisik yang serius. 
Mereka yang mengidap jenis gangguan mental ini akan cenderung melakukan diet dan olahraga demi
mempertahankan berat badan. Bulimia adalah gangguan ketika seseorang dapat makan berlebihan dan
membersihkan makanan sesudahnya, sedangkan anoreksia memerlukan makan makanan dalam jumlah
yang sangat kecil atau tidak makan sama sekali. 
Masalah kesehatan mental ini paling umum terjadi pada anak perempuan yang disebabkan karena
tekanan sosial. Ketidakpercayaan pada bentuk tubuh, keinginan untuk selalu menjadi sempurna dan
ideal, hingga perundungan fisik kerap menjadi penyebab paling sering dari gangguan makan.

● Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

ADHD adalah salah satu kondisi gangguan psikologis yang lebih umum terjadi dan memengaruhi
sekitar 8,6 persen remaja berusia 8 hingga 15 tahun. Gangguan ini ditandai dengan perhatian yang lebih
pendek, impulsif, hiperaktif, dan disorganisasi. Anak muda yang mengidap gangguan ini akan lebih
mudah bosan, gagal berkonsentrasi, bahkan untuk waktu yang singkat.

2. Rita Gultom (Kelompok 10) : Teori pendapat siapa yang paling sering dipergunakan disekolah saat
ini?
Jawaban by Nengsi:
Teori yangs sering digunakan disekolah adalah teori Piaget
Piaget merupakan seorang ahli psikologi asal Swiss yang memiliki latar belakang pendidikan formal
falsafah dan juga biologi dimana dalam teori perkembangan intelektual atau kognitif ini, ia
mengemukakan empat tingkat perkembangan intelektual dalam cara kerja psikologi pendidikan, yakni:
▪ Periode Sensorimotor pada umur: 0 sampai ▪ Periode operasi konkret pada umur: 7
2  tahun sampai 11  tahun
▪ Periode Praoperasional pada umur: 2 ▪ Periode operasi formal pada umur: 11
sampai 7 tahun sampai 15 tahun

3. Daniel Situmorang (Kelompok 5) Seperti apakah ruang lingkup psikologi pendidikan dalam situasi
belajar ?
Jawaban by Feby:
Sedangkan ruang lingkup pada dunia psikologi pendidikan bisa kita lihat di dalam proses pendidikan
pada umumnya yaitu bagaimana tingkah laku peserta didik terhadap proses belajar dan tingkah laku
pendidik dalam pembelajaran. Sehingga di simpulkan masalah belajar dan pembelajaran yang menjadi
objek utama.
4. Nikmah Abidah Telaumbanua (Kelompok 1): Bagaimana tindakan orangtua dalam kasus
Muhammad serta tindakan pencegahan agar kasus tersebut tidak terulang ?
Jawaban by Salesvera:
Dikarenakan yang mengurus Muhammad adalah kakaknya, maka tindakan yang harus dilakukan
kakaknya adalah memberikan perhatian lebih dalam mengasuh adiknya. Dikarenakan adiknya masih
diumur.

KEL. 4 MANFAAT DARI TEORI PSIKOLOGI PENDIDIKAN:

1. Pertanyaan dari Mega Mustika Hasibuan : mengapa sangat perlu hubungan psikologi dengan ilmu
pendidikan dan berikan  contoh aktivitas pembelajaran yang baik antara guru dan peserta didik?

Jawab : Adinda Mutiara Barus ( 7202344001 )


Guru yang baik adalah guru yang dapat mengerti dan memahami permasalahan atau kendala dari
seorang peserta didik dan persoalan psikologi peserta didik. Guru yang dapat memahami persoalan
peserta didiknya adalah guru yang tidak memaksakan keinginannya kepada peserta didik, yang
mendengarkan keluhan dan problematika belajar dari peserta didik, dan yang juga tidak memaksakan
tugas yang melampaui kemampuan peserta didik, oleh sebab itu ilmu psikologi sangat diperlukan dalam
dunia pendidikan karna membantuk guru dalam menyusun metode dan teknik belajar sesuai dengan
keadaan jiwa dan kemampuan daya tanggap peserta didiknya. Contoh aktivitasnya adalah ketika guru
melakukan proses belajar mengajar di dalam kelas, seorang guru menciptakan situasi dan kondisi yang
nyaman kepada siswanya dan menggunakan cara cara belajar yang menurutnya sesuai dengan
kecerdasan siswanya seperti saat belajar matematika untuk memudahkan guru dalam mengajar mungkin
dia dapat menemukan rumus rumus singkat dan menggunakan alat praga.
2. Pertanyaan Salesvera Ziliwu : apa saja yang menjadi peranan psikologi terhadap sistem
pembelajaran?
Jawaban : Mega Citra Sari Situmorang (7201144004)

Peran psikologi terhadap pembelajaran yaitu :


1). Seseorang yang belajar harus memiliki perubahan perilaku. Belajar
sebuah tujuan. membutuhkan insight apa yang harus
2).Tujuan dilahirkan dari kebutuhan bukan dipelajari dan dipahami.
paksaan, Harus bersedia mengalami 4). Seseorang membutuhkan bimbingan.
beberapa kesulitan. 5). Ujian perlu dilakukan namun didahului
3). Belajar itu dibuktikan dengan dengan pemahaman.

3. Grace saragih (kelompok 7) :Apa strategi yg dilakukan untuk melihat psikis seseorang?
Jawab : Emmi Sitanggang (720334409)
Seseorang yang mengalami gangguan mental (psikis) umumnya akan mengalami perubahan emosi,
pikiran, atau perilaku dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Tanda yang muncul meliputi
munculnya perasaan sedih, bingung, sulit konsentrasi, cemas, takut dan khawatir berlebih, merasa
bersalah, menarik diri dari lingkungan, memiliki masalah tidur, mengonsumsi obat, mengalami
perubahan mood yang drastis dan sebagainya. Akan tetapi, banyak orang yang tidak menyadari bahwa
yang dialaminya tergolong dalam gangguan mental yang mungkin membutuhkan bantuan profesional.
Untuk memahami kondisi yang tepat, psikolog dapat melakukan tes psikologi yang berlangsung selama
beberapa jam atau sampai lebih dari satu hari. Jenis tes psikologi yang diberikan akan disesuaikan
dengan kondisi dan kemampuan seseorang pada saat itu. Psikolog dapat memberikan serangkaian tes
psikologi secara tertulis berupa pertanyaan, daftar, survei dan lain-lain. Kemungkinan tes psikologi akan
diikuti dengan sesi wawancara untuk mendalami dan mengevaluasi masalah yang dihadapi.
Setelah tes psikologi selesai dikerjakan, maka psikolog akan mengumpulkan dan menganalisa informasi
yang diperoleh guna menentukan diagnosis, tindakan yang diperlukan atau memberikan rekomendasi
penanganan pada pihak lain.
4. Pertanyaan Rita Dialusi Gultom : Bagaimana kaitan belajar mengajar dengan teori psikologi
pendidikan?

Penjawab: Nur Adilah Siregar (7201144006)


Jawaban :
Kaitan belajar mengajar dengan teori psikologi pendidikan adalah: membantu siswa dalam belajar.
Teori belajar dalam psikologi pendidikan juga bisa membantu siswa ketika belajar sekaligus memupuk
hubungan dengan manusia secara halus. Menguasai pelajaran yang diajarkan, ini merupakan kebutuhan
yang diperlukan untuk setiap guru sebab memahami materi dari perguruan tinggi seperti materi
matematika. Mempunyai pengetahuan teori belajar dan tingkah laku manusia hubungan konsep belajar
dan mengajar dalam psikologi pendidikan yang pertama adalah untuk memiliki pengetahuan tentang
teori belajar dan juga tingkah laku manusia.
Teori psikologi pendidikan berkaitan dengan pengkajian atau studi tentang proses belajar mengajar
manusia yang terjadi dalam lingkungan pendidikan yang mencakup efektivitas intervensi pendidikan
psikologi pembelajaran dan psikologi persekolahan yang mengkaji Bagaimana mengatur dan menata
organisasi persekolahan dalam suatu sistem pendidikan di samping itu psikologi pendidikan juga
mengkaji perkembangan siswa dan proses belajar mengajar yang terjadi seiring dengan tingkat
perkembangan yang dialaminya, serta kelompok kelompok siswa yang termasuk siswa berkebutuhan
khusus seperti Siswa berkesulitan belajar siswa terbelakang mental siswa yang mengalami kelainan
fisik, siswa yang mengalami kelainan perilaku siswa yang mengalami tuna wicara, serta siswa yang
beresiko untuk mengalami pendidikan.
5. Pertanyaan Nurleni Hasibuan :Apakah dengan adanya manfaat psikologi pendidikan seorang guru
mampu mempengaruhi karakteristik seorang siswa Upaya apa yang guru lakukan jelaskan beserta
contohnya!
Jawab : Adinda Mutiara Barus (7202344001)
Seorang guru tentu bisa saja mempengaruhi karakteristik siswanya, dengan upaya yang dilakukan guru
adalah menceramahinya dan memberikan motivasi kepadanya. Tapi bukan sembarang ceramah saja,
seorang guru juga di tuntut mampu menilai bagaimana karakteristik dan sikap yang mendasar pada
peserta didiknya agar dia tahu apa kebutuhan dari siswanya.

6. pertanyaan dari Nikmah Abidah Telaumbanua :


Bagaimana guru menyeimbangkan gaya belajar di kelas Di mana setiap anak didik memiliki gaya
belajar yang berbeda visual audio audio visual dan bagaimana guru mengetahui serta menilai psikologi
anak didiknya.
Jawab : Adinda Mutiara Barus (7202344001)
Bagaimana guru menyeimbangkan gaya belajar di dalam kelas? Sementara gaya belajar adalah perilaku
siswa sedangkan gaya mengajar adalah perilaku guru. Cara guru menyeimbangkan gaya belajar di
dalam kelas Guru harus bisa mengombinasikan berbagai model atau media yang ia gunakan tersebut.
Contoh yang sering dipakai adalah media pembelajaran berbasis VAK. Media berbasis VAK tersebut
biasanya dikemas dalam sebuah file powerpoint, yang berisikan gambar dan atau video. Jadi pasti setiap
guru sudah memiliki strategi pembelajarannya masing masing, nah fungsi dari psikologi ini adalah
memudahkan guru dalam membaca pola pikir dan memahami kondisi kejiwaan peserta didik yang akan
memudahkan dia dalam menyusun strategi yang sesuai dengan kebutuhan seluruh peserta didiknya.
Cara guru mengetahui serta menilai psikologi anak didiknya dengan cara Mengenal dan memahami
peserta didik. Yang dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dan menganalisa:
1. Sikap
2. Perilaku
3. Tutur kata

KEL. 5 PSIKOLOGI PENDIDIKAN:


1. Nikmah Abidah Telaumbanua (Kelompok 1)
Berikan contoh kasus Perkembangan Fisik, Sosial, Emosional, dan Moral dalam Konteks
Penerapan Belajar serta solus inya!
Jawab : Rafelisa Hutasoit
A. Kasus Perkembangan Fisik Motorik Mia
Kasus pertama yaitu seorang anak yang memiliki gangguan fisik motoric disebabkan karena
down syndrome. Dalam proses pembelajaran dikelas Mia mengalami beberapa kendala
diantaranya, Mia dapat menulis akan tetapi membutuhkan waktu yang lama, sulit menggambar dan
tidak bisa mewarnai suatu gambar dengan rapi. Dalam pembelajaran olahraga Mia cenderung
memiliki motivasi yang rendah karena Mia memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan mudah
lelah. Selain itu Mia dengan down syndrome cenderung mengalami keterlambatan dalam
menjalankan fungsi adatifnya dan berinteraksi dengan lingkungan social. Keadaan inilah yang
mempengaruhi dalam ketercapaian aspek kemandirian pada Mia. Namun, hal itu bukan berarti Mia
dengan down syndrome tidak mampu mandiri. Mia tetap bisa mencapai kemandiriannya hanya saja
berbeda konteks dengan kemandirian anak normal pada umunya.
Terkait dengan masalah tersebut seorang guru hendaknya benar-benar memberikan
perhatian yang cukup terhadap aspek perkembangan fisik motorik anak. Perhatian disini bukan
sekedar untuk kepentingan perkembangan dan aktifitas belajar. Pemahaman guru tentang
karakteristik perkembangan fisik motorik akan membawa dampak pada proses pembelajaram
disekolah. Didalam pembelajaran yang digunakan di kelas tidak terpaku menggunakan strategi
pembelajaran secara khusus, akan tetapi guru lebih menyesuaikan minat siswa dalam belajar.
Misalnya pada suatu pembelajaran dikelas siswa lebih tertarik untuk belajar mewarnai dalam hal itu
guru mengikuti minat siswa untuk mewarnai. Dari hal itu guru melakukan penilaian terhadap hasil
mewarnai siswa itu sendiri. Setelah selesai pembelajaran guru akan menyampaikan kepada orang
tua hasil belajar siswa dengan tujuan agar orang tua bisa mendidik dan melatih dirumah.
B. Kasus perkembangan Sosial
Deni adalah salah satu murid kelas 5 yang sangat pendiam. Ia tidak memiliki banyak
teman. Ia tidak memiliki teman karena ia tidak suka bersosialisasi dan berinterkasi dengan banyak
orang. Sering kali temannya mengajak ia untuk belajar dan bermain bersama namun ia sering
menolaknya. Hal yang paling membuat temannya merasa jengkel yaitu ketika temannya
menanyakan sesuatu Deni hanya akan menutup pertanyaan temannya dengan jawaban “engga
ingat” dan “engga tau”. Deni sangat cuek dengan sekitarnya, ia lebih suka menghabiskan waktu
untuk menyendiri karena menurutnya aktivitas social sangat membosankan.
Dalam usaha guru untuk mengatasi perilaku anti social dari Deni yaitu Guru akan mulai
memasukkan pengaruh terhadap sosialisasi anak. Kepada peserta didik, akan dikenalkan norma-
norma lingkungan dekat, dikenalkan pula norma-norma kehidupan bangsa dan norma kehidupan
antarbangsa. Etik pergaulan dan pendidikan moral diajarkan secara terprogram dengan tujuan untuk
membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Sunarto dan Agung Hartono, 2002:
132). Santrock (2002: 347) mengatakan bahwa dalam lingkungan sekolah, teman sebaya akan
mempengaruhi perkembangan sosial anak lebih kuat dibandingkan dengan guru. Pengaruh yang
kuat dari teman sebaya pada masa kanak-kanak sebagian berasal dari keinginan diri anak itu untuk
dapat diterima oleh kelompok. Selain itu dari kenyataan bahwa anak menggunakan waktu lebih
banyak dengan teman sebaya.
C. Kasus Perkembangan emosional
Rinna belum mengalami perkembangan emosinya. Rendahnya kemampuan emosional
Rinna dapat diketahui dari sikapnya yang menunjukkan perilaku afeksi, misalnya kurang peka
terhadap hal-hal tertentu,partisipasi dalam suatu kegiatan masih kurang, belum bisa menentukan
sikap pada saat bermain dengan teman, tidak mau bekerjasama dengan teman dalam kelompok
ketika melakukan kegiatan, anak pasif, tidak berani mengemukakan pendapat, tanggapan maupun
pertanyaan tentang segala sesuatu yang belum dimengerti. Ketidakberanian ini begitu tampak
ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari
guru, respon siswa sangat minim.
Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku afeksi, dapat dilakukan
melalui kegiatan bermain peran. Bermain peran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak
dengan cara berakting pada suatu situasi yang pernah dilihatnya atau yang merupakan
pengalamannya. Mereka membuat peraturan dan pura-pura menjadi orang lain, dengan
menggunakan benda nyata atau tiruan. Anak-anak akan merasa sangat senang saat mereka dapat
berperan sebagai orang lain. Dalam permainan ini anak dapat mengembangkan kemampuan sosial
emosional. Melalui permainan ini daya imajinasi, kreativitas, empati serta penghayatan anak dapat
berkembang.
D. Kasus Perkembangan moral
Keadaan atau situasi Keadaan atau situasi merupakan hal di mana seorang anak berada
dalam konteks kehidupannya. Konteks kehidupan yang dimaksud adalah keadaan sosial yang di
dalamnya terdapat norma-norma kemasyarakatan. Misalnya, keadaan sosial seorang anak yang
dilahirkan dari keluarga keraton yang memungkinkan berbeda dengan anak yang terlahir dari
lingkungan masyarakat umum. Keadaannya yang terlahir demikian akan membawa pada
moralitasnya yang bertendensi mengikuti moralitas kalangan keraton, sebab dalam kalangan
keraton terdapat norma-norma benar salah yang mengikat dan sedikit berbeda dengan konteks pada
masyarakat umumnya. Begitu pula konteks kedaerahan yang memiliki perbedaan antara daerah
yang satu dengan daerah-daerah yang lainnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa keadaan yang ada pada
sekeliling anak merupakan hal yang akan berbuntut pada perilaku moral yang diaktualisasikan
olehnya.
tugas orang tua adalah menegurnya dengan baik dan memberikan penjelasahan kenapa ia
ditegur, dan juga menjelaskan kepadanya bahwa sesuatu yang ia lakukan itu adalah perbuatan yang
salah, serta berikan contoh yang benar untuk memperbaiki kesalahan yang ia lakukan. Pengasuhan
yang demikian ternyata memainkan pengaruh yang luar biasa terhadap efektivas dalam
pembentukan moral yang terjadi dalam diri anak. Moral adalah norma dan aturan sosial yang
dirancang untuk memandu perilaku individu dalam suatu masyarakat (Benlahcene & Zainuddin,
2018).
2. Rita Gultom (Kelompok 10)

Bagaimana penerapan belajar sosial di area persekolahan saat ini?


Jawab : Daniel Situmorang
Penerapan belajar sosial untuk saat ini kurang efektif, hal ini disebabkan oleh sistem belajar yang
dilaksanakan secara daring. Akibatnya, sosialisasi pun terhambat hanya sebatas mereka yang tinggal
berdekatan
3. Mega Mustika Hasibuan (Kelompok 7)

Mengapa guru perlu memahami ilmu perkembangan emosional, moral dan fisik pada peserta didik?
Jawab : Elisabeth Manik
1. Agar guru dapat menciptakan ruangan kelas yang tepat bagi peserta didik.
2. Agar guru dapat memberikan motivasi - motivasi atau nasehat terhadap anak - anak yang
sesuai dengan usianya.
3. Agar guru mengetahui kapan waktunya ia memberikan pelajaran mengenai akidah akhlak
yang lebih mendalam, dan mempaparkan akibat - akibat bagi yang melanggar aturan - aturan
tertentu.
4. Agar guru dapat berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik dengan mengemukakan topik
- topik yang mungkin sangat disukai peserta didiknya pada usia tertentu.
5. Agar guru dapat memberikan metode pembelajaran yang menarik dan berpariasi yang sesuai
dengan levelnya.
6. Agar guru mengetahui pelajaran seperti apa yang sangat dibutuhkan dan yang kurang
dibutuhkan.
4. Grace Happily Saragih (Kelompok 7)

Bagaimana cara mengendalikan emosional yang baik?


Jawab : Silvira Fajaryanti
Kemampuan mengendalikan emosi sangat penting untuk dimiliki oleh siswa, sehingga Guru
Bimbingan dan Konseling dapat membantu siswa agar memiliki keterampilan mengendalikan emosi.
Terdapat beragam upaya BK yang dapat meningkatkan kemampuan mengendalikan emosi. siswa harus
memiliki kemampuan mengendalikan emosi. Upaya Bimbingan dan Konseling yaitu dengan
memberikan layanan dasar menggunakan strategi bimbingan kelompok, layanan responsif
denganmemberikan konseling ego state dan perencanaan individual.
Adapun menurut Santoso (2008: 11) menjelaskan bahwa adapun upaya untuk mengendalikan emosi
yaitu dengan melakukan pengelolaan emosi yang baik. Adapun strategi untuk melakukan dan melatih
pengelolaan emosi yaitu dengan cara:
1. Membiasakan “I Message” menggunakan “Pesan Aku” untuk mengungkapkan secara jujur perasaan
sendiri.
2. Mendiskripsi tingkah laku spesifik dengan menghindari penilaian (nonjudg-mental)
3. Menjelaskan implikasi tindakannya pada “aku”
4. Memberitahu keinginan

KEL. 6 MANFAAT DARI TEORI PSIKOLOGI PENDIDIKAN:


1. Nurleni Hasibuan :Dari berbagai bentuk karakteristik belajar individu berdasarkan gaya belajar,
coba sebutkan karakteristik gaya belajar mana yang lebih sering (mudah) untuk dipakai dalam
pembelajaran berikan contohnya jelaskan Terimakasih
Jawaban by Putri Shandra Napitupulu:
Memang benar adanya, bahwa setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang
suka belajar sambil mendengar musik, ada juga yang lebih suka dengan suasana tenang. Ada yang
menyukai belajar dari praktik, ada juga yang lebih menyukai belajar cukup dari baca buku saja.
Dengan referensi belajar yang berbeda ini, maka dari itu setiap orang memiliki cara belajar efektif
yang berbeda untuk satu sama lain.
Menurut saya Gaya Belajar yang sering digunakan untuk dipakai dalam pembelajaran adalah
GAYA BELAJAR VISUAL dimana Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Saat
mempelajari hal baru, biasanya tipe ini perlu melihat sesuatu secara visual untuk lebih mudah
mengerti dan memahami. Mengapa Lebih sering digunakan ? Karena tipe visual juga lebih
nyaman belajar dengan pengunaan warna-warna, garis, maupun bentuk yang membuat bagian mata
dan saraf otak menjadi sinkron dan lebih mudah untuk memahaminya . Itulah mengapa, orang
yang memiliki tipe visual biasanya memiliki pemahaman yang mendalam dengan nilai artistik
seperti paduan warna dan lainnya
Contoh dari Gaya Belajar Visual adalah :
 Rapi dan teratur  Biasanya tidak terganggu oleh keributan.
 Berbicara dengan cepat  Mempunyai masalah untuk mengingat
 Perencanaan dan pengatur jangka panjang instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering
yang baik kali minta bantuan orang lain untuk
 Teliti mengulanginya.
 Mementingkan penampilan, baik dalam  Pembaca cepat dan tekun. Dan lain
berpakaian maupun prestasi. sebagainya
 Pengeja yang baik dan dapat melihat kata – sekian jawaban dari saya , jika ada yang salah
kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka. ataupun kurang mohon dimaafkan dan
 Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang dimaklumi , terimakasih
didengar.

2. Rita Gultom : Karakteristik mana kah yang lebih sering digunakan didalam persekolahan saat ini?
apakah semua karakteristik tersebut selalu ada dalam pembelajaran pada saat daring ini?
Jawaban dari Karina Keliat
Berdasarkan karakteristik belajar individu berdasarkan gaya belajar semua karakteristik siswa pasti
kita sering jumpai dalam persekolahan karna setiap siswa pasti berbeda beda karakteristiknya dan guru
juga sudah paham dan mengerti karakteristik setiap individu yang sering terjadi pada persekolahan saat
ini, tetapi karna proses pembelajaran daring ini ada 2 karakteristik yang lebih menonjol dari pada yang
lain yaitu Karakteristik Gaya Belajar Visual dan Karakteristik Gaya Belajar Auditor mengapa
demikian, karena sistem pembelajaran daring ini kita tidak bertatap muka langsung jadi untuk individu
yang mempunyai gaya belajar secara visual dan auditor pasti akan lebih mudah mengerti pembelajaran
yang disampaikan. sekian jawaban dari saya jika ada kekurangan saya minta maaf. Terima kasih
3. Grace Happily Saragih: Apakah dengan adanya gaya belajar dalam pembelajaran sudah ada
membawa perbaikan?
Jawaban dari Friska Uli Hutapea
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan pengujian Anova Dua Arah
melalui bantuan program SPSS 16 ternyata menunjukkan bahwa ditolaknya hipotesis
tandingan (HR1R) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara
penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah dengan gaya belajar. Dengan kata lain bahwa
penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah dan gaya belajar secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritik peserta didik.
Dalam hal ini Penggunaan Gaya Belajar visual, auditori dan kinestetik tidak berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritk namun metode pembelajaran berbasis pemecahan
masalah seperti problem solving menyebabkan kemampuan berpikir kritik peserta didik
lebih baik.
3THal tersebut sesuai dengan hasil penelitian, dimana hasil penelitian membuktikan
bahwa tidak 3Tterdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran berbasis pemecahan
masalah dan penggunaan gaya belajar terhadap kemampuan berpikir kritik. Dengan kata
lain bahwa pengaruh interaksi antara penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah
dan gaya belajar secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir
kritik peserta didik.

KEL. 7 MANFAAT DARI TEORI PSIKOLOGI PENDIDIKAN:


1. Rita Dialusi Gultom (Kelompok 10)
Pertanyaan : Bagaimana cara guru dalam menghadapi siswa yang memiliki kekurangan dalam
satu hal jenis contohnya tuna rungu supaya pelajaran dapat berlangsung dan mencapai tujuan
yg diharapkan?
Jawaban by Grace Happily Saragih (7203344021) : Cara guru dalam menghadapi siswa
yang memiliki kekurangan(tuna runggu) agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan
mencapai tujuan yaitu dengan cara Guru diharapkan dengan menjiwai ciri² anak dan keinginan
anak.terlebih dahulu guru harus menyesuaikan diri dengan anak. Bukan seorang anak yg
menyesuaikan diri kepada guru,akan tetapi seorang Guru. Contohnya guru mempraktekan
bagaimana cara berjabat tangan,menyentuh tangan dan berperilaku fleksibel. Dengan begitu
Tujuan pembelajaran dapat maksimal.
2. Ridha Lasthree Putri (Kelompok 1)
Apa saja pengembangan media pembelajaran yg cocok dan menarik bagi masing-masing jenis
anak berkebutuhan khusus yang bisa disediakan oleh guru maupun orang tua?
Jawaban by Mega Mustika Hasibuan (7203344024): Pada umumnya pengembangan media
yg dibutuhkan jenis-jenis anak berkebutuhan khusus yaitu :
a. Gambar (kumpulan anggota keluarga yang sedang sarapan)
b. Alat makan(piring dan sendok)
Jadi ketika seorang guru dan siswa belajar makan seorang guru hendaknya menjelaskan
bahwasanya makna dari gambar tersebut apa,memperkenalkan siapa-siapa saja yg ada
digambar,dan memberi penjelasan apa saja nama nama alat makan yang ada digambar tersebut.
3. Adinda Mutiara Barus (Kelompok 4) : Coba jelaskan secara spesifik mengenai keterkaitan
antara psikologi pendidikan dengan anak berkebutuhan khusus!
Jawaban by Debora. P. V. Simamora (7202444007) : Psikologi Pendidikan mempelajari
tentang hal-hal yang membantu atau menghambat proses mengajar di sekolah. Anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik,
berbeda dengan anak pada umumnya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu
yang kurang atau bahkan lebih dalam diri anak tersebut. Psikologi adalah ilmu yg mempelajari
mengenai kejiwaan. Kaitannya adalah dari mempelajari psikologi pendidikan kita dapat
mengetahui bagaimana kejiwaan dan kepribadian anak berkebutuhan khusus itu sehingga kita
dapat memberikan metode pembelajaran juga hal-hal yg menarik bagi dirinya. Untuk mencapai
perkembangan yang optimal, anak berkebutuhan khusus membutuhkan metode, material,
pelayanan dan peralatan khusus terkait dengan perbedaan dari masing-masing anak, baik dalam
kecepatan belajar (memahami pelajaran) maupun cara belajar (cara memahami pelajaran).
Walaupun memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-anak secara umum,
tetap harus mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama. Mereka memerlukan layanan yang
bersifat khusus dalam pendidikan, agar hambatan belajarnya dapat dihilangkan sehingga
kebutuhannya dapat dipenuhi dan berhubungan dengan psikologi pendidikan juga.

KEL. 8 MANFAAT DARI TEORI PSIKOLOGI PENDIDIKAN:


1. Pertanyaan : Nikmah Abidah Talaumbanua
Menurut anda, diantara berbagai pendapat para ahli tentang motivasi belajar. Pengertian ahli yang
mana yang relevan dengan saat ini?
Dijawab oleh : Shintia Simanjuntak
Menurut saya pendapat ahli yang relevan yaitu menurut Mc Combs (1991) pengertian motivasi
belajar adalah kemampuan internal yang terbentuk secara alami yang dapat ditingkatkan atau
dipelihara melalui kegiatan yang memberikan dukungan, memberikan kesempatan untuk memilih
kegiatan, memberikan tanggung jawab untuk mengontrol proses belajar, dan memberikan tugas-
tugas belajar yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pribadi.

2. Pertanyaan : Alya Nazah


Mengenai motivasi, menurut kelompok kalian bagaimana agar diri kita selalu termotivasi terutama
dalam hal belajar atau pembelajaran?

3. Dijawab Oleh : Jira Rezita Yanti


Menurut saya agar kita selalu termotivasi maka kita harus sadar bahwa keberhasilan itu sangatlah
penting dan kita harus memandang orang-orang yang berada diatas kita, bahwasanya masih ada
orang hebat yang sedang berjuang disana, dan Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan
pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pemebelajaran siswa. Selain itu terdapat juga
beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan motivasi diri sendiri.
 Tetapkan dan tulis tujuan.
Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam hidup secara spesifik, jelas, objektif, dan
realistis. Kemudian, tulis tujuan tersebut dalam buku agenda mu, atau pada selembar kertas dan
tempelkan di dinding kamar atau ruang kerja. Jika perlu, tempelkan juga kertas berisi kalimat
motivasi dari tokoh-tokoh terkenal yang bisa menginspirasimu untuk terus melangkah meraih
tujuan tersebut.
 Susun rencana dengan baik dan terarah.
Buat rencana dan susun langkah-langkah untuk mencapai tujuanmu. Kamu bisa membaginya
menjadi beberapa tugas kecil atau sederhana, dengan target yang bisa dicapai dalam jangka pendek.
Catat daftar tugas tersebut dibuku, dan beri tanda centang pada setiap tugas yang sudah kamu
kerjakan. Dengan cara ini, tujuanmu tidak akan terasa terlalu berat atau terlalu jauh untuk dicapai.
 Atasi rasa takut terhadap kegagalan
Ketika kamu merasa telah gagal, ingatlah bahwa kegagalan adalah bagian dari proses
pembelajaran. Setiap kali kita gagal dalam suatu hal, ada pelajaran yang dapat kita petik, agar bisa
melakukannya dengan lebih baik dan menghindari kesalahan yang sama. Ceritakanlah tujuan dan
impianmu hanya kepada orang-orang yang kamupercayai. Hal ini adalah untuk menghindari terlalu
banyak kritikan dari orang lain, saat kamu mengalami kegagalan.
 Bersikap positif.
Isi hari-harimu dengan percakapan, kegiatan, atau situasi dan orang-orang yang bisa
menginspirasimu untuk meraih tujuan. Misalnya, mengikuti seminar, membaca buku-buku
pengembangan diri dan motivasi, atau menonton konten-konten yang positif ditelevisi dan internet.
 Istirahat yang cukup.
Sebesar apapun semangat untuk mencapai target, pastikan kamu memiliki waktu untuk beristirahat
dan tidur yang cukup.Kurang istirahat dapat menurunkan energi dan fokus mu dalam mencapai
tujuan, selain juga berisiko menimbulkan gangguan kesehatan.
 Berikan hadiah pada diri sendiri.
Saat berhasil menyelesaikan tugas atau mencapai suatu target, hadiahi dirimu sendiri dengan
sesuatu yang menyenangkan, bermanfaat, dan layak kamu dapatkan.

4. Pertanyaan : Debora.P.V.Simamora
Bagaimana atau apa upaya yang dilakukan dari ciptakan persaingan dan kerjasama (pada slide
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar)?
Dijawab oleh : Romeysa Limbong
Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh
hasil yang terbaik (Sanjaya,2009:31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu.
Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yang
memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning
dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok. Selain persaing anantar
siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya terhadap perkembangan kepribadian
siswa.
Persaingan antara diri sendiri dapat dialakukan dengan cara memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang telah dicapai sebelumnya dan apa yang dapat dicapai
pada waktu berikutnya (Prayitno, 1989 : 22-230). Misalnya guru membuat dan memberitahu grafik
kemajuan belajar siswa. Kita harus yakin bahwa kita akan lebih hebat dari mereka.

KEL. 10 PENERAPAN RANCANGAN PEMBELAJARAN


1. Pertanyaan : Elisabeth Manik Yang menjawab Rita Gultom

Bagaimana rancangan pembelajaran yang efektif pada masa saat ini ?


Jawab: Rancangan atau pembelajaran yang efektif saat ini yaitu Perencanaan pembelajaran
berkenaan dengan keputusan yang diambil guru dalam mengorganisasikan, mengimplentasikan, dan
mengevaluasi hasil pembelajaran. Perencanaan merupakan tugas yang sangat penting dilakukan oleh
guru. Tujuan perencanaan pembelajaran ini adalah memberi jaminan pebelajar akan belajar dengan
baik. Oleh karena itu, perencanaan membantu menciptakan mengelola, dan mengorganisasikan
peristiwa-peristiwa pembelajaran yang memungkinkan kegiatan belajar terjadi. Jumlah waktu yang
dibutuhkan dalam merencanakan pembelajaran sangat tergantung pada individu guru.

2. Pertanyaan : Feby Cahaya Hasibuan Yang menjawab Rita Gultom

apakah ada acuan lain selain dari rpp bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran? jika
ada coba jelaskan sedikit sistematika nya.
Ada yaitu silabus..silabus itu adalah hal yang mendasari adanya RPP.
Silabus adalah sebuah bentuk dari rencana pembelajaran yang terrdapt pada sebuah kelompok dari
mata pelajaran dengan sebuah tema tertentu yang termasuk ke dalam sebuah standar dari kompetensi,
kompetensi dasar, dan juga materi yang terdapt pada sebuah pembelajaran. Kemudian hal ini
menjadikan sebuah silabus sebagai sebuah perangkat dari rencana yang akan berguna untuk emalkukan
pengaturan terhadap pelaksanaan dari pembelejaran dan juga penilaian yang dimana telah dilakukan
penyusunan secara sistematis dengan berbagai macam bentuk komponen yang ada.
RPP atau yang disebut sebagai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebuah bentuk dari
rencana yang akan melakukan penggambaran dan juga prosedur dalam sebuah pengorganisasian
pembelajaran guna untuk mencapai sebuah bentuk dari kompetensi dasar yang akan dilakukan
penetapakan ke dalam sebuah standar isi dan akan dilakukan penjabaran ke dalam silabus.
SISTEMATIKA DALAM MEMBUAT SILABUS YAITU
1. Pastikan mengisi identitas dengan lengkap : Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/ Semester,
tahun pelajaran
2. Kompetensi Inti yang ditulis pastikan yang ada pada Permendikbud No 37 tahun 2018.
Tuliskan semua KI ( KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4 )
3. Isi kolom Kompetensi Dasar sesuai dengan yang ada di Permendikbud No 37 tahun 2018.
3. Kolom Materi pokok, diisi sesuai dengan yang ada pada buku model silabus yang diterbitkan
Kemdikbud 2017.
4. Kolom kegiatan Pembelajaran. Ada pada buku model Silabus Kemdikbud
5. Kolom penilaian diisi sesuai secar garis besar.

3. Pertanyaan : Shintia HR Simanjuntak Yang Menjawab RIDOY SITANGGANG: Bagaimana


perencanaan pembelajaran yang ideal menurut tuntutan kurikulum yang berlaku? Dan Apakah
strategi yang tepat dapat mengembangkan intelektual peserta didik?
Menurut tuntutan kurikulum yang berlaku, perencanaan pembelajaran yang ideal adalah
menempatkan peserta didik sebagai pihak yang paling aktif dalam kegiatan proses belajar dan
tenaga pendidik sebagai pendamping selama proses tersebut. Selain itu, perencanaan pembelajaran
juga harus menekankan pada penguatan pendidikan karakter peserta didik.
Iya. Kemampuan intelektual peserta didik dapat terasah dengan pemilihan strategi belajar yang
tepat. Hal seperti ini didahului oleh motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran.
Motivasi dan semangat siswa pertama kali akan muncul apabila guru dapat menyampaikan materi
ajar dengan menarik. Misalnya dengan pemilihan media belajar, teknik mengajar, dan metode
pembelajaran yang menyenangkan siswa. Pembelajaran yang baik berupaya mengarahkan siswa
untuk dapat mengeksplor pengetahuannya berdasarkan hal terkecil yang pernah ia temui, misalnya
siswa diajak untuk menggambarkan sebuah kenampakan fisik suatu objek yang pernah ia temui.
Dengan demikian pengetahuan siswa akan berkembang.

Anda mungkin juga menyukai