Pertayaan : Apa peranan psikologi pendidikan dalam pembelajaran dan apakah psikologi
pendidikan dapat mengubah mental pelajar?
Jawaban by Alya Najah Zulinda:
Peranan Psikologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting dalam rangka mewujudkan
tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antara setiap faktor pendidikan. Pengetahuan
psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Oleh
karena itu, pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para
guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik. Oleh sebab itu,
psikologi pendidikan mempunyai peranan dalam pembelajarandiantaranya:
1) Sebagai proses Perkembangan siswa.
2) Mengarahkan cara belajarsiswa
3) Sebagai penghubung antara mengajardengan belajar
4) Sebagai pengambilan keputusan untuk Pengelolaan Proses BelajarMengajar
Psikologi pendidikan tentu dapat mengubah mental pelajar karena psikologi pendidikan adalah
disiplin ilmu yang mempelajari tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tingkah laku
manusia untuk kepentingan mendidik atau membina perkembangan kepribadian manusia.
Sehingga dengan mempelajari psikologi pendidikan dapat membentuk ataupun mengubah sikap
dan mental peserta didik ke arah yang lebihbaik.
2. Penanya : Daniel Situmorang ( Kelompok 5)
Pertanyaan : Coba kalian jelaskan mengapa di dalam ruang lingkup psikologi pendidikan
harus berkaitan dengan pemberian pembelajaran yang efektif dan bermakna dari
guru/dosen Kepada anak didiknya?
Jawaban by Anisa Utami:
Karena psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mempelajari tentang aspek
psikologi dalam bidang pendidikan. Yang memiliki kaitan erat dalam bidang pendidikan namun
masih memiliki aspek psikologis adalah siswa dan guru. Siswa berhak mendapatkan materi
pengajaran yang efektif dan mudah dipahami sehingga materi dapat dengan mudah diserap oleh
siswa. Meskipun begitu, masih banyak guru yang tidak mengerti bagaimana cara yang tepat
agar pembelajaran yang dilakukan efektif. Oleh karena itu ruang lingkup psikologi pendidikan
harus berkaitan dengan pemberian pembelajaran yang efektif danberwarna.
3. Penanya : Grace Happily Saragih ( Kelompok7)
Pertanyaan : Apakah hambatan dalam menjalankan Proses Pendidikan bagi Guru ?
Jawaban by Nikmah Abidah Telaumbanua :
1. Karekter Siswa
Masing-masing siswa memiliki karakter sendiri, yang tidak dapat disamakan sama siswa
lain. Dua puluh orang siswa yang anda hadapi, maka anda berhadapan dengan dua puluh
karakter pula. Guru harus menemukan sedikit persamaan untuk menunjang penerapan model
dan metode pembelajaran, perumusan strategi yang diterapkan dan lainsebagainya.
2. Sikap danPerilaku
Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter yang dimiliki oleh siswa,
tetapi ini lebih di fokuskan lagi karena dari semua karakter yang dimiliki oleh siswa, sikap
dan perilakulah yang paling berpengaruh dan mempengaruhi budayasiswa di sekolah.
3. Minat dan bakat
Guru diwajibkan untuk menemukan bakat dan minat siswa. Penyaluran bakat dan minat
siswa secara tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaliknya akan
menimbulkan masalah bagi guru, sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang terpendam bakat
dan minatnya pada umumnya menjadi siswa yang agresif, melawan dan suka melakukan
tindakan-tindakan negatif yang melanggar tata tertib sekolah. Gejala kenakalan siswa
sebaiknya tidak direspon secara negatif tetapi patut diapresiasi dengan baik dan dilakukan
pencegahan sehingga tidak menimbulkan bentuk kenakalanbaru.
4. Daya serap siswa
Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya serap siswa yang rendah
terhadap materi pelajaran akan mengganggu rencana guru, alokasi waktu belajar, dan lain
sebagainya. Jangan terlalu cepat mendiskreditkan siswa karena kelambatannya menerima
materi, namun sedapat mungkin guru menemukan strategi yang tepat yang dapat mendorong
siswamemaksimalkankemampuannyamenerimadanmenyerapmateriyangdiajarkan.
5. kurangnya disiplin siswa
Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin terhadap waktu,
disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap proses pembelajaran dan lain
sebagainya. Mengajar di kelas yang siswanya memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih
menyenangkan dibandingkan dengan mengajar di kelas yang memiliki disiplin rendah. Akan
tetapi guru tidak boleh menyerah dengan permasalahan ini, guru harus mengembalikan
kedisiplinan siswa agar pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
6. Siswa terlalu pasif
Pernahkah anda menemukan situasi seperti baik ditanya maupun tidak mereka tetap diam?.
Situasi ini menyulitkan guru, guru sulit memastikan bahwa mereka telah mengerti dan
paham materi atau belum. Solusinya tentu saja harus memancing mereka agar menjadi aktif
sehingga anda dapat membaca dan menganalisis sejauh mana tingkat penerimaan mereka
terhadap materi yangdiajarkan.
7. Tidak tenang di dalam kelas
Walaupun jumlahnya sangat kecil namun aktivitas ini cukup mengganggu anda dan siswa
lainnya. Anda harus menemukan solusinya, jangan terlalu cepat menyalahkan siswa karena
boleh jadi sumber masalahnya adalah anda. Misalnya anda mengajar terlalu membosankan,
cara anda berkomunikasi tidak jelas, materi terlalu padat, atau situasi lain misalnya ruangan
terlalu panas, banyak gangguan dari luar, meja dan kursi tidak menyenangkan dan lain
sebagainya.
8. Kepercayaan siswa pada anda
Jangan sepelehkan tentang ini, salah satu keberhasilan pembelajaran antara lain tentang
keyakinan siswa pada anda. Keyakinan dimaksud adalah mereka tidak salah belajar pada
anda karena anda menguasai materi sehingga mendorong mereka mencintai pelajaran yang
andaajarkan.
9. Pujian
Siswa sebenarnya haus dengan pujian dari anda, saat ini banyak guru mengabaikannya
karena lebih menitikberatkan pada penyelesaian materi pelajaran. Karena kurangnya pujian
yang diperolehnya sehingga mengurangi motivasi belajarnya, sementara motivasi belajar
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilanpembelajaran.
10. Hanya mengikut saja
Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang, mereka tidak mau menjadi
yang terdepan. Mudah saja menemukan siswa seperti ini, mereka selalu berusaha duduk
dibelakang, tidak mau duduk didepan. Guru akan kesulitan memulai pembelajaran apabila
siswa tidak memiliki inisiatif untuk berbuat, apalagi paradigma pendidikan saat ini telah
berubah dari “diberi tahu” menjadi “mencaritahu”.
belum mengumpulkan tugas, strategi ini cukup efektif apabila dilakukan secara rutin setiap
pembelajaran di kelas dan peserta didik lebih tertantang untuk belajar dan mengerjakan
berbagai tugas atau latihan yang diberikan oleh guru.
Ada tiga tokoh penting dibalik perkembangan psikologi pendidikan, sebutkan perbedaan dan
persamaan pendapat diantara ketiga tokoh tersebut!
Jawaban by Askar Pratama Ndruru:
1. William Jamnes
Seorang ahli ilmu psikologi pendidikan dunia asal New York yang lahir pada tahun 1842 dan wafat
pada tahun 1910. Pada tahun 1890, William James menerbitkan buku pertamanya yang
berjudul “Principles of Psychology”. Kemudian dia memberikan kuliah yang bertajuk “talk to
teacher”.
Dalam diskusinya dia membahas mengenai aplikasi psikologi pendidikan untuk mendidik anak, dia
menekankan pentingnya mempelajari proses belajar mengajar di kelas untuk meningkatkan mutu
pendidikan yang terkandung didalam banyak aspek dan teori ilmu psikologi pada umumnya.
James adalah penulis yang produktif dan berbakat dibidang filsafat, psikologi dan pendidikan, dan
pengaruhnya pada kehidupan pendidikan di Amerika sangatlah mengesankan. Karya terbesar dan paling
berpengaruhnya, The Principles Of Psychology (Dasar-dasar Psikologi), yang diterbitkan tahun 1980,
nantinya akan menjadi materi pendidikan. Pemikirannya terhadap pendidikan dan pandangannya
terhadap cara kerja pengajar dapat dilihat di karyanya yang terkenal Talks to Teacher. Selain sangat
terkenal, buku-buku ini memberikan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan pengajarnya. Teori
dan praktek pendidikan, adalah hutang terbesar Amerika kepada “ Bapak Pendidikan Psikologi Modern”
ini.
William James adalah seorang yang individualis. Didalam bukunya Talks to Teacher tidak terdapat
pernyataan mengenai pendidikan sebagai fungsi sisa. Baginya pendidikan lebih cenderung kepada “
organisasi yang ketertarikan mendalam terhadap tingkah laku dan ketertarikan akan kebiasaan dalam
tingkah laku dan aksi yang menempatkan individual pada lingkungannya”. Teori perkembangan
diartikannya sebagai susunan dasar dari pengalaman mental untuk bertahan hidup. Pemikirannya ini
dipengaruhi oleh insting dan pengalamannya mempelajari psikologi hewan dan doktrin teori evolusi
biologi. Ketertarikan James akan insting dan pemberian tempat untuk itu dalam pendidikan, menjadikan
para pembaca bukunya percaya akan salah satu tujuan terpenting didalam pendidikan adalah
memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengikuti instingnya. Yang nantinya akan menjadi
peribahasa teori pendidikan. “ Bekerjasamalah dengan insting, jangan melawannya”. Pembaca yang
lebih teliti dapat menemukan tulisan yang lebih menguatkan akan hal ini, tapi ketidakraguannya
ditunjukkannya melalui pernyataan-pernyataannya bahwa persatuan para psikolog telah salah mengenali
kekuatan insting didalam kehidupan manusia.
Teori James akan insting sangatlah bersifat individualis dan sangatlah kolot pada pelaksanaannya.
Mengesampingkan pernyataannya mengenai perubahan insting, yang berlawanan dengan diskusinya
pada “Iron Law of Habit/Hukum Utama Kebiasaan” dan kepercayaannya akan tujuan dasar pendidikan
sebagai pengembangan awal kebiasaan individual dan kelompok, dalam pembentukan masyarakat yang
lebih sempurna. Singkatnya, James menegaskan, dasar dari semua pendidikan adalah mengumpulkan
semua insting asli yang dikenal oleh anak-anak, dan tujuan pendidikan adalah organisasi pengenalan
kebiasaan seagai bagian dari diri untuk menjadikan pribadi yang lebih baik. Sumbangan James yan
paling berpenaruh terhadap metode pendidikan adalah hubungannya dengan susunan kebiasaan. James
mengtakan: `
“Hal yang paling utama, disemua tingkat pendidikan, adalah untuk membuat ketakutan kita menjadi
sekutu bukan menjadi lawan. Untuk menemukan dan mengenali kebutuhan kita dan memenuhi
kebutuhan dalam hidup. Untuk itu kita harus terbiasa, secepat mungkin, semampu kita, dan menjaga diri
dari jalan yang memberi kerugian kepada kita, seperti kita menjaga diri dari penyakit. Semakin banyak
dari hal itu didalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita lakukan dengan terbiasa, semakin banyak
kemampuan pemikiran kita yang dapat digunakan untuk hal yang penting lainnya.”
2. John Dewey
john Dewey mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri
dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan
satu sama lain (Sugihartono dkk, 2007:108).
Apabila belajar siswa tergantung pada pengalaman dan minat siswa maka suasana belajar siswa
akan menjadi lebih menyenangkan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berfikir proaktif dan
mampu mencari pemecahan masalah, di samping itu kurikulum yang diajarkan harus saling terintegrasi
agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memiliki hasil maksimal.
John Dewey dalam bukunya Democracy and Education (1950: 89 90, dalam Dwi Siswoyo dkk,
2011), pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang menambah makna
pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya.
Seperti telah diuraikan di muka bahwa dalam teori pendidikan disebutkan bahwa permasalahan
muncul dibangun dari rekonstruksi yang dilakukan oleh siswa sendiri, hal ini dapat dikatakan bahwa
dalam pendidikan ada keterkaitan antara siswa
dengan permasalahan yang dihadapi dan siswa tersebut yang merekonstruksi lewat pengetahuan
yang dimiliki. Selain itu dari teori kognitif yang menegaskan pengalaman sebagai landasan
pembelajaran juga sangat relevan.
John Dewey tidak hanya mengembangkan teori pendidikan yang terangkum dalam teori kognitif
tetapi juga mengembangkan teori perkembangan moral peserta didik. John Dewey membagi
perkembangan moral anak menjadi tiga konsepan, yaitu konsep premoral atau preconventional, konsep
conventional, dan konsep autonomous. Selanjutnya John Dewey (Dwi Siswoyo dkk, 2011) menjelaskan
beberapa konsep yang dikemukakan, yaitu:
Konsep premoral. Tingkah laku seseorang didorong oleh desakan yang bersifat fisikal atau
sosial.
Konsep convention. Seseorang mulai bisa menerima nilai dengan sedikit kritis berdasarkan
kepada kriteria kelompoknya.
Konsep autonomous. Seseorang sudah mulai bisa berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan
akal pikiran dan pertimbangan dirinya sendiri, tidak sepenuhnya menerima kriteria
kelompoknya.
Teori perkembangan moral peserta didik sangat berhubungan dengan teori pembelajaran kognitif. Hal
ini dapat dilihat dalam teori perkembangan moral peserta didik, seseorang mengalami beberapa tahap
dalam bertingkah laku di lingkungan sosial atau kelompoknya dan hal ini akan membawa pengalaman
dan memberi pengetahuan pada siswa tersebut.
Teori kognitif pada dasarnya membahas faktor faktor kognisi yang berhubungan dengan jiwa atau
kondisi psikologi seseorang. Definisi dari kognisi yaitu suatu proses atau upaya manusia dalam
mengenal berbagai macam stimulus atau informasi yang masuk ke dalam alat inderanya, menyimpan,
menghubung hubungkan, menganalisis, dan memecahkan suatu masalah berdasar stimulus atau
informasi tersebut (Sugihartono dkk, 2007).
Pengertian tersebut mengandung arti bahwa gejala kognisi sering dikaitkan dengan proses belajar
seseorang yang didapat dari pengamatan termasuk pengalaman dan melalui alat indera hingga pada
akhirnya dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
John Dewey, 1990 dalam Dimyati, 1990 menjelaskan beragam penerapan teorinya yaitu :
Dalam sejarah psikologi pendidikan yang telah di jelaskan yaitu terdapat aliran behavioristik,
humanistic, dan kognitif. Bagaimana menjadi seorang guru yang kompeten(professional) yang sesuai
dengan teori tersebut?
Jawaban by Falah Anisa:
Berdasarkan teori Behavioristik guru yang kompeten yaitu seorang guru yang dalam belajar
mampu membimbing siswanya untuk aktif bergerak, mencari, mengumpulkan, menganalisis, dan
menyimpulkan dengan pemikirannya sendiri dan bantuan orang dewasa lainnya berdasarkan
pengalaman belajarnya.
Berdasarkan teori Humanistik seorang guru yang kompeten dapat dilihat dengan mengedepankan
bagaimana cara pendidik membantu peserta didiknya untuk mampu mengembangkan potensi
dirinya, dengan memunculkan ide – ide belajar peserta didiknya dengan ideal.
Berdasarkan teori Kognitif guru yang kompeten adalah pendidik yang dapat mempengaruhi
perkembangan berpikir peseta didik dan mampu menyesuaikan pengajaran dengan tingkat
perkembangan para siswa serta mampu menguasai kompetensi pedagodik kognitif yang baik.
lalu, tidak luput dari humanistic, behavioristik dan kognitif yaitu guru harus memiliki kompetensi
kepribadian, agar dapat berpengaruh menjadi contoh yg baik bagi peserta didik.
3. Pertanyaan Grace Happily Saragih (Kelompok 7)
Apabila dalam melakukan proses belajar mengajar terjadi kegagalan,tindakan apa yang dapat
dilakukan oleh tenaga pendidik?
Jawaban by Nona Gracela:
Untuk mengatasi berbagai permasalahan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar tersebut,guru
harusnya mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan zaman dan mampu
mengimbanginya.Tentunya hal ini akan membuat beban guru semakin berat karena tugas guru bukan
sekedar mentransfer ilmu saja.Teatpi juga membimbing siswa dalam proses belajarnya.Guru harus
memapu menguasai materi yang akan diajarkan,mampu berinovasi serta berpikir kreatif dalam
merancang dan mempersiapkan pembelajaran yang digunakan , harus mampu dan tepat guna bagi
siswanya. Untuk membuat pembelajaran lebih menarik,hendaknya guru memberikan apresiasi terlebih
dahulu.Apresiasi akan membantu siswa membangun pengetahuan dasar dari apa yang akan dipelajari.
4. Pertanyaan Adinda Mutiara Barus (Kelompok 4)
Pada awal mulai terbentuknya perkembangan psikologi dalam bidang pendidikan dipelopori oleh
tokoh siapa dan bagaimana awal mula perkembangannya?Apakah karna ada sebuah kasus dan jika ada ,
kasus apa?
Jawaban by Mariska Anggraini Achmad :
- Pada awal mulai terbentuknya perkembangan psikologi dalam bidang pendidikan dipelopori oleh
Wilhelm Wundt yang merupakan seorang yang berkebangsaan jerman yang juga seorang dokter,
filsuf dan seorang ahli fisika. Beliu mendefenisikan psikologi sebagai “ilmu yang mempelajari
tentang pengalaman sadar” (the scienceof conscious experience).
-Awal mula perkembangan psikologi pendidikan tidak karena adanya sebuah kasus. Psikologi mulai
menampakkan perkembangan dan kemajuan yang agak pesat ketika awal abad XIX. Pada waktu
itu, banyak ahli yang aktif melakukan penelitian dibidang fisika, fisiologi dan kimia yang
dihubungkan dengan reaksi-reaksi manusia pada kondisi tertentu. Perkembangan psikologi yang
modern ketika itu sangat erat kaitannya dengan eksperimen-eksperimen yang berhubungan dengan
pengalaman-pengalaman inderawi (sensasi). Psikologi mulai mandiri dan berdiri sebagai disiplin
ilmu tersendiri pada tahun 1879, yang dipelopori oleh Wilhelm Wundt. Akhir abad ke 19
penelitian-penelitian dalam lapangan psikologi pendidikan secara ilmiah sudah semakin maju. Di
Eropa, Ebbinghaus mempelajari aspek daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan.
Dengan penelitiannya itu misalnya terkenallah Kurve Daya Ingatan, yang menggambarkan, bahwa
kemampuan mengingat mengenai sejumlah objek kesan-kesannya semakin lama semakin
berkurang (menurun), akan tetapi tidaklah hilang sama sekali. Revolusi kognitif dalam psikologi
pun mulai berlangsung pada tahun 1980-an dan disambut hangat karena pendekatan ini
mangaplikasikan konsep psikologi kognitif untuk membantu murid belajar. Jadi, menjelang akhir
abad ke-20 banyak ahli psikologi pendidikan kembali menekankan pada aspek kognitif dari proses
belajar.
Selain itu, gejala lain yang mungkin juga akan dialami oleh anak muda adalah perasaan tidak
berharga, kesepian, masalah pada berkonsentrasi, kelelahan ekstrem, sering menangis, hingga pikiran
untuk bunuh diri.
● Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan menjadi salah satu masalah kesehatan mental yang paling sering terjadi pada anak
muda. Masalah kesehatan ini mencakup fobia, gangguan panik, kecemasan sosial, gangguan stres
pascatrauma (PTSD), dan gangguan obsesif kompulsif (OCD). Diperkirakan 10 persen anak muda
mengidap salah satu dari jenis gangguan psikologis ini.
● Gangguan Makan
Gangguan makan seperti bulimia nervosa (bulimia), anorexia nervosa (anorexia), atau dysmorphia tubuh
dapat memengaruhi sekitar 5 persen anak muda dan menyebabkan komplikasi fisik yang serius.
Mereka yang mengidap jenis gangguan mental ini akan cenderung melakukan diet dan olahraga demi
mempertahankan berat badan. Bulimia adalah gangguan ketika seseorang dapat makan berlebihan dan
membersihkan makanan sesudahnya, sedangkan anoreksia memerlukan makan makanan dalam jumlah
yang sangat kecil atau tidak makan sama sekali.
Masalah kesehatan mental ini paling umum terjadi pada anak perempuan yang disebabkan karena
tekanan sosial. Ketidakpercayaan pada bentuk tubuh, keinginan untuk selalu menjadi sempurna dan
ideal, hingga perundungan fisik kerap menjadi penyebab paling sering dari gangguan makan.
ADHD adalah salah satu kondisi gangguan psikologis yang lebih umum terjadi dan memengaruhi
sekitar 8,6 persen remaja berusia 8 hingga 15 tahun. Gangguan ini ditandai dengan perhatian yang lebih
pendek, impulsif, hiperaktif, dan disorganisasi. Anak muda yang mengidap gangguan ini akan lebih
mudah bosan, gagal berkonsentrasi, bahkan untuk waktu yang singkat.
2. Rita Gultom (Kelompok 10) : Teori pendapat siapa yang paling sering dipergunakan disekolah saat
ini?
Jawaban by Nengsi:
Teori yangs sering digunakan disekolah adalah teori Piaget
Piaget merupakan seorang ahli psikologi asal Swiss yang memiliki latar belakang pendidikan formal
falsafah dan juga biologi dimana dalam teori perkembangan intelektual atau kognitif ini, ia
mengemukakan empat tingkat perkembangan intelektual dalam cara kerja psikologi pendidikan, yakni:
▪ Periode Sensorimotor pada umur: 0 sampai ▪ Periode operasi konkret pada umur: 7
2 tahun sampai 11 tahun
▪ Periode Praoperasional pada umur: 2 ▪ Periode operasi formal pada umur: 11
sampai 7 tahun sampai 15 tahun
3. Daniel Situmorang (Kelompok 5) Seperti apakah ruang lingkup psikologi pendidikan dalam situasi
belajar ?
Jawaban by Feby:
Sedangkan ruang lingkup pada dunia psikologi pendidikan bisa kita lihat di dalam proses pendidikan
pada umumnya yaitu bagaimana tingkah laku peserta didik terhadap proses belajar dan tingkah laku
pendidik dalam pembelajaran. Sehingga di simpulkan masalah belajar dan pembelajaran yang menjadi
objek utama.
4. Nikmah Abidah Telaumbanua (Kelompok 1): Bagaimana tindakan orangtua dalam kasus
Muhammad serta tindakan pencegahan agar kasus tersebut tidak terulang ?
Jawaban by Salesvera:
Dikarenakan yang mengurus Muhammad adalah kakaknya, maka tindakan yang harus dilakukan
kakaknya adalah memberikan perhatian lebih dalam mengasuh adiknya. Dikarenakan adiknya masih
diumur.
1. Pertanyaan dari Mega Mustika Hasibuan : mengapa sangat perlu hubungan psikologi dengan ilmu
pendidikan dan berikan contoh aktivitas pembelajaran yang baik antara guru dan peserta didik?
3. Grace saragih (kelompok 7) :Apa strategi yg dilakukan untuk melihat psikis seseorang?
Jawab : Emmi Sitanggang (720334409)
Seseorang yang mengalami gangguan mental (psikis) umumnya akan mengalami perubahan emosi,
pikiran, atau perilaku dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Tanda yang muncul meliputi
munculnya perasaan sedih, bingung, sulit konsentrasi, cemas, takut dan khawatir berlebih, merasa
bersalah, menarik diri dari lingkungan, memiliki masalah tidur, mengonsumsi obat, mengalami
perubahan mood yang drastis dan sebagainya. Akan tetapi, banyak orang yang tidak menyadari bahwa
yang dialaminya tergolong dalam gangguan mental yang mungkin membutuhkan bantuan profesional.
Untuk memahami kondisi yang tepat, psikolog dapat melakukan tes psikologi yang berlangsung selama
beberapa jam atau sampai lebih dari satu hari. Jenis tes psikologi yang diberikan akan disesuaikan
dengan kondisi dan kemampuan seseorang pada saat itu. Psikolog dapat memberikan serangkaian tes
psikologi secara tertulis berupa pertanyaan, daftar, survei dan lain-lain. Kemungkinan tes psikologi akan
diikuti dengan sesi wawancara untuk mendalami dan mengevaluasi masalah yang dihadapi.
Setelah tes psikologi selesai dikerjakan, maka psikolog akan mengumpulkan dan menganalisa informasi
yang diperoleh guna menentukan diagnosis, tindakan yang diperlukan atau memberikan rekomendasi
penanganan pada pihak lain.
4. Pertanyaan Rita Dialusi Gultom : Bagaimana kaitan belajar mengajar dengan teori psikologi
pendidikan?
Mengapa guru perlu memahami ilmu perkembangan emosional, moral dan fisik pada peserta didik?
Jawab : Elisabeth Manik
1. Agar guru dapat menciptakan ruangan kelas yang tepat bagi peserta didik.
2. Agar guru dapat memberikan motivasi - motivasi atau nasehat terhadap anak - anak yang
sesuai dengan usianya.
3. Agar guru mengetahui kapan waktunya ia memberikan pelajaran mengenai akidah akhlak
yang lebih mendalam, dan mempaparkan akibat - akibat bagi yang melanggar aturan - aturan
tertentu.
4. Agar guru dapat berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik dengan mengemukakan topik
- topik yang mungkin sangat disukai peserta didiknya pada usia tertentu.
5. Agar guru dapat memberikan metode pembelajaran yang menarik dan berpariasi yang sesuai
dengan levelnya.
6. Agar guru mengetahui pelajaran seperti apa yang sangat dibutuhkan dan yang kurang
dibutuhkan.
4. Grace Happily Saragih (Kelompok 7)
2. Rita Gultom : Karakteristik mana kah yang lebih sering digunakan didalam persekolahan saat ini?
apakah semua karakteristik tersebut selalu ada dalam pembelajaran pada saat daring ini?
Jawaban dari Karina Keliat
Berdasarkan karakteristik belajar individu berdasarkan gaya belajar semua karakteristik siswa pasti
kita sering jumpai dalam persekolahan karna setiap siswa pasti berbeda beda karakteristiknya dan guru
juga sudah paham dan mengerti karakteristik setiap individu yang sering terjadi pada persekolahan saat
ini, tetapi karna proses pembelajaran daring ini ada 2 karakteristik yang lebih menonjol dari pada yang
lain yaitu Karakteristik Gaya Belajar Visual dan Karakteristik Gaya Belajar Auditor mengapa
demikian, karena sistem pembelajaran daring ini kita tidak bertatap muka langsung jadi untuk individu
yang mempunyai gaya belajar secara visual dan auditor pasti akan lebih mudah mengerti pembelajaran
yang disampaikan. sekian jawaban dari saya jika ada kekurangan saya minta maaf. Terima kasih
3. Grace Happily Saragih: Apakah dengan adanya gaya belajar dalam pembelajaran sudah ada
membawa perbaikan?
Jawaban dari Friska Uli Hutapea
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan pengujian Anova Dua Arah
melalui bantuan program SPSS 16 ternyata menunjukkan bahwa ditolaknya hipotesis
tandingan (HR1R) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara
penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah dengan gaya belajar. Dengan kata lain bahwa
penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah dan gaya belajar secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritik peserta didik.
Dalam hal ini Penggunaan Gaya Belajar visual, auditori dan kinestetik tidak berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritk namun metode pembelajaran berbasis pemecahan
masalah seperti problem solving menyebabkan kemampuan berpikir kritik peserta didik
lebih baik.
3THal tersebut sesuai dengan hasil penelitian, dimana hasil penelitian membuktikan
bahwa tidak 3Tterdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran berbasis pemecahan
masalah dan penggunaan gaya belajar terhadap kemampuan berpikir kritik. Dengan kata
lain bahwa pengaruh interaksi antara penggunaan metode pembelajaran berbasis masalah
dan gaya belajar secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir
kritik peserta didik.
4. Pertanyaan : Debora.P.V.Simamora
Bagaimana atau apa upaya yang dilakukan dari ciptakan persaingan dan kerjasama (pada slide
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar)?
Dijawab oleh : Romeysa Limbong
Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh
hasil yang terbaik (Sanjaya,2009:31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu.
Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yang
memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning
dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok. Selain persaing anantar
siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya terhadap perkembangan kepribadian
siswa.
Persaingan antara diri sendiri dapat dialakukan dengan cara memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang telah dicapai sebelumnya dan apa yang dapat dicapai
pada waktu berikutnya (Prayitno, 1989 : 22-230). Misalnya guru membuat dan memberitahu grafik
kemajuan belajar siswa. Kita harus yakin bahwa kita akan lebih hebat dari mereka.
apakah ada acuan lain selain dari rpp bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran? jika
ada coba jelaskan sedikit sistematika nya.
Ada yaitu silabus..silabus itu adalah hal yang mendasari adanya RPP.
Silabus adalah sebuah bentuk dari rencana pembelajaran yang terrdapt pada sebuah kelompok dari
mata pelajaran dengan sebuah tema tertentu yang termasuk ke dalam sebuah standar dari kompetensi,
kompetensi dasar, dan juga materi yang terdapt pada sebuah pembelajaran. Kemudian hal ini
menjadikan sebuah silabus sebagai sebuah perangkat dari rencana yang akan berguna untuk emalkukan
pengaturan terhadap pelaksanaan dari pembelejaran dan juga penilaian yang dimana telah dilakukan
penyusunan secara sistematis dengan berbagai macam bentuk komponen yang ada.
RPP atau yang disebut sebagai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebuah bentuk dari
rencana yang akan melakukan penggambaran dan juga prosedur dalam sebuah pengorganisasian
pembelajaran guna untuk mencapai sebuah bentuk dari kompetensi dasar yang akan dilakukan
penetapakan ke dalam sebuah standar isi dan akan dilakukan penjabaran ke dalam silabus.
SISTEMATIKA DALAM MEMBUAT SILABUS YAITU
1. Pastikan mengisi identitas dengan lengkap : Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/ Semester,
tahun pelajaran
2. Kompetensi Inti yang ditulis pastikan yang ada pada Permendikbud No 37 tahun 2018.
Tuliskan semua KI ( KI 1, KI 2, KI 3 dan KI 4 )
3. Isi kolom Kompetensi Dasar sesuai dengan yang ada di Permendikbud No 37 tahun 2018.
3. Kolom Materi pokok, diisi sesuai dengan yang ada pada buku model silabus yang diterbitkan
Kemdikbud 2017.
4. Kolom kegiatan Pembelajaran. Ada pada buku model Silabus Kemdikbud
5. Kolom penilaian diisi sesuai secar garis besar.