Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK

Mata Kuliah : Pengelolahan Pengajaran PAI

Dosen Pengampuh : Ani Nafisah, M.Pd.I

Oleh Kelompok 4:

1. Eka Aprilianti 2019.01.039


2. Winkey Esa Rahayu 2019.01.031
3. Susintah 2019.01.143

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al – Qur’an Al – Ittifaqiah

Indaralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan 2021

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat allah swt.yang telah memberi nikmat


dan hidayah kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
ini.shalawat dan salam tidak lupa kami haturkan kepada nabi Muhammad saw yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu
Ani Nafisah, M.Pd.I yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Pengelolaan
Pengajaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul teknik-teknik
mendapat umpan balik. Makalah ini dibuat agar dapat mengetahui segala hal yang
berhubungan tentang ilmu pengelolaan pengajaran salah satunya ilmu teknik-teknik
mendapat umpan balik. Demi kesempuraan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Indralaya, 2 maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. ...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….. ..1
Latar belakang……………………………………………………………………….. .1
Rumusan masalah…………………………………………………………………… ..1
Tujuan masalah………………………………………………………………………...1
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………. ..2
Pengertian Umpan Balik……………………………………………………………... 2
Tujuan Umpan Balik…………………………………………………….. …………...3
Fungsi Umpan Balik…………………………….. ……………………………………5
Teknik – teknik mendapatkan Umpan Balik………………………………………… .7
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………… …….13
Kesimpulan…………………………………………………………………………. .13
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Persoalan pendidikan adalah sesuatu yang tak pernah habis untuk dibahas, selalu ada
saja hal-hal dapat diperbincangkan terutama dari segi pelaksanaan pembelajaran. Ada satu hal
yang dalam proses pendidikan di sekolah yang merupakan satu sisi terpenting untuk
mendapatkan hasil maksimal dari prestasi belajar siswa serta menumbuhkan sikap positif
terhadap proses belajarnya yakni persoalan feedback (umpan balik) dalam pembelajaran.

Dengan umpan balik perkembangan siswa akan mampu untuk memantau sendiri
dengan sukses, memiliki aspirasi yang lebih tinggi untuk pencapaian lebih lanjut, kepuasan
pribadi yang lebih besar, dan kinerja yang lebih tinggi secara keseluruhan.

Pada makalah ini teknik bagaimana mendapatkan umpan balik yang tepat.
Diantaranya dengan memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat bantu
akseptabel, dan menggunakan metode yang bervariasi.

B.Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Umpan Balik?


2. Bagaimana tujuan dari Umpan Balik?
3. Apa Fungsi dari Umpan Balik?
4. Bagaimana teknik – teknik mendapatkan Umpan Balik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Umpan Balik.


2. Untuk mengetahui Tujuan dari Umpan Balik.
3. Untuk mengetahui fungsi dari Umpan Balik.
4. Untuk mengetahui teknik – teknik mendapatkan Umpan Balik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Umpan Balik

Umpan balik  adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainya
kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajar. 1Umpan
balik hanya dapat berfungsi memperbaikibelajar siswa dalam kondisi tertentu saja. Hanya
menyajikan tes dan memberikan serta menyampaikan skor kepada siswa tidak terlalu
mempengaruhi penampilan siswa. Umpan balik dapat bermanfaat apabila guru bersama siswa
menelaah kembali jawaban-jawaban tes, baik yang dijawab benar maupun salah, dan siswa
diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban yang salah itu.

Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha
pemberian umpan balik terhadap belajar siswa. Berikut ini beberapa ketentuan umpan balik,
diantaranya:

1.    Umpan balik tidak mempermudah belajar jika:

a. Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban


atas soal itu, misalnya “nyontek” jawaban yang benar dari temanya tanpa
mengolah soal itu dalam pemikiranya sendiri.
b. Bahan yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga
siswa umumnya menebak jawaban soal-soal yang diberikan.

2.    Umpan balik membantu dan mempermudah belajar apabila dipenuhi syarat-syarat


sebagai berikut:

a. Mengkonfirmasi jawaban-jawaban benar yang diberikan siswa, dan


menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti materi belajar yang
disajikan.

1 Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hal.148

2
b. Mengidentifikasikan kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa
memperbaiki sendiri2.

Umpan balik mempunyai peranan yang penting, baik bagi guru maupun bagi siswa.
Melalui umpan balik seorang siswa dapat mengetahui sejauhmana bahan yang telah diajarkan
dapat dikuasainya, dengan umpan balik siswa dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri, atau
dengan kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.
Sedangkan bagi guru,dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauhmana materi yang
diajarkan telah dikuasai oleh siswa. 3

Pentingnya umpan balik dalam pembelajaran dikelas berguna untuk membantu siswa
belajar siswa secara kelompok (klasikal) maupun perorangan mengenai kemampuan
bagaimana mengoperasikan sesuatu dan dapat mengetahui kemampuan individualnya,
sehingga dapat disimpulkan bahwa umpan balik dapat melatih atau memberikan suatu
keahlian atau ketrampilan.

Dengan demikian, dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, pemberian umpan


balik sangat diperlukan. Terlebih jika ditinjau dari  penerapan konsep belajar tuntas (mastery
learning) yang menghendaki semua siswa dapat mencapai tujuan yang dirumuskan secara
benar dan maksimal.4

B.     Tujuan Umpan Balik.

Pengajar perlu mengetahui sejauhmana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti
oleh murid, karena dari sinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan pelajaran atau
kuliahnya dengan bahan berikutnya. Bilamana murid belum mengerti bagian-bagian tertentu,
pengajar harus mengulang lagi pembahasanya. Pada umumnya murid juga tidak tahu
sejauhmana bahan yang diterangkan dapat mereka pahami.

Umpan balik disini bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti
bahan yang telah dibahas. Selain itu murid atau mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk

2 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta: PT Rhineka Cipta, 2000), hal.
208
3 Zainal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hal. 190
4 Add. Rooljakkers, Mengajar dengan Suksess, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hal. 11-12

3
memeriksa sampai dimana mereka mengerti bahan tersebut,sehingga merka dapat melengkapi
pengertian-penertian yang belum lenkap. 5

Pada umumnya pengajar kurang memerlukan perlunya mengadakan umpan balik,


sehingga ia tidak tahu efek dari pengajaran yang ia berikan. Baru setelah seluruh kursus atau
seluruh rangkaian pelajaran selesai diberikan. Terlihat pada waktu ujian bahwa murid belum
mengerti secara baik bahan yang diajarkan. Dan itu berarti suatu keterlambatan. Sebaliknya,
jika pengajar menyadari pentingnya umpan balik, maka pengajaran yang ia berikan akan
menjadi lebih efektif.

Jam pelajaran atau jam kuliah selanjutnya tidak mungkin diberikan kalau pengajar
tidak tahu secara pasti hasil pelajaran sebelumnya, pengajar dapat mengetahui hasil pelajaran
sebelumnya dengan cara:

1. Lewat kesan yang diperoleh selama jam pelajaran itu sendiri.


2. Lewat informasi sederhana dari pihak murid melalui pertanyaan-pertanyaan
lisan yang diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran.
3. Lewat informasi tertulis dari pihak murid yang diperoleh melalui ujian
singkat.
4. Mempelajari hasil tentamen atau ujian yang diadakan pada akhir kursus (disini
murid dinilai).6

Tiga hal yang pertama berhubungan dengan umpan balik yang dilakukan terhadap
tiap jam pelajaran atau jam kuliah, hal itu disebut sebagai umpan balik pelajaran atau kuliyah,
sedangkan hal keempat berhubungan dengan evaluasi pada akhir kursus dan disebut penilaian
kursus.

Menurut Kardi dan Nur, untuk memberikan umpan balik yang efektif kepada siswa yang
jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman yang patut dipertimbangkan, sebagai
berikut:

1. Memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan, hal ini tidak berarti
umpan balik perlu diberikan kepada siswa dengan seketika, namun umpan balik

5 Zainal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan STAIN Pekalongan Press, 2009) hal. 194-
197
6 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) hal, 166-176

4
seharusnya diberikan segera setelah latihan sehingga siswa dapat mengingat
dengan jelas kinerja mereka sendiri.
2. Mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar dapat
membantu siswa. Misal “tiga kata tertulis salah pada makalah anda: efektif,
positif, dan vertikal”, bukan “terlalu banyak kata yang salah ketik.”
3. Umpan balik ditujukan langsung kepada tingkah laku dan bukan pada maksud
yang tersirat dalam tingkah laku tersebut. Misal, “saya tidak dapat membaca
tulisan anda, karena jarak antara baris yang satu dengan yang lain tertelu rapat”,
dan bukan “tulisan tidak rapi dan kurang jelas”.
4. Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Umpan balik
harus diberikan secara hati-hati agar berguna. Kadang-kadang, siswa diberi umpan
balik terlalu besar atau umpan balik terlalu rumit bagi siswa untuk menanganinya.
5. Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar. Tentunya setiap
siswa lebih menyukai umpan balil yang positif dari pada negatif. Pada umumnya
pujian akan diterima sedangkan umpan balik negatif relatif mungkin ditolak.
6. Apabila memberi umpan balik negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya
dengan benar. Apabila mengetahui bahwa sesuatu telah dilakukan salah umpan
balik negatif harus selalu disertai dengan demonstrasi yang benar oleh guru.
7. Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil.
Merupakan tanggung jawab guru agar siswa memusatkan perhatiannya pada
proses atau teknik tertentu. Siswa perlu disadarkan, bahwa teknik yang salah dapat
saja memberikan hasil tapi hasil tersebut akan menjadi penghambat untuk
perkembangannya lebih lanjut.
8. Mengajarai siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan
bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri. Belajar bagaimana menilai
keberhasilan sendiri dan memberikan umpan balik kepada dirinya sendiri
merupakan hal penting yang perlu dipelajari oleh siswa. 7

C.    Fungsi Umpan Balik

Umpan balik mempunyai tiga fungsi utama, diantaranya:

1.      Fungsi Informasional

7 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2006) hal. 161-166

5
Tes sebagai alat penilaian pencapaian atau hasil belajar siswa diperiksa menurut
kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes itu, dengan demikian
memberikan informasi tentang sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya
dalam proses atau kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan
umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan. 8

Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas lima tingkat, yakni:

a. Tidak ada umpan balik.


b. Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban yang
diberikan siswa (knowledge of result (KR))
c. KCR + Penjelasan
d. KCR + Pengajaran tambahan9

2.      Fungsi Motivasional

Dengan pemberian umpan balik, tes juga berfungsi sebagai motivator bagi para siswa
untuk belajar. Sayagnya ada guru yang memanfaatkan hasil tes lebih sebagai senjata untuk
menghukum siswa dari pada sebagai kekuatan konstruktif untuk membina dan
mengembangkan siswa. Guru-guru berpikir dan berharap bahwa dengan menggunakan tes
sebagai ancaman, mereka dapat meningkatkan kesungguhan belajar pada siswa. Untuk itu
sering mereka sajikan tes dadakan yang dianggap dapat memotivasi siswa untuk belajar,
sehingga selalu siap menerima tes dadakan semacam itu. Orang tua siswa pun sering
memandang tes sebagai kriteria keberhasilan anaknya di sekolah.

Dalam kaitan dengan fungsi motivasi ini dipertanyakan manfaat penyampaian hasil
belajar secara umum sebagai upaya umpan balik, misalnya melalui papan pengumuman.
Pengumuman hasil evaluasi melalui papan pengumuman ini mempunyai dampak positif
maupun negatif. Agar dapat diperoleh dampak positif, situasi yang memungkinkan
keterbukaan siswa menerima cara umpan balik melalui papan pengumuman (public posting).
Buis menekankan perlunya menciptakan situasi yang memungkinkan siswa terbuka untuk
menerima umpan balik yang negatif. Upaya mencaptakan situasi tersebut antara lain:

8 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hal. 70
9 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rhineka Cipta 2000) hal.
166-176

6
1. Diupayakan kaitan yang jelas antara prosedur penyajian umpan balik dengan akibat-
akibatnya
2. Mengupayakan agar siswa tetap merasa terlindung meskipun umpan balik yang
diberikan itu bersifat negatif.
3. Menjaga kerahasiaan pribadi (privacy) siswa yang menerima umpan balik.

3.Fungsi Komunikasional

Pemberian umpan balik merupakan upaya komunikasi antara siswa dan guru. Guru
menyampaikan evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan
atau perbaikan. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa mengetahui letak
kelemahannya, dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap hasil tersebut.[12]

Kelanjutan umpan balik adalah upaya peningkatan atau perbaikan belajar siswa.
Siswa yang sudah memperoleh nilai yang baik dalam evaluasi diharapkan dapat berusaha
(sendiri/bersama guru) meningkatkan pengetahuannya mengenai materi yang dievaluasi.
Upaya tersebut dikenal dengan istilah pengayaan (enrichment). Sebaliknya, siswa yang
memperoleh nilai kurang atau tidak baik diharapkan dapat berusaha (sendiri/bersama guru)
memperbaiki belajarnya untuk dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai materi yang
dievaluasi. Upaya tersebut dinamakan istilah perbaikan (remidial/improvment).

D.Teknik-teknik Mendapatkan Umpan Balik

Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang
sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual, teknik-teknik
tersebut antara lain:10

1. Memancing Apersepsi Anak Didik.

Anak didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai
dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Latar belakang kehidupan sosial anak penting
untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui dari mana anak berasal, dapat
membantu guru untuk memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang dipunyai anak adalah hal

10 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta 2006) hal. 140-158

7
yang sangat membantu untuk memancing perhatian anak. Anak biasanya senang
membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya.

Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan
apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pengalaman atau pengetahuan anak tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan
diberikan, sehingga anak terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan
demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan
pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan
umpan balik dari anak didik dalam pengajaran. 

2. Memanfaatkan Taktik Alat Bantu Yang Akseptabel

Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar
mengajar. Bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari
yang mudah, sedang, sampai ke yang sukar. Tinjauan mengenai sifat bahan ini dikarenakan
dalam setiap kali proses belajar mengajar berlangsung ada di antara anak didik yang kurang
mampu memproses atau mengolah bahan dengan baik, sehingga pengertian pun sukar
didapatkan. Inteligensi adalah faktor lain yang menyebabkannya sukar dipahaminya
penjelasan guru juga menjadi faktor penyebabnya. Guru yang menyadari kelemahan dirinya
untuk menjelaskan isi dari bahan pelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat
bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan. Dalam dunia pengajaran dan
pembelajaran, alat bantu yang dimaksud biasanya disebut media dalam pembelajaran itu
sendiri.

Alat bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang jitu untuk
meningkatkan perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar anak didik yang berkelanjutan.Dalam
bidang pendidikan, Association for educational Communications and Technology (AECT),
yaitu suatu asosiasi yang bergerak dalam bidang teknologi komunikasi dan pendidikan,
mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi.
Telah disinggung di atas bahwa penggunaan alat bantu/ media untuk memperjelas bahan
pelajaran.

Adapun manfaat dari penggunaan alat bantu atau media dalam pembelajaran adalah:

8
a. Untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa
b. Proses belajar menjadi lebih menarik
c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
d. Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
e. Meningkatkan kualitas belajar siswa
f. Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. 

3. Memilih Bentuk Motivasi Yang Akurat.

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk
kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas
yang ada. Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seoranga anak didik.
Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Dalam usaha untuk
membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru,
yaitu:

a. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar


b. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir
pengajaran
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat
merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari
d. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
e. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
f. Menggunakan metode yang bervariasi

Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna
mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu:

a. Memberi Angka: Angka dimaksud sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas
belajar anak didik. Angka yang diberikan guru kepada setiap anak didik biasanya
bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru.
b. Hadiah: Sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan, biasanya
disesuaikan dengan prestasi yang dicapai siswa.

9
c. Pujian: Alat motivasi yang positif, guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan
perasaan siswa serta dapat mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang
menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
d. Gerakan tubuh: bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan
jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, menggelengkan kepala,
menaikkan tangan dan lain-lain, adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat
memberikan umpan balik dari anak didik, misalnya diamnya guru dapat diartikan oleh
anak didik sebagai menyuruh mereka untuk mengakhiri kegaduhan dikelas, karena
kedaan kelas yang gaduh pelajaran tidak dapat diberikan.
e. Memberi Tugas: suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan.
f. Memberi Ulangan: salah satu strategi yang penting dalam pengajaran, sebab dengan
ulangan guru ingin mengetahui sejauh mana hasil pengajaran yang telah dilakukan.
g. Hukuman: merupakan reinforcementyang negatif, anak didik yang merasa mendapat
sanksi, sadar atas kesalahan yang ia lakukan dan tentu saja dia tidak akan mengulangi
kembali perbuatannya itu.

Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta
didik, antara lain:

1. Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif.

Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias, serta dimulai
dan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas berpotensi, merupakan
faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk
penampilan guru akan membiasa mewarnai sikap para peserta didiknya.

Bila tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan tumbuh sikap
aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunjukkan
keseriusannya terhadap pelaksanaan proses, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran
serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik,
sehingga akan tumbuh minat yang kuat pada diri para peserta didik yang bersangkutan.

2. Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran.

10
Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka
ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh
karena itu pada setiap awal kegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta
didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa
keuntungan yang akan mereka peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk
mengadakan kesepakatan bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar
yang berlaku agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.

3. Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung.

Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang
menarik dan cukup untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar maka hal itu juga
akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Begitu pula halnya dengan faktor situasi
dan kondisi lingkungan yang juga penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu
memperlunak semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.

4. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik

Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik dapat
terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat berlangsung
dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu. Sehingga kemampuan
individu, pendapat atau gagasan, maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai.
Dan yang penting lagi guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para
peserta didik, antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang
lain memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau bentuk
penghargaan lainnya.

5. Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses
belajar mengajar.

Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh guru di dalam
pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu berpengaruh negatif terhadap kegiatan
selanjutnya. Penerapan peraturan yang tidak konsisten, tidak adil, atau kesalahan perlakuan
yang lain akan menimbulkan kekecewaan dari para peserta didik, dan hal ini akan
berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar peserta didik. Karena itu di dalam

11
memberikan sanksi harus sesuai dengan ketentuannya, memberi nilai sesuai kriteria, dan
memberi pujian tidak pilih kasih.

4. Menggunakan Metode Yang Bervariasi

Proses belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode
yang beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu mengembangkan
kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang akan
diajarkan.

Menurut DR. Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat dan cepat, kata
cepat dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien. Di sini
seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi dan
mengembangkan pengetahuan muridnya dan metode dalam pembelajaran. Pengajaran yang
efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna, dalam hal ini ialah
pengajaran yang berfungsi pada murid. Berfungsi artinya menjadi milik murid, pengajaran itu
membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran cepat adalah pengajaran yang
tidak memerlukan waktu yang lama, artinya pengajaran tersebut difasilitasi alat–alat
pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi yang diajarkan.

Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar.
Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan itu tidak
sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan metode yang
bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan
pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode
mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak didik.

12
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur
lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya.
Melalui umpan balik seorang siswa dengan mengetahui sejauh mana bahan yang telah
diajarkan dapat dikuasainya serta dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri atau dengan kata
lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.

Umpan balik disini bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti
bahan yang telah dibahas. Selain itu murid atau mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk
memeriksa sampai dimana mereka mengerti bahan tersebut,sehingga merka dapat melengkapi
pengertian-penertian yang belum lenkap

Tiga Fungsi Umpan Balik, diantaranya:

1. Fungsi Informasional
2. Fungsi Motivasional
3. Fungsi Komunikasional

Teknik – teknik mendapatkan Umpan Balik:

1. Memancing Apersepsi Anak Didik.


2. Memanfaatkan Teknik Alat Bantu yang Akseptabel.
3. Memilih bentuk Motivasi yang akurat.
4. Menggunakan Metode yang Bervariasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mustakim, Zainal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Pekalongan


Press.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Add. Rooljakkers. 1991. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo

Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.

Tafsir, Ahmad. 2007. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Remaja Rosda


Karya.

14

Anda mungkin juga menyukai