Anda di halaman 1dari 14

MOTIVASI DAN GEJALA KEHENDAK

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Bapak Moh. Yasin Abidin, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 10

Akhmad Ikhwan Al Farozi 2320143

Salsabila 2320146

Moh Rosyidul Ibad 2320147

Adinda Riski Amalia 2320149

KELAS A

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Motivasi dan Gejala Kehendak” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Moh. Yasin Abidin, M.Pd. pada mata kuliah Psikologi Pendidikan kelas PGMI
A. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang motivasi
dan gejala kehendak bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Moh. Yasin Abidin, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekalongan, 25 Mei 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melakukan suatu kegiatan, setiap manusia membutuhkan


dorongan teetentu di dalam dirinya, hal ini akan mempengaruhi dengan apa yang
ia lakukan. Walaupun terdapat niat serta tekad pada setiap individu, mereka tetap
membutuhkan dorongan tertentu untuk terlaksananya kegiatan atau suatu aktivitas
yang ia lakukan. Dorongan biasanya disebut dengan kata “motivasi” yang
merupakan hasil dari interaksi individu atau situasi. Setiap manusia mempunyai
dasar dorongan atau motivasi yang berbeda-beda.

Manusia dianugerahi kemampuan untuk berfikir, kemampuan untuk


untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Kehendak
manusia adalah terbatas. Karena kehendak, keinginan dan kemauan manusia
dibatasi oleh Kehendak Sang Maha Pencipta itu sendiri, yakni Allah Swt. Apapun
yang kita inginkan haruslah senantiasa diselaraskan dengan norma dan aqidah
serta tidak bertentangan dengan yang disyariatkan oleh-Nya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi?
2. Apa saja jenis-jenis motivasi?
3. Apa saja teori-teori motivasi?
4. Bagaimana peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran?
5. Apa pengertian gejala kehendak?
6. Apa saja aliran-aliran kehendak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui serta memahami pengertian motivasi
2. Untuk mengetahui serta memahami jenis-jenis motivasi
3. Untuk mengetahui serta memahami teori-teori motiasi
4. Untuk mengetahui serta memahami peranan motivasi dalam belajar
dan pembelajaran
5. Untuk mengetahui serta memahami pengertian gejala kehendak
6. Untuk mengetahui serta memahami aliran-aliran kehendak
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Motivasi

Kata “Motivasi” dalam kaidah bahasa Indonesia berasal dari kata motif
yang berarti kekuatan yang ada dalam diri individu (setiap manusia) yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.1 Terdapat pengertian motivasi
menurut para beberapa para ahli ialah sebagai berikut:

 Mitchell, Motivasi ialah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan


ketekunan usaha individu untuk mencapai tujuan.
 Gray, Motivasi sebagai sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal
bagi individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi,
dalam melaksanakan suatu kegiatan tertentu.
 T. Hani Handoko, Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan.

Motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong, membuat atau


menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dilakukannnya
sehingga dapat mencapai tujuannya. Proses motivasi berawal dari adanya kebutuhan
yang belum terpenuhi atau tidak terpenuhi, sehingga mereka menciptakan suatu
dorongan dari dalam dirinya masing-masing untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Dalam proses ini, didukung dengan adanya sikap seseorang, kepribadian,
ketertarikan sesuatu, usaha yang dikerjakan dan keputusan yang dilakukan.2

B. Jenis-Jenis Motivasi

a) Berdasarkan arah datangnya motif:


1. Motivasi Internal

Motivasi internal diartikan sebagai motivasi yang timbul dari dalam


diri orang yang bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan dari orang lain.

1
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 3
2
Nadiatus Salama, Psikologi Industri dan Organisasi, Semarang,2015, hlm. 20-22
Seseorang yang secara intrinsik termotivasi akan melakukan pekerjaan karena
mendapatkan pekerjaan itu menyenangkan dan dapat memenuhi kebutuhannya, tidak
tergantung pada penghargaan-penghargaan eksplisit atau paksaan eksternal lainnya.
Motivasi ini dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan , atau
penghargaan dan cita-cita.

2. Motivasi Eksternal

Motivasi eksternal adalah motivasi yang timbul karena rangsangan


atau bantuan dari orang lain. Motivasi ini disebabkan oleh keinginan untuk menerima
ganjaran atau menghindari hukuman.3

b) Berdasarkan pengaruh terhadap seseorang dalam bertingkah laku:

Menurut Davis dan Newsstroom (1996), motivasi yang mempengaruhi


seseorang dalam bertingkah laku, termasuk belajar terbagi menjadi empat pola:

 Motivasi berprestasi, yaitu dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk maju


dan berkembang.
 Motivasi berafiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orng lain
secara efektif.
 Motivasi berkompetisi, yaitu dorongan untuk mencaoai hasil kerja dengan
kualitas tinggi.
 Motivasi berkuasa, yaitu dorongan untuk memengaruhi orang lain dan situasi.

c) Berdasarkan sumber dan proses perkembangannya

Untuk keperluan studi psikologis telah diadakan penertiban dengan diadakan


penggolongannya, antara lain:

 Motivasi primer, adalah motivasi dasar yang bersifat alamiah dan tidak dipelajari.
Motivasi ini dibedakan menjadi dua, yakni:
-Dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis seperti lapar,
haus, pernafasan, seks, dan lain sebagainya.
-Dorongan umum atau motif darurat termasuk di dalamnya rasa takut, rasa kasih
sayang, rasa ingin tahu dan lain-lain.

3
Ibid, 152
 Motivasi sekunder, adalah motivasi yang menunjuk pada motif yang berkembang
dalam diri individu, karena pengalaman, dan dipelajari misalnya: takut terhadap apa
yang dipelajari, motif sosial, motif objektif dan lain-lain. 4

C. Teori-Teori Motivasi

Dari sekian banyak teori motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli,
pemakalah akan mengambil beberapa teori yang banyak digunakan dan dianut pada
zaman sekarang, diantaranya:

1. Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow


Menurut Maslow bahwa pada saat seseorang telah mencapai dan memenuhi
kebutuhan tertentu, maka mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi. Dia
mengemukakan lima tigkat kebutuhan seoerti terlihat pada gambar di bawah ini.
1. Kebutuhan Fisologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, misalnya sandang, pangan,
dan papan.
2. Kebutuhan akan Rasa Aman
Ketika seseorang telah tercapai kebutuhan fisologisnya maka perhatian akan
diarahkan pada keselamatan diri. Misalnya, pengambilan polis asuransi,
mendaftarkan diri masuk pada perserikatan kerja dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Setelah semua kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi, maka seseorang akan
memunculkan motif baru yakni berkenaan dengan hubungan sosial. Misalnya, dalam
kaitannya dengan pekerjaan seorang karyawan melakakukan pekerjaan tertentu agar
memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup(pokok) , sementara di sisi yang
lain, ia juga menilai pekerjaan sebagai suatu dasar hubungan kemitraan sosial yang
ditimbulkannya.
4. Kebutuhan akan Penghargaan
Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan akan orang lain.
Dalam kaitannya denga pendidikan, hal itu berarti memiliki suatu capain belajar yang
dapat diakui sebagai sesuatu yang bermanfaat, memndapat pengakuan dan
kehormatan dalam dunia pendidikan.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Tahap ini merupakan tahap puncak dimana seseorang ingin meraih secara penuh
potensinya.

4
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), 29
2. Teori Motivasi Kesehatan Hezberg
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan wawancara
dengan para akuntan dan para ahli teknik Amerika Serikat, Hezberg
mengembangkan teori motivasi dua faktor. Teori tersebut menjelaskan adanya
beberapa faktor yang jika tidak ada akan menyebabkan ketidakpuasan dan yang
terpisah dari faktor motivasi lain yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat
istimewa. Hal-hal yang tidak memuaskan, ia gambarkan sebagai motivator.
Hezberg berteori,” faktor-faktor kesehatan tidak mendorong minat para
pegawai. Akan tetapi,jiika faktor-faktor itu dianggap tidak dapat memuaskan dalam
berbagai hal, seumpama karena gaji tidak cukup tinggi atau kondisi kerja tidak
menyenangkan, faktor-faktor itu menjadi sumber ketidakpuasan potensial yang
kuat.”. Motivator sebaliknya, adalah faktor-faktor yang agaknya mendorong
semangat guna mencapi kinerja yang lebih tinggi dan pekerjaan denganmutu yang
lebih baik.
3. Teori X dan Teori Y Douglas Mc. Gregor
Teori X dabn Teori Y beranggapan bahwa teori X memandang para pekerja
sebagi pemalas yang tidaak dapat diperbaiki, dan oleh karena itu, mereka
menggunakan pendekatan “wortel dan tongkat” untuk menanganinya. Sedangkan
manajer teori Y memandang bekerja harus seimbang dengan istirahat dan bermain,
dan bahwa orang-orang pada dasarnya cenderung untuk bekerja keras dan melakukan
pekerjaan dengan baik.5

4. Teori Harapan Vroom


Teori harapan didasarka pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi perasaan
mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka. Contohnya, orang menginginkan
kenaikan pangkatakan menunjukkan kinerja yang baik jika mereka menganggap
kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.
Vroom mengembangkan sebuah teori yang didasarkan pada apa yang ia
gambarkan sebagai kemampuan bersenyawa (valence), alat
perantara (instrumentality), dan harapan (expectancy). Kemampuan bersenyawa
adalah pilihan lebih baik seseorang akan tercapainya hasil tertentu.

5. Teori Motivasi Berprestasi Mc Celland

5
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 45.
Mc Celland menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang
yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil mengerjakan
segala sesuatu. Ia menandai 3 motivasi utama, yaitu penggabungan,
kekuatan/prestasi. Ia menandai sifat-sifat dasar orang awam berikut dengan
kebutuhan penacapaian yaitu:
 Selera akan keadaan yang menyebabkan seseorang apat bertanggungjawab secara
pribadi
 Kecenderungan menentukan sasaran yang pantas dan memperhitungskan risikonya
 Keinginan untuk mendapat umpan balik yang jelas akan kinerja .

6. Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan Cleyton Alderfer


E.R.G
Alderfer merumuskan lagi hierarki Maslow dalam 3 kelompok yang
dinyatakan sebagai keberadaaan, keterkaitan,dan pertumbuhan, yaitu:
 Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yan berkaitan dengan
keberadaan manusia yang diperhatankan dan behubungan dengan hubungan fisiologis
daridan rasa aman pada hierarki Maslow.
 Kebutuhan keterkaitan yaitu hubungan kemitraan
 Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan dengan perkembangan
ppotensi perorangan dan dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri yang
dikemukakan oleh Maslow.
Menurut teori ini semua kebutuhan itu timbul pada waktu yang sama. Kalau
satu tingkat kebutuhan tertentu tidak dapat dipuaskan, seseorang kelihatannya
kembali ke tingkat yang lain.

D. Peranan Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan


perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa
peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:

1. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar


Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak
yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, daan
hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang dilaluinya. Dapat dipahami
bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar untuk seseorang, apabila ia sedang
benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar. Dengan perkataan lain, motivasi
dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat
perilaku belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar di adapt
membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam
lingkungan siswa sebagai bahan penguat belajar.

2. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar


Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kemaknaan belajar itu sendiri. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang
dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi
anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronikkarena tujuan
belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang
elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut diminta untuk
memperbaiki radio yang rusak, dan berkat pengalaman dari belajar elektronik,
maka anak tersebut dapat memperbaikinya. Dari pengalaman itu anak semakin
termotivasi untuk beajar karena anak tersebut telah mengetahui makna dari
belajar elektronik.

3. Motivasi menentukan ketekunan belajar


Seoarang yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha
mempelajarinya dengan baik dan tekun. Dalm hal ini, tampak bahwa motivasi
dalam belajar menyebabkan seseorang tekun dalam belajar. Sebaliknya, apabila
seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka ia tidak tahan
lama dalam belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain bukan
belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan
ketekunan belajar

E. Definisi Gejala Kehendak

Psikologi merupakan bagian dari ilmu yang tidak pernah habis untuk
diperbincangkan, karena psikologi mengkaji aspek kejiwaan manusia. Akan tetapi
beberapa dasawarsa istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah
psikis. Beberapa ahli mempelajari jiwa atau psikis manusia dari gejala-gejala yang
diakibatkan oleh keberadaan psikis tersebut. Gejala jiwa pada manusia dibedakan
menjadi gejala pengenalan (kognisi), gejala perasaan (afeksi), gejala kehendak
(konasi), dan gejala campuran (psikomotorik). Kehendak ialah suatu fungsi jiwa
untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam.Gejala
konasi merupakan suatu proses upaya manusia dalam mengenal berbagai macam
stimulus atau informasi yang masuk ke dalam alat inderanya, menyimpan,
menghubung-hubungkan, menganalisis, dan memecahkan suatu masalah berdasarkan
stimulus atau informasi tersebut.6

Dalam fungsinya kehendak ini berhubungan dengan pikiran dan perasaan.


Untuk memudahkan mempelajarinya dibagi atas:

1. Dorongan, ialah suatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu
dan berlangsung diluar kesadaran kita. Dorongan ini dibedakan menjadi 2
golongan. Yakni, dorongan nafsu dan dorongan rohaniyah.
2. Keinginan, ialah dorongan nafsu yang tertuju kepada sesuatu benda
tertentu,atau yang konkret. Keinginan yang dipraktikkan bisa menjadi
kebiasaan.
3. Hasrat, ialah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang.

Ciri-ciri hasrat:

Hasrat merupakan "motor" penggerak perbuatan dan kelakuan manusia.


Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif atau negatif. Positif
berarti mencapai barang sesuatu yang dianggap berharga dan berguna baginya.
Sedang negative berarti menghindri sesuatu yang tidak mempunyai harga/berguna
baginya. Hasrat selamanya tidak berpisah dari gejala mengenal (kognisi) dan
perasaan (emosi). Dengan kata lain : hasrat tidak dapat di pisah-pisahkan dengan
pekerjaan jiwa yang lain.

Hasrat diarahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan, maka didalam


hasrat terdapat bibit-bibit penjelmaan kegiatan.

4. Kecenderungan, ialah hasrat yang aktif yang menyuruh kita agar lekas
bertindak.
5. Hawa nafsu, ialah hasrat yang besar dan kuat yang dapat menguasai seluruh
fungsi jiwa kita. Hawa nafsu ini bergerak dan berkuasa di dalam kesadaran.
6. Kemauan, ialah kekuatan yang sadar dan hidup atau menciptakan sesuatu
yang berdasarkan perasaan dan pikiran.

Proses kemauan untuk sampai kepada tindakan biasanya melalui beberapa


tingkat, ialah:

6
:Zulkarnain ”PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI MASSA “,Jurnal Tasâmuh, Volume 13, No. 1,2015,hal.46.
1. Motif (alasan, dasar, dan pendorong).

2. Perjuangan motif. Sebelum mengambil keputusan, pada batin biasanya ada


beberapa motif, yang bersifat luhur dan rendah. Di sini berlangsung suatu pemilihan.

3. Keputusan. Inilah yang sangat penting. Di sini kita mengadakan pemilihan antara
motif-motif tersebut dan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tidak mungkin
kita punya macam macam keinginan pada waktu yang sama.

4. Perbuatan kemauan. Kalau sudah mengambil keputusan maka bertindak sesuai


dengan keputusan yang diambil. Tetapi ini sangat sukar.

F. Aliran Dalam Kehendak

Dalam kehendak, terdapat 2 (dua) aliran, yaitu :

a. Determinisme

Aliran ini menyatakan bahwa manusia tidak mempunyai daya pilih, jadi ia tidak
memiliki kehendak yang bebas. Semua tindakan tertentukan tindakan manusia,
bagaimanapun kompleksnya, semua dapat diperhitungkan sebelumnya, kalau orang
mengingat dan tahu apa saja yang dapat mempengaruhi manusia. Jika sekarang belum
dapat menentukan dan mengetahui sebelumnya apa yang dapat dilakukan oleh
manusia, kebiasaannya, sikapnya dalam menghadapi hal tertentu, itu semuanya belum
melengkapi kita terhadap unsure yang menentukan manusia itu.

Macam determinisme itu amat banyak, dan tidak semua mengajukan alasan yang
sama. Dalam hal ini, mereka sama : dalam tindakannya, manusia tidak dapat memilih,
ia ditentukan.

b. Indeterminisme

Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran determinisme. Disebut demikian karena
menyatakan bahwa manusia dalam tindakannya tidak semata-mata ditentukan. Bahwa
tentu ada sebab musabab dalam tindakan manusia, sehingga tindakan itu menjurus
pada suatu arah, sama sekali tidak disangkal. Tetapi bagaimanapun juga banyaknya
pengaruh yang mendorong tindakannya itu manusia lain tak mungkin dapat
memperhitungkan seluruhnya secara pasti dan positif.
Menurut aliran indeterminisme bahwa manusia mungkin mengubah jalan kejadian
dalam rangka situasi yang membatasi dirinya dan mengubahnya tak dapat diramalkan
secara pasti. Jadi, indeterminisme mengakui adanya kehendak, yaitu daya pilih.

Dalam penyelidikannya N. Ach (1872) dan aliran Wurburg mengajukan suatu momen
yang dinamakan sebagai momen objektif. Disitu apa yang diinginkan manusia itu
ada, jadi objek kehendak itu ada. Objek itu hanya mungkin ada pada pikiran atau cita-
cita saja, mungkin juga ada sesuangguhnya. Dalam momen ini manusia lebih sadar
akan tindakannya yang akan dilakukan, sedangkan ia belum bertindak benar-benar.
Disanalah kekuatan kehendak yang amat disadari, artinya mungkin terjadi tindakan
(kehendak itu).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari serangkaian penjelaasan di atas maka dapat diketahui bahwa yang


dimaksud dengan motivasi adalah suatu dorongan yang ada pada diri seorang
individu yang menyebabkan individu tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Motivasi tersebut bias akibat rangsangan
dari luar (lingkungan) individu atau berasal dari dalam diri individu (alamiah).

Terdapat beberapa jenis motivasi dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Berdasarkan arah datangnya motif, diantaranya: motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Selain itu jika dipandang berdasarkan pengaruhnya terhadap cara
seseorang dalam bertingkah laku, diantaranya motivasi berprestasi, motivasi
berafiliasi, motivasi berkompetisi, dan motivasi berkuasa. Disamping itu,
berdasarkan sumber dan proses perkembangannya motivasi terbagi menjadi
motivasi primer dan motivasi sekunder.

Kehendak adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu.


Kehendak itu merupakan kekuatandari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-
gerik. Dalam realisasinya kehendak ini bertautan dengan pikiran dan perasaan.
Dalam arti lain, kehendak adalah suatu kekuatan dari beberapa kekuatan seperti
uap dan listrik. Kehendak juga adalah penggerak manusia dan daripadanya timbul
gejala perbuatan yang hasil dari kehendak dan segala sifat menusia dan
kekuatannya seolah-olah tidur nyenyak sehingga dibangunkan oleh kehendak.
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B. Uno. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Makmun, Abin Syamsudin. (1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Salama, Nadiatus. (2015). Psikologi Industri dan Organisasi. Semarang.

Zulkarnain. (2015). Psikologi dan Komunikasi Massa. Jurnal Tasamuh, 46.

Anda mungkin juga menyukai