Disusun Oleh:
Kelompok 10
Salsabila 2320146
KELAS A
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Motivasi dan Gejala Kehendak” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Moh. Yasin Abidin, M.Pd. pada mata kuliah Psikologi Pendidikan kelas PGMI
A. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang motivasi
dan gejala kehendak bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Moh. Yasin Abidin, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi?
2. Apa saja jenis-jenis motivasi?
3. Apa saja teori-teori motivasi?
4. Bagaimana peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran?
5. Apa pengertian gejala kehendak?
6. Apa saja aliran-aliran kehendak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui serta memahami pengertian motivasi
2. Untuk mengetahui serta memahami jenis-jenis motivasi
3. Untuk mengetahui serta memahami teori-teori motiasi
4. Untuk mengetahui serta memahami peranan motivasi dalam belajar
dan pembelajaran
5. Untuk mengetahui serta memahami pengertian gejala kehendak
6. Untuk mengetahui serta memahami aliran-aliran kehendak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Motivasi
Kata “Motivasi” dalam kaidah bahasa Indonesia berasal dari kata motif
yang berarti kekuatan yang ada dalam diri individu (setiap manusia) yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.1 Terdapat pengertian motivasi
menurut para beberapa para ahli ialah sebagai berikut:
B. Jenis-Jenis Motivasi
1
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 3
2
Nadiatus Salama, Psikologi Industri dan Organisasi, Semarang,2015, hlm. 20-22
Seseorang yang secara intrinsik termotivasi akan melakukan pekerjaan karena
mendapatkan pekerjaan itu menyenangkan dan dapat memenuhi kebutuhannya, tidak
tergantung pada penghargaan-penghargaan eksplisit atau paksaan eksternal lainnya.
Motivasi ini dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan , atau
penghargaan dan cita-cita.
2. Motivasi Eksternal
Motivasi primer, adalah motivasi dasar yang bersifat alamiah dan tidak dipelajari.
Motivasi ini dibedakan menjadi dua, yakni:
-Dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis seperti lapar,
haus, pernafasan, seks, dan lain sebagainya.
-Dorongan umum atau motif darurat termasuk di dalamnya rasa takut, rasa kasih
sayang, rasa ingin tahu dan lain-lain.
3
Ibid, 152
Motivasi sekunder, adalah motivasi yang menunjuk pada motif yang berkembang
dalam diri individu, karena pengalaman, dan dipelajari misalnya: takut terhadap apa
yang dipelajari, motif sosial, motif objektif dan lain-lain. 4
C. Teori-Teori Motivasi
Dari sekian banyak teori motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli,
pemakalah akan mengambil beberapa teori yang banyak digunakan dan dianut pada
zaman sekarang, diantaranya:
4
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), 29
2. Teori Motivasi Kesehatan Hezberg
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan wawancara
dengan para akuntan dan para ahli teknik Amerika Serikat, Hezberg
mengembangkan teori motivasi dua faktor. Teori tersebut menjelaskan adanya
beberapa faktor yang jika tidak ada akan menyebabkan ketidakpuasan dan yang
terpisah dari faktor motivasi lain yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat
istimewa. Hal-hal yang tidak memuaskan, ia gambarkan sebagai motivator.
Hezberg berteori,” faktor-faktor kesehatan tidak mendorong minat para
pegawai. Akan tetapi,jiika faktor-faktor itu dianggap tidak dapat memuaskan dalam
berbagai hal, seumpama karena gaji tidak cukup tinggi atau kondisi kerja tidak
menyenangkan, faktor-faktor itu menjadi sumber ketidakpuasan potensial yang
kuat.”. Motivator sebaliknya, adalah faktor-faktor yang agaknya mendorong
semangat guna mencapi kinerja yang lebih tinggi dan pekerjaan denganmutu yang
lebih baik.
3. Teori X dan Teori Y Douglas Mc. Gregor
Teori X dabn Teori Y beranggapan bahwa teori X memandang para pekerja
sebagi pemalas yang tidaak dapat diperbaiki, dan oleh karena itu, mereka
menggunakan pendekatan “wortel dan tongkat” untuk menanganinya. Sedangkan
manajer teori Y memandang bekerja harus seimbang dengan istirahat dan bermain,
dan bahwa orang-orang pada dasarnya cenderung untuk bekerja keras dan melakukan
pekerjaan dengan baik.5
5
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 45.
Mc Celland menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang
yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil mengerjakan
segala sesuatu. Ia menandai 3 motivasi utama, yaitu penggabungan,
kekuatan/prestasi. Ia menandai sifat-sifat dasar orang awam berikut dengan
kebutuhan penacapaian yaitu:
Selera akan keadaan yang menyebabkan seseorang apat bertanggungjawab secara
pribadi
Kecenderungan menentukan sasaran yang pantas dan memperhitungskan risikonya
Keinginan untuk mendapat umpan balik yang jelas akan kinerja .
Psikologi merupakan bagian dari ilmu yang tidak pernah habis untuk
diperbincangkan, karena psikologi mengkaji aspek kejiwaan manusia. Akan tetapi
beberapa dasawarsa istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah
psikis. Beberapa ahli mempelajari jiwa atau psikis manusia dari gejala-gejala yang
diakibatkan oleh keberadaan psikis tersebut. Gejala jiwa pada manusia dibedakan
menjadi gejala pengenalan (kognisi), gejala perasaan (afeksi), gejala kehendak
(konasi), dan gejala campuran (psikomotorik). Kehendak ialah suatu fungsi jiwa
untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam.Gejala
konasi merupakan suatu proses upaya manusia dalam mengenal berbagai macam
stimulus atau informasi yang masuk ke dalam alat inderanya, menyimpan,
menghubung-hubungkan, menganalisis, dan memecahkan suatu masalah berdasarkan
stimulus atau informasi tersebut.6
1. Dorongan, ialah suatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu
dan berlangsung diluar kesadaran kita. Dorongan ini dibedakan menjadi 2
golongan. Yakni, dorongan nafsu dan dorongan rohaniyah.
2. Keinginan, ialah dorongan nafsu yang tertuju kepada sesuatu benda
tertentu,atau yang konkret. Keinginan yang dipraktikkan bisa menjadi
kebiasaan.
3. Hasrat, ialah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang.
Ciri-ciri hasrat:
4. Kecenderungan, ialah hasrat yang aktif yang menyuruh kita agar lekas
bertindak.
5. Hawa nafsu, ialah hasrat yang besar dan kuat yang dapat menguasai seluruh
fungsi jiwa kita. Hawa nafsu ini bergerak dan berkuasa di dalam kesadaran.
6. Kemauan, ialah kekuatan yang sadar dan hidup atau menciptakan sesuatu
yang berdasarkan perasaan dan pikiran.
6
:Zulkarnain ”PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI MASSA “,Jurnal Tasâmuh, Volume 13, No. 1,2015,hal.46.
1. Motif (alasan, dasar, dan pendorong).
3. Keputusan. Inilah yang sangat penting. Di sini kita mengadakan pemilihan antara
motif-motif tersebut dan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tidak mungkin
kita punya macam macam keinginan pada waktu yang sama.
a. Determinisme
Aliran ini menyatakan bahwa manusia tidak mempunyai daya pilih, jadi ia tidak
memiliki kehendak yang bebas. Semua tindakan tertentukan tindakan manusia,
bagaimanapun kompleksnya, semua dapat diperhitungkan sebelumnya, kalau orang
mengingat dan tahu apa saja yang dapat mempengaruhi manusia. Jika sekarang belum
dapat menentukan dan mengetahui sebelumnya apa yang dapat dilakukan oleh
manusia, kebiasaannya, sikapnya dalam menghadapi hal tertentu, itu semuanya belum
melengkapi kita terhadap unsure yang menentukan manusia itu.
Macam determinisme itu amat banyak, dan tidak semua mengajukan alasan yang
sama. Dalam hal ini, mereka sama : dalam tindakannya, manusia tidak dapat memilih,
ia ditentukan.
b. Indeterminisme
Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran determinisme. Disebut demikian karena
menyatakan bahwa manusia dalam tindakannya tidak semata-mata ditentukan. Bahwa
tentu ada sebab musabab dalam tindakan manusia, sehingga tindakan itu menjurus
pada suatu arah, sama sekali tidak disangkal. Tetapi bagaimanapun juga banyaknya
pengaruh yang mendorong tindakannya itu manusia lain tak mungkin dapat
memperhitungkan seluruhnya secara pasti dan positif.
Menurut aliran indeterminisme bahwa manusia mungkin mengubah jalan kejadian
dalam rangka situasi yang membatasi dirinya dan mengubahnya tak dapat diramalkan
secara pasti. Jadi, indeterminisme mengakui adanya kehendak, yaitu daya pilih.
Dalam penyelidikannya N. Ach (1872) dan aliran Wurburg mengajukan suatu momen
yang dinamakan sebagai momen objektif. Disitu apa yang diinginkan manusia itu
ada, jadi objek kehendak itu ada. Objek itu hanya mungkin ada pada pikiran atau cita-
cita saja, mungkin juga ada sesuangguhnya. Dalam momen ini manusia lebih sadar
akan tindakannya yang akan dilakukan, sedangkan ia belum bertindak benar-benar.
Disanalah kekuatan kehendak yang amat disadari, artinya mungkin terjadi tindakan
(kehendak itu).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat beberapa jenis motivasi dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Berdasarkan arah datangnya motif, diantaranya: motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Selain itu jika dipandang berdasarkan pengaruhnya terhadap cara
seseorang dalam bertingkah laku, diantaranya motivasi berprestasi, motivasi
berafiliasi, motivasi berkompetisi, dan motivasi berkuasa. Disamping itu,
berdasarkan sumber dan proses perkembangannya motivasi terbagi menjadi
motivasi primer dan motivasi sekunder.
Hamzah B. Uno. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Makmun, Abin Syamsudin. (1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.