Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepribadian adalah sesuatu yang pasti terdapat dalam diri setiap manusia, baik manusia
itu beragama maupun tidak. Secara umum kepribadian terdapat dalam diri setiap individu
yang normal. Sedangkan orang yang tidak normal kepribadiannya tidak tertentu dan tidak
dapat diamati secara pasti, walaupun pada dasarnya setiap kepribadian itu dapat diamati
melalui gejala-gejala yang tampak.
Pada ilmu psikologi kepribadian dibahas dalam kajian ilmu yang termasuk bagian dari
psikologi secara tersendiri. Maka hal itu memunculkan ilmu baru yaitu psikologi kepribadian.
Kemudian dalam psikologi agama juga dibahas kepribadian orang beragama atau dapat
dikatakan kepribadian orang menurut pandangan atau sudut pandang agama.
Dalam pandangan psikologi agama manusia mempunyai kepribadian yang berbeda-beda,
maka dari itu menimbulkan sikap keagamaan yang berbeda-beda pula. Disamping itu juga
menimbulkan sesuatu yang berbeda, jika orang tersebut berbeda agama, karena agama yang
satu dengan agama yang lain berbeda.
Maka dari itu kami akan mencoba mengungkap tentang kepribadian dan sikap
keagamaan seseorang dalam beragama, yang kami ambil dari berbagai literatur yang kami
temukan.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Jelaskan pengertian dan teori kepribadian?
2. Jelaskan apa saja tipe-tipe kepribadian?
3. Apa hubungan kepribadian dan sikap keberagamaan?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasannya adalah:
1.  Untuk memahami pengertian dan teori kepribadian.
2.  Untuk memahami tipe-tipe apa saja di dalam kepribadian.
3.  Untuk memahami hubungan kepribadian dan sikap keberagamaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPRIBADIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN

Kata Personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Yunani-


Kuno prosopon atau persona, yg artinya topeng yang biasa dipakai artis dalam teater.
Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yg dipakainya, seolah-olah
topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu.
Jadi, konsep awal dari pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah
tingkah laku yg ditampakkan ke lingkungan sosial, kesan mengenai diri yang diinginkan
agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial.
Istilah yang berdekatan maknanya dengan  kepribadian :

1. Karakter : penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-


buruk) secara eksplisit maupun implisit
2. Watak : karakter yang telah lama dimiliki dan sampai sekarang belum berubah
3. Tempramen : kepribadian yg berkaitan erat dengan determinan biologik atau
fisiologik, disposisi hereditas.
4. Sifat : respon yg sama terhadap sekelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam
kurun waktu yang relatif lama
5. Ciri : mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas.
6. Kebiasaan : respon yang sama cenderung berulang untuk stimuli yang sama pula.

Berdasarkan pengertian dari kata-kata tersebut, beberapa ahli mengemukakan definisinya


sebagai berikut:

1. Allport, dengan mengecualikan beberapa sifat kepribadian dapat dibatasi sebagai


cara bereaksi yang khas dari seseorang individu terhadap perangsang sosial dan
kualitas penyesuaian diri yang dilakukannya terhadap segi sosial dari
lingkungannya.
2. Mark A. May, apa yang memungkinkan seseorang berbuat efektif atau
memungkinkan seseorang mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Dengan kata
lain, kepribadian adalah nilai perangsang sosial seseorang.
3. Hartmann, susuan yang terintegrasikan dari ciri-ciri umum seorang individu
sebagaimana dinyatakan dalam corak khas yang tegas yang diperlihatkannya kepada
orang lain.
4. Koentjaraningrat (1980) menyebut kepribadian atau personality sebagai “susunan
unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan
dari tiap-tiap individu manusia.
5. Wetherington menyimpulkan bahwa kepribadian mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:

a. Manusia karena keturunannya mula sekali hanya merupakan individu dan


kemudian barulah merupakan suatu pribadi karena pengaruh belajar dan
lingkungan sosialnya.
b. Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara
terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu.
c. Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran
orang lain dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang.
d. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan
atau ras, tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku
seseorang.
e. Kepribadian tidak bekembang sacara pasif saja, setiap orang mempergunakan
kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial.

Jadi pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan pernyataan atau
istilah yang digunakan menyebut tingkah laku seseorang yang terintregrasi dalam kehidupan
sehari-hari.

B. TIPE-TIPE KEPRIBADIAN

Secara garis besarnya pembagian tipe kepribadian manusia ditinjau dari berbagai aspek
antara lain:

1. Aspek Biologis
Aspek biologis, yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini didasarkan atas
konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang, tokoh-tokoh yang mengemukakan
teorinya berdasarkan aspek biologis ini antaranya:

a) Hippocrates dan Galenus


Mereka berpendapat, bahwa yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang adalah
jenis cairan tubuh yang paling dominan, yaitu:
1. Tipe Choleris
Tipe ini disebabkan cairan empedu kuning yang dominan dalam tubuhnya.
Sifatnya agak emosi, mudah marah, dan mudah tersinggung.
2. Tipe Melancholic
Tipe ini disebabkan cairan empedu hitam yang dominan dalam tubuhnya.
Sifatnya agak tertutup: rendah diri, mudah sedih, dan sering putus asa.
3. Tipe Plegmatis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan lendir yang dominan. Sifat yang dimilikinya
agak statis: lambat, apatis, pasif, dan pemalas.
4. Tipe Sanguinis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan darah merah yang dominan. Sifat yang
dimilikinya agak aktif, cekatan, periang dan mudah bergaul.

2. Aspek Sosiologis
Pembagian ini didasarkan kepada pandangan hidup dan kualitas sosial seseorang. Yang
mengemukakan teorinya berdasarkan aspek sosiologi ini antara lain:

a) Edward Spranger
Edward berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh pandangan hidup
mana yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia membagi tipe kepribadian menjadi:

1. Tipe teoritis, orang yang perhatiannya selalu diarahkan kepada masalah teori
dan nilai-nilai, ingin tahu, meneliti, dan mengemukakan pendapat.
2. Tipe Ekonomis, yaitu orang yang oerhatiannya tertuju kepada manfaat segala
sesuatu berdasarkan faedah yang dapat mendatangkan untung rugi.
3. Tipe estetis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada masalah-masalah
keindahan.
4. Tipe sosial, yaitu orang yang perhatiannya tertuju ke arah kepentingan
kemasyarakatan dan pergaulan.
5. Tipe politis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada kepentingan
kekuasaan, kepentingan dan organisasi.
6. Tipe religius,nyaitu orang yangbtaat kepadabajaran agama, senang dengan
masalag-masalah ke-Tuhanan, dan keyakinan agama.

b) Muray
Muray membagi tipe kepribadian menjadi:
1. Tipe teoretis, yaitu orang yang menyenangi ilmu pengetahuan, berpikir logis,
dan rasional.
2. Tipe humanis, yaitu tipe orang yang memiliki sifat kemanusiaan yang
mendalam.
3. Tipe sensasionis, yaitu tipe orang yang suka sensai dan berkenalan.
4. Tipe praktis, yaitu tipe orang yang giat bekerja dan mengadakan praktik.

3. Aspek Psikologis

a) Dalam pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologis Prof. Heyman


mengemukakan, bahwa dalam diri manusia terdapat tiga unsur:
emosionalitas,naktivitas, dan fungsi sekunder (proses pengiring).

1. Emosionalitas, merupakan unsur yang mempunyai sifat yang didominasi oleh


emosi yang positif,nsifat umunya adalah: kurang respek terhadap orang lain,
tegas, ingin menguasai, suka berlebih-lebihan, dll.
2. Aktivitas, yaitu sifat yang dikuasai oleh aktivitas gerakan, sifat umun yang
tampak adalah : lincah, praktis, periang, berpandangan luas, dll.
3. Fungsi sekunder (proses pengiring), yaitu sifat yang didominasi oleh kerentaan
perasaan, sifat umunya adalah: watak tertutup, tekun, hemat, tenang, dan dapat
dipercaya.

b) Selanjutnya Carl Gustaw membagi manusia menjadi dua pokok:

1. Tipe Extrover, yaitu orang yang terbuka dan banyak berhubungan dengan
kehidupan nyata.
2. Tipe Introvet, yaitu orang yang tertutup dan cenderung kepada berpikir dan
merenung.

C. HUBUNGAN KEPRIBADIAN DAN SIKAP KEAGAMAAN


1. Sigmund Freud, merumuskan sistem kepribadian menjadi tiga sistem. Ketiga
sistem tersebut dinamainya id, ego dan super ego.[10]
a. Id (Das Es)
sebagai suatu sistem id mempunyai fungsi menunaikan prinsip
kehidupan asli manusia berupa penyaluran dorongan naluriah, dengan
kata lain id mengemban prinsip kesenangan (pleasure participle), yang
tujuannya untuk membebaskan manusia dari ketegangandorongan naluri
dasar: makan, minum, seks, dan sebagainya. (aspek biologis).
b. Ego (Das Ich)
Ego merupakan sistem yang berfungsi menyalurkan dorongan id ke
keadaan yang nyata. Freud menamakan misi yang diemban oleh ego
sebagai prinsip kenyataan (objective/reality principle). Segala bentuk
dorongan naluri dasar yang berasal dari id hanya dapat direalisasi dalam
bentuk nyata melaului bantuan ego. Ego jugamengandung prinsip
kesadaran. (aspek psikologis)
c. Super Ego (Das Uber Ich)
Sebagai suatu sistem yang memiliki unsur moral dan keadilan. Maka
sebagian besar super ego mewakili alam ideal. Tujuan super ego adalah
membawa individu ke arah kesempurnaan sesuai dengan
pertimbangan keadilan dan moral. Ia merupakan kode modal seseorang
dan berfungsi pula sebagai pengawas tindakan yang dilakukan oleh
ego. (aspek sosiologis)

2. Sukamto. M.M.

Menurut pendapat Sukamto kepribadian terdiri dari empat sistem yaitu:

a. Qalb (angan-angan k ehatian). Qalb adalah hati, yang menurut bahasa


berarti sesuatu yang berbolak-balik. Sedangkan menurut istilah ialah
segumpal daging yang ada dalam tubuh yang digunakan untuk merasakan
yang sifatnya bisa berubah-ubah
b. Fuad (perasaan, hati nurani), adalah perasaan terdalam dari hati yang
sering kita sebut hati nurani (cahaya mata hati), dan berfungsi sebagai
penyimpan daya ingatan. Ia sangat sensitif terhadap gerak atau dorongan
hati, dan merasakan akibatnya. Kalau hati kufur, fuad pun kufur dan
menderita.
c. Ego (aku sebagai pelaksana dari kepribadian). Aspek ini timbul karena
kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia
kenyataan. Ego adalah derivat dari qalb dan bukan untuk merintanginya.
Kalau qalb hanya mengenal dunia sesuatu yang subyektif dan yang
obeyektif. Didalam fungsinya ego berpegang pada prinsip kenyataan.
d. Tingkah laku (wujud gerakan). Nafsiologi kepribadian berangkat dari
kerangka acuan dan asumsi-asumsi subyektif tentang tingkah laku
manusia, karena menyadari bahwa tidak seorangpun bisa bersikap obyektif
sepenuhnya dalam mempelajari manusia. Tingkah laku ditentukan oleh
pengalaman yang disadari oleh pribadi. Masalah normal dan abnormal
tentang tingkah laku, dalam nafsiologi ditentukan oleh nilai dan norma
yang sifatnya universal. Orang yang disebut normal adalah orang yang
seoptimal mungkin melaksanakan iman dan amal saleh di segala tempat.
Kebalikan dari ketentuan itu adalah abnormal.

3. Mujib
Menurut mujib, struktur kepribadian perspektif Islam adalah fitrah. Struktur
fitrah memiliki tiga dimensi kepribadian :
a. Dimensi fisik yang disebut dengan fitrah jasmani, tidak bisa membentuk
kepribadian sendiri, keberadaannya tergantung pada substansi lain.
Keberadaan manusia bukan ditentukan oleh fitrah jasmani, melainkan
fitrah nafsani.
b. Dimensi psikis yang disebut dengan fitrah rohani, meskipun belum
menyatu dengan jasmani, namun ia memiliki eksistensi tersendiri di alam
arwah. Karena ia telah di alam arwah telah mengadakan perjanjian dg
Allah SWT, yang berupa amanat.
c. Dimensi psikologis yang disebut dengan fitrah nafsani: merupakan
psikofisik manusia. Memiliki 3 daya pokok: kalbu, akal, dan nafsu.

Dalam kaitannya dengan tingkah laku keagamaan, maka dalam kepribadian manusia
sebenarnya telah diatur semacam sistem kerja untuk menyelaraskan tingkah laku manusia
agar tercapai ketentraman dalam batinnya. Secara fitrah manusia memang terdorong untuk
melakukan sesuatu yang baik, benar dan indah. Namun terkadang naluri mendorong manusia
untuk segera memenuhi kebutuhannya yang bertentangan dengan realita yang ada.
Kemampuan ego untuk menahan diri tergantung dari pembentukan ego ideal. Dalam
kaitan inilah bimbingan dan pendidikan agama sangat berfungsi bagi pembentukan
kepribadian seseorang. Pendidikan moral dan akhlak digalakkan dalam upaya membekali ego
ideal dengan nilai-nilai luhur. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan yang peletak dasarnya
adalah orang tua. Hal tersebut sesuai dengan sabda Nabi; bahwa setiap bayi dilahirkan dalam
keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan yahudi, nasroni atau
majusi. Bahkan pengaruh tersebut sampai pada dasar-dasar akidah seseorang. Jadi
keberagamaan seseorang ditentukan oleh peran orang tuanya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan susuan yang terintegrasikan dari ciri-
ciri umum seorang individu sebagaimana dinyatakan dalam corak khas yang tegas yang
diperlihatkannya kepada orang lain. Sedangkan sikap keberagamaan adalah suatu keadaan
yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan
kadar ketaatannya terhadap agama tersebut. Kepribadian atau personality adalah susunan
unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-
tiap individu manusia. Kepribadian seseorang dalam mempengaruhi cara orang memahami
agama ada tiga faktor : keturunan, lingkungan, dan budaya.

sistem kepribadian menjadi tiga sistem. Ketiga sistem itu dinamainnya id, ego dan super
ego. Dalam diri seseorang yang memiliki jiwa yang sehatketiga sistem itu bekerja dalam
suatu susunan yang harmanis. Segala bentuktujuan dan segala gerak-geriknya selalu
memenuhi keperluan dan keinginanmanusia yang pokok.Sebaliknya kalau ketiga sistem itu
bekerja secara bertentangan satusama lainnya, maka orang tersebut dinamainnya sebagai
orang yang dapatmenyesuaikan diri. Ia menjadi tidak puas dengan dirinnya dan
lingkunganya.Dengan kata lain efisiennya menjadi berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama:Kepribadian dan Sikap Keagamaan. Jakarta: PT


Raja   Grafindo Persada.

Saifuddin, Ahmad. 2019. Psikologi Agama. Jakarta: Prenanda Media.

Yeli, Salmaini (2012). Psikologi Agama. Pekanbaru : Zanafa Publishing.

Purwanto, Yadi, Psikologi Kepribadian, (Bandung: 2007), PT. Refika Aditama.

Alwisol (2004). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press

Edi Rohendi. Ajaran Agama dan Pembentukan Kepribadian. Neliti.


https://media.neliti.com/media/publications/240828-ajaran-agama-dan-pembentuka n-
kepribadian-7be8a816.pdf. 1 September 2020

Hidayati, Kurnia. 2011. Kepribadian dan Sikap Keagamaan di


https://kurniahidayati.wordpress.com/2011/10/12/makalah-kepribadian-dan-sikap-keaga
maan/. (akses 1 September 2020)

Unknow. 2015. Hubungan Kepribadian dengan Sikap Keagamaan Individual di


http://wulanpikachu23.blogspot.com/2015/11/hubungan-kepribadian-dengan-sikap.html.
(akses 1 September 2020)

Nurhajizah, Sity. 2019. Kepribadian dan Sikap Keagamaan di


https://edukasidheeza.blogspot.com/2019/03/psikologi-agama-kepribadian-dan-sikap.ht
ml. (akses 1 September 2020)

Lintang. 2013. Peran Kepribadian Terhadap Keagamaan dan Spiritualitas di


http://alfallahu.blogspot.com/2013/04/peran-kepribadian-terhadap-keagamaan.html .
(akses 1 September 2020)

Sekepal, Bumi. 2012. Kepribadian dan Sikap Keagamaan di


http://lokuaksuko.blogspot.com/2012/11/kepribadian-dan-sikap-keagamaan.html .( akses
1 September 2020)

Aziz Al-Jauzi, Mahadir. 2012. Kepribadian dan Sikap Keagamaan. Di http://mahadir-


aziz.blogspot.com/2012/05/kepribadian-dan-sikap-keagamaan.html. (akses 1 September
2020)

Anda mungkin juga menyukai