Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERBEDAAN SETIAP INDIVIDU

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Hadits Tarbawi II

DOSEN PENGAMPU:

Mahbub Junaidi, M. Th. I

Disusun Oleh:

1. Santi Rahmawati (18051051)


2. Nuriah Fatmawati (18051006)
3. Uswatul Asna (18051057)

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(Semester V sore)
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan izinnya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ PERBEDAAN SETIAP INDIVIDU ”
sebagai pemenuhan tugas kelompok presentasi.

Ucapan terima kasih kami tujuk kepada pihak yang telah mendukung
terselesaikannya laporan ini. Terima kasih pula kepada Bpk. Mahbub Junaidi, M. Th.
I. selaku dosen pengampu kami yang telah mengampu kami dalam proses
penyelesaian.

Tak lepas dari kekurangan, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik
di masa mendatang. Besar harapan kami semoga makalah ini membawa manfaat
khususnya bagi kami dan para pembaca.

Lamongan, 31 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang.......................................................................................1
B. RumusanMasalah..................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Perbedaan Individu...............................................................................2
B. Perbedaan individual dalam pembelajaran...........................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengembangan kurikulum melibatkan perumusan pendidikan yang biaa / berlaku
untuk umum. Yaitu penetapan dan penilaian tentang apa yang harus seorang anak
pelajari dan mampu untuk dilakukan. Namun bagaimanapun, setiap siswa itu tidak
ada yang sama persis. Banyak perbedaan yang sangattampak muncul pada tiap
individu. Sehingga mamaksakan hal yang harus terjadi dalam kelas yang heterogen
akan menimbulkan masalah. Karena suatu kurikulum belum tentu bisa memenuhi
kebutuhan semua anak yang ada didalam suatu kelas. Upaya kreatif dari orang tua
atau guru dalam proses pendidikan agar anak mampu mempelajari hal yang tidak
sedikit itu. Salah satunya adalah dengan mengkordinir perbedaan siswa dalam proses
pembelajaran.
Mempelajari perbedaan siswa adalah upaya yang membutuhkan usaha yang tidak ada
habisnya. Peserta didik atau siswa menjadi sasaran utama pelaksanaan sistem pendidikan.
Sistem pendidikan yang dilaksanakan diharapkan mampu mengahasilkan insan yang
berkualitasdari peserta didik atau siswa yang melaksanakan pembelajaran dalam sistem
pendidikan yang diterapkan. Namun terkadag menerapan proses pembelajaran yang seragam
tidak mampu mengakomodir keunukan yang ada pada masing-masing siswa yang ada disut
kelas. Dengan kata lain tidak mampu melejitkan potensi semua anak didik yang tergabung
dalam suatu kelas.
Setiap individu peserta didik adalah unik, masing-masing memiliki kemampuan ataupun
tingkatan serta karakter masing-masing. Dikarenakan para peserta didik memiliki karakter
dan perbedaannya masing-masing, guru seharusnya dapat menentukan bagaimana perlakuan
yang berbeda yang harus diterapkan pada masing-masing peserta didik. Terutama individu
yang memiliki karakter, sifat, kecerdasan, kebiasaan yang berbeda dengan karakter peserta
didik pada umumnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa perbedaan individu ?
2. Bagaimana hadits tentang perbedaan individu?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui perbedaan individu
2. Untuk mengetahui hadits tentang perbedaan individu

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbedaan Individu

Individu berasal dari kata “ individium” yang artinya “ tidak terbagi ”, Menurut
Gerungan, manusiasebagai individu yang dimaksud adalah manusia merupakan
keseluruhan yang tidak dapatdibagi bagi. Maksudnya manusia itu tidak dapat dipisahkan
antara jiwa dan raganya (rohanidan jasmaninya).1 Individu dipandang sebagai kedudukan
manusia perorangan atau perseorangan. Artinya manusia persamaan dan perbedaan
dengan manusia yang lain baik secara fisik maupun psikis. Perbedaan tersebut dapat
dilihat dari beberapa hal, yakni perkembangan intelektual, kemampuan berbahasa, latar
belakang, pengalaman, gaya belajar, bakat dan minat, serta kepribadian.2

Dalam kaitannya dengan pendidikan, perbedaan individu tersebut dapat


diakomodasikan ke dalam proses pendidikan. Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru
untuk melayani perbedaan individual yang terjadi dalam proses belajar mengajar di
sekolah supaya
siswa memiliki niatan dan termotivasi untuk belajar. Dengan adanya niat dan motivasi
belajar diharapkan ketika proses belajar mengajar berlangsung, siswa tidak merasa
kesulitan dalam
menerima materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Pada dasarnya perbedaan individu atau kepribadian individu bukan terjadi serta
merta akantetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Disepanjang
kehidupan manusiatersebut banyak faktor yang ikut ambil bagian dalam membentuk
kepribadian manusia. Dengandemikian apakah kepribadian seseorang itu baik, buruk,
kuat, lemah, beradab atau biadab sepenuhnya ditentukanoleh faktor yang mempengaruihi
dalam pengalaman hidup seseorang.

Perbedaan individual secara umum adalah hal-hal yang berkaitan dengan “psikologi
pribadi” yang menjelaskan perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai

1
DR. W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: PT. Eresco, 1966). 26
2
Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran (Bandung: Sinar Baru, 2009).116

2
persamaannya.Sumber perbedaan individu disebabkan faktor bawaan dan faktor
lingkungan.
Sehubungan dengan pendapat-pendapat di atas, terdapat Hadits Nabi Muhammad
saw yangmenjelaskan faktor yang mempengaruhi perubahan fitrah (potensi) manusia.
Bahwa setiap anakyang dilahirkan pada keadaan fitrah, dan yang menjadikannya Yahudi,
Majusi, atau Nasrani adalah kedua orang tuanya.3

‫ص َرانِِه‬
ِّ َ‫سانِِه أ َْو ُين‬ ِِ ِ ِ ٍ
َ ‫ فَأ ََب َواهُ ُي َه ِّو َدانه أ َْو يُ َم ِّج‬،‫ ُك ُّل َم ْولُْود ُي ْولَ ُد َعلَى الْفط َْرة‬..
Artinya : “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”

B. Perbedaan Individual dalam Pembelajaran


Dalam kajian psikologi, masalah individu mendapat perhatian yang besar,
sehingga melahirkan suatu cabang psikologi yang dikenal dengan Individual
Psikology, atau Differential Psikology, yang memberikan perhatianbesar terhadap
penelitian tentang perbedaanantar individu. Ini didasarkan atas kenyataan bahwa di
dunia ini tidak ada dua orang yang sama persis.
1) Perbedaan Kognitif.
Kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dak teknologi.
Pada dasarnya ini kemampuan hasil belajar.
‫الع ْل ِم َك َمثَ ِل‬
ِ ‫سى عَنَ النَّبِ َّى صلى هللا عليه وسلم قَا َل َمثَ ُل َما بَ َعثَنِى هللاُ بِ ِه ِمنَّ ال ُهدَى َو‬ َ ‫عَنْ اَبِى ُمو‬
َ ‫ت الكَأْل َ َوال ُعش‬
‫ْب ال َكثِ ْي َر َو َكانَتْ ِم ْن َها‬ ِ َ‫ت ال َما َء فَأ َ ْنبَت‬ َ ‫اب أَ ْر‬
ِ َ‫ضا فَ َكانَ ِم ْن َها نَقِيَّةٌ قَبِل‬ َ ‫ص‬َ َ‫ث ال َكثِ ْي ِر أ‬
ِ ‫ال َغ ْي‬
‫صابَتْ ِم ْن َها طَائِفَةً أُ ْخ َرى‬ َ َ‫سقَوا َو َز َرعُوا َوأ‬َ ‫ش َربُوا َو‬ َ َ‫اس ف‬ َ َّ‫ت ال َما َء فَنَفَ َع هللاُ بِ َها الن‬ ِ ‫س َك‬ َ ‫ب أَ ْم‬ ُ ‫أَ َجا ِد‬
‫س ُك َما َء َواَل تُ ْنبِتُ كَأْل َ فَ َذلِ َك َمثَ ُل َمنْ فَقِهَ فِى ِديْنَ هللاِ َونَفَ َعهُ َما بَ َعثَنِى هللاُ بِ ِه‬
ِ ‫إِنَّ َما ِه َى قِ ْي َعانٌ اَل تُ ْم‬
َ ‫فَ َعلِ َم َو َعلَّ َم َو َمثَ ُل َمنْ لَ ْم يَ ْرفَ ْع بِ َذلِكَ َر ْأ‬.
ِ ‫سا َولَ ْم يَ ْقبَ ْل ُهدَى هللاِ الَّ ِذى أُ ْر‬
ِ‫س ْلتُ بِه‬
Diriwayatkan dari Abu Musa bahwa Nabi SAW bersabda,” sesungguhnya
perumpamaan hidayah(petunjuk) dan ilmu Allah SWT yang menjadikanku sebagai
utusan itu seperti hujan yang turun ke bumi. Di antara bumi itu terdapat sebidang
tanah subur yang menyerap air dan sebidang tanah itu rumput hijau tumbuh subur.
Ad juga sebidang tanah yang tidak menumbuhkan apa-apa, walaupun tanah itu penuh
dengan air. Padahal, Allah menurunkan air itu agar manusia dapat meminumnya,
3
Abi Al-Husain Muslim ibn Al-Hajjaj Al-Qusairi An-Naisaburi, Sahih Muslim (Beirut: Muassasah arRisalah,
1995). 1066

3
menghilangkan rasa haus, dan menanam. Ada juga sekelompok orang yang
mempunyai tanah gersang yang tidak ada air dan tidak tumbuh apa pun. Gambaran
tersebut seperti orang yang mempunyai ilmu agama Allah dan mau memanfaatkan
sesuatu yang telah menyebabkan aku diutus oleh-Nya kemudian orang itu
mempelajari dan mengerjakannya. Dan seperti orang yang sedikit pun tidak tertarik
dengan apa yang telah menyebabkan aku diutus oleh Allah. Ia tidak mendapat
petunjuk dari Allah yang karenanya aku diutus-Nya.”(HR. Al- Bukhari).
Dalam hadis ini, rasulullah menggambarkan perbedaan antara manusia dalam
kemampuan belajar, memahami, dan mengingat. Menurut muhammad ustman Najati,
ketiga kemampuan ini tergolong dalam pengertian intelekualitas. Berdasarkan hadis
ini dapat disimpulkan bahwa intelektualitas manusia dapat diklasifikasikan dalam
tiga golongan. Pertama, seperti tanah subur yang berarti orang dalam golongan inni
mampu belajar, menghafal, dan mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada orang lain
sehingga ilmu yang dimiliki dapat bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Kedua,
seperti tanah gersang yang artinya orang dalam golongan ini mampu menjaga dan
mengajarkan kepada orang lain, tetap ilmu yang dimilikinya tidak bermanfaat untuk
dirinya, tetapi hanya untuk orang lain. Ketiga, tanah tandus yang berarti orang dalam
golongan ini tidak tertarik dengan ilmu, apalagi menghafal dan mengajarkannya
kepada orang lain.
Memahami perbedaan tingkat kecerdasan peserta didik merupakan hal yang mutlak
bagi pendidik. Dengan memahami perbedaan itu, pendidik tertantang untuk memilih
materi, menggunakan metode dan media pembelajaran yang memungkinkan semua
peserta didik dapat mencerna pelajaran dengan baik. Hal itu dapat dilakukan oleh
pendidik dengan mengaplikasikan metode pembelajaran yang bervariasi dan metode
yang beragam.4 Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw

ِ ِ ِ
َ‫َص ِّم َع ْن أ‬َ ‫اع ْم ٌرو النَّا ق ُد َح َّد َثنَا َكث ُير بْ ُن ه َشا ٍم َح َّد َثنَا َج ْع َف ُر بْ ُن ُب ْرقَا َن َع ْن يَ ِزي َد بْ ِن األ‬
َ َ‫َح َّد َثن‬
‫ص َو ِر ُك ْم َو أ َْم َوالِ ُك ْم‬
ُ ‫لى‬ ِ َّ ِ
َ ‫ول اهلل صلى اهلل عليه وسلم – إ ن اهلل الَ َي ْنظُُر إ‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ال ق‬ َ َ‫بِى ُه َر ْي َرةَ ق‬
)‫َك ْن َي ْنظُُر إِلَى ُقلُو بِ ُك ْم َوأَ ْع َما لِ ُك ْم (رواه مسلم‬ ِ ‫ول‬
َ
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami ‘Amr an-Naqid telah menceritakan kepada kami
Katsir bin Hisyam telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Burqon dari Yazid bin
al-‘Ashom dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Saw. Bersabda: ‘Sesungguhnya
4
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Amzah, 2012), hlm.105

4
Allah Tidak memandang bentuk tubuhmu dan hartamu, tetapi Dia memandang pada
hati dan perbuatanmu’” (H.R Muslim)
Jelas pada hadis di atas bahwa dalam terdapat perbedaan individual baik itu
bentuk tubuh atau besar kecil nya harta, hanya saja Allah tidak memandang itu dan
hanya menilai manusia berdasarkan ketaqwaannya.
Ketaqwaan yang di maksud yakni didasari oleh hati dan perbuatan masing-masing
invidu. Di sini juga tersirat bahwasanya masing-masing individu memiliki hati dan
perbuatan yang berbeda-beda pula. Klasifikasi manusia berdasarkan aqidahnya yaitu:
orang beriman, orang kafir, dan orang munafik. Masing-masing dari pola ini memiliki
sifat umum yang membedakannya satu sama lain. Berdasarkan aqidah sesuai dengan
tujuan al-Quran dalam kedudukannya sebagai kitab aqidah dan petunjuk dalam
membentuk kepribadian manusia, membentuk sifat-sifatnya yang khas, dan
mengarahkannya menuju ke arah tertentu.

2) Perbedaan emosional

‫س ِر ْي َع‬
َ ‫ب‬ ِ ‫ض‬َ ‫سو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم أَاَل َوإِنَّ ِم ْن ُه ُم البَ ِطى َء ال َغ‬ ُ ‫ى قَا َل َر‬ ُ ‫س ِع ْي ِد‬
ِّ ‫الخ ْد ِر‬ َ ‫عَنْ أَبِى‬
‫ب بَ ِطى َء الفَ ْى َء‬
ِ ‫ض‬ َ ‫س ِر ْي َع ال َغ‬َ ‫س ِر ْي ُع الفَ ْى ِء فَتِ ْلكَ بِتِ ْلكَ أَاَل َوإِنَّ ِم ْن ُه ْم‬ َ ‫الفَ ْى ِء َو ِم ْن ُه ْم‬
َ ‫س ِر ْي ُع ال َغ‬
َ ِ ‫ضب‬
ِ‫ب بَ ِطى ُء الفَىء‬ َ ‫س ِر ْي ُع الفَى ِء أَاَل َوش َُّر ُه ْم‬
َ ‫س ِر ْي ُع ال َغ‬
ِ ‫ض‬ َ ‫ب‬ َ ‫أَاَل َو َخ ْي ُر ُه ْم بَ ِطى ُء ال َغ‬.
ِ ‫ض‬
Dari Abu sa’id al-khudri, iaberkatabahwarasulullahbersabda, “
Ingatlah, diantaraanakNabi Adam ada yang lambatmarahdancepatdikendalikan.
Adapula yang cepatmarahdancepet pula terkendali.Ingatlah, diantaraanakNabi
Adam ituada yang cepatmarahdanlambatterkendali.Ingatlah, seburuk-
burukanakNabi Adam adalah yang cepatmarahnyadanlambatterkendalinya”. (HR.
At-Tirmidzi)
Berdasarkan hadis diatas, Muhammad Utsman Najati mengelompokkan
tingkat anemosi kemarahan manusia pada tiga tingkatan. Pertama, orang yang emosi
kemarahannya lambat, jarang mengekspresikan kemarahannya.Kalaupun amarah, ia
akan cepat mengendalikan emosi kemarahannya. Orang semacam ini dikategorikan
sebagai manusia yang sangat mulia.Kedua, orang yang emosi kemarahannya terlalu
cepat, tetapi ia juga cepat mengendalikannya. Ketiga, orang yang emosi
kemarahannya terlalu cepat dan jika emosi kemarahnnya muncul, ia sulit

5
mengendalikannnya kecuali dalam rentang waktu yang cukup lama. Orang yang
seperti ini dikategorikan sebagai manusia yang paling buruk.
Perbedaan emosional ini perlu dipahami oleh pendidik agar ia tidak gegabah dalam
merespon saksi peserta didiknya. Pendidik tidak boleh mengatasi gejolak emosi
peserta didik dengan luapan emosi pula.Ia harus dapat memperlihatkan kesabaran,
ketulusan dan kasih saying tanpa menyimpan rasa dendam.5

BAB III

5
Ibid. Hlm 102

6
PENUTUP
A. Kesimpulan
Individu berasal dari kata “ individium” yang artinya “ tidak terbagi ”,
Menurut Gerungan, manusiasebagai individu yang dimaksud adalah manusia
merupakan keseluruhan yang tidak dapatdibagi bagi. Maksudnya manusia itu
tidak dapat dipisahkan antara jiwa dan raganya (rohanidan jasmaninya).
Dalam kajian psikologi, masalah individu mendapat perhatian yang besar,
sehingga melahirkan suatu cabang psikologi yang dikenal dengan Individual
Psikology, atau Differential Psikology, yang memberikan perhatianbesar terhadap
penelitian tentang perbedaanantar individu. Ini didasarkan atas kenyataan bahwa
di dunia ini tidak ada dua orang yang sama persis.
B. Saran
Di dalam makalah ini, jika ada kesalahan-kesalahannya, saya sebagai
penyusun meminta maaf sebesar-besarnya. Dan saya harap pembaca yang
budiman memberikan kritikan dan sarannya yang bersifat membangun untuk
makalah-makalah selanjutnya. Atas kritik dan sarannya, saya ucapkan terima
kasih.

DAFTAR PUSTAKA

7
Gerungan, W.A, Psikologi Sosial Bandung: PT. Eresco, 1966.
Sudjana, Nana, Teknologi Pengajaran Bandung: Sinar Baru, 2009.
Muslim , Abi Al-Husain ibn Al-Hajjaj Al-Qusairi An-Naisaburi, Sahih Muslim
Beirut: Muassasah arRisalah, 1995.
Umar, Bukhari, , Hadis Tarbawi, Jakarta: Amzah, 2012.

Anda mungkin juga menyukai