Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

JENIS-JENIS TEKNIK NON TES DALAM BIMBINGAN KONSELING

Ditunjukkan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling SD

Dosen Pengampu Harun Arrasyid,M.Pd

Disusun oleh :

NAMA : Putri Nur Aini

NIM : 218620600107

PROGRAM STUDI S-1PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT , yang atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Jenis-Jenis Teknik Non Tes Dalam Bimbingan
Konseling”. Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu Harun Arrasyid,M.Pd.,yang telah memberikan
tugas mata kuliah Bimbingan Konseling SD ini kepada kami.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari masih banyak kesalahan baik
dalam segi penulisan maupun materi. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami sendiri
maupun pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Banyuwangi, 13 Juni 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................I

DAFTAR ISI.............................................................................................................................II

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 LatarBelakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan Pembelajaran........................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

2.1 pengertian Non Tes dalam bimbingan dalam konseling..................................................2

2.2 Jenis-jenis teknik Non Tes dalam Bimbingan Konseling...............2

BAB III.......................................................................................................................................8

PENUTUP..................................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8

3.2 Saran.................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga
wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus mengerti
psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dalam kesulitan belajar dan
keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu. Untuk itu kita harus mengetahui tingkat
kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah satunya dengan teknik non tes.
Teknik non tes yang digunakan bisa bermacam-macam. Selain itu, teknik non tes bisa
membantu kita untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta didik yang
menjadi masalah dalam kehidupannya. Untuk itu kita perlu mengetahui tentang teknik-
teknik non tes dalam memahami kesulitan belajar peserta didik.

Pengumpulan data dapat menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Pada
pembahasan kali ini kita akan membahas tentang teknik non tes. Teknik ini merupakan
arah pengumpulan data melalui berbagai cara yang mana peserta didik tidak harus
mengerjakan atau mengisi pertanyaan tapi kegiatan ini dilakukan oleh kenselor/guru.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan suatu rumusan masalah yaitu :

1. Apa pengertian Non Tes dalam bimbingan dalam konseling ?


2. Apa saja Jenis-jenis teknik non tes dalam Bimbingan Konseling ?

1.3 Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengetahui Pengertian Tes dalam bimbingan konseling.


2. Untuk mengetahui Jenis-jenis teknik non tes dalam Bimbingan Konseling.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Non Tes

Non Tes dalam Bimbingan konseling merrupakan salah satu faktor yang ikut
memperlancar proses belajar . Layanan Non Tes merupakan salah satu teknik bimbingan
konseling yang ikut membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat serta
memahami dirinya sesuai dengan kemampuan dan memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi siswa ke arah yang lebih baik. Teknik Non Tes merupakan teknik penilaian
untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap dan kepribadian.

2.2 Jenis-jenis Teknik Non Tes

Kebutuhan data lingkungan dan diri berisi sejumlah data yang lengkap mengenai diri
dan lingkungan konseli yang direkam/diases dengan teknik asesmen diri yaitu teknik non
tes dan teknik tes. Rekaman data yang lengkap tentang diri konseli mencakup: identitas
diri, keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kecerdasan, bakat, minat,
kepribadian, pengalaman dan lingkungan sosial, harapan dan cita-cita, hobi dan
kebiasaan, serta masalah-masalah dan kebutuhan. Teknik non tes terdiri atas: observasi,
angket, wawancara, otobiografi, Sosiometri, Daftar Cek Masalah, dan catatan kumulatif.

A. Teknik Observasi

Observasi adalah suatu teknik penilaian untuk mengumpulkan data tentang diri
siswa yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui proses pengamatan dan
pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Dengan demikian dikatakan bahwa
observasi sebagai suatu teknik penilain untuk mengumpulkan data adalah pengamatan
yang mempunyai sifat yaitu :

(a) Dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu,
(b) Direnanakan secara sistematis,
(c) Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya,
(d) Dapat di validitas, reabilitas, dan ketelitiannya,
(e) Bersifat kuantitatif.

Teknik observasi sebagai salah satu teknik merekam data tingkah laku individu
melalui proses pengamatan oleh orang lain baik langsung dan/atau tidak langsung
dalam suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran observable behavior (Cartwright,

2
1984). Observasi lazim dikenal dengan proses pengamatan yang senantiasa
melibatkan indera mata, telinga dan indera rasa dengan memperhatikan setting
(tempat) tertentu, obyek tertentu, serta waktu tertentu. Observasi atau pengamatan
bermanfaat untuk memahami diri konseli serta berguna bagi penyusunan program
bimbingan dan konseling.

Hal yang perlu diperhatiakan oleh pengamat (observer) dalam observasi ialah
mencatat hanya apa yang nyata-nyata terjadi, dan tidak diampur adukkan dengan
berbagai komentar atau penafsirannya sendiri terhadap perilaku siswa yang
diamatinya. Juga dihindarkan adanya praduga atau prasangka pada diri pengamat dan
terhadap subjek yang diamati. Manfaat observasi untuk pemahaman individu/konseli,
dengan rincian:

1) diperoleh data perilaku spontan secara natural,


2) diketahui intensitas perilaku secara detail, dan
3) diketahui penyebab munculnya perilaku.
B. Wawancara (Interview)
a. Pengertian Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul data berupa proses percakapan


yang bersifat profesional, sebaliknya bukan percakapan yang lazim digunakan
sehari-hari. Proses percakapan bersifat langsung karena dilakukan secara face
to face kepada konseling serta mengandung tujuan bimbingan (Stewart, 1978).
Percakapan dapat pula bersifat tidak langsung, karena dilakukan kepada
subyek/responden yang mewakili seperti: orangtua dan/atau anggota keluarga,
guru, dan teman. Ada sifat wawancara yang lain yaitu wawancara insidentil,
bilamana dilakukan sewaktu-waktu jika diperlukan.

b. Manfaat Wawancara

Berbagai manfaat wawancara untuk kepentingan pemahaman diri


konseli di antaranya adalah

(1) mengungkap langsung pandangan, sikap, dan pendapat individu/konseli ,


(2) mengungkap struktur kognitif dan makna kehidupan individu, dan,

(3) mengeksplorasi informasi membuat simpulan dan interpretasinnya.

3
C. Angket (Questioner)
a. Pemahaman Kuesioner

Kuesioner adalah alat pengumpul data yang berupa serangkaian


pertanyaan tertulis yang diajukan kepada konseli (responden) untuk
memperoleh jawaban secara tertulis. Angket atau kuisoner adalah seperangkat
pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek yang digunakan untuk mengubah
berbagai keterangan yang langsung diberikan oleh subjek menjadi data, serta
dapat pula digunakan untuk mengungkapkan pengalaman-pengalaman yang
telah yang telah dialami oleh subjek pada masa lampau maupun pengalaman
pada saat ini. Keterangan dari subjek dapat diubah menjadi data kuantitatif
dengan cara menghitung jumlah jawaban yang diberikan subjek.

Angket mempunyai ciri khas yang membedakan dengan alat


pengumpulan data lainnya. Ciri khasnnya terletak pada pengumpulan data
melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untk
mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang.

b. Manfaat Kuesioner

Beberapa manfaat angket/kuesioner dalam pengumpulan data adalah :

(a) untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan teknik lain,

(b) bahan pembuatan evaluasi program, dan

(c) untuk mengambil sampling sikap dan pendapat dari responden, Misal,
kuesioner/angket siswa, kuesioner/angket yang tidak langsung, bilamana
angket disampaikan kepada orang lain yang dimintai pendapat tentang
keadaan seseorang. Misal, angket orang-tua, guru, teman.

D. Sosiometri
a. Pemahaman Teknik Sosiometri

Teknik sosiometri merupakan alat untuk meneliti struktur sosial


sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial, status
sosial dari masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan. Sosiometri
dapat juga dikatakan sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang dinamika kelompok (Warters, 1964). Selain itu, sosiometri dapat juga
digunakan untuk mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya serta

4
untuk meneliti kesulitan hubungan seseorang terhadap temantemannya dalam
kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan
kegiatankegiatan kelompok lainnya.

b. Manfaat Teknik Sosiometri


1) Memperbaiki hubungan insani (human relationship)
2) Menentukan kelompok kerja tertentu
3) Meneliti kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok pada suatu
kegiatan tertentu
4) Mmengatur tempat duduk dalam kelas
5) Mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
E. Otobiografi
a. Pemahaman Otobiografi

Otobiografi sebagai alat pengumpulan data individu dengan cara


mempelajarikarangan yang ditulis sendiri berupa riwayat kehidupannya pada
rentang waktu tertentu. Otobiografi ini berisi tentang berbagai kejadian yang
pernah dialami, sedang dialami atau yang masih menjadi cita-cita/harapan,
Otobiografi ditulis oleh individu/siswa cukup sekali dalam kurun waktu satu
tahun. Utamanya bagi siswa baru minimal 2/3 minggu setelah mengenal
lingkungan dan sistem sekolah. Sebab dalam waktu 3 minggu di sekolah yang
baru individu/siswa sudah mempunyai rasa aman baik terhadap teman maupun
gurunya dan ia akan melaporkan apa yang ia lakukan, rasakan, dan pikirkan
dengan apa adanya tanpa dipengaruhi keinginan untuk membuat kejadian yang
baik tentang masa lalunya. Waktu pembuatan otobiografi ini sebaiknya
diselesaikan dalam kurun satu minggu, sebab dengan tersedianya waktu
siswa/penulis dapat berfikir dan memutuskan apa yang hendak ia
beritahukan/sampaikan.

b. Manfaat Otobiografi

Otobiografi memiliki beberapa manfaat antara lain:

(1) mengetahui aspek-aspek, baik pikiran, perasaan, sikap pribadi, tingkah


laku atau keadaan emosi,

(2) mengetahui tingkat pengetahuan dan pendidikan, pengalaman, minat


bahkan tujuan atau cita-cita yang hendak diraih/diwujudkan,

5
(3) sebagai dasar untuk melancarkan instrumen lain, dan

(4) sebagai pembanding hasil interpretasi dari data yang digali dengan
menggunakan instrumen lain

F. Catatan Kumulatif (Commulative record)

Catatan kumulatif adalah sebuah catatan perkembangan konseli yang


mencakup: identitas diri dan keluarga, perkembangan akademik, perkembangan
kesehatan atau fisik, perkembangan psikologis, perkembangan sosial,
permasalahan-permasalahan dan hambatan (Hidayah, 1998, 2010). Catatan
kumulatif hakikatnya sebagai himpunan data yang diperoleh dari hasil interpretasi
data asesmen tes dan non tes, bukan alat atau instrumen asesmen. Data dalam
catatan kumulatif bersifat prediktif, diagnostis, dan futuristik. Jenis catata
kumulatif dapat berupa: file berbasis komputerisasi, buku pribadi, dan catatan
pribadi. Pada akhir dekade disarankan Guru BK atau konselor sudah
menggunakan catatan kumulatif berbasis komputer (Hidayah, 2010), karena jenis
tersebut memiliki keunggunlan, seperti: efisien, fleksibel, dan inovatif

Data tentang individu siswa, telah dikumpulkan perlu dicatat atau dirangkum
dalam suatu sistem yang mudah digunakan dan diperoleh kembali oleh setiap
orang yang berhak mempergunakannya. Mengingat banyak sekali aspek data
siswa yang perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat
menghimpun data secara keseluruhan. Alat ini disebut commulative record atau
catatan kumulatif, tetapi yang poluler disebut kartu pribadi. Semua data tentang
siswa dicatat dalam buku pribadi tersebut, Untuk setiap siswa masing-masing satu
buku pribadi.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Non Tes dalam Bimbingan konseling merrupakan salah satu faktor yang ikut
memperlancar proses belajar, membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat serta
memahami dirinya sesuai dengan kemampuan dan memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi siswa ke arah yang lebih baik.

Teknik non-tes terdiri dari:


a) Observasi
b) Angket (questioner)
c) Wawancara
d) Otobiografi
e) Sosiometri
f) Catatan Kumulatif

3.2 Saran
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya Bahwa isi dari makalah
ini belumlah sempurna dan masih kurang baik mengenai materi maupun cara
penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ramli, M,Dkk.2016. PERMENDIKBUT Asesmen Bimbingan dan Konseling


(.Jakarta:Rektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan )

Salahudin,Abas.2010.Bimbingan dan Konseling,( Bandung:CV Pustaka Setia.)

Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling (studi dan karir). Yogyakarta:Penerbit Andi.

http://idr.uin-antasari.ac.id/8050/

8
9

Anda mungkin juga menyukai