Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INSTRUMEN BK I (NON TEST)

”METODE WAWANCARA (INTERVIEW)”

Dosen Pengampu:
Dr. Ririanti Rachmayanie J., S.Psi., M.Pd.
Muhammad Arsyad, M.Psi, Psikolog

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Akhmad Fadillah Fahriannor 2210123110004
Joya Aulia Al Maidila 2210123220021
Rahmawati 2210123220053
Wiwik Widyanti 2210123220016
Zahra Azkiya 2210123120013
Zahratul Raudah 2210123220026

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat dan rahmat-
Nya, kami telah menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Metode Wawancara (interview)”
meskipun masih banyak kekurangan tetapi kami turut bersama berhasil menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Ririanti Rachmayanie J,
S.Psi., M.Pd., dan Bapak Muhammad Arsyad, M.Psi., Paikolog., selaku dosen pada Mata Kuliah
Instrumen BK I (Non Test) yang telah memberikan tugas kelompok ini. Kami pun turut
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini baik
secara moral maupun material.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini mengenai “Metode Wawancara (interview)”
adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Instrumen BK I (Non Test) dan menambah wawasan
kami serta para pembaca mengenai topik yang kami bawa untuk dapat bermanfaat kedepannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan kami agar
para pembaca berkenan memberikan umpan balik baik berupa kritik maupun saran. Sebelumnya
penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan pada
makalah yang telah kami susun. Semoga makalah ini dapat dipahami dan bisa memberikan
manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Banjarmasin, 18 Maret 2023

Tim Penulis
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi wawancara (interview)

2. Manfaat dan fungsi wawancara (interview)

3. Kelebihan dan kekurangan metode wawancara (interview)

4. Model dan jenis-jenis wawancara (interview)

5. Langkah-langkah melakukan wawancara (interview)

6. Analisis dan interpretasi dalam wawancara (interview)

7. Fungui wawancara (interview) dalam konteks bimbingan dan konseling

3. TUJUAN
1. Dapat mengetahui dan memahami definisi dari wawancara (interview)

2. Dapat mengetahui manfaat dan fungsi dari wawancara (interview)

3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode wawancara (interview)

4. Untuk memahami model dan jenis-jenis wawancara (interview)

5. Untuk memahami bagaimana langkah-langkah dalam meelakukan wawancara


(interview)

6. Dapat mengetahui bagaimana analisis dan interpretasi dalam wawancara (interview)

7. Untuk mengetahui dan memahami fungsi wawancara (interview) dalam konteks


bimbingan dan konseling

1
4. MANFAAT
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, wawasan, pengetahuan dan
pemahaman serta informasi yang berkaitan mengenai metode wawancara (interview). Serta
sebagai bahan bacaan di bidang bimbingan dan konseling ataupun referensi bacaan lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI WAWANCARA (INTERVIEW)


Wawancara merupakan suatu kegiatan berkomunikasi verbal yang dilakukan antara
dua pihak, dengan satu pihak sebagai pewawancara (interviewer) dan yang lainnya sebagai
yang diwawancarai (interviewee). Kegiatan wawancara seperti ini dilakukan guna
mendapatkan informasi dari individu yang diwawancarai terkait sebuah subjek yang spesifik
dan guna memenuhi tujuan dari dilaksanakannya wawancara tersebut. Proses wawancara ini
dapat berupa sesi tanya jawab antara pewawancara dan yang diwawancarai sehingga dapat
membantu membuat prediksi dan mengambil keputusan dari masalah yang terkait.

2. MANFAAT DAN FUNGSI WAWANCARA (INTERVIEW)


1. Wawancara dapat membantu untuk memperoleh data tentang konsep, nilai, dan
pengalaman interviewee.
2. Memudahkan untuk menggali informasi yang tidak dapat diperoleh dari sumber data
lainnya.
3. Membantu untuk mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam dan memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang pandangan dan pengalaman interviewee.
4. Dapat menggali informasi yang tidak dapat diperoleh dari sumber data lainnya. Hal ini
dikarenakan dalam wawancara, interviewer dapat berinteraksi langsung dengan
interviewee dan menanyakan pertanyaan yang lebih mendalam dan terperinci.
Interviewer juga dapat mengajukan pertanyaan tambahan atau mengklarifikasi jawaban
yang diberikan oleh interviewee.
5. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pandangan dan pengalaman
interviewee. Dalam wawancara, interviewer dapat meminta interviewee untuk
menjelaskan lebih rinci tentang pandangan, pengalaman, dan pemikiran mereka, sehingga

2
dapat membantu peneliti untuk memahami secara lebih mendalam tentang topik yang
sedang diteliti.

3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE WAWANCARA (INTERVIEW)


4. Kelebihan Metode Wawancara (Interview)
Teknik wawancara baik dalam bentuk terstruktur maupun tidak terstruktur sangat
mudah digunakan karena memberikan manfaat nilai praktis kantara subjek (interviewee)
dan peneliti (interviewer). Kelebihan metode wawancara, yaitu
a. Mendapatkan informasi yang tepat sasaran, karena interviewer dapat memperoleh
keterangan lebih lanjut dan mendalam jika ada jawaban dari interviewee yang agak
diragukan.
b. Memungkinkan interviewee untuk memberikan respon yang tepat terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh interviewer.
c. Teknik wawancara dengan tatap muka dapat menumbuhkan hubungan yang baik
antara kedua belah pihak, sehingga dapat mengurangi resiko terjadi
kesalahpahaman atau kecurigaan terhadap jawaban yang diberikan interviewee.
d. Dengan komunikasi langsung dan suasana yang saling memahami dapat membuat
seorang subjek (interviewee) menjadi lebih terbuka untuk memberikan jawaban
yang tepat dan yakin.
e. Fokus wawancara dapat memberikan kesempatan kepada interviewee untuk
bertanya dan seorang interviewer dapat menjelaskan maksud dari pertanyaannya.
f. Interviewer dapat memperoleh informasi tambahan diluar kebutuhan melalui reaksi
verbal ataupun nonverbal yang diungkapkan interviewee.
g. Metode interview memudahkan interviewer untuk mengetahui masa lalu yang
dialami oleh interviewee, sehingga dapat memudahkan seorang interviewer untuk
berhati-hati jika mengajukan pertanyaan yang bersifat sensitif.
h. Waktu yang fleksibel dan telah disepakati oleh kedua belah pihak menciptakan
suasana yang nyaman sehingga menumbuhkan sikap saling memahami dan saling
menerima diantara interviewer dan interviewee.
i. Memungkinkan seorang interviewer untuk menganalisis pengalaman hidup yang
pernah dialami interviewee, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan hasil
wawancara.

3
j. Dengan suasana tatap muka memudahkan interviewer untuk memperhatikan secara
langsung gerak tubuh dan sikap yang diberikan oleh interviewee, apakah sesuai
dengan pernyataannya.

5. Kekurangan Metode Wawancara (Interview)


Meski memiliki memiliki banyak kelebihan, tidak memungkinkan bahwa metode
wawancara memiliki kekurangan dalam proses pelaksanannya. Kekurangan teknik
wawancara, yaitu:
a. Dalam aspek partisipasinya, wawancara memerlukan tenaga, waktu yang lama dan
biaya yang terbilang cukup banyak.
b. Bagi interviewer, teknik wawancara membutuhkan kemampuan yang lebih
profesional seperti kemampuan pengetahuan yang tinggi mengenai pemahaman
individu, kemampuan keterampilan sosial tinggi, cerdas emosional dan bersifat
pendengar yang baik.
c. Beresiko terjadinya penyimpangan (bias) baik dari proses interaksi maupun sudut
pandang berbeda anatara kedua belah pihak yang dapat menimbulkan terjadinya
variasi keadaan antara kenyataan dan ketepatan jawaban.
d. Mckenna (2000) mengutip dalam Fadhallah (2020), menyebutkan bahwa
kelemahan metode terdiri dari penilaian yang mungkin saja tidak akurat.
e. Tingginya variasi informasi yang didapat akibat dari pertanyaan yang diajukan oleh
interviewer yang berbeda.
f. Pada saat tertentu sulit untuk membuat suasana yang nyaman agar interviewee
menjadi lebih terbuka dan yakin dengan jawabannya.
g. Terjadinya penilaian yang berbeda antara interviewer satu dengan interviewer
lainnya, sehingga terdapat perbedaan persepsi dalam pengambilan keputusan.
h. Data informasi interviewee yang didapat jika melakukan wawancara informal (tidak
terstruktur) sulit untuk diperhitungkan dengan matang dan sulit dianalisa.
i. Dalam kondisi tertentu atau waktu yang terlalu lama dalam wawancara dapat
menimbulkan suasana yang bosan, lelah atau sudah tidak nyaman.
j. Persepsi interviewer bisa terpengaruh oleh interviewee sehingga tidak objektif dan
akhirnya terlalu cepat mengambil keputusan.

4
k. Keberhasilan wawancara bergantung kepada kepandaian interviewer dalam
menggali informasi yang diperlukan.
6. MODEL DAN JENIS-JENIS WAWANCARA (INTERVIEW)
Model dan jenis jenis wawancara menurut Nawawi dan Hardari dalam Fadhallah
(2021) adalah sebagai berikut:

1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstrktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya, pada wawancara ini semua
interviewee akan diberikan daftar pertanyaan yang sama. Tujuannya adalah untuk
memudahkan dalam membandingkan tiap jawaban dari interviewee.

2. Wawancara Tidak Terstruktur


Wawancara tidak terstruktur lebih mirip percakapan biasa, karena wawancara ini
digunakan ketika interviewer tidak menggunakan panduan sama sekali dan pertanyaan
yang diajukan bersifat umum dan spontan langsung dari pikiran. Dengan memberikan
kebebasan pada interviwer dalam mengajukan topik yang bebas maka bisa memberikan
wawasan yang lebih kaya dan mendalam mengenai subjek yang diwawancarai.

3. Wawancara Semi Terstruktur


Wawancara semi terstruktur adalah jenis wawancara yang menggunakan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya oleh interviewee, namun bersifat fleksibel
karena pertanyaan nya bisa diubah atau ditambah sesuai dengan pembicaraan.
Wawancara ini juga memberi ruang bagi interviewee untuk menyampaikan pendapat
mereka dengan lebih leluasa.

4. LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN WAWANCARA (INTERVIEW)


Langkah-langkah yang terdapat dalam wawancara menurut Neuman dalam Fadhallah
(2021) yaitu ada langkah pembukaan, isi, dan penutup. Langkah tersebur yaitu sebagai
berikut:

1. Pembukaan
Tahap pembukaan menjadi langkah penting untuk membuat seseorang bersedia
atau tidaknya untuk melakukan komunikasi dan memberi informasi yang akurat selama

5
proses wawancara, karena itu penting sekali untuk memulai wawancara dengan
melakukan pendekatan untuk membangun hubungan yang hangat atau memberikan
kesan pertama yang bagus agar bisa mendorong orang untuk mau berpartisipasi secara
aktif dalam wawancara dan bersedia untuk melanjutkan pembicaraan. Untuk itu dalam
pembukaan ini ada dua tahap yang harus di lakukan dalam membangun kesan yang baik
yaitu:
a. Membangun rapport
Yaitu membangun hubungan yang menyenangkan dan penuh kepercayaan
antara interviewer dengan intervewee. Hal pertama yang harus dilakukan
interviewer adalah memperkenalkan dirinya. Pada saat perkenalan bisa sambil
berjabat tanggan, melakukan kontak mata, tersenyum, mengangguk serta
menunjukkan perilaku atau tindakan yang ramah. Setelah tercipta situasi yang aman
dan nyaman, baru interviewer bisa melanjutkan ke pertanyaan yang bersifat lebih
personal seperti menanyakan nama, usia, dan lain sebagainya.
b. Orientasi
Langkah selanjutnya yaitu dengan menjelaskan tentang tujuan dalam
melakukan wawancara agar memberikan kejelasan, memberitahukan berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan wawancara. Waktu yang ditetapkan harus
sesuai dengan kesanggupan dari pihak yang diwawancarai (Bastian, dkk, 2018),
jika interviewer berasal dari suatu organisasi maka harus memperkenalkan asal
organisasinya dan menjelaskan bagaimana informasi yang diperoleh akan
digunakan serta menjelaskan alasan mengapa intervewee tersebut terpilih.
2. Isi
Wawancara yang bersifat non formal dan tidak memakan waktu yang banyak,
maka interviewer tidak membutuhkan persiapan yang banyak dan mungkin hanya perlu
selembar kertas saja, namun pada wawancara yang bersifat formal dan perlu waktu yang
lama, maka perlu adanya persiapan yang jelas dan rinci mengenai topik apa yang akan
ditanyakan.
Hal pertama yang perlu disiapkan yaitu pedoman wawancara, pedoman ini dibuat
agar interviewer tidak lupa dengan apa yang akan ditanyakan dan saat wawancara juga
bisa menggunakan alat perekam yang berguna untuk menyimpan jawaban yang telah

6
dikatakan oleh interviewee. Urutan dalam membuat pedoman wawancara yaitu urutan
topik, waktu, tempat, sebab akibat, solusi masalah, serta pertanyaan yang harus dijawab
dari urutan topik yang dibuat adalah dengan menggunakan apa (what), kapan (when), di
mana (where), siapa (who), bagaimana (how) dan mengapa (why) atau 5W+1H. Setelah
melengkapi pedoman, baru kemudian melakukan wawancara yang merupakan kegiatan
tanya jawab antara interviewer dengan interviewee, dengan tujuan untuk memberikan
dan mendapat informasi. Selama wawancara berlangsung, interviewer perlu untuk bisa
melakukan penyelidikan dalam memperjelas makna jawaban yang diberikan oleh
interviewee, serta mencatat hasil wawancara agar bisa dijadikan pegangan bagi
interviewer apabila tidak mengingat seluruh isi pembicaraan yang dilakukan selama
kegiatan wawancara berlangsung.
3. Penutup
Penutup adalah langkah terakhir yang menentukan kesuksesan dari wawancara
yang telah dilakukan. Menutup wawancara dengan cara yang kasar dan tidak bijaksana
akan merusak hubungan yang terbina dengan interviewee dan mempengaruhi pada hasil
wawancara yang akan dicapai.
a. Fungsi penutup
1) Penutup dapat digunakan sebagai sinyal untuk mengakhiri wawancara bukan
hubungan yang telah terbina.
2) Penutup adalah kesimpulan dari wawancara yang telah terjadi. Jika sebelumnya
wawancara yang telah berlangsung tidak sistematis, dengan penutup maka akan
membawa wawancara pada akhir yang sistematis, memuat isu, kesepakatan dan
berbagi informasi.
b. Panduan penutup
Cara yang tepat dalam mengakhiri wawancara adalah dengan mengikuti
pedoman atau kaidah yang ada yaitu dengan tulus, jujur, tidak tergesa-gesa,
menggunakan kalimat yang sopan dan tidak kasar, karena meskipun wawancara
telah selesai tidak menutup kemungkinan jika interviewer masih membutuhkan data
dan mengharuskannya untuk menyusun kembali pertemuan dengan interviewee.
Karena itulah jika wawancara diakhiri dengan tindakan atau kata yang tidak sopan

7
maka akan mengacaukan semuanya dari awal pembukaan dan bisa membuat orang
tersebut tidak mau lagi ditemui untuk melakukan wawancara.
c. Teknik menutup wawancara
Sebelum menutup wawancara, interviewer bisa memberikan kesempatan jika
ada hal yang ingin ditanyakan atau disampaikan berkaitan dengan wawancara yang
telah dilakukan. Setelah itu mengungkapkan bahwa informasi yang didapatkan
sudah lengkap dan disertai dengan mengekspresikan kepuasan atas informasi yang
telah didapatkan. Contohnya seperti mengatakan “saya senang bisa berbincang
dengan anda dan terima kasih banyak atas kebersedian meluangkan waktu untuk
saya”. Sebelum menutup juga perlu mengatur waktu untuk pertemuan selanjutnya
jika memang diperlukan, dan untuk itu maka harus ada kesepakatan antara
interviewer dengan interviewee terkait tanggal, waktu, tempat, atau tujuan untuk
bertemu.
d. Bahasa non verbal saat mengakhiri wawancara
Dalam menutup wawancara penting juga memperhatikan bahasa tubuh.
Beberapa penelitian menemukan tentang bahasa tubuh yang bisa ditunjukkan saat
ingin menutup pembicaraan yaitu dengan berdiri dari tempat duduk, bergerak
menjauh, dan tersenyum sambil mengajak berjabat tangan sebagai tanda
perpisahan.

5. ANALISIS DAN INTERPRETASI DALAM WAWANCARA (INTERVIEW)


6. FUNGSI WAWANCARA (INTERVIEW) DALAM KONTEKS BIMBINGAN DAN
KONSELING

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
2. SARAN

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai