Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“Klasifikasi Media Bimbingan dan Konseling Islam”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Multimedia BKI

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh Kelompok 3:

Eka Mutiatus Saadah (04020321048)

Faradifa Intan Bestari (04020321050)

Faza Kamila (04020321052)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ iii

A. Latar Belakang .................................................................................................................... iii

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... iv

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ iv

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 1

A. Klasifikasi Media Bimbingan dan Konseling ...................................................................... 1

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Inteligensi ..................................................................... 7

C. Krtiteria Pemilihan Media Bimbingan dan Konseling....................................................... 11

D. Fungsi Media Bimbingan dan Konseling .......................................................................... 12

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 14

B. Saran .................................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. Tuhan semesta alam. Atas segala rahmat dan ridho-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tak lupa salawat dan salam kami
haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw. Semoga di akhirat kelak kita
mendapatkan syafa’atnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
mendukung dan membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Penulisan makalah yang berjudul “Klasifikasi Multimedia Bimbingan dan Konseling


Islam” ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Multimedia Bimbingan
dan Konseling Islam. Pada makalah ini akan kami jabarkan mengenai faktor penggunaan,
klasifikasi, dan manfaat media bimbingan dan konseling islam.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran senantiasa kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberi pengetahuan dan manfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 16 Maret 2023

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
individu secara tatap muka, berkelanjutan dan sistematis yang dilakukan oleh seorang
ahli dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya dan lingkungannya untuk
mengembangkan potensi dirinya. Agar proses bimbingan dan konseling dapat
berjalan dengan baik serta pesan-pesan konseling bisa tersampaikan kepada konseli,
maka diperlukan adanya media.
Istilah media berasal dari bahasa Latin “medius” dan merupakan bentuk jamak
dari kata “medium” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.
Kata media dalam bahasa Arab berasal dari kata “wasaailu” yang berarti pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media bimbingan dan konseling dapat
didefinisikan sebagai sarana atau alat bantu dalam proses bimbingan dan konseling
islam agar proses pemberian bantuan dapat berjalan lebih baik sesuai dengan harapan.
Pada bimbingan dan konseling, metode komunikasi yang digunakan adalah
komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Metode langsung berarti proses
komunikasi dalam bimbingan dan konseling tersebut terjadi secara langsung tatap
muka. Sedangkan metode komunikasi tidak langsung adalah metode bimbingan dan
konseling yang dilakukan melalui media komunikasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
media bimbingan dan konseling adalah alat bantu yang membawa pesan atau
informasi yang mengandung maksud-maksud bimbingan dan konseling.
Klasifikasi media dalam bimbingan dan konseling meliputi kelompok media
grafis, bahan cetak, dan gambar diam, kelompok media proyeksi diam kelompok
media audio, kelompok film (motion pictures), kelompok multimedia, media objek,
media interaktif. Penjelasan lebih lanjut mengenai klasifikasi media dalam bimbingan
dan konseling akan dibahas dalam makalah ini.

iii
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:
1. Bagaimana klasifikasi media dalam bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana faktor penggunaan media dalam bimbingan dan konseling?
3. Apa kriteria pemilihan media bimbingan dan konseling Islam?
4. Apa fungsi media bimbingan dan konseling?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui klasifikasi media dalam bimbingan dan konseling


2. Mengetahui faktor penggunaan media dalam bimbingan dan konseling
3. Mengetahui kriteria pemilihan media bimbingan dan konseling iSLAM
4. Mengetahui fungsi media bimbingan dan konseling

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Media Bimbingan dan Konseling


1. Kelompok Media Grafis, Bahan Cetak, dan Gambar Diam
a) Media Grafis
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide, atau gagasan
melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol atau gambar.
Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan
mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat konseli. Adapun yang
tergolong media grafis antara lain:
1) Grafik, yaitu penyajian data berangka melalui perpaduan antara angka, garis,
dan simbol.
2) Diagram, yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan timbal balik yang biasanya disajikan melalui garis-
garis simbol.
3) Bagan, yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis dan simbol yang merupakan
ringkasan suatu proses, perkembangan, atau hubungan-hubungan penting.
4) Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-
bagian pokok dari suatu bentuk gambar.
5) Poster, yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik
dengan maksud untuk menarik perhatian orang yang lewat.
6) Papan, yaitu papan tulis biasa. Gambar-gambar atau tulisan-tulisan biasanya
langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat penempel lainnya.
Kelebihan media grafis diantaranya dapat mempermudah dan
mempercepat pemahaman konseli terhadap pesan yang disajikan, dapat
dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian konseli, serta
pembuatannya mudah dan harganya murah. Sedangkan kelemahan media grafis
yaitu membutuhkan ketrampilan khusus dalam pembuatannya terutama untuk
grafis yang lebih kompleks dan penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

1
b) Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui
proses pencetakan/ printing/ offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesannya
melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas
pesan atau informasi yang disajikan. Jenis media cetak ini diantaranya adalah:
1) Buku teks, yaitu buku yang membahas cara memecahkan masalah atau cara
mengembangkan diri. Dalam bimbingan dan konseling buku teks biasanya
berupa bibliokonseling.
2) Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu
dan didesain sedemikian rupa guna memperlancar pelaksanaan layanan
informasi dan bimbingan klasikal. Dalam bimbingan dan konseling modul
seperti ini sering digunakan dalam modul bimbingan karier, modul bimbingan
belajar dan sebagainya.
Kelebihan media bahan cetak antara lain:
a. Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak
b. Dapat mempercepat pemecahan masalah konseli
c. Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh konseli sesuai dengan
kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing
d. Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa
e. Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna
f. Perbaikan atau revisi mudah dilakukan
Kelemahan media bahan cetak antara lain:
a. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama
b. Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan
minat konseli yang membacanya
c. Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan
sobek
c) Gambar Diam atau Foto
Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang
dihasilkan melalui proses fotografi. Contoh media gambar adalah foto. Media ini
dapat digunakan untuk berbagai macam layanan bimbingan dan konseling,

2
misalnya untuk menjelaskan prestasi yang diraih oleh siswa, menjelaskan tentang
kegiatan pengembangan diri siswa, MOS, kegiatan ekstrakulikuler dan
sebagainya.
Kelebihan media gambar diam:
a. Dibandingkan dengan media grafis, media foto ini lebih konkrit
b. Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya
c. Pembuatannya mudah dan harganya murah
Kelemahan media gambar diam:
a. Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran
kelompok besar
b. Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan
kesalahan persepsi
2. Kelompok Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau media
yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki
sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya OHP atau OHT, Opaque projector,
slide, dan filmstrip
a) Media OHP dan OHT
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan
melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector). OHT terbuat dari
bahan transparan yang biasanya berukuran 8,5 x 11 inci. Ada 3 jenis bahan yang
dapat digunakan sebagai OHT, yaitu:
1) Write-on film (plastic transparansi), yaitu sejenis transparansi yang dapat
ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan spidol.
2) PPC transparency film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu sejenis transparansi
yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin fotokopi
3) Infrared transparency film, yaitu sejenis transparansi yang dapat diberi tulisan
atau gambar dengan menggunakan mesin thermofax.
OHP (Overhead Projector) adalah media yang digunakan untuk
memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layer. Biasanya alat
ini digunakan untuk menggantungkan papan tulis. Media OHP atau OHT

3
digunakan untuk menunjang pelaksanaan layanan orientasi, layanan informasi,
bimbingan kelompok maupun bimbingan klasikal.
Kelebihan media OHT dan OHP diantaranya:
a. Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran ruangan kelas
b. Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variative dan disertai dengan
warna-warna yang menarik
c. Tatap muka dengan konseli selalu terjaga dan memungkinkan konseli untuk
mencatat hal-hal yang penting
d. Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak pula memerlukan
penggelapan ruangan
e. Program OHT dapat digunakan berulang-ulang
Kelemahan media OHT dan OHP
a. Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan penyajiannya
b. OHT dan OHP merupakan hal yang tak dapat dipisahkan karena sebuah
gambar dalam kertas biasa tidak bisa diproyeksikan melalui OHP
c. Urutan OHP mudah kacau karena urutan yang lepas
3. Kelompok Media Audio
Media audio yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera
pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, music, dan sound effect. Jenis media
audio diantaranya media alat perekam pita magnetik. Alat perekam pita magnetik atau
kaset tape recorder adalah media yang menyajikan pesannya melalui proses
perekaman kaset audio. Dalam bimbingan dan konseling, media ini biasanya berupa
kaset relaksasi dan meditasi, bisa juga digunakan untuk mendukung pelaksanaan
strategi diri sebagai model. Adapun dalam terapi bimbingan dan konseling islam yang
termasuk ke dalam media audio yakni murottal.1 Murottal merupakan lantunan ayat-
ayat suci Al-qur’an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-qur’an), direkam
dan diperdengarkan dengan tempi yang lambat serta harmonis (Purna, 2006).

1
Gurubk.com, “Bagaimana Menggunakan Media Bimbingan dan Konseling yang Efektif?”, diakses melalui
https://www.gurubk.com/2022/09/media-bimbingan-dan-konseling.html , (pada tanggal 19 Maret 2023).

4
Kelebihan media alat perekam pita magnetik yaitu pita rekaman dapat diputar
berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan, rekaman dapat dihapus dan digunakan
kembali, serta penggandaan programnya sangat mudah. Adapun media alat perekam
pita magnetic juga mempunyai kelemahan yaitu daya jangkauannya terbatas.

4. Kelompok Film (Motion Pictures)


Film disebut juga gambar hidup (motion pictures, yaitu serangkaian gambar
diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga
menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan
pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang impresif
bagi pemirsanya. Ada beberapa jenis film, diantaranya film bisu, film bersuara, dan
film gelang yang ujungnya saling bersambungan dan proyeksinya tak memerlukan
penggelapan ruangan.
Kelebihan media film:
a. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh konseli
b. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
c. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
d. Lebih realistis
e. Dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan
f. Memberikan kesan yang mendalam yang dapat mempengaruhi sikap klien
Kelemahan media film:
a. Harga produksinya cukup mahal
b. Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenagaMemerlukan operator
khusus yang mengoperasikannya

5. Kelompok Multimedia
Multimedia merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan
berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu
modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.
Kelebihan multimedia yaitu dapat menghilangkan kebosanan karena media yang

5
digunakan lebih bervariasi. Akan tetapi, multimedia membutuhkan biaya yang cukup
mahal dan memerlukan perencanaan yang matang serta tenaga yang profesional.

6. Media Objek
Media obyek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi
tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisinya sendiri, seperti
ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya dan sebagainya.
Media objek ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media objek sebenarnya
dan media pengganti. Media objek sebenarnya dibagi dua jenis, yaitu media objek
alami dan media objek buatan.
Media objek alami dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu objek alami yang
hidup dan objek alami yang tidak hidup. Media kelompok kedua terdiri atas benda-
benda tiruan yang dibuat untuk mengganti benda-benda yang sebenarnya. Objek-
objek pengganti dikenal dengan sebutan replika, model dan benda tiruan. Replika
dapat didefinisikan sebagai reproduksi statis dari suatu obyek dengan ukuran yang
sama dengan benda yang sebenarnya. Model merupakan sebuah reproduksi yang
kelihatannya sama, tapi biasanya diperkecil atau diperbesar dalam skala tertentu.
Benda tiruan ada dua macam, yaitu pertama merupakan bangunan yang dibuat kurang
lebih menyerupai suatu benda yang besar. Bentuk benda tiruan yang kedua ialah
bentuk yang menggambarkan mekanisasi kerja suatu benda, misalnya sistem
pembakaran automobile. Dalam bimbingan dan konseling, media obyek ini
contohnya adalah pohon harapan. Media ini digunakan untuk membantu
penyampaian materi tentang bimbingan karier.

7. Media Interaktif
Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa konseli tidak
hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk
berinteraksi selama mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Sedikitnya ada dua
macam interaksi. Interaksi yang pertama adalah yang menunjukkan konseli
berinteraksi dengan sebuah program, misalnya konseli diminta mengisi isian angket
atau inventory pada program aplikasi tertentu dengan menggunakan komputer.

6
Melalui interaksi ini pada akhirnya siswa mampu memahami diri dan memecahkan
masalahnya, misalnya program pemahaman minat, program pengembangan diri,
program konseling interaktif dan sebagainya. Bentuk interaksi yang kedua ialah
mengatur interaksi antara konseli secara teratur sebagai contoh berbagai permainan
atau dinamika kelompok yang digunakan pada bimbingan klasikal dan konseling
kelompok.2

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Media dalam Bimbingan dan


Konseling Islam

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi penggunaan media dalam


pelaksanaan bimbingan konseling, diantaranya:

1. Kemampuan belajar manusia

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh individu serta perubahan sikap


dan perilaku terjadi sesuai dengan pemahaman yang dapat ditangkap melalui apapun
itu termasuk bimbingan dan konseling. Selain itu bisa didapat melalui interaksi baik
dari pengalaman yang sudah lampau maupun pengalaman yang baru saja dialami.
Pengalaman-pengalaman murni itu dapat terjadi baik secara langsung maupun
melalui perantara media lain.

Menurut Bruner dalam mendapatkan pengalaman baru manusia belajar


melalui tiga tingkatan, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial /
gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Pengalaman langsung adalah
dengan terlibat langsung secara aplikatif atau mengerjakan. Misalnya, membangun
team building, dapat dilakukan secara langsung dengan permainan-permainan
kekompakan seperti outbond. Tingkatan kedua yang melalui label iconic (artinya
gambar atau image), misalnya pola sikap ketika berbicara di depan umum dapat
dipelajari melalui gambar, lukisan, atau film yang menyajikan perilaku tersebut.
Meskipun individu belum pernah berbicara di depan umum secara formal, melalui
media tersebut mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan,

2
Pudji Rahwati, “Media Bimbingan dan Konseling”, (Surabaya: 2014), digilib.uinsby.ac.id, hal. 31

7
foto, atau film. Selanjutnya, pada tingkatan simbol, individu membaca (atau
mendengar) kata “membalas kebencian dengan senyuman” pada gambaran mental
yang dipikirkan atau mencocokkannya dengan pengalaman yang serupa. Ketiga
tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman
(pengetahuan, keterampilan, atau sikap) baru.3

2. Kemampuan indera manusia

Dengan mengandalkan lebih dari satu indera yang dimiliki manusia maka
akan mempermudah masuknya pemahaman yang diterima dari pada hanya
menggunakan satu indera saja. Belajar dengan menggunakan indera ganda, pandang
dan dengar berdasarkan penjelasan di atas akan memberikan keuntungan lebih bagi
individu. Individu akan lebih mudah menerima materi yang dijelaskan dengan
menggunakan lebih dari satu indera saja, misalnya hanya menggunakan stimulus
dengar saja atau hanya dengan stimulus pandang saja.

Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan
pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan dengar sangat berbeda.
Menurut Achsin kurang lebih 90 % hasil belajar diperoleh melalui indera pandang,
dan hanya sekitar 5 % melalui indera dengar dan 5 % lagi dengan indera lainnya.
Sementara Dale memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera
pandang berkisar 75 %, melalui indera dengar 13 %, dan melalui indera lainnya
sekitar 12 %.

Levie dan Levie menyatakan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar
dan pemahaman yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti, mengenali, mengingat
kembali dan menghubungkan fakta dan konsep. Di lain pihak, stimulus verbal
memberi hasil belajar yang lebih baik jika prosesnya melibatkan ingatan yang
berurutan (sekuensial). Hal ini merupakan salah satu bukti dukungan atas konsep dual
coding hypothesis (hipotesis koding ganda) dari Paivio. Konsep itu mengandung ada

3
A. Said Hasan Basri, Peran Media dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah, Jurnal Dakwah, Vol.
11, No. 1, (Januari-Juni, 2010), hal. 29-33

8
dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal lalu
menyimpannya dalam bentuk proposition image, dan yang lainnya untuk mengolah
image nonverbal yang kemudian disimpan dalam bentuk proposisi verbal.4

3. Kemampuan media

Menurut Gerlach dan Ely media digunakan dalam berbagai bidang termasuk
bimbingan dan konseling, karena kemampuan media itu sendiri dalam menyampaikan
materi dengan lebih baik, sehingga lebih mudah diserap oleh manusia sebagai
penggunanya. Kemampuan media tersebut terkait dengan:

a) Fixative property, fixative property ini menggambarkan kemampuan media untuk


merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksikan suatu peristiwa atau
objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media
seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek
yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera
dengan mudah dapat direproduksi kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini,
media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu
waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini amat penting bagi
konselor karena kejadiankejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan
dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang
kejadiannya hanya sekali (dalam satu dekade atau satu abad) dapat diabadikan
dan disusun kembali untuk keperluan kroscek bimbingan konseling. Prosedur
konseling yang rumit dan lama sekalipun dapat direkam dan diatur untuk
kemudian diarsip dan dibuka kembali untuk dianalisis jika diperlukan. Demikian
pula kegiatan bimbingan yang melibatkan berbagai hal berkaitan dengan masalah
yang dihadapi konseli, dapat direkam lalu dianalisis dan dikritisi oleh konseli
lainnya baik secara perorangan maupun kelompok.

b) Manipulative property, transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan


karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-
hari dapat disajikan kepada konseli dalam waktu dua atau tiga menit dengan

4
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009

9
teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses
kesadaran konseli menemukan semangat hidupnya kembali setelah mendapat
tekanan hidup dan dilanda depresi, hingga muncul niat bunuh diri. Kejadian yang
berlangsung lama tersebut dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi
tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada
saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya proses reaksi
agresif berupa pemukulan atau menyakiti diri sendiri pada diri seorang konseli
dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media. Demikian
pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk foto. Pada
rekaman gambar hidup (video) kejadian dapat diputar mundur. Media (rekaman
video atau audio) dapat diedit sehingga konselor hanya menampilkan
bagianbagian penting / utama dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian
dengan memotong bagian-bagaian yang tidak diperlukan. Kemampuan media dari
ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi
kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-
bagaian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja
akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap
individu sasaran ke arah yang tidak diinginkan.

c) Distributive property, ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar individu atau kelompok dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut. Dewasa ini, distribusi
media tidak hanya terbatas pada satu komunitas seperti di satu kelas atau beberapa
kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu
misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru
tempat yang diinginkan kapan saja. Sekali informasi direkam dalam format media
apa saja, maka dapat diproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara
bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulangulang di suatu
tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir
sama dengan aslinya.

10
4. Persyaratan Metode Bimbingan Konseling Islam

Persyaratan metode ini dimaksudkan bahwa salah satu metode yang


digunakan dalam pendekatan bimbingan konseling islam adalah metode tidak
langsung (metode komunikasi tidak langsung), yakni metode bimbingan konseling
yang mensyaratkan adanya sarana yang dapat memfasilitasi proses berlangsungnya
bimbingan konseling islam tersebut. Maka dari itu, metode tidak langsung dalam
bimbingan konseling islam itu dilakukan melalui bantuan perantara media
komunikasi massa. Menurut Faqih aplikasinya pun dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok, bahkan massal. Secara individual dapat dilakukan melalui surat
menyurat, via telepon, maupun internet. Sedangkan secara kelompok dapat dilakukan
melalui bantuan papan bimbingan (seperti mading, atau poster), surat menyurat,
media cetak (majalah, tabloid dan surat kabar, serta lain-lain), siaran radio dan
televisi, permainan, dan media massa lainnya. Penggunaan metode melalui bantuan
media ini tergantung pada masalah yang dihadapi atau tangani, tujuan penanganan
masalah, keadaan konseli, kemampuan konselor dalam menggunakan metode dan
teknik, sarana dan prasarana yang tersedia, kondisi dan situasi lingkungan sekitarnya,
organisasi dan administrasi layanan bimbingan konseling, serta biaya yang tersedia.5

C. Krtiteria Pemilihan Media Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling memilki beberapa kriteria pemilihan atau penentuan


media layanan bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut:

1. Keselarasan dengan tujuan, yaitu di mana konselor mampu mengamati serta


menganalisis media apa yang sesuai dan tepat untuk diberikan kepada konseli untuk
mencapai tujuan tertentu dalam layanan bimbingan dan konseli yang dilakukan.

2. Kesesuaian dengan materi, yaitu adanya harapan di mana konselor tidak asal-asalan
dalam memberikan media pendukung kegiatan layanan, akan tetapi konselor mampu
memilih dengan tepat serta sesuai dengan materi yang diberikan sehingga konseli
lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh konelor.
5
Ibid, Said Hasan

11
3. Ketepatan dengan karakter, yaitu media yang diberikan itu bersifat familiar atau
konseli mampu menyukai media tersebut sehingga nantinya ketika pemberian layanan
semua karakter yang dimilki oleh konseli dapat menangkap layanan yang diberikan.

4. Kesesuaian dengan teori, maksudnya pemilihan media yang ditentukan telah


didasarkan dan sesuai dengan teori yang sedang diangkat sehingga media yang
diberikan sesuai dengan teori yang sedang diangkat.

5. Keselarasan dengan gaya belajar, yang artinya kriteria gaya belajar konseli sesuai
dengan kondisi psikologis yang dimilikinya.

6. Kesesuaian dengan lingkungan, fasilitas dan waktu yang disediakan, yang artinya
fasilitas serta lingkungan yang dirasa kurang memadahi akan berpengaruh pada
pemberian layanan media bimbingan dan konseling. Begitu pun dengan waktu yang
disediakan, jika media tidak didukung dengan waktu yang sesuai maka media layanan
bimbingan dan konseling akan kurang efektif. Oleh sebab itu, konselor harus mampu
menentukan waktu atau mampu membegi waktu dlam memberikan layanan
bimbingan dan konseling.6

D. Fungsi Media Bimbingan dan Konseling

Berdsarkan konsepnya, media bimbingan dan konseling memiliki fungsi sebagai


berikut:

1. Penggunaan bukan merupakan fungsi tambahan, namun memiliki fungsi tersendiri


sebagai perantara atau alat bantu dalam mewujudkan situasi layanan bimbingan dan
konseling yang lebih efektif.

2. Media bimbingan dan konseling menjadi salah satu bagian intergral dari keseluruhan
proses layanan bimbingan dan konseling. Fungsi ini menandakan bahwasannya media
bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian yang tidak berdiri sendiri akan

6
M. Arif Budiman S, Teknik Pemilihan Media Bimbingan Dan Konseling Pada Guru Bimbingan Dan Konseling Se-
Kota Tegal, 3, No. 4, Issn 2477-3921. (2018), 2

12
tetapi saling terikat dan berhubungan dengan bagian lainnya yang di mana akan
menciptakan situasi yang diinginkan.

3. Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya diharapkan relevan dengan


tujuan maupun kompetensi yang akan dicapai. Fungsi ini berartikan bahwasannya
pemilihan serta penggunaan media dlam layanan bimbingan dan konseling harus
memperhatikan kompetensi ataupun tujuan serta materi apa yang diberikan konselor
nantinya.

4. Media bimbingan dan konseling bukan berfungsi sebagai alat hiburan, yang artinya
tidak diperuntukkan untuk sekedar permainan atau memancing ketertarikan konseli
semata.

5. Media bimbingan dan konseling berfungsi untuk mempermudah proses layanan


bimbingan dan konseling, yang artinya melalui media ini konseli diharapkan dapat
memehami masalah yang dialaminya serta melalui media layanan bimbingan dan
konseling ini diharapkan bahan serta materi yang disajikan lebih cepat dan mudah
untuk ditangkap oleh konseli.

6. Media bimbingan dan konseling berfungsi untuk memperbaiki serta meningkatkan


kualitas layanan bimbingan dan konseling, yang nantinya hasil dari layanan
bimbingan dan konseling menggunakan media akan lebih efektif dan bertahan lama.7

Penggunaan media dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling ini juga
sebagai bentuk pendukung efektifitas penyampaian layanan bimbingan dan konseling.
Adapun pemanfaatan media layanan bimbingan dan konseling mampu memperjelas
pemberian pesan dan informasi agar tidak verbalistis, sebagai bentuk mengatasi
keterbatasan ruang, merubah perilaku dari yang tidak diinginkan menjadi sesuai yang
diinginkan, dan menyelaraskan persepsi antara konselor dengan konseli.8

7
M. Nursalim, Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Akademia, 2013), h. 6
8
Tantri W dan Lilik M, “Pemanfaatan Media Bimbingan dan Konseling Berbasis Teknologi di Sekolah, Jurnal
Bimbingan Konseling Islam, Vol.3, No.2, (Malang, 2021), hal.125

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Klasifikasi media dalam bimbingan dan konseling meliputi kelompok media grafis,
bahan cetak, dan gambar diam, kelompok media proyeksi diam kelompok media
audio, kelompok film (motion pictures), kelompok multimedia, media objek, media
interaktif.
2. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi penggunaan media dalam pelaksanaan
bimbingan konseling, yaitu kemampuan belajar, kemampuan indera manusia,
kemampuan media, dan persyaratan metode bimbingan konseling.
3. Bimbingan dan konseling memilki beberapa kriteria pemilihan atau penentuan media
layanan bimbingan dan konseling, yaitu keselarasan dengan tujuan, kesesuaian
dengan materi, ketepatan dengan karakter, kesesuaian dengan teori, keselarasan
dengan gaya belajar, dan kesesuaian dengan lingkungan.
4. Media bimbingan dan konseling memiliki fungsi penggunaan tersendiri sebagai
perantara atau alat bantu dalam mewujudkan situasi layanan bimbingan dan konseling
yang lebih efektif, menjadi salah satu bagian intergral dari keseluruhan proses
layanan bimbingan dan konseling, media bimbingan dan konseling dalam
penggunaannya diharapkan relevan dengan tujuan, bukan berfungsi sebagai alat
hiburan, untuk mempermudah proses layanan bimbingan dan konseling, serta media
bimbingan dan konseling berfungsi untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas
layanan bimbingan dan konseling.
B. Saran

Sebuah karya tulis tentunya memiliki referensi dan dasar-dasar yang kuat untuk
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Terlepas dari itu, sebuah karya tulis adalah buah
karya tangan manusia. Tentunya, tidak akan pernah sempurna tanpaadanya kritik, saran,
dan masukan. Dalam hal ini, penulis memberikan peluang bagi siapa saja yang hendak
mengkritisi atau menindaklanjuti penelitian ini agar menjadi karya yang pantas dalam
kaca mata akademik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009

Basri, Said Hasan. Peran Media dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Islam di
Sekolah, Jurnal Dakwah, Vol. 11, No. 1, (Januari-Juni, 2010)

Gurubk.com, “Bagaimana Menggunakan Media Bimbingan dan Konseling yang


Efektif?”, diakses melalui https://www.gurubk.com/2022/09/media-bimbingan-dan-
konseling.html , (pada tanggal 19 Maret 2023).

Nursalim, M.2013. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:


Akademia)

Rahwati, Pudji. “Media Bimbingan dan Konseling”, (Surabaya: 2014),


digilib.uinsby.ac.id

S, M. Arif Budiman. 2018. Teknik Pemilihan Media Bimbingan Dan Konseling Pada
Guru Bimbingan Dan Konseling Se-Kota Tegal, 3, No. 4, Issn 2477-3921, 2.

W, Tantri dan Lilik M. 2021. “Pemanfaatan Media Bimbingan dan Konseling Berbasis
Teknologi di Sekolah, Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol.3, No.2, (Malang)

15

Anda mungkin juga menyukai