Dosen Pengampu:
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 14
B. Saran .................................................................................................................................. 14
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. Tuhan semesta alam. Atas segala rahmat dan ridho-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tak lupa salawat dan salam kami
haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw. Semoga di akhirat kelak kita
mendapatkan syafa’atnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
mendukung dan membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran senantiasa kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberi pengetahuan dan manfaat bagi para pembaca.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
individu secara tatap muka, berkelanjutan dan sistematis yang dilakukan oleh seorang
ahli dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya dan lingkungannya untuk
mengembangkan potensi dirinya. Agar proses bimbingan dan konseling dapat
berjalan dengan baik serta pesan-pesan konseling bisa tersampaikan kepada konseli,
maka diperlukan adanya media.
Istilah media berasal dari bahasa Latin “medius” dan merupakan bentuk jamak
dari kata “medium” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.
Kata media dalam bahasa Arab berasal dari kata “wasaailu” yang berarti pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media bimbingan dan konseling dapat
didefinisikan sebagai sarana atau alat bantu dalam proses bimbingan dan konseling
islam agar proses pemberian bantuan dapat berjalan lebih baik sesuai dengan harapan.
Pada bimbingan dan konseling, metode komunikasi yang digunakan adalah
komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Metode langsung berarti proses
komunikasi dalam bimbingan dan konseling tersebut terjadi secara langsung tatap
muka. Sedangkan metode komunikasi tidak langsung adalah metode bimbingan dan
konseling yang dilakukan melalui media komunikasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
media bimbingan dan konseling adalah alat bantu yang membawa pesan atau
informasi yang mengandung maksud-maksud bimbingan dan konseling.
Klasifikasi media dalam bimbingan dan konseling meliputi kelompok media
grafis, bahan cetak, dan gambar diam, kelompok media proyeksi diam kelompok
media audio, kelompok film (motion pictures), kelompok multimedia, media objek,
media interaktif. Penjelasan lebih lanjut mengenai klasifikasi media dalam bimbingan
dan konseling akan dibahas dalam makalah ini.
iii
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
b) Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui
proses pencetakan/ printing/ offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesannya
melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas
pesan atau informasi yang disajikan. Jenis media cetak ini diantaranya adalah:
1) Buku teks, yaitu buku yang membahas cara memecahkan masalah atau cara
mengembangkan diri. Dalam bimbingan dan konseling buku teks biasanya
berupa bibliokonseling.
2) Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu
dan didesain sedemikian rupa guna memperlancar pelaksanaan layanan
informasi dan bimbingan klasikal. Dalam bimbingan dan konseling modul
seperti ini sering digunakan dalam modul bimbingan karier, modul bimbingan
belajar dan sebagainya.
Kelebihan media bahan cetak antara lain:
a. Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak
b. Dapat mempercepat pemecahan masalah konseli
c. Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh konseli sesuai dengan
kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing
d. Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa
e. Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna
f. Perbaikan atau revisi mudah dilakukan
Kelemahan media bahan cetak antara lain:
a. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama
b. Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan
minat konseli yang membacanya
c. Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan
sobek
c) Gambar Diam atau Foto
Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang
dihasilkan melalui proses fotografi. Contoh media gambar adalah foto. Media ini
dapat digunakan untuk berbagai macam layanan bimbingan dan konseling,
2
misalnya untuk menjelaskan prestasi yang diraih oleh siswa, menjelaskan tentang
kegiatan pengembangan diri siswa, MOS, kegiatan ekstrakulikuler dan
sebagainya.
Kelebihan media gambar diam:
a. Dibandingkan dengan media grafis, media foto ini lebih konkrit
b. Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya
c. Pembuatannya mudah dan harganya murah
Kelemahan media gambar diam:
a. Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran
kelompok besar
b. Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan
kesalahan persepsi
2. Kelompok Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau media
yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki
sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya OHP atau OHT, Opaque projector,
slide, dan filmstrip
a) Media OHP dan OHT
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan
melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector). OHT terbuat dari
bahan transparan yang biasanya berukuran 8,5 x 11 inci. Ada 3 jenis bahan yang
dapat digunakan sebagai OHT, yaitu:
1) Write-on film (plastic transparansi), yaitu sejenis transparansi yang dapat
ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan spidol.
2) PPC transparency film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu sejenis transparansi
yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin fotokopi
3) Infrared transparency film, yaitu sejenis transparansi yang dapat diberi tulisan
atau gambar dengan menggunakan mesin thermofax.
OHP (Overhead Projector) adalah media yang digunakan untuk
memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layer. Biasanya alat
ini digunakan untuk menggantungkan papan tulis. Media OHP atau OHT
3
digunakan untuk menunjang pelaksanaan layanan orientasi, layanan informasi,
bimbingan kelompok maupun bimbingan klasikal.
Kelebihan media OHT dan OHP diantaranya:
a. Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran ruangan kelas
b. Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variative dan disertai dengan
warna-warna yang menarik
c. Tatap muka dengan konseli selalu terjaga dan memungkinkan konseli untuk
mencatat hal-hal yang penting
d. Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak pula memerlukan
penggelapan ruangan
e. Program OHT dapat digunakan berulang-ulang
Kelemahan media OHT dan OHP
a. Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan penyajiannya
b. OHT dan OHP merupakan hal yang tak dapat dipisahkan karena sebuah
gambar dalam kertas biasa tidak bisa diproyeksikan melalui OHP
c. Urutan OHP mudah kacau karena urutan yang lepas
3. Kelompok Media Audio
Media audio yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera
pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, music, dan sound effect. Jenis media
audio diantaranya media alat perekam pita magnetik. Alat perekam pita magnetik atau
kaset tape recorder adalah media yang menyajikan pesannya melalui proses
perekaman kaset audio. Dalam bimbingan dan konseling, media ini biasanya berupa
kaset relaksasi dan meditasi, bisa juga digunakan untuk mendukung pelaksanaan
strategi diri sebagai model. Adapun dalam terapi bimbingan dan konseling islam yang
termasuk ke dalam media audio yakni murottal.1 Murottal merupakan lantunan ayat-
ayat suci Al-qur’an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-qur’an), direkam
dan diperdengarkan dengan tempi yang lambat serta harmonis (Purna, 2006).
1
Gurubk.com, “Bagaimana Menggunakan Media Bimbingan dan Konseling yang Efektif?”, diakses melalui
https://www.gurubk.com/2022/09/media-bimbingan-dan-konseling.html , (pada tanggal 19 Maret 2023).
4
Kelebihan media alat perekam pita magnetik yaitu pita rekaman dapat diputar
berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan, rekaman dapat dihapus dan digunakan
kembali, serta penggandaan programnya sangat mudah. Adapun media alat perekam
pita magnetic juga mempunyai kelemahan yaitu daya jangkauannya terbatas.
5. Kelompok Multimedia
Multimedia merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan
berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu
modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.
Kelebihan multimedia yaitu dapat menghilangkan kebosanan karena media yang
5
digunakan lebih bervariasi. Akan tetapi, multimedia membutuhkan biaya yang cukup
mahal dan memerlukan perencanaan yang matang serta tenaga yang profesional.
6. Media Objek
Media obyek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi
tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisinya sendiri, seperti
ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya dan sebagainya.
Media objek ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media objek sebenarnya
dan media pengganti. Media objek sebenarnya dibagi dua jenis, yaitu media objek
alami dan media objek buatan.
Media objek alami dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu objek alami yang
hidup dan objek alami yang tidak hidup. Media kelompok kedua terdiri atas benda-
benda tiruan yang dibuat untuk mengganti benda-benda yang sebenarnya. Objek-
objek pengganti dikenal dengan sebutan replika, model dan benda tiruan. Replika
dapat didefinisikan sebagai reproduksi statis dari suatu obyek dengan ukuran yang
sama dengan benda yang sebenarnya. Model merupakan sebuah reproduksi yang
kelihatannya sama, tapi biasanya diperkecil atau diperbesar dalam skala tertentu.
Benda tiruan ada dua macam, yaitu pertama merupakan bangunan yang dibuat kurang
lebih menyerupai suatu benda yang besar. Bentuk benda tiruan yang kedua ialah
bentuk yang menggambarkan mekanisasi kerja suatu benda, misalnya sistem
pembakaran automobile. Dalam bimbingan dan konseling, media obyek ini
contohnya adalah pohon harapan. Media ini digunakan untuk membantu
penyampaian materi tentang bimbingan karier.
7. Media Interaktif
Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa konseli tidak
hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk
berinteraksi selama mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Sedikitnya ada dua
macam interaksi. Interaksi yang pertama adalah yang menunjukkan konseli
berinteraksi dengan sebuah program, misalnya konseli diminta mengisi isian angket
atau inventory pada program aplikasi tertentu dengan menggunakan komputer.
6
Melalui interaksi ini pada akhirnya siswa mampu memahami diri dan memecahkan
masalahnya, misalnya program pemahaman minat, program pengembangan diri,
program konseling interaktif dan sebagainya. Bentuk interaksi yang kedua ialah
mengatur interaksi antara konseli secara teratur sebagai contoh berbagai permainan
atau dinamika kelompok yang digunakan pada bimbingan klasikal dan konseling
kelompok.2
2
Pudji Rahwati, “Media Bimbingan dan Konseling”, (Surabaya: 2014), digilib.uinsby.ac.id, hal. 31
7
foto, atau film. Selanjutnya, pada tingkatan simbol, individu membaca (atau
mendengar) kata “membalas kebencian dengan senyuman” pada gambaran mental
yang dipikirkan atau mencocokkannya dengan pengalaman yang serupa. Ketiga
tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman
(pengetahuan, keterampilan, atau sikap) baru.3
Dengan mengandalkan lebih dari satu indera yang dimiliki manusia maka
akan mempermudah masuknya pemahaman yang diterima dari pada hanya
menggunakan satu indera saja. Belajar dengan menggunakan indera ganda, pandang
dan dengar berdasarkan penjelasan di atas akan memberikan keuntungan lebih bagi
individu. Individu akan lebih mudah menerima materi yang dijelaskan dengan
menggunakan lebih dari satu indera saja, misalnya hanya menggunakan stimulus
dengar saja atau hanya dengan stimulus pandang saja.
Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan
pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan dengar sangat berbeda.
Menurut Achsin kurang lebih 90 % hasil belajar diperoleh melalui indera pandang,
dan hanya sekitar 5 % melalui indera dengar dan 5 % lagi dengan indera lainnya.
Sementara Dale memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera
pandang berkisar 75 %, melalui indera dengar 13 %, dan melalui indera lainnya
sekitar 12 %.
Levie dan Levie menyatakan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar
dan pemahaman yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti, mengenali, mengingat
kembali dan menghubungkan fakta dan konsep. Di lain pihak, stimulus verbal
memberi hasil belajar yang lebih baik jika prosesnya melibatkan ingatan yang
berurutan (sekuensial). Hal ini merupakan salah satu bukti dukungan atas konsep dual
coding hypothesis (hipotesis koding ganda) dari Paivio. Konsep itu mengandung ada
3
A. Said Hasan Basri, Peran Media dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah, Jurnal Dakwah, Vol.
11, No. 1, (Januari-Juni, 2010), hal. 29-33
8
dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal lalu
menyimpannya dalam bentuk proposition image, dan yang lainnya untuk mengolah
image nonverbal yang kemudian disimpan dalam bentuk proposisi verbal.4
3. Kemampuan media
Menurut Gerlach dan Ely media digunakan dalam berbagai bidang termasuk
bimbingan dan konseling, karena kemampuan media itu sendiri dalam menyampaikan
materi dengan lebih baik, sehingga lebih mudah diserap oleh manusia sebagai
penggunanya. Kemampuan media tersebut terkait dengan:
4
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009
9
teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses
kesadaran konseli menemukan semangat hidupnya kembali setelah mendapat
tekanan hidup dan dilanda depresi, hingga muncul niat bunuh diri. Kejadian yang
berlangsung lama tersebut dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi
tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada
saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya proses reaksi
agresif berupa pemukulan atau menyakiti diri sendiri pada diri seorang konseli
dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media. Demikian
pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk foto. Pada
rekaman gambar hidup (video) kejadian dapat diputar mundur. Media (rekaman
video atau audio) dapat diedit sehingga konselor hanya menampilkan
bagianbagian penting / utama dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian
dengan memotong bagian-bagaian yang tidak diperlukan. Kemampuan media dari
ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi
kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-
bagaian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja
akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap
individu sasaran ke arah yang tidak diinginkan.
c) Distributive property, ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar individu atau kelompok dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut. Dewasa ini, distribusi
media tidak hanya terbatas pada satu komunitas seperti di satu kelas atau beberapa
kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu
misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru
tempat yang diinginkan kapan saja. Sekali informasi direkam dalam format media
apa saja, maka dapat diproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara
bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulangulang di suatu
tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir
sama dengan aslinya.
10
4. Persyaratan Metode Bimbingan Konseling Islam
2. Kesesuaian dengan materi, yaitu adanya harapan di mana konselor tidak asal-asalan
dalam memberikan media pendukung kegiatan layanan, akan tetapi konselor mampu
memilih dengan tepat serta sesuai dengan materi yang diberikan sehingga konseli
lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh konelor.
5
Ibid, Said Hasan
11
3. Ketepatan dengan karakter, yaitu media yang diberikan itu bersifat familiar atau
konseli mampu menyukai media tersebut sehingga nantinya ketika pemberian layanan
semua karakter yang dimilki oleh konseli dapat menangkap layanan yang diberikan.
5. Keselarasan dengan gaya belajar, yang artinya kriteria gaya belajar konseli sesuai
dengan kondisi psikologis yang dimilikinya.
6. Kesesuaian dengan lingkungan, fasilitas dan waktu yang disediakan, yang artinya
fasilitas serta lingkungan yang dirasa kurang memadahi akan berpengaruh pada
pemberian layanan media bimbingan dan konseling. Begitu pun dengan waktu yang
disediakan, jika media tidak didukung dengan waktu yang sesuai maka media layanan
bimbingan dan konseling akan kurang efektif. Oleh sebab itu, konselor harus mampu
menentukan waktu atau mampu membegi waktu dlam memberikan layanan
bimbingan dan konseling.6
2. Media bimbingan dan konseling menjadi salah satu bagian intergral dari keseluruhan
proses layanan bimbingan dan konseling. Fungsi ini menandakan bahwasannya media
bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian yang tidak berdiri sendiri akan
6
M. Arif Budiman S, Teknik Pemilihan Media Bimbingan Dan Konseling Pada Guru Bimbingan Dan Konseling Se-
Kota Tegal, 3, No. 4, Issn 2477-3921. (2018), 2
12
tetapi saling terikat dan berhubungan dengan bagian lainnya yang di mana akan
menciptakan situasi yang diinginkan.
4. Media bimbingan dan konseling bukan berfungsi sebagai alat hiburan, yang artinya
tidak diperuntukkan untuk sekedar permainan atau memancing ketertarikan konseli
semata.
Penggunaan media dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling ini juga
sebagai bentuk pendukung efektifitas penyampaian layanan bimbingan dan konseling.
Adapun pemanfaatan media layanan bimbingan dan konseling mampu memperjelas
pemberian pesan dan informasi agar tidak verbalistis, sebagai bentuk mengatasi
keterbatasan ruang, merubah perilaku dari yang tidak diinginkan menjadi sesuai yang
diinginkan, dan menyelaraskan persepsi antara konselor dengan konseli.8
7
M. Nursalim, Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Akademia, 2013), h. 6
8
Tantri W dan Lilik M, “Pemanfaatan Media Bimbingan dan Konseling Berbasis Teknologi di Sekolah, Jurnal
Bimbingan Konseling Islam, Vol.3, No.2, (Malang, 2021), hal.125
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Klasifikasi media dalam bimbingan dan konseling meliputi kelompok media grafis,
bahan cetak, dan gambar diam, kelompok media proyeksi diam kelompok media
audio, kelompok film (motion pictures), kelompok multimedia, media objek, media
interaktif.
2. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi penggunaan media dalam pelaksanaan
bimbingan konseling, yaitu kemampuan belajar, kemampuan indera manusia,
kemampuan media, dan persyaratan metode bimbingan konseling.
3. Bimbingan dan konseling memilki beberapa kriteria pemilihan atau penentuan media
layanan bimbingan dan konseling, yaitu keselarasan dengan tujuan, kesesuaian
dengan materi, ketepatan dengan karakter, kesesuaian dengan teori, keselarasan
dengan gaya belajar, dan kesesuaian dengan lingkungan.
4. Media bimbingan dan konseling memiliki fungsi penggunaan tersendiri sebagai
perantara atau alat bantu dalam mewujudkan situasi layanan bimbingan dan konseling
yang lebih efektif, menjadi salah satu bagian intergral dari keseluruhan proses
layanan bimbingan dan konseling, media bimbingan dan konseling dalam
penggunaannya diharapkan relevan dengan tujuan, bukan berfungsi sebagai alat
hiburan, untuk mempermudah proses layanan bimbingan dan konseling, serta media
bimbingan dan konseling berfungsi untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas
layanan bimbingan dan konseling.
B. Saran
Sebuah karya tulis tentunya memiliki referensi dan dasar-dasar yang kuat untuk
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Terlepas dari itu, sebuah karya tulis adalah buah
karya tangan manusia. Tentunya, tidak akan pernah sempurna tanpaadanya kritik, saran,
dan masukan. Dalam hal ini, penulis memberikan peluang bagi siapa saja yang hendak
mengkritisi atau menindaklanjuti penelitian ini agar menjadi karya yang pantas dalam
kaca mata akademik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Said Hasan. Peran Media dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Islam di
Sekolah, Jurnal Dakwah, Vol. 11, No. 1, (Januari-Juni, 2010)
S, M. Arif Budiman. 2018. Teknik Pemilihan Media Bimbingan Dan Konseling Pada
Guru Bimbingan Dan Konseling Se-Kota Tegal, 3, No. 4, Issn 2477-3921, 2.
W, Tantri dan Lilik M. 2021. “Pemanfaatan Media Bimbingan dan Konseling Berbasis
Teknologi di Sekolah, Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol.3, No.2, (Malang)
15