Rational-Emotive Behavior
Therapy (REBT)
Kelompok 4 Rombel 1
Febe Simanjuntak
01 1310121135
Annisa Khairani J
02 1310121139 05 Mahfiroh Izzani M
1301419021
03
Diah Charasati Anggota Agri Aprilia F.H
1301419002
Kelompok 06 1301419064
Muchammad Aqsho
04 1301419011
07
Eta Fatasya
1301419074
Sejarah
Pendekatan Konseling Rational Emotive Behavior Therapy
dikembangkan oleh Albert Ellis pada tahun 1962. Pada
awalnya pendekatan ini disebut dengan Rational Therapy
(RT). Kemudian Ellis meng- ubahnya menjadi Rational-
Emotive Therapy (RET) pada tahun 1961. Pada tahun 1993,
dalam Newsletter yang dikeluarkan oleh the Institute for
Rational-Emotive Therapy, Ellis mengumumkan bahwa ia
mengganti nama Rational- Emotive Therapy (RET) menjadi
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) (Nelson-Jones,
1995, p. 309; Corey, 1995, p. 381, dalam Komalasari, 2011).
Konsep Dasar
REBT adalah pendekatan yang memiliki tiga • Terdapat tiga tingkatan berpikir, yaitu
hipotesis fundamental yaitu (1) pikiran dan inferences, evaluation, core belief.
emosi saling berkaitan (2) pikiran dan emosi
biasanya saling mempengaruhi satu sama lain, •Individu memiliki personal aturan-aturan
keduanya bekerja seperti lingkaran yang atau filosofi hidup yang dipengaruhi oleh
memiliki hubungan sebab-akibat, dan poin pola asuh, ajaran agama, prinsip umum
tertentu, pikiran dan emosi menjadi hal yang hidup atau opini yang dipegang teguh secara
sama (3) pikiran dan emosi cenderung umum.
berperan dalam self talk .
Asumsi Tingkah Laku Sehat dan Bermasalah
TL Sehat
TL Bermasalah ● Individu mampu menggunakan
kemampuan berpikir rasional untuk
Asumsi tingkah laku bermasalah dalam memecahkan dan menghadapi masalah-
pendekatan rational-emotif behaviour masalah hidupnya secara bijak.
therapy (REBT) ditunjukkan dengan
adanya keyakinan irrasional dalam diri ●Individu mampu memanfaatkan segala
individu. Ciri-ciri berpikir irasional: (1) kelebihan dan keterbatasan dirinya serta
tidak dapat dibuktikan, (2) mampu mengaktualisasikan diri, lebih
menimbulkan perasaan tidak enak percaya diri, dan tidak bergantung kepada
(kecemasan, kekhawatiran, prasangka) orang lain serta dapat menyesuaikan diri
yang sebenarnya tidak perlu, (3) di tengah-tengah lingkungannya.
menghalangi individu untuk
berkembang dalam kehidupan sehari-
hari yang efektif.
Hakikat dan Tujuan Konseling
1 2 3
Bekerjasama sama dengan Melakukan asesmen terhadap Mempersiapkan konseli untuk
konseli (engage with client) masalah, orang dan situasi terapi (prepare the client for
(assess the problem, person and therapy)
situation).
4 5 6
Memimplementasikan program Mengevaluasi kemajuan Mempersiapkan konseli untuk
penanganan (implement the (evaluate progress) mengakhiri konseling (prepare
treatment program) the client for termination)
Teknik-Teknik Spesifik Konseling