Anda di halaman 1dari 4

Jurnal

KETERAMPILAN MELAYANI (ATTENDING)

Menurut Carkhuff melayani secara pribadi adalah usaha konselor untuk menempatkan
diri sedemikian rupa sehingga dapat memberi perhatian secara penuh dan tak terabaikan pada
Konseli. Karena itu melayani secara pribadi menekankan pentingnya konselor menghadapi
Konseli secara penuh dengan (a) Menghadap secara tepat pada Konseli (b) Condong ke
depan yaitu pada Konseli (c) Mengadakan kontak mata dengan Konseli.

a. Menghadap secara tepat pada Konseli


Menghadap secara tepat yaitu bahu kiri kita sebagai seorang konselor lurus dengan
bahu kanan si Konseli,dan bahu kanan kita lurus dengan bahu kiri Konseli.
b. Condong ke depan
konselor harus menyodorkan/mencondongkan badannya ke depan ke arah Konseli
yang sedang duduk atau yang sedang dihadapi oleh konselor, dengan begini konseli akan
merasa diperhatikan oleh konselor/konseli merasa konselor perhatian terhadapnya.
c. Menatap mata konseli
Menatap kearah konseli hanya seperlunya saja, yaitu pada saat-saat penting, saat kita
ingin meyakinkan Konseli, sang konselor ingin mengetahui pendapatnya, dan sebagainya.
Bahkan memang ada saatnya Konseli diberi kesempatan untuk melemparkan
pandangannya secara bebas ke luar lewat jendela, atau ke gambar-gambar yang ada di
dinding agar Konseli bebas berpikir dan bebas melepaskan ketegangannya. Hindari
menatap mata konseli dengan tatapan tajam karena itu akan membuatnya merasa tidak
nyaman saat proses konseling.

BENTUK-BENTUK KETERAMPILAN ATTENDING


1. Mengobservasi
Mengobservasi berarti kita mengamati konseli dari awal pertemuan hingga proses
konseling berakhir. Munro, dkk. (1979) menyarankan hal-hal yang mungkin diamati dan
ditanyakan oleh konselor yang meliputi : penampilan jasmaniah, gaya dan sikap,gerakan
dan isyarat-isyarat, sikap badan, suasana lingkungan, perbedaan dalam status sosial, jarak
duduk antara konselor dan Konseli, serta kontak mata. Carkhuff (1983) menyatakan
bahwa yang hendaknya diobservasikan konselor adalah :
a. Mengobservasikkan Dimensi Fisik Konsel
Dengan mengobservasikan dimensi fisik Konseli, konselor dapat mempelajari level
energi Konselinya. Kita dapat mengobservasikan level energi dalam tiga bidang utama,
yaitu bentuk tubuh, postur,dan kerapian. Misalnya, Konseli yang secara fisik kelebihan
berat atau terlalu kurus dan lemah maka konseli tersebut cenderung memiliki energy
yang rendah. Kemudian konseli yang datang dengan pakaian kotor, tidak rapi dengan
rambut yang berantakan ini menunjukan bahwa konseli tidak memiliki energy untuk
merawat dirinya.
b. Mengobservasikan Dimensi Emosional
Konselor dapat mengobservasi level emosional Konseli dalam tiga bidang, yaitu :
1. Postur Tubuh
Saat melakukan konseling jika bahu dan kepala konseli menunduk ke bawah maka
dapat menunjukkan perasaan putus asa. Jadi dengan mengamati postur tubuh dapat
menjadi petunjuk bagi konselor apakah Konseli dalam keadaan depresi, ketegangan-
ketegangan, atau dalam keadaan emosi yang sehat dan gembira.
2. Tingkah Laku ( Behavior)
Tingkah laku yang dimiliki konseli serupa/sejalan dengan postur tubuh. Gerakan-
gerakan yang lamban menunjukkan perasaan putus asa, dan gerakan-gerakan yang
tergesa- gesa disertai dengan kegemetaran menunjukkan tegang.
3. Ekspresi Wajah
Dari ekspresi wajah kita dapat mengetahui apakah Konseli gembira, takut, marah,
sedih, bosan, tertarik dan sebagainya.
c. Mengobservasikan Dimensi Intelektual
Tingkat kesiapan intelek Konseli menunjukkan siapnya Konseli untuk memuaskan
diri pada tugas-tugas mereka. konselor dapat mengobservasi level intelektual melalui
tiga bidang :
a. Postur tubuh
Postur tubuh yang loyo,lemas dan tidak bersemangat dapat menunjukkan kurangnya
persiapan Konseli untuk melakukan konseling dan proses belajar yang bakal terjadi
selama proses konseling.
b. Tingkah Laku (Behavior)
Tingkah laku konseli yang tidak bertujuan/tidak jelas dapat menunjukkan tanda
menghindari belajar yang akan terjadi dalam proses konseling.
c. Ekspresi Wajah
Wajah konseli yang kelihatan pucat dapat menunjukkan bahwa ia merasa takut,
wajah yang bimbang menunjukkan Konseli belum siap melakukan tugasnya atau
keputusan yang akan dilaksanakannya.

2. Mendengarkan
Menurut Carkhff (1983) ada sedikitnya empat cara untuk mengembangkan
keterampilan mendengarkan, yaitu :
a. Alasan Mengapa Konselor Mendengarkan
Alasan mengapa konselor mendengar adalah untuk mengumpulkan informasi yang
ada hubungannya dengan masalah si Konseli dan tujuan yang dikemukakan oleh Konseli.
Sehingga akan mudah untuk mencari cara untuk mengentaskan masalah si konseli.
b. Menunda Penilaian (Judgement)
Konselor tidak terburu-buru menilai apa yang dikatakan Konseli, setidaknya di
awal-awal konseling. Konselor hendaknya memberi kesempatan Konseli mengemukakan
isi hatinya tanpa ia mencoba untuk membuat keputusan atau penilaian tentang yang
dikemukakan Konseli itu.
c. Pemusatan Pada Konseli
Konselor harus mengumpulkan segala energi, perasaan dan intelektualnya untuk
dipusatkan pada pengalaman terdalam Konseli dan tingkah laku luar Konseli yang nampak
sehingga konselor dapat merespon secara akurat terhadap pengalaman dan tungkah laku
Konseli itu.
d. Memusatkan Pada Isi
Dalam memusatkan pada isi berati konselor ingin mendapat kepastian yang rinci
tentang pengalaman Konseli. Konselor memusatkan perhatian pada isi. Dengan
memusatkan pada isi artinya konselor akan mudah nantinya untuk membatu masalah
konseli.
e. Memusatkan Pada Ekspresi Konseli
Memusatkan pada ekspresi konseli dilakukan agar konselor dapat mengingat isi dan
perasaan yang di ekspresikan Konseli. konselor yang menangkap ekspresi singkat Konseli
dapat mengingat keseluruhan ekspresi Konseli yang dikemukakan dengan kata- kata.
konselor diharapkan dapat mengingat intisari dari ekspresi yang ditunjukan konseli.
f. Mendengarkan “Tema”
yang konselor harus temukan untuk dapat mengingat ekspresi Konseli itu adalah
tema umum dari pengalaman Konseli. Tema ini akan mengatakan pada konselor tentang
apa yang Konseli benar-benar coba katakan tentang dirinya sendiri atau dunianya. Jadi
mendengarkan untuk memperoleh tema umum dapat dilakukan melalui perkataan atau hal
yang selalu diulang-ulang oleh Konseli, dan hal-hal yang menjadi intensitas Konseli.

Anda mungkin juga menyukai