Konselor : Mbak riris mengatakan dia sangat menyusakan mbak riris? restatement
Konseli : Iya bu, Saya dan dia sama-sama di dua organisasi yang sama bu
Konselor : Kalo boleh ibu tau, organisasi apa saja yang mbak riris ikuti dengan dia ?
Konseli : Organisasinya itu eksternal kampus dan intra kampus bu
Konselor : Baik, mbak riris ini aktif ya diorganisasi?
Konseli : Cukup aktif saya bu. jika di intra dia anggota saya, tetapi di ekstra saya
yang jadi anggota nya.
Konselor : Dari yang saya pahami mbak riris di oraganisasi intra kampus ini berarti
PH ya?
Konseli : Benar bu, kebetulan saya bendahara. Saya memiliki peran cukup Pengungkap
signifikan bu di organisasi intra. tetapi dia tidak mau diajak bekerjasama, an emosi
lebih tepatnya tidak bisa diajak kerja sama.
Konselor : Iya, ibu memaami apa yang dikatan mbak riris.
Bisa diceritakan lebi lanut lagi?
Konseli : Jadi begini bu, saya sangat sakit hati sekali saat dia menjelek-jelekan nama
saya di senior organisasi ekstra saya Bu.
Konselor : Mbak riris merasa sakit hati? restatement
Konseli : Iya bu….
Dia tuh dikeluarkan bu dari organisasi intra saya karena dia juga tidak bisa
profesional bu akhirnya dikeluarkan.
Senior menganggap saya tidak bisa membackup dia bu
Dan dia bilang jika ada rapat saya tidak menghubungi padahal bu saya
sering bantuin dia dalam tugasnya di intra kampus dan saya juga
mengusahakan dia agar tidak dikeluarkan, tapi apadaya saya bu hanya adik
tingkat yang menjadi pengurus harian saja
Konselor : Mbak riris sudah mengusahakan ya, agar dia tidak dikeluarkan dari
organisasi intra?
Konseli : Sudah bu, dia tidak tau terimakasih
Ya pokoknya saya benci sekali bu dengan dia sampai sekarang jika harus
menyapanya saya enggan bu
Konselor : Mbak riris enggan menyapa?
Konseli : Iya bu saya enggan sekali menyapa.
Konselor : Baik, coba mbak Riris fikirkan matang-matang
Mbak riris punya kedudukan penting dalam organisasi intra
Tugas yang di emban mbak riris salah satunya adalah merangkul
anggotanya bukan?
Konseli : Iya sih Bu,
Merupakan tugas saya untuk merangkul anggota saya.
Konselor : Oke, ibu apresiasi jika mbak riris menyadar hal tersebut lead
Alangkah lebih baik jika mbak riris lebih mampu mengayomi anggota?
Bukankah begitu?
Konseli : Iya ya… bu.
Merupakan tugas yang saya emban itu bu
Dia membuat saya sakit hati karena nama saya juga tercemar bu didepan
senior itu jelek bu
Konselor : Bisa dijelaskan ke ibu, Tercemar seperti apa mbak riris ?
Konseli : Saya gak habis fikir aja bu kenapa kok dia suka ngomongnya beda beda ke
orang lain
Saya tidak suka saja bu, dia didepan saya seperti orang baik, eh ternyata
bermuka dua bu
Konselor : baik lah mbak riris, ibu memahami apa yang di rasakan mbak riris Mengarahk
siapapun orangnya yang ada di posisi mbak riris akan mengalami rasa yang an ke hal
sama. yang
Namun, bukankah lebih baik jika mbak riris saat ini memikirkan apa yang kekinian
akan di lakukan mbak riris selanutnya?
Konseli : Ada juga terbesrit di pikiran saya bu, saya juga ingin seperti biasanya
dengan dia, kan dia juga ketua organisasi ekstra saya, kan tidak enak kalo
terus-terusan seperti ini bu
Konselor : Baik, lalu?
Konseli : Tetapi jika bertemu langsung dengan dia saya merasa terbayang-bayang
apa yang telah dilakukan dia ke saya bu
Saya juga merasa sangat sedih jika ini akan terusan-terusan seperti ini bu,
sepertinya saya harus berlatih kata-kata apa yangharus saya ucapkan ke dia,
soalnya saya takut saya salah bicara dan keadaan semakin memanas
Konselor : ibu tawarkan kepada mbak riris teknik kursi kosong, Implementa
disitu nanti coba mbak riris bayangkan mbak riris sedang ertemu sosok dia. si teknik
Apa yang akan mbak riris katakana. Bagaimana?
Konseli : Boleh bu.
Konselor : (menunjukkan kursi kosong) silakan duduk di depan kursi kosong mbak
riris. Silakan atur nafas terlebih dahulu.
Baik, jika sudah anggap di kursi kosong itu ada dia
Silahkan mengatakan apa yang mbak riris ingin katakana kepada dia
Konseli : mulai membayangkan didepannya ada orang yang dia tidak suka)
saya hanya ingin mengungkapkan apa yang saya rasakan sekarang
terhadap kamu, perlu kamu ketahui bahwasanya saya tidak seperti apa yang
kamu pikirkan, saya sudah berusaha untuk mempertahankan kamu di
organisasi itu, tetapi jika tidak ada usaha yang kamu lakukan untuk
bertahan disitu saya sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa,karena disetiap
organisasi kan terdiri dari beberapa orang dan jika kamu tidak berubah
tidak akan mungkin orang lain juga akan mempertahankan kamu, dan juga
saya sangat bingung sekali kenapa senior-senior menganggap saya itu jelek
dan sebelah mata, padahal mereka tidak tahu menahu yang sebenarnya
seperti apa, saya perlu mengetahui kenapa para senior bersikap seperti itu
kepada saya, jujur saya sangat sedih sekali, sebetulnya saya tidak mau
seperti ini, saya merasa hubungan kita mulai ada jarak tidak seperti
biasanya, alangkah lebih baiknya jika hubungan kita seperti dulu lagi,
maka semua ini akan terasa lebih baik.
Konselor : (diam beberapa detik) Ada lagi mungkin? silent
Konseli : Suda bu, cukup
Konselor : Bagaimana perasaan mbak riris setelah mengungkapkan yang demikian
Konseli : Alhamdulillah saya sangat lega sekali bu, saya juga akan segera berbicara
langsung kepada dia agar tidak terjadi salah paham.
Konselor : Bagus sekali mbak riris sudah berpikiran seperti itu, kapan rencananya
mbak riris akan berbicara kepada dia ?
Konseli : InsyaAllah besok malam bu saya berbicara kepada dia, sekalian saya
mengajak dia untuk ngopi, agar suasananya lebih nyaman.
Konselor : Baiklah kalau seperti itu,
Itu rencana yang bagus
ibu berharap rencana yang akan mbak riris jalankan berjalan dengan lancar
Konseli : Amin terimaksih bu, berkat ibu saya jadi lebih berani untuk berbicara
kepada dia
Konselor : Iya mbak riris sama-sama, mbak riris tidak perlu sungkan jika mbak riris termination
datang kembali kesini, ibu sangat senang sekali jika mbak riris mau
kembali lagi dan membicarakan permasalahan ini selanjutnya
Konseli : Iya bu pasti saya akan kesini lagi, nanti saya hubungi ibu via whatshap bu
Konselor : Iya mbak riris, silahkan
Ibu sangat senang sekali jika mbak riris mau datang lagi, pintu ruangan ini
akan terbuka untuk mbak riris.
Konseli : Oke bu siap
Konselor : Iya baiklah nak riris, karena waktu kita sudah habis, sesuai dengan
kesepakatan kita di awal maka ibu akhiri proses konseling ini ya mbak riris
Konseli : Iya bu, saya pamit ya bu Asalamualikum
Konselor : Walaikumsalam