Anda di halaman 1dari 3

SKENARIO KONSELING REALITAS

DENGAN TEKNIK WDEP ( Wants, direction, evaluation & Planning )


Henikasari, siswa kelas 8 konsultasi masalah pribadi

Konseli : ”Assalamualaikum”.
Konselor : “Waalaikumsalam. Silahkan duduk..”
Konseli : “Makasih Pak”.
Konselor : “Heni kesekolah jalan kaki ya?”
Konseli : “Iya pak, soalnya kan deket”
Konselor : “Kamu tahu kan kenapa kesini ?”
Konseli : “Iya pak, mau konsultasi sama konseling”
Konselor : “Heni pernah melakukan konseling kan?”
Konseli : “Iya udah pernah pak,beberapa kali”
Konselor : “Ya berarti Heni sudah tau ya kalau dalam konseling ini kita dibatasi oleh
waktu, untuk hari ini kita bisa melakukan konseling sekitar 30 menit. Jika
dibutuhkan konseling lebih lanjut kita bisa melakukannya dilain waktu.
Oh iya, kabar Henii gimana? Kok kelihatannya pucet kaya gitu”.
Konseli :” Iya pak, sebenernya lagi kurang sehat. Sering begadang tiap malem”.
Konselor : “Heni sering begadang? kan Heni cewe,masa sering begadang?”
Konseli : “Iya pak, gara-gara mikirin mantan”.

(pertanyaan terbuka)
Konselor : “Mantan? Emang ada apa dengan mantannya?”.
Konseli : “Jadi gini pak, saya kan punya mantan lah saya udah pacaran dari kelas 7”.
Konselor : “Sudah setahun ya?”
Konseli : “ya pak. Teman-teman sekelas juga sudah tahu, tapi hubungan kami tidak
berlangsung lanjut, kandas di tengah jalan”.
Konselor : “Jadi heni begadang, tidur larut malam, cuma memikirkan mantannya?”
Konseli : “Iya pak”

(pertanyaan tertutup)
Konselor : “Oh jadi selama kelas delapan heni ini setiap malem begadang gitu,
memikirkan mantannya?”
Konseli : “Tidak pak, cuman akhir-akhir ini aja, aku denger gitu ya cuma kabar
burung sih dari temen kalo katanya dia udah pacaran sama teman saya juga,
tadinya saya tuh tidak percaya pak. Sampe saya periksa medsosnya, ternyata
ada foto mereka bareng... Saya belum bisa terima aja pak”.

(Wants)
Konselor : “Iya saya mengerti perasaan Heni. Tapi, dia kan sudah bersama. Kalo sudah
kalo sudah seperti ini berarti dia sudah move on dari kamu
“Sekarang dari heni sendiri ya, apa yang mba heni inginkan setelah melihat
keadaan seperti ini?”
Konseli : “Setelah melihat sendiri seperti itu, saya ingin sekali melupakan dia tapi saya
masih keingetan terus sama dia, masih belum bisa ikhlas”.
Konselor : “Henii kan tadi bilang ingin melupakan, nah lalu apa dengan Heni begadang
tiap malam, apa heni bisa melupakan mantannya?”
Konseli : “Tidak pak”.
Konselor : “Kalo begitu heni tau gimana cara ngelupain mantannya”.
Konseli : “Iya pak gimana? Apa bapak punya saran?”

(Direction)
Konselor : “Heni kan tadi bilang sering keo-kepo, nah mungkn heni bisa menghapus
sosial medianya atau membatalkan pertemanan di media sosial ataupun lain
sebagainya hanya untuk melupakan mantan. Itu saran dari saya”.
Konseli : “Jadi saya harus mendelcon media sosialnya gitu pak?”
Konselor : “Iya, itu baru tahap pertama”.
Konselor : “Nah mungkin setelahnya heni ingin melakukan apa?”.
Konseli : “Saya bakalan lebih fokus sama sekolah saya, dan mungkin saya ingin
mencari penggantinya dia”.

Konselor : “Nah oke, pasti bisa ya kan heni cantik. Jangan putus asa, aura heni itu bagus
untuk mencari yang lain. Apalagi kalo fokus dengan belajar dan bergaul
dengan teman-teman yang rajin maka akan lebih baik lagi tentunya”.
(Evaluation)
Konselor : “Tadi kan mba Heni bilang kalo akan mendelet atau menghapus media
sosialnya dan fokus pada sekolahnya. Nah sekarang heni akan
melakukannya mulai kapan?”
Konseli : “Sekarang pak, sekarang saya bisa mendeletnya”. (sambil membuka hp)
Konselor : “Oke bagus”.
Konseli :” Udah pak, saya udah mendelet dia”.
Konselor : “Ya saya percaya, tuh kan heni mempunyai keberanian dan sudah mampu
melakukan apa yang heni katakan”.

(Planning)
Konselor : “Setelah konseling ini, heni mungkin bisa merencanakan sesuatu”.
Konseli : “Iya pak, ternyata saya ini terlalu bodoh ya masih mengharap-harapkan dia.
Seharusnya saya itu bisa bangkit dari dulu pak, dia aja bisa bahagia kenapa
saya enggak”.
Konselor : “Ya pastinya heni akan mendapatkan teman yang lebih baik”.
Konseli : “Amin..”
Konselor : “Okey, setelah melakukan konseling ini, bagaimana perasaan heni?”
Konseli : “Saya merasa lebih tenang dan lebih rilex, masalah saya sudah plong gitu dan
sudah terpecahkan dengan konsultasi dengan bapak”.
Konselor : “Saya senang akhirnya heni bisa menyelesaikan masalahnya. Apakah
konseling hari ini bisa kita akhiri?”
Konseli : “Iya pak”.

(mengakhiri konseling)
Konseli : “Makasih ya pak, yaudah saya pamit dulu”. (berdiri dan menjabat tangan)
Konselor : “Iya hati-hati”.
Konseli : “Assalamualaikum”
Konselor : “Waalaikumsalam”

Anda mungkin juga menyukai