Anda di halaman 1dari 4

Maksimal durasi 10 menit, bagian pengantar dan penutup kecepatan durasinya bisa

dipercepat saja ya…

Judul Video

TEKNIK KONSELING MENURUT PENDEKATAN SOLUTION FOCUSED BRIEF


COUNSELING THERAPY

Bagian Pengantar Video

Konsep Dasar SFBC (Solution Focused Brief Counseling)

Dipelopori oleh Steve De Shazer & Insoo Kim Berg

SFBC merupakan salah satu pendekatan konseling post-modern dengan mengedepankan daya
diri konseli untuk mencari jalan keluar/ solusi, sehingga knseli akan memilih sendiri tujuan
yang hendak ia capai (Corey, 2016; Capuzzi & Gross, 2003)

SFBC mempunyai asumsi bahwa manusia itu sehat, kompeten, memiliki kapasitas untuk
membangun , merancang & mengonstruksikan solusi-solusi, sehingga individu tidak terus
menerus berkulat dalam masalah yang ia hadapi.

Dalam SFBC, konselor tidak mengarahkan konseli ke masa lampau karena pada masa lampau
individu tidak dapat mengubah “realita” yang terjadi.

Teknik-teknik Spesifik SFBC

1. Pertanyaan berskala (Scaling Question)


2. Pertanyaan pengecualian (Exception question)
3. Pertanyaan mu’jizat/keajaiban (Miracle question)

Berikut penjelasannya…

1. Pertanyaan berskala (Scaling Question)


Pertanyaan berskala adalah pertanyaan yang di rancang untuk memfasilitasi konseli
dalam mengetahui seberapa besar perubahan/ kemajuan yang telah dicapai dalam
mencapai tujuan penyelesaian masalahnya (Corey, 2016)
2. Pertanyaan pengecualian (Exception question)
Dalam pendekatan SFBC terdapat suatu asumsi bahwa ada saat-saat di dalam
kehidupan konseli sama sekali tidak memiliki masalah. Hal yang demikianlah yang di
sebut “Exception”
3. Pertanyaan mu’jizat/keajaiban (Miracle question)
Pertanyaan mukjizat adalah suatu bentuk pertanyaan yang meminta individu untuk
membayangkan/ berimajinasi di masa depan ketika masalah yang mereka hadapi saat
ini terpecahkan (Corey, 2016)

Bagian Inti Video:

Berikut adalah contoh konselor menggunakan teknik Scalling, Exception dan Miracle pada
kliennya…

Menceritakan seorang anak bernama Zahid, Zahid merupakan siswa kelas X IPA 1 SMA
Negeri Tunas Bangsa. Zahid merupakan anak yang anti sosial baik di sekolah maupun di
masyarakat. perilaku yang anti sosial disebabkan oleh masa lalu zahid yang tidak
menyenangkan waktu dirinya masih duduk dibangku SMP. Teman-teman waktu SMP suka
mendiskriminasi dirinya, lantaran penampilannya yang culun. Sehingga zahid dijauhi oleh
teman-temannya, dirinya selalu merasa sendirian dan kesepian, akhirnya zahid memilih untuk
tidak mau mengenal siapapun, dirinya melakukan apapun dengan sendiri, dia menjauh ketika
ada kerumunan. Karena masa lalu tersebut, zahid menjadi anak yang anti sosial ketika dia
duduk di bangku SMA. Akhirnya perilaku anti sosial dirinya, mempengaruhi proses
belajarnya di SMA. Guru wali kelas zahid mengamati ada kejanggalan pada diri zahid yang
enggan bercengkrama dengan teman-temannya, kemudian guru wali kelasnya melaporkan hal
tersebut ke guru BK untuk meminta bantuan dalam menyelesaikan permasalahan yang
dialami zahid.

Keesokan harinya… (Zahid menemui Guru BK)

Masuk topik netral

Bu Dila : “Hemmm begitu, yaya (sambil menganggukan kepala) jadi mas zahid ini
datang menemui ibu karena disuruh bu Sava ya?”

Zahid : “Iya bu”

Bu Dila : “Hemmm baik tidak apa-apa, bagaimana kabarnya mas zahid?”

Zahid : “Tidak baik bu” (suara datar dan menundukkan kepala)

Bu Dila : “Oh begitu, kalo ibu boleh tau ada apa mas zahid?”

Zahid : “Saya merasa kesepian bu..”

Bu Dila : “Coba ceritakan ke ibu kesepian karena apa?”

Zahid : “Saya sengaja untuk tidak menjalin hubungan pertemanan kepada siapapun
di sekolah ini sehingga saya merasa kesepian setiap harinya. Hal ini saya lakukan karena saya
takut pengalaman masa SMP terjadi lagi bu”

Bu Dila : “Ada apa dengan Masa SMP-nya mas zahid?”


Zahid : “Dulu teman-teman suka diskriminasi saya, lantaran saya culun, dan saya
memutuskan untuk tidak menjalin pertemanan kepada siapapun di SMA ini sehingga saya
merasa kesepian bu.”

Bu Dila : “Hemmm begitu, iya ibu dapat memahami perasaan mas Zahid (sambil
menganggukan kepala), sekarang ibu mau tanya kapan terakhir kali mas Zahid merasa tidak
kesepian?” (Guru BK menggunakan teknik pertanyaan pengecualian/ Exception
Question)

Zahid : “Ketika saya duduk dibangku sekolah dasar bu”

Bu Dila : “Hemm begitu, bisa diceritakan kenapa mas Zahid ketika duduk dibangku
SD tidak merasa kesepian?”

Zahid : “Waktu saya masih duduk dibangku SD, saya memiliki banyak teman dan
mereka sangat baik dan mau menerima saya dengan baik bu”

Bu Dila : “Oh begitu, baik sekarang coba mas Zahid bayangkan jika seandainya teman-
teman mas Zahid waktu SMP dulu itu bersikap dengan baik dan menerima mas zahid apa
adanya, apa yang akan dilakukan mas Zahid sekarang?” (Guru BK menggunakan teknik
pertanyaan keajaiban/ Miracle Question)

Zahid : “Saya akan menjalin hubungan pertemanan dengan siapapun, dan


mengajaknya bermain sepulang sekolah bu”

Bu Dila : “Iyaa, lalu apa lagi yang akan dilakukan mas Zahid?

Zahid : “Saya pasti akan menambah relasi saya dengan mengikuti kegiatan sekolah”

Bu Dila : “Hemm begitu, mas Zahid ini sebenarnya bisa melakukan hal tersebut di
Masa SMA ini, jadi mas Zahid tidak perlu menutup diri dengan berperilaku anti sosial, mas
Zahid boleh memutuskan sesuatu karena kenyataan masa lalu yang tidak menyenangkan
namun perlu dipikirkan lagi dampak apa yang akan terjadi pada diri mas zahid saat ini.”

Zahid : “Baik bu, mulai sekarang saya akan membuka diri dengan mencoba menjalin
pertemanan dengan orang lain”

Bu Dila : “Baguss mas Zahid kalo begitu sekarang ibu mau bertanya, ini ada beberapa
emoji yang dapat mas Zahid pilih untuk menggambarkan perasaan mas Zahid saat ini.
(Sambil menunjukkan gambar emoji) dan gambar ini ada skala, pada skala 0-10, dimana 0
adalah perasaan mas Zahid ketika pertama kali datang ke ruang konseling ini dan 10 adalah
perasaan mas Zahid saat masalah terselesaikan, bagaimana perasaan mas Zahid saat ini
dengan mengambil salah satu emoji ini?” (Guru BK menggunakan teknik pertanyaan
berskala/ Scalling Question)

Zahid : “Yang ini bu” (Sambil mengangkat emoji senyum dengan skala 7)

Bu Dila : “Hemm begitu, bagusss sekali mas Zahid”


Zahid : “Iyaa bu, karena saya sudah tahu apa yang akan saya lakukan setelah keluar
dari Ruang Konseling ini, saya akan menjalin hubungan pertemanan mulai sekarang dan
tidak menutup diri dengan bersikap anti sosial bu.”

Bu Dila : “Wahhh baguss sekali mas Zahid, Okee nanti ibu pantau apakah mas Zahid
ini menjalin hubungan pertemenan dengan baik.”

Zahid : “Siappp bu, hehehe.. kalo begitu saya izin pamit pulang bu.”

Bu Dila : “Iyaa mas Zahid, hati-hati dijalan ya..”

Zahid : “Baik bu, terimakasih, Assalamu’alaikum…”

Bu Dila : “Inggih sama-sama mas, Wa’alaikumussalam..”

Bagian Penutup Video:

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik-teknik Konseling

Dosen Pengampu:

Mulawarman, S. Pd., M. Pd., Ph. D.


Eem Munawaroh, S. Pd., M. Pd.

Kelompok 6:

1301418024 Rizqi Fitriyani

1301418046 Andrea Prasetyo

1301418048 Fadila Fajri Savawi

1301418070 Akhmad Zahid

1301418071 Shahnaz Setia Anita

Jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

2020

Anda mungkin juga menyukai