Judul Video
SFBC merupakan salah satu pendekatan konseling post-modern dengan mengedepankan daya
diri konseli untuk mencari jalan keluar/ solusi, sehingga knseli akan memilih sendiri tujuan
yang hendak ia capai (Corey, 2016; Capuzzi & Gross, 2003)
SFBC mempunyai asumsi bahwa manusia itu sehat, kompeten, memiliki kapasitas untuk
membangun , merancang & mengonstruksikan solusi-solusi, sehingga individu tidak terus
menerus berkulat dalam masalah yang ia hadapi.
Dalam SFBC, konselor tidak mengarahkan konseli ke masa lampau karena pada masa lampau
individu tidak dapat mengubah “realita” yang terjadi.
Berikut penjelasannya…
Berikut adalah contoh konselor menggunakan teknik Scalling, Exception dan Miracle pada
kliennya…
Menceritakan seorang anak bernama Zahid, Zahid merupakan siswa kelas X IPA 1 SMA
Negeri Tunas Bangsa. Zahid merupakan anak yang anti sosial baik di sekolah maupun di
masyarakat. perilaku yang anti sosial disebabkan oleh masa lalu zahid yang tidak
menyenangkan waktu dirinya masih duduk dibangku SMP. Teman-teman waktu SMP suka
mendiskriminasi dirinya, lantaran penampilannya yang culun. Sehingga zahid dijauhi oleh
teman-temannya, dirinya selalu merasa sendirian dan kesepian, akhirnya zahid memilih untuk
tidak mau mengenal siapapun, dirinya melakukan apapun dengan sendiri, dia menjauh ketika
ada kerumunan. Karena masa lalu tersebut, zahid menjadi anak yang anti sosial ketika dia
duduk di bangku SMA. Akhirnya perilaku anti sosial dirinya, mempengaruhi proses
belajarnya di SMA. Guru wali kelas zahid mengamati ada kejanggalan pada diri zahid yang
enggan bercengkrama dengan teman-temannya, kemudian guru wali kelasnya melaporkan hal
tersebut ke guru BK untuk meminta bantuan dalam menyelesaikan permasalahan yang
dialami zahid.
Bu Dila : “Hemmm begitu, yaya (sambil menganggukan kepala) jadi mas zahid ini
datang menemui ibu karena disuruh bu Sava ya?”
Bu Dila : “Oh begitu, kalo ibu boleh tau ada apa mas zahid?”
Zahid : “Saya sengaja untuk tidak menjalin hubungan pertemanan kepada siapapun
di sekolah ini sehingga saya merasa kesepian setiap harinya. Hal ini saya lakukan karena saya
takut pengalaman masa SMP terjadi lagi bu”
Bu Dila : “Hemmm begitu, iya ibu dapat memahami perasaan mas Zahid (sambil
menganggukan kepala), sekarang ibu mau tanya kapan terakhir kali mas Zahid merasa tidak
kesepian?” (Guru BK menggunakan teknik pertanyaan pengecualian/ Exception
Question)
Bu Dila : “Hemm begitu, bisa diceritakan kenapa mas Zahid ketika duduk dibangku
SD tidak merasa kesepian?”
Zahid : “Waktu saya masih duduk dibangku SD, saya memiliki banyak teman dan
mereka sangat baik dan mau menerima saya dengan baik bu”
Bu Dila : “Oh begitu, baik sekarang coba mas Zahid bayangkan jika seandainya teman-
teman mas Zahid waktu SMP dulu itu bersikap dengan baik dan menerima mas zahid apa
adanya, apa yang akan dilakukan mas Zahid sekarang?” (Guru BK menggunakan teknik
pertanyaan keajaiban/ Miracle Question)
Bu Dila : “Iyaa, lalu apa lagi yang akan dilakukan mas Zahid?
Zahid : “Saya pasti akan menambah relasi saya dengan mengikuti kegiatan sekolah”
Bu Dila : “Hemm begitu, mas Zahid ini sebenarnya bisa melakukan hal tersebut di
Masa SMA ini, jadi mas Zahid tidak perlu menutup diri dengan berperilaku anti sosial, mas
Zahid boleh memutuskan sesuatu karena kenyataan masa lalu yang tidak menyenangkan
namun perlu dipikirkan lagi dampak apa yang akan terjadi pada diri mas zahid saat ini.”
Zahid : “Baik bu, mulai sekarang saya akan membuka diri dengan mencoba menjalin
pertemanan dengan orang lain”
Bu Dila : “Baguss mas Zahid kalo begitu sekarang ibu mau bertanya, ini ada beberapa
emoji yang dapat mas Zahid pilih untuk menggambarkan perasaan mas Zahid saat ini.
(Sambil menunjukkan gambar emoji) dan gambar ini ada skala, pada skala 0-10, dimana 0
adalah perasaan mas Zahid ketika pertama kali datang ke ruang konseling ini dan 10 adalah
perasaan mas Zahid saat masalah terselesaikan, bagaimana perasaan mas Zahid saat ini
dengan mengambil salah satu emoji ini?” (Guru BK menggunakan teknik pertanyaan
berskala/ Scalling Question)
Zahid : “Yang ini bu” (Sambil mengangkat emoji senyum dengan skala 7)
Bu Dila : “Wahhh baguss sekali mas Zahid, Okee nanti ibu pantau apakah mas Zahid
ini menjalin hubungan pertemenan dengan baik.”
Zahid : “Siappp bu, hehehe.. kalo begitu saya izin pamit pulang bu.”
Dosen Pengampu:
Kelompok 6:
2020