Anda di halaman 1dari 7

1.

Tahap Awal
1) Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan berdoa
“Oke sebelum kita mulai kegiatan nya, alangkah lebih baiknya kita semua berdoa
terlebih dahulu ya, silahkan salah satu bisa memimpin doa.”
Lala memimpin doa
2) Menerima anggota kelompok secara terbuka dan mengucapkan terima kasih atas
kesediaan anggota kelompok mengikuti kegiatan bimbingan kelompok
3) Perkenalan antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompok serta
perkenalan sesama anggota kelompok
Urutan perkenalan Lutfiana, Rosa, Lala, Mugi, Winda menyebutkan nama, asal sekolah,
dan tempat tinggal.
4) Pemimpin kelompok menjelaskan mengenai pengertian dan tujuan dari konseling
kelompok
“Sekarang sudah kenal semuanya yaa. Jadi kita bisa mulai kegiatan konseling kelompok
hari ini. Sebelumnya ibu ingin bertanya apakah disini sudah ada yang pernah mengikuti
konseling kelompok?”
Semua: Belum bu
5) Pemimpin kelompok menjelaskan peran dan tugas dari pemimpin kelompok serta
anggota kelompok
6) Pemimpin kelompok menjelaskan asas-asas dalam bimbingan kelompok yaitu asas
kerahasiaan, asas keterbukaan, asas kesukarelaan, dan asas kenormatifan
“Dalam konseling kelompok terdapat 4 asas yaitu asas kerahasiaan, asas keterbukaan,
asas kesukarelaan, dan asas kenormatifan. Yang pertama ada asas kerahasiaan,
kerahasiaan dari kata rahasia. Ada yang tau maksudnya?”
Rosa : Rahasia artinya tidak boleh ada yang tau bu
“Yang kedua ada asas keterbukaan. Ada yang tau maksudnya keterbukaan itu apa?”
Mugi : Terbuka artinya tidak menutup-nutupi bu”

“Nah untuk waktunya ibu kembalikan kepada kalian semua. Kegiatan konseling
kelompok ini akan dilaksanakan selama berapa menit?”
Lutfiana: Saya usul 45 menit bu
“Yang lain bagaimana? Apakah setuju kegiatan pada hari ini dilaksanakan selama 45
menit?”
Semua: Setuju bu
7) Pemimpin kelompok mempersilahkan anggota kelompok untuk mengisi lembar
informed consent
8) Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk melakukan ice breaking
berupa what’s wrong with this picture game
2. Tahap Peralihan ( Transisi)
1) Pemimpin kelompok menjelasan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap
berikutnya
2) Pemimpin kelompok memotivasi anggota kelompok untuk terlibat aktif selama
kegiatan dan saling menjaga rahasia
3) Pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk kegiatan lebih
lanjut
3. Tahap Inti
1) Pemimpin kelompok memulai kegiatan inti dengan menjelaskan terlebih dahulu
contoh masalah prokrastinasi akademik yang akan dibahas dalam kegiatan
“Nah waktu itu ibu kan sudah menyebarkan poster mengenai konseling kelompok dengan
tema prokrastinasi akademik ya. Jadi pasti semuanya sudah tau kalo topik kegiatan kita
pada hari ini adalah tentang prokrastinasi. Nah sebelumnya disini sudah ada yang tau
prokrastinasi akademik itu apa?”
Winda : Prokrastinasi akademik itu menunda-nunda dalam mengerjakan tugas ya bu?
2) Pemimpin kelompok meminta setiap anggota kelompok untuk mengemukakan
permasalahan yang dialaminya mengenai prokrastinasi akademik
“Silahkan kalian bisa mengemukakan permasalahan yang sedang kalian hadapi ya.
Urutanya sama seperti waktu perkenalan tadi dari mbak Lutfiana, mbak Rosa, mbak
Lala, mbak Mugi, dan mbak Winda”
Lutfiana : Permasalahan saya, saya menunda-nunda mngerjakan tugas karena keasikan
bermain HP bu. Saya lebih banyak menghabisakan waktu untuk bermain media sosial.
Kadang pas ngerjain tugas juga sambil scroll tiktok atau ig gitu bu jadi selesainya lama.
Saya juga suka menonton drakor jadi kalo nontonnya belom selesai saya belom bisa
mengerjakan tugas soalnya nanggung gitu bu.
Rosa : Saya merasa malas mengerjakan tugas bu. Saya selalu mengerjakan kalau sudah
mepet waktu pengumpulan karena saya di rumah harus bantu-bantu ibu buat kue jadi
kadang kecapekan dan malas mengerjakan tugas.
Lala: Saya selalu menunda-nunda mengerjakan tugas karena saya ikut organisasi OSIS
bu. Jadi saya nggak sempat mengerjakan tugas apalagi kemarin sibuk ngurus PPDB terus
ngurus classmeeting. Kadang saya sampai nggak masuk kelas dan nggak paham
pelajaran jadi kalau ada tugas saya ngerjainnya pagi-pagi di sekolah dan bertanya sama
teman-teman yang lain.
Mugi: Kalo saya sama seperti mbak lala selalu mengerjakan tugas di sekolah bu karena
saya duduknya kan di bangku belakang sendiri, jadi kalo guru menjelaskan saya kurang
jelas apalagi saya minus. Kadang guru itu kalo menjelaskan suaranya pelan terus bangku
belakang itu kurang diperhatikan bu. Jadi saya kalo mengerjakan nunggu temen saya
mengerjakan dulu baru saya minta diajarin.
Winda: Permasalahan saya, dirumah saya itu kalo siang berisik banget bu soalnya
tetangga di sebelah rumah saya punya usaha bikin lemari atau kursi kayu gitu jadi
mesinnya berisik bu. Jadi saya kalo mengerjakan tugas ya malam, tapi kadang kalo
malem saya itu ngantuk jadinya malah ngerjain tugas di sekolah
3) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk memilih salah satu
permasalahan yang akan di bahas dalam kegiatan
“Oke, jadi semua sudah mengungkapkan permasalahannya ya. Lalu menurut kalian
permasalahan siapa yang sebaiknya di bahas pada hari ini?”
Winda: Kalau menurut saya permasalahan mbak lutfiana saja bu. Sepertinya dia sudah
sangat kecanduan media sosial dan harus segera di atasi
“Bagaimana yang lain apakah ada yang ingin berpendapat lagi?”
Lala: Saya setuju dengan mbak winda bu, sepertinya permasalahan mbak lutfiana sudah
sangat berat karena sudah kecanduan media sosial hingga mengabaikan tugas sekolah
“Yang lain bagaimana, apakah setuju jika permasalahan mbak lutfiana yang kita bahas
pada hari ini?”
Semua kecuali lutfi: Setuju bu
“Mbak lutfi bagaimana apakah setuju jika permasalahannya kita bahas pada kegiatan
hari ini?”
Lutfiana: Setuju bu
4) Pemimpin kelompok mempersilahkan anggota kelompok yang terpilih untuk
menjelaskan masalahnya agar dipahami oleh anggota lain
“Baik, terimakasih mbak lutfi. Silahkan mbak lutfi bisa menceritakan permasalahannya
secara lebih detail ya”
Lutfiana : Jadi saya sering menunda-nunda mengerjakan tugas karena keasikan bermain
media sosial bu. Saya bisa menghabiskan waktu ber jam-jam untuk bermain media sosial
ya mungkin saya sudah kecanduan gitu ya bu. Kadang saat mengerjakan tugas juga
sambil bermain media sosial jadi selesainya lama. Saya juga merasa kecanduan menonton
drakor bu kadang saya maraton sampai malem jadi kalo ngerjain tugas juga sering di
sekolah. Apalagi pas sekolahnya daring, kadang saat guru menerangkan saya malah
bermain media sosial bu.
5) Pemimpin kelompok menerapkan scalling question dengan memilih skala posisi
permasalahan dirinya antara skala 1-12
“Baik, jadi kesimpulan dari permasalahan mbak Lutfi yaitu mbak lutfi kecanduan media
sosial dan kecanduan menonton drakor sehingga menyebabkan prokrastinasi akademik
begitu ya?”
Lutfiana: Iya bu
“Oke, mbak lutfi bisa memperhatikan jam di dekat mbak lutfi ya. Kita umpamakan level
permasalahan mbak lutfi ini menggunakan jarum jam dimana angka 1 prokrastinasi yang
mbak lutfi rasakan ini masih ringan dan angkah 12 permasalahan prokrastinasi yang
mbak lutfi alami sudah pada level sangat berat dimana mungkin mbak lutfi sampai tidak
mengumpulkan tugas sama sekali. Nah, mbak lutfi merasa prokrastinasi yang mbak lutfi
rasakan ada pada angka berapa mbak?
Lutfiana: Mungkin ada pada angka 9 ya bu
“Berarti tingkat prokrastinasi mbak lutfi ini cukup tinggi ya?”
Lutfiana: Hehee iya bu
6) Pemimpin kelompok bersama anggota kelompok terpilih mengidentifikasi dan
menetapkan sumber masalah
“Sejak kapan mbak lutfi melakukan prokrastinasi atau menunda-nunda dalam
mengerjakan tugas mbak?”
Lutfiana: Sejak masuk SMK sih bu. Dulu waktu SMP saya masih rajin mengerjakan
tugas
“Wah berarti cukup lama ya mbak?”
Lutfiana: Iya bu sudah lebih dari 2 tahun
“Baik, jadi apa yang mbak lutfi harapkan dengan mengikuti kegiatan konseling kelompok
hari ini?”
Lutfiana: Saya ingin setelah mengikuti konseling kelompok bisa mengatasi prokrastinasi
yang saya alami jadi saya bisa lebih fokus dalam belajar apalagi sekarang sudah kelas 12
bu
“Oke, jadi apa yang menyebabkan mbak lutfi ini lebih mengutamakan bermain media
sosial daripada mengerjakan tugas?”
Lutfiana: Saya merasa bosan bu kalau harus mengerjakan tugas jadi saya lebih suka
bermain media sosial. Niatnya sih buat selingan biar nggak stres mikirin tugas terus tapi
malah lebih banyak bermain media sosial daripada mengerjakan tugas.
“Tapi tidak setiap hari ada tugas kan mbak? Lalu pada saat tidak ada tugas apakah
mbak lutfi tetap bermain media sosial?”
Lutfiana: Ya kalau tidak ada tugas saya malah semakin lama bermain media sosial bu.
Kalau nggak saya nonton drakor hingga malam
“Lalu apakah mbak lutfi sudah pernah mencoba untuk menghilangkan kecanduan
tersebut?”
Lutfiana: Sudah pernah bu
“Apa yang mbak lutfi lakukan untuk mengurangi kecanduan tersebut?”
Lutfiana: Kemarin saya mencoba tidak membawa HP ke sekolah bu biar bisa fokus
sekolahnya tapi ternyata guru malah memberi tugas yang harus menggunakan HP jadinya
saya kan harus minjem ke temen. Terus sampai rumah notifikasi sosial media saya jadi
numpuk karena setengah hari tidak dibuka jadinya di rumah ya saya main media sosial
lagi. Saya juga pernah Mematikan HP saat mengerjakan tugas tapi saya jadi tidak fokus
dan saat Hpnya saya aktifkan lagi ya saya membuka media sosial hingga ber jam-jam lagi
bu.
“Jadi bisa dikatakan usaha mbak lutfi dalam mengurangi kecanduan media sosial itu
gagal ya?”
Lutfiana: Benar bu
“Lalu apakah mbak lutfi merasakan dampak dari kecanduan media sosial yang mbak lutfi
alami?”
Lutfiana: Merasakan bu, saya jadi malas belajar, suka menunda-nunda dalam
mengerjakan tugas, saya juga sering ngantuk di sekolah kalau habis maraton drakor
sampai malam.
“Lalu apa yang akan mbak lutfi lakukan untuk mengatasi hal tersebut?”
Lutfiana: Saya harusnya lebih memanajemen waktu, jadi bisa membagi antara waktu
belajar, mengerjakan tugas, membantu orang tua di rumah, dan bermain media sosial.
Namun saya merasa untuk melakukan hal-hal tadi sangat berat bu.
7) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok yang lain untuk memberikan
saran dan masukan tentang alternatif penyelesaian masalah
“Baik, silahkan teman-teman bisa untuk memberikan saran dan masukan kepada mbak
lutfi untuk mengatasi permasalahan yang dialaminya ya. Silahkan dari siapa dulu”
Mugi: Menurut saya cara yang dilakukan mbak lutfi tadi kurang tegas ya bu. Jadi
seharusnya mbak lutfi bisa lebih tegas lagi terhadap diri sendiri. Misalnya mbak lutfi
membatasi untuk membuka sosial media hanya 15 menit setelah itu mbak lutfi bisa
melakukan kegiatan lain dan jangan memegang HP lagi
“Bagus sekali ya saran dari mbak A jadi menurut mbak A, mbak lutfi bisa lebih tegas
pada diri sendiri. Karena tadi kan mbak lutfi mengatakan ingin mengurangi kecanduan
sosial media tapi di satu sisi usaha yang dilakukan mbak lutfi kurang maksimal. Menurut
mbak lutfi bagaimana apakah mbak lutfi merasa kurang tegas pada diri sendiri?”
Lutfiana: Iya bu. Saya kurang tegas, saya masih merasa labil. Seharusnya kalau saya
sudah niat untuk berubah ya konsisten buat nggak main media sosial.
“ Selain mbak A adakah yang ingin memberikan saran?”
Lala: Saya bu, menurut saya mbak lutfi harus menyadari tugas kita sebagai siswa adalah
belajar. Mungkin mbak lutfi bisa mengurangi kecanduannya dengan cara fokus dalam
mengerjakan tugas nah nanti jika mbak lutfi sudah selesai dalam mengerjakan tugas bisa
membuka media sosial atau nonton drakor sebagai reward sehingga kewajiban kita
sebagai siswa tidak terabaikan begitu bu.
“Nah saran dari mbak santi ini juga sangat bagus. Kalian sebagai siswa harus
menyadari kewajiban kalian itu ya belajar jika terdapat sesuatu yang membuat kalian
melupakan kewajiban kalian harus di hindari. Selanjutnya siapa lagi yang mau
memberikan sarannya?”
Winda: Saya bu, saya setuju dengan pendapat ibu dan teman-teman. Mungkin aplikasi
sosial media yang tidak bermanfaat dalam pembelajaran bisa di uninstall saja ya mbak
lutfi. Jadi mbak lutfi bisa benar-benar fokus dalam belajar apalagi kita kan sudah kelas
12.
“Bagaimana menurut mbak lutfi saran dari mbak winda apakah mbak lutfi berani untuk
uninstall aplikasi sosial medianya?”
Lutfi: Tidak berani bu. Saya kan juga butuh hiburan saat stres mengerjakan tugas. Dari
sosial media juga bisa menambah pengetahuan dan teman bu.
“Oke berarti mbak lutfi tidak berani untuk uninstall karena sosial media juga mempunyai
manfaat yang positif begitu ya. Mungkin teman-teman yang belum bisa memberikan
saran lain?”
Rosa: Kalau menurut saya mbak lutfi bisa mengurangi kecanduan bermain sosial media
dengan cara lebih fokus di dunia nyata misalnya belajar kelompok, membantu ibu di
rumah, atau bermain bersama teman begitu bu jadi kan tidak hanya bermain media sosial
atau nonton drakor sampai berjam-jam. Mbak lutfi juga bisa menonaktifkan aplikasi
media sosialnya terlebih dahulu pada saat mengerjakan tugas jadi tidak terganggu dengan
notifikasi media sosial. Saat membawa HP ke sekolah aplikasinya juga bisa di
nonaktifkan dulu nanti di aktifkan lagi saat sudah pulang sekolah jadi mbak lutfi bisa
belajar dengan sungguh-sungguh dan lama-lama akan terbiasa tidak ketergantungan
media sosial lagi.
“Nah saran dari mbak Rosa tadi juga bagus, mbak lutfi bisa lebih memfokuskan diri
pada dunia nyata dan menonaktifkan media sosialnya saat mengerjakan tugas begitu ya.
Baik, semua sudah menyampaikan sarannya ya. Dari mbak lutfi mungkin ada feedback
untuk teman-temannya?”
Lutfiana: Terimakasih teman-teman untuk saran dan solusi yang telah diberikan.
Mungkin nanti bisa saya coba saran dari teman-teman.
8) Pemimpin kelompok membantu anggota kelompok dalam memilih alternatif
penyelesaian masalah yang paling sesuai
“Oke, jadi setelah mendapat saran dari teman-teman apa yang akan mbak lutfi lakukan
untuk mengatasi permasalahan prokrastinasi tadi?”
Lutfi: Saya akan mengurangi penggunaan media sosial, selain itu saya akan
menonaktifkan aplikasinya saat mengerjakan tugas jadi bisa fokus, saya akan berusaha
untuk tidak menunda-nunda dalam mengerjakan tugas, intinya saya akan lebih
mengutamakan mengerjakan tugas daripada bermain media sosial atau menonton drakor
bu. Baru nanti setelah selesai mengerjakan tugas saya bisa bermain media sosial. Saya
juga akan memperhatikan penjelasan guru agar saat mengerjakan tugas tidak bingung.
“Wah bagus sekali solusi yang mbak lufi pilih. Menurut teman-teman yang lain
bagaimana solusi yang mbak lutfi pilih apakah sudah bagus?”
Semua: Sudah sangat bagus bu
“Nah teman-teman juga sudah setuju jika solusi yang mbak lutfi pilih itu sudah bagus.
Diawal tadi kan mbak lutfi menyebutkan jika permasalahan mbak lutfi berada di skala 9
ya, sekarang setelah kita membahas bersama-sama permasalahan yang dialami mbak
lutfi dan sudah menemukan solusi dari permasalahan yang dialami mbak lutfi kira–kira
posisi permasalahan mbak lutfi berada di skala berapa untuk saat ini?
Lutfiana: Mungkin sekarang di skala 4 ya bu
“Wah berarti sudah berkurang setengahnya ya mbak. ibu sangat senang jika konseling
kelompok ini bisa bermanfaat dan berpengaruh kepada mbak lutfi.
Lutfiana: Iya bu, saya juga senang
“Selanjutnya mbak lutfi bisa berkomitmen menjalankan solusi yang sudah disebutkan
tadi degan sungguh-sungguh ya”
Lutfi: Insya Allah bu
9) Pemimpin kelompok memberikan umpan balik, simpulan, memberikan
reinforcement dan memberikan saran yang membangun
“Baik, jadi solusi yang sudah dipilih mbak lutfi dan tadi yang anak-anak sebutkan bisa
juga diterapkan ke diri kalian masing-masing untuk mengurangi prokrastinasi akademik
yang kalian alami. Karena kalian kan sudah kelas 12 bukan waktunya lagi untuk
bermain-main. Kalian harus bisa membanggakan orang tua dan keluarga kalian dengan
cara lulus dengan nilai yang bagus dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi ataupun
bekerja. Kalian harus bisa melawan rasa malas itu. Apakah kalian setuju untuk tidak
menunda-nunda dalam mengerjakan tugas lagi?”
Semua: Setuju bu
4. Tahap Pengakhiran (Terminasi)
1) Pemimpin kelompok menjelaskan kepada anggota kelompok bahwa kegiatan
konseling akan segera diakhiri
2) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk menyimpulkan kegiatan
konseling kelompok yang sudah dilakukan
“Sebelum kegiatan kita akhiri ibu meminta salah satu dari kalian untuk menyimpulkan
kegiatan kita pada hari ini. Silahkan siapa yang bisa menyimpulkan kegiatan pada hari
ini?”
Rosa: Jadi hari ini kita melakukan kegiatan konseling kelompok dengan topik
prokrastinasi akademik. Tadi kita sudah menyampaikan permasalahan masing-masing
dan permasala han mbak lutfi yang terpilih. Kita juga sudah memberikan solusi untuk
permasalahan mbak lutfi yang bisa juga kita terapkan ke diri sendiri untuk mengatasi
prokrastinasi akademik seperti membatasi penggunaan media sosial, menonaktifkan
aplikasinya, menyibukkan diri dengan dunia nyata bukan dunia maya, dan tegas kepada
diri sendiri begitu bu.
3) Pemimpin kelompok menyampaikan penugasan dan rencana tindak lanjut untuk
pertemuan berikutnya
“Terimakasih mbak rosa atas kesimpulan yang sudah diberikan. Selanjutnya ibu akan
memberikan kalian penugasan untuk rencana tindak lanjut pada pertemuan berikutnya.
Ibu juga sudah mengirimkan lembar evaluasi hasil dan lembar refleksi diri apakah
sudah diterima?”
Semua: Sudah bu
“Baik, untuk lembar evaluasi hasil dan lembar refleksi diri silahkan dikumpulkan paling
lambar nanti jam 10 malam ya. Untuk penugasanya bisa dikerjkan mulai besok dan kita
bahas 2 minggu lagi. Jadi 2 minggu kedepan kita bertemu lagi untuk membahas progres
kalian ya”
Semua: Baik bu
4) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk mengungkapkan pesan,
kesan dan harapan dalam mengikuti layanan konseling kelompok
“Sekarang ibu ingin mendengar kesan-kesan kalian dalam mengikuti layanan konseling
kelompok pada hari ini. Mungkin 2 orang bisa menyampaikan kesan atau harapannya
silahkan”
Mugi: Kesan saya mengikuti kegiatan konseling kelompok sangat asik ya bu. Apalagi
saya baru pertama kali mengikuti konseling kelompok. Saya bisa belajar dari
permasalahan teman-teman yang lain, saya juga bisa membantu memberikan solusi.
Winda: Saya senang mengikuti kegiatan hari ini karena bisa bertemu teman-teman yang
baru bu. Saya juga senang bisa berbagi permasalahan yang sedang saya alami. Saya juga
bisa belajar untuk menyelesaikan permasalahan saya meskipun tidak secara langsung.
5) Pemimpin mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan antusiasme anggota
kelompok
6) Pemimpin kelompok menutup kegiatan layanan dengan mengajak anggota
kelompok untuk berdoa dan mengakhiri dengan salam
Lala memimpin doa

Anda mungkin juga menyukai