Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK

Kelas/ Sekolah : X/ SMA NEGERI 1 HINAI


Semester/T.P : I/ 2015
Pelaksana Layanan : Konselor

A Topik Permasalahan/Bahasan Topik Tugas (Kenakalan Remaja)


.
B Jenis Layanan Bimbingan Kelompok
C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial
D Fungsi Layanan Pemahaman dan Pencegahan
E Tujuan Kegiatan - setelah kegiatan ini, siswa diharapkan
memahami factor-faktor penyebab
kenakalan remaja
- memahami akibat dari kenakalan remaja
- memahami upaya menanggulangi
kenakalan remaja.
F Hasil yang ingin dicapai - Siswa tidak mengikuti kenakalan remaja
Sasaran Kegiatan Siswa Kelas X3
Materi Layanan Kenakalan Remaja
- Factor penyebab
- Akibat dari kenakalan remaja
- Upaya menanggulangi kenakalan remaja
G Uraia Kegiatan dan Materi Layanan Konselor sebagai pemimpin kelompok memandu
pelaksanaan bimbingan kelompok sesuai dengan
tahapannya isi bahasan yang akan di bahas :
a. Kenakalan remaja
b. Factor penyebab
c. Upaya menanggulangi kenakalan remaja
H Tempat penyelenggaraan Ruang BK SMA NEGERI 1 HINAI
I Hari/Tanggal/Waktu Selasa / 10-11-2015
J Penyelenggara Kegiatan TRI SHENDI PRAMITA
K Pihak yang diikut sertakan Siswa Kelas X3
L Metode Diskusi, Tanya Jawab dan Permainan,dinamika
kelompok
M Alat dan media                               - Kertas dan Media Bimbingan
- Kursi secukupnya
Rencana Penilaian

Penilaian Proses     Dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung,


dengan cara mengamati keaktifan, kesungguhan
dan keantusiasan anggota kelompok selama
kegiatan BKp berlangsung.

Penilaian Hasil                       Dilaksanakan setelah kegiatan pemberian layanan


selesai dilaksanakan (Laiseg, Laijapen,
Laijapang).

Tindak Lanjut Melakukan tindak lanjut bagi peserta didik yang


memerlukan bimbingan lanjutan secara individual
Keterkaitan Layanan ini dengan layanan/ kegiatan Informasi/ APIN ( Aplikasi Instrumentasi)
Pendukung

Catatan Khusus : 1. Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan kelompok.


2. Bagi siswa yang belum paham terhadap pelaksanaan kegiatan
bimbingan kelompok, di harap/ di usahakan untuk mengikuti layanan
konseling individu
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
BIMBINGAN KELOMPOK
TOPIK : TUGAS

I. TAHAP PEMBENTUKAN
1. MENERIMA SECARA TERBUKA DAN MENGUCAPKAN TERIMA KASIH
2. BERDOA
3. MENJELASKAN BIMBINGAN KELOMPOK
4. MENJELASKANTUJUAN BIMBINGAN KELOMPOK
5. MENJELASKAN CARA PELAKSANAN BIMBINGAN KELOMPOK
6. MENJELASAKAN ASAS-ASAS BIMBINGAN KELOMPOK
7. PERKENALAN DILANJUKAN DENGAN PERMAINAN (RANGKAIN NAMA)

II. TAHAP PERALIHAN


8.  MENJELASAKAN KEMBALI KEGIATAN KELOMPOK
9. TANYA JAWAB TENTANG KESIAPAN ANGGOTA UNTUK KEGIATAN LEBIH
LANJUT
10. MENGENALI SUASANA APABILA ANGGOTA SECARA
KESELURUHAN/SEBAGIAN BELUM SIAP UNTUK MEMASUKI TAHAP
BERIKUTNYA DAN MENGATASI SUASANA TERSEBUT
11. MEMBERI CONTOH TOPIK BAHASAN YANG DIKEMUKAKAN DAN DIBAHAS
DALAM KELOMPOK

III. TAHAP KEGIATAN


12. PEMIMPIN KELOMPOK MENGEMUKAKAN TOPIK BAHASAN YANG TELAH
DIPERSIAPKAN
13. MENJELASKAN PENTINGNYA TOPIK TERSEBUT DIBAHAS DALAM
KELOMPOK
14. TANYA JAWAB TENTANG TOPIK YANG DIKEMUKAKAN PEMIMPIN
KELOMPOK
15. PEMBAHASAN TOPIK TERSEBUT SECARA TUNTAS
16. S  E  L  I  N  G  A  N
17. MENEGASKAN KOMITMEN PARA ANGGOTA KELOMPOK (APA YANG
SEGERA DILAKUKAN BERKENAAN DENGAN TOPIK YANG TELAH DIBAHAS)

IV. TAHAP PENGAKHIRAN


18. MENJELASAKAN BAHAWA KEGIATAN BIMBINGAN KELOMPOK AKAN
DIAKHIRI
19. ANGGOTA KELOMPOK MENGEMUKAKAN KESAN DAN MENILAI
KEMAJUAN YANG DICAPAI MASING-MASING
20. PEMBAHASAN KEGIATAN LANJUTAN
21. PESAN SERTA TANGGAPAN ANGGOTA KELOMPOK
22. UCAPAN TERIMA KASIH
23. BERDOA
24. PERPISAHAN.

Diketahui, Hinai, November 2015

Guru Pembimbing Mahasiswa Calon Konselor

Dra. Elida Hafni Tri Shendi Pramita


NIP. 19630531 1991032 003 NIM. 1123351027
MATERI

I. Pengertian Bimbingan dan Konseling Kelompok

A. Pengertian Bimbingan Kelompok

1. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002 :48),bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya
sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2. Menurut Prayitno ( 1995 : 62 ) menyatakan Bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk
mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya
bimbingan kepada individu-individu melalui kelompok.
3. Menurut Juntika (2003 : 31),bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang
dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi
ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
4. Menurut Prof. Mungin (2005 : 17) menyatakan bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok di
mana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota
kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai
tujuan-tujuan bersama.
5. Menurut W.S.Winkel dan M.M. Sri Hastuti. (2004:111). Bimbingan kelompok dilakukan bilamana siswa
yang dilayani lebih dari satu orang. Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan berbagai cara,
misalnya dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan Konseling (konseling kelompok), dibentuk
kelompok diskusi, diberikan bimbingan karier kepada siswa-siswi yang tergabung dalam satu kesatuan
kelas di SMA. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal
masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi
dirinya sendiri.
Jadi dapat disimpulkan kegiatan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan kepada sejumlah individu dalam bentuk kelompok dengan memanfaatkan
dinamika kelompok untuk membahas topik tertentu  yang dipimpin oleh pemimpin kelompok bertujuan
menunjang pemahaman, pengembangan dan pertimbangan pengambilan keputusan/ tindakan individu.

Tujuan Bimbingan kelompok


1)   Tujuan Umum
Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan
bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi perserta layanan (siswa).

2)    Tujuan Khusus


Secara lebih khusus layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih
efektif, yaitu peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.
Menurut Prayitno (1995 : 70) tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan kelompok yaitu penguasaan
informasi untuk tujuan yang lebih luas, pengembangan pribadi, dan pembahasan masalah atau topik-
topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi para anggota kelompok
Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:17).Tujuan bimbingan kelompok adalah untuk memberi
informasi dan data untuk mempermudah pembuatan keputusan dan tingkah laku.

Asas Bimbingan Kelompok


Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang harus
diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
1)   Asas Kesukarelaan
Kehadiran, pendapat, usulan, ataupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat sukarela, tanpa
paksaan.Klien secara sukarela dan tanpa adanya paksaan, mau menyampaikan masalah yang dihadapi
dengan mengungkapkan hal – hal yang dialaminya pada konselor.
2)   Asas keterbukaan
Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini tidak
muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota.
4)   Asas kekinian
Masalah yag dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya,
masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak, yang mengganggu
keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun
yang lalu ataupun masalah waktu kecil.
5)   Asas kenormatifan
Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain,
jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus mempersilahkannya terlebih
dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut.
6)   Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam bimbingan kelompok diharapkan bersedia
menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam kegiatan bimbingan kelompok dan
tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti kegiatan .

Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan
dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang,
dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh
remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :

1. Paul Moedikdo

Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan
kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.

2. Kartono

Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan
gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.

contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar kami :

- perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
- perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
- mengganggu teman;
- memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada orang
tua dan saudara;
- Merokok;
- menonton video atau media cetak yang tidak layak
- Corat-coret tembok sekolah
- Membolos dan
- Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm
- Selalu melanggar tata tertib

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

     1.      Faktor Intern


      a)      Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah  suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatis dalam individu
yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya
disebut karakter psikisnya).  Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode
ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai
suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari
timbulnya kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.

      b)      Faktor Kondisi Fisik


Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin. Ada
suatu  teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun
teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).  Menurut teori ini, seseorang yang sedang
mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan
tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung
berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai  perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
      c)      Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, setelah selesai
menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke masyarakat
status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak
tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.

     2.      Faktor Ekstern


      a.       Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan
kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari
orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian
kepada anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus
kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi
melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

     b.      Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku anak
muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai
dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang  dari
hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan
perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani
tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak
penyimpangan di kalangan anak muda.

      c.       Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam


Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya tindakan
yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative.
Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif
memperebutkan kepentingan ekonomi.         

      d.      Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik


Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah memunculkan
kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan,
pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau
terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang
kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.

      e.       Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan
yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak
menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan
agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan
norma yang berlaku.
Dampak/Akibat Kenakalan Remaja
Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani,
ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.
Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah
dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang
yang tidak berguna.
Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan
kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam
hal sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.
Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal
ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan
menyadari tentang beban keluarganya.
Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan
kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir
bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak
sempat memperbaikinya.
Kriminalitas bisa menjadi salah satu dampak kenakalan. Remaja yang terjebak hal-hal negatif
bukan tidak mungkin akan memiliki keberanian untuk melakukan tindak kriminal. Mencuri demi uang
atau merampok untuk mendapatkan barang berharga.

Upaya / Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan
prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang
dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis,
mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan
siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau
komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Anda mungkin juga menyukai