NIM : 0106520049
2021
A. Wawasan Kependidikan
1. Agar mampu menerapkan basis filosofis sebagai hampiran pemikiran logis, analitis,
dan kritis tentang teori dan praksis pendidikan, calon pendidik dan pendidik perlu
memahami filsafat pendidikan. Jelaskan secara mendasar dan komprehensif hal-hal
sebagai berikut.
a. Hakikat dan Konsep Filsafat Pendidikan
Hakekat dan Konsep Filsafat
(1) Hakekat Filsafat :
Filsafat merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya
mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala
sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun immateri secara sungguh-sungguh
guna menemukan hakekat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip
kebenaran, serta berpikir secara rasional logis, mendalam dan bebas, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam
kehidupan manusia. Filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai kaidah filosofi
dalam pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan filsafat secara
umum dan fokus terhadap pelaksanaan prinsip dan keyakinan dasar dari filsafat
untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan secara praktis (Jalaluddin &
Idi, 2015, hlm. 18-21).
Dengan demikian, dari uraian diatas diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang
menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan itu ialah semua aspek yang
berhubungan dengan upaya manusia untuk memahami hakikat pendidikan.
Menurut will durant (Hamdani Ali, 1986:7-8), ruang lingkup studi filsafat itu
ada lima: logika, esestika, etika, politik, dan metafisika.
1. Logika, Studi mengenai metode metode ideal mengenai berpikir dan
meneliti dalam melakukan observasi, instropeksi, dedukasi, dan induksi,
hipotesis dan analisis eksperimental dan lain-lain.
2. Estetika, studi tentang bentuk dan keindahan atau kecantikan yang
sebenarnya dan merupakan filsafat mengenai pendidikan.
3. Etika, Studi mengenai tingkah laku yang terpuji yang dianggap sebagai
ilmu pengetahuan yang nilainya tinggi.
4. Politik, Suatu studi tentang organisasi sosialyang utama dan bukan
sebagaimana yang diperkirakan orang, tetapi bukan merupakan seni
5. Metafisika, Suatu studi mengenai realita tertinggi dari hakikat semua
benda nyata dari benda dan dari akal pikiran manusia serta studi mengenai
hubungan kokoh antara pikiran seseorang dan benda dalam proses
pengamatan dan pengetahuan.
c. Urgensi mempelajari dan memahami Filsafat Pendidikan bagi Pendidik
Urgensi mempelajari dan memahamni filsafat pendidikan dapat ditinjau dari
tujuan filsafat dan pendidikan itu sendiri. Filsafat diantaranya memiliki tujuan
untuk mengkritisi suatu kepercayaan dan sikap yang telah dijunjung tinggi,
mendapatkan gambaran keseluruhan, analisis logis dari bahasa serta penjelasan
tentang arti kata dan konsep.
Sementara itu teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang
kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat, merumuskan
metode praktik pendidikan atau proses pendidikan yang menerapkan serangkaian
kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan sendiri tergantung dari kebutuhan. Bisa jadi tujuan
pendidikan adalah tujuan pendidikan nasional (mencetak generasi penerus bangsa
yang baik), instruksional (khusus terhadap keterampilan tertentu), hingga ke tujuan
pendidikan institusional (pendidikan militer, dokter, akademisi, dsb).
Menurut Amka (2019) tujuan pentingnya filsafat pendidikan meliputi:
a) Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik,
dan membangun diri sendiri.
b) Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.
c) Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan yang
sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.
d) Hidup seseorang dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
tersebut, sebab itu mengetahui pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti
mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri.
1. Bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena
filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang
mengenai manusia, seperti misalnya ilmu mendidik. Oleh karenanya, deengan
mempelajari dan memahami Filsafat pendidikan diharapkan dapat memperoleh
bberapa manfaat, sebagaimana menurut Amka (2019), manfaat tersebtu antara lain:
a) Filsafat menolong mendidik.
b) Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan
memecahkan persoalanpersoalan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Filsafat memberikan pandangan yang luas.
d) Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri.
e) Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama
dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti
sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
2.
2. Analisis Landasan Kependidikan
telaah
sosiologi dalam memahami perubahan yang
terjadi di ruang pendidikan saat ini tentu akan
memberi kontribusi keilmuan yang signifikan
sebagai alternatif memperkuat kualitas
pendidikan, baik saat pandemi maupun pasca
pandemi. Karena dalam konteks belajar
sendiri, semestinya belajar harus
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku
pada diri individu (Santo, Z., Kimbay, M., &
Werang, B., 2018:54), lebih-lebih di saat
pandemi.
Bagaimanapun, pendidikan merupakan
alat terbaik dalam mengembangkan
kesadaran individual sekaligus berimplikasi
terhadap kesadaran sosial, sehingga
pendidikan tidak pernah terpisah dari aspek
sosial yang melingkupinya. Pendidikan
dibutuhkan individu dan masyarakat,
karenanya ia bersifat fungsional dalam sistem
struktur sosial masyarakat secara luas. Maka
sosiologi pendidikan berusaha menjelaskan
kondisi realitas kekinian di masyarakat,
sehingga setiap individu sebagai anggota
masyarakat bisa menyesuaikan diri dengan
pertumbuhan dan perkembangan pelbagai
fenomena yang terjadi di masyarakat
(Batubara, 2004: 13-14). Sosiologi
pendidikan memiliki hubungan timbal balik
(simbiosis-mutualisme) antara pendidikan
dan perkembangan sosial. Artinya,
pendidikan akan melahirkan perubahan
sosial, begitu juga sebaliknya, perubahan
sosial juga akan mempengaruhi arah
pendidikan (Maliki, 2008: 5).
Tulisan ini akan mengkaji bagaimana
pandemi Covid-19 ini ditelaah dalam
perspektif Sosiologi Pendidikan. Karena
kajian sosiologi pendidikan menekankan
implikasi dan akibat sosial dari pendidikan
dan memandang masalah pendidikan dari
sudut totalitas ruang lingkup sosial,
kebudayaan, politik, dan ekonomisnya bagi
masyarakat (Khaldun, 2008:73
B. Metodelogi Penelitian
c. Di abad ke-21, Konselor sekolah memiliki peran penting dalam bermain. Sebagai
pemain kunci potensial dalam melanjutkan tujuan utama sekolah abad ke-21, konselor
sekolah dapat menjadi mitra dalam perubahan sistemik dan mengidentifikasi siswa-
siswa yang membutuhkan lebih banyak untuk dicapai. Banyak siswa terjebak dalam
dikotomi fondasi pendidikan yang lemah dan harapan standar akademis yang ketat;
Seringkali kecuali intervensi konselor sekolah, mereka mungkin tetap dalam
perjuangan mereka untuk bertahan dan berhasil. Pendekatan abad ke-21 untuk bekerja
di sekolah dan reformasi berbasis standar telah mengubah secara dramatis cara setiap
pendidik bekerja di sekolah untuk meningkatkan kinerja siswa. Ketika konselor
sekolah beroperasi dengan premis bahwa mereka adalah pemain kunci dalam kisah
sukses akademis bagi siswa, maka program konseling sekolah dipandang sebagai
bagian integral dari prestasi siswa (Stone & Dahir, 2004). Mempengaruhi program
instruksional, memotivasi dan meningkatkan aspirasi siswa untuk dicapai pada tingkat
tinggi, dan berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman adalah
beberapa cara di mana konselor sekolah dapat berpartisipasi penuh dalam semua
aspek pelaksanaan Cetak Biru untuk Reformasi dan mendokumentasikan upaya untuk
membantu semua anak berhasil. Sekolah abad ke-21 harus memastikan bahwa semua
siswa memperoleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk
membuat transisi yang berhasil dari tingkat kelas sampai tingkat kelas, hingga
pendidikan post secondary, dan ke dunia setelah sekolah menengah. Dengan bekerja
sama dengan siswa dan keluarga/ pengasuh mereka, konselor sekolah dapat
membantu memastikan bahwa siswa akan mengerti pilihan yang mereka miliki setelah
sekolah menengah dan memaksimalkan kesempatan post secondary mereka.
d. Konseling: