Anda di halaman 1dari 2

Lembar Tugas Workshop 32 JP Bimbingan dan Konseling – 27 s.

d 29 April 2021
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

TUGAS 1
Nama Peserta : NURSAMSI,S.Pd
Email Peserta : Nursamsihutasuhut1991@gmail.com

Tugas Konseling Realita

1. Pilihlah 1 kasus yang pernah Bapak/Ibu temui di sekolah!


2. Analisis kasus tersebut dengan Konseling Realita (WDEP)
Jawaban

AL adalah siswa kelas XI di sekolah SMAN 2 Sipirok, AL merupakan salah satu murid yang
dibanggakan oleh para guru dan teman-temannya karena prestasinya yang mengagumkan, baik
dalam akademik maupun non akademik (organisasi ekstrakurikuler). Pujian dan simpati masyarakat
sekolah membuat AL merasa bahwa hanya AL lah yang paling pandai diantara teman-temannya yang
lain, hingga membuat AL menjadi seseorang yang suka membangkang kepada kedua orang tuanya,
tidak mau membantu orang tuanya, AL mengangap tanpa orang tua ia dapat menjadi orang yang
dibanggakan atau diandalkan orang lain. Kemudian dapat di laksanakan proses konseling dengan
menggunakan pedoman sebagai berikut:

a. Identifikasi Kasus, mencari sebab-sebab yang kemungkinan menjadi latar belakang kasus.
b. Himpunan data dilakukan dalam rangka mencari bukti-bukti administrasi yang menguatkan
bahwa AL merupakan murid yang berprestasi di sekolah.
c. Melakukan wawancara
d. Home Visit (Kunjungan rumah).
e. Bimbingan Pribadi

Setelah didapat ternyata masalah ini lebih dominan terhadap kehidupan pribadinya yaitu naiknya
ukuran harga diri AL karena lingkungan sekolah yang terlalu mengapresiasi keistimewaan AL
sehingga merubah pandangan AL menjadi seorang yang hedonis, buta karena kedudukan, dan
menolak aktualisasi diri yang lebih positif dan bijaksana.

Peran konselor menggunakan tehnik-tehnik yang bersifat langsung seperti pemberian nasehat,
terapi kepustakaan, pelaksanaan prinsip-prinsip belajar, konfrontasi langsung, hal ini untuk
mendorong klien beranjak dari pola pikir tidak rasional ke rasional.

guru BK membuat perencanaan untuk perilaku kedepannya yang lebih bertanggung jawab, dimana
didalamnya terdapat komitmen antara konselor dengan konseli. Dengan adanya komitmen tersebut
konseli dituntut untuk bertanggung jawab terhadap rencana yang telah dibuatnya. Hal itu tentunya
akan membantu konseli dalam mengurangi naiknya ukuran self/harga diiri AL dengan menekankan
pada tanggung jawab konseli sebagai anak tehadap orangtuanya..

w : apa yang kamu inginkan?

D : keinginann mu ini apakah atas keinginan mu, apakah bermanfaat bagimu? Apa kah bisa kamu
lakukan

E : kapan kamu akan kamu lakukan keinginan kamu ini ? perlu tidak kamu lakukan itu?

P : apa komitmen kamu kedepannya atas tindakan kamu ?


Lembar Tugas Workshop 32 JP Bimbingan dan Konseling – 27 s.d 29 April 2021
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Anda mungkin juga menyukai