Anda di halaman 1dari 5

BERGAUL DENGAN CERDAS

A. Pengertian Pergaulan
Pergaulan adalah hubungan sosial yang terjalin antara seseorang dengan orang lainnya
dalam jangka waktu yang relatif lama, sehingga terjadi hubungan saling mempengaruhi satu
dengan lainnya. Pergaulan adalah kelanjutan dari proses interaksi sosial antara individu
dalam lingkungan sosialnya, sehingga kuat lemahnya syarat interaksi sosial tersebut
berpengaruh terhadap erat tidaknya pergaulan yang terjalin.

B. Pergaulan Sehat dan Tidak Sehat


Dalam kehidupan sosial, secara umum pergaulan bisa dibedakan menjadi dua bentuk,
yaitu pergaulan yang sehat dan pergaulan yang tidak sehat.
1. Pergaulan Sehat
Ialah pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian
seseorang. Pergaulan sehat ialah proses interaksi antara individu dengan individu lainnya
atau individu dengan kelompok yang terjadi secara normal, baik tubuh, jiwa dan
kehidupan sosialnya. Sebagai makhluk sosial, agar bisa mendukung terciptanya
pergaulan yang sehat, kita harus memperhatikan etika dalam pergaulan kita sehari-hari,
alasannya yaitu:
a. Manusia harus saling berhubungan, mengenal dan membantu dengan sesamanya.
Oleh sebab itu, diperlukan etika sehingga proses ini bisa selalu terjaga.
b. Agar tingkah laku kita bisa selalu diterima dan disenangi oleh siapapun yang bergaul
dengan kita. Ada kalanya kita membedakan etika bergaul dengan teman yang sudah
kita kenal baik dengan orang yang baru saja kita kenal, atau etika bergaul dengan
orang yang kita hormati, misalnya guru dan orang tua kita. Dengan menerapkan etika
trersebut diharapkan setiap pergaulan kita nanti atau kedepannya bisa selalu disenangi
dengan lingkungan tersebut.
c. Memberikan etika pada lingkungan pergaulan. Teman dan kenalan kita akan melihat
kepribadian kita sebagai sosok yang terbuka. Tata krama dan tingkah laku sehari-hari
kita akan tercermin dalam etika yang kita lakukan dalam pergaulan.

Pergaulan sehat memiliki karakteristik, diantaranya yaitu:


a. Berakhlaq mulia
b. Senantiasa berprasangka baik
c. Pemaaf
d. Jauh dari rasa iri dan dengki
e. Mempunyai sifat malu
f. Berusaha menepati janji
g. Sopan dalam bertutur kata
h. Selalu senyum dan mengucap salam data bertemu
i. Selalu mengingat pada kebaikan
j. Mengunjungi teman yang sedang terkena musibah
k. Membantu teman yang kesusahan
l. Memberi nasehat baik
m. Tidak membicarakan aib teman atau saudaranya
2. Pergaulan Tidak Sehat
Ialah pergaulan yang membawa pengaruh negatif atau buruk bagi pola perilaku
seseorang, yang bisa merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam hal ini
misalnya saja beragam contoh kenakalan remaja seperti membolos sekolah, dan lain
sebagainya.
Ciri-ciri pergaulan yang tidak sehat
a. Kelompok “Klik”
“Klik” adalah pergaulan dalam kelompok kecil, hanya dengan orangorang tertentu
yang itu-itu saja secara eksklusif. Misalnya : Pergaulan antara 3 – 5 orang saja,
tanpa pernah membuka diri dengan lainnya.
b. Solidaritas Buta
Solidaritas secara buta adalah suatu pergaulan yang menerapkan nilainilai
kesetiaan kepada kelompoknya secara ketat, sehingga mematikan jati diri
anggotanya. Misalnya: Pergaulan yang mengatur solidaritas anggotanya secara
mutlak, anggota tidak dibenarkan untuk berbeda atau tidak setia kepada kebijakan
kelompok.
c. Pola Pikir : Aku harus disenangi semua orang
Banyak orang berpikir bahwa kesuksesan bergaul itu harus bisa disenangi semua
orang. Sehingga dengan segala cara ia lakukan. Ia hanyut dan tidak punya prinsip,
karena ingin mengikuti apapun keamuan lingkungannya.
d. Perilaku yang dikendalikan oleh perasaan/emosi.
Perasaan tidak tega, kasihan, dan takut menyakiti hati, sering membatasi aktifitas
seseorang. Emosi dapat membuat orang bersikap tidak bijaksana.
Contoh:
1) Karena rasa tidak tega, seorang ibu gagal mendisiplinkan anaknya.
2) Karena takut menyakiti hati, penyimpangan dan penyelewengan dibiarkan
terus terjadi
3) Kerna rasa tidak tega/takut mengecewakan pacar, banyak wanita mudah
diperdayai.

C. Faktor Pergaulan Sehat


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja, akankah seorang remaja
memiliki pergaulan yang sehat atau justru yang sebalinya. Fator-fator tersebut antara lain:
1. Kondisi fisik
Penampilan fisik menjadi salah satu aspek penting bagi remaja dalam menjalani
aktivitas kesehariannya. Remaja biasanya memiliki standar-standar tertentu tentang
sosok fisik ideal yang mereka idamkan. Misalnya, standar cantik yaitu memiliki
postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit putih.
Akan tetapi, standar kecantikan tersebut merupakan hal yang relatif bagi setiap
orang. Oleh sebab itu, remaja harus mensyukuri dan memanfaatkan kondisi fisik
yang mereka miliki sebaik mungkin. Remaja harus menanamkan keyakinan di dalam
dirinya bahwa keindahan lahiriah bukanlah makna kecantikan yang sesungguhnya.
Kecantikan sejati justru berasal dari hati nurani, akhlak, serta kepribadian yang baik.
Dengan menanamkan keyakinan tersebut, diharapkan remaja bisa terhindar dari
pergaulan yang tidak sehat karena merasa frustasi dengan kondisi fisik mereka, yang
mungkin itu bukanlah kondisi ideal sesuai yang mereka inginkan.

2. Kebebasan Emosional
Pada umumnya, remaja ingin mendapatkan kebebasan emosional. Mereka ingin bebas
melakukan apapun yang mereka sukai. Masa remaja adalah masa transisi atau
peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Ketika menginjak usia remaja,
seseorang biasanya akan berusaha agar argumen atau pendapatnya diakui dan
disejajarkan dengan orang dewasa.
Dengan demikian, apabila terjadi perbedaan pendapat anatara anak dan orang tua,
dibutuhkan pendekatan yang sifatnya demokratis dan terbuka untuk mengatasi
perbedaan pendapat tersebut.
Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu membangun rasa saling pengertian diantara
masing-masing pihak untuk memahami sudut pandang satu sama lain. Saling
pengertian juga bisa dibangkitkan dengan bertukar pengalaman atau dengan
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu secara bersama-sama.
Dalam hal ini, orang tua bisa menempatkan diri pada situasi remaja dan sebaliknya.
Metode pemecahan konflik yang aman antara orang tua dan anak yaitu orang tua
berusaha menjadi pendengar yang baik, agar anak tidak merasa pendapat mereka
diabaikan, sehingga mereka bisa terhindar dari pergaulan yang tidak sehat.

3. Interaksi sosial
Kemampuan melakukan interaksi sosial juga menjadi salah satu faktor penting dalam
membentuk konsep diri yang positif bagi remaja apabila contoh interaksi sosial
tersebut dilakukan dengan orang-orang atau di lingkungan yang baik.
Akan tetapi, lingkungan yang kurang baik dengan interaksi sosial di dalamnya yang
kurang baik pula dapat menjerumuskan remaja ke dalam pergaulan yang tidak sehat.
Oleh sebab itu, remaja harus pandai-pandai dalam memilih lingkungan bergaul.

4. Pengetahuan terhadap kemampuan diri


Kelebihan atau potensi yang terdapat dalam diri seseorang pada dasarnya bersifat
laten. Artinya, potensi tersebut harus digali dan dirangsang terus-menerus agar bisa
menjadi optimal. Kita harus bisa melihat sejauh mana potensi yang ada di dalam diri
kita dan dijalur mana potensi tersebut terkonsentrasi untuk bisa diperdalam, hingga
akhirnya mampu melahirkan karya yang berarti.

D. Tips Berada Pada Pergaulan Sehat


Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan oleh remaja agar bisa tetap berada pada
pergaulan yang sehat, diantaranya yaitu:

1. Adanya kesadaran beragama


Kesadaran beragama menjadi hal yang sangat penting bagi remaja, yaitu melalui
pemahaman, pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama. Kenyataan
yang banyak terjadi saat ini menunjukkan bahwa remaja yang melakukan tindak
kejahatan sebagian besar disebabkan karena kurang memahami contoh norma-norma
agama. Oleh sebab itu, kesadaran beragama harus ditanamkan dalam diri agar kita
tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat.
2. Memiliki rasa setia kawan
Remaja harus memiliki rasa setia kawan agar bisa terjalin hubungan sosial yang baik.
Rasa setia kawan sangat dibutuhkan sebab kesadaran itu tersebut bisa membuat
kehidupan remaja di masyarakat menjadi tentram.
3. Bijak dalam memilih teman 
Remaja harus bijak dalam memilih teman untuk mengantisipasi agar tidak
terpengaruh dengan sifat-sifat yang tidak baik. Akan tetapi, bukan berarti teman yang
pegaulannya tidak baik harus kita asingkan, melainkan kita tetap harus berteman,
hanya saja jangan sampai kita mengikutinya dan sebisa mungkin kita mengajak
mereka untuk menjadi lebih baik.
4. Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif
Remaja yang mengisi waktu luangnya dengan bacaan yang tidak baik, misalnya
novel/komik seks, maka hal itu akan berbahaya, dan bisa menghalangi mereka untuk
berbuat baik. Oleh sebab itu, apabila ada waktu luang kita harus mengisinya dengan
hal-hal yang positif. Misalnya membaca buku-buku pelajaran/pengetahuan, menulis
cerpen, menggambar, atau lainnya.
5. Memiliki pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan memiliki batasan-
batasan tertentu
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan antara laki-laki dan
perempuan, alangkah baiknya apabila remaja dapat menjaga jarak dengan lawan
jenisnya. Misalnya, tidak duduk terlalu berdekatan saat sedang berduaan sebab bisa
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
6. Menstabilkan emosi
Ketika memiliki beragam masalah sosial, usahakan agar emosi tetap stabil. Kita harus
sabar untuk menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan dengan amarah/emosi.
Dengan menerima kemampuan diri secara positif, seorang remaja diharapkan lebih
mampu dalam menentukan keputusan yang tepat terhadap apa yang akan dia jalani,
seperti memilih sekolah atau jenis kegiatan yang diikuti.
E. Contoh Pergaulan Sehat
Berikut ini beberapa contoh bentuk pergaulan yang sehat, antara lain:
1. Kelompok belajar
Kelompok belajar merupakan salah satu bentuk pergaulan yang sehat, sebab
pembentukan kelompok belajar mengarah pada pemupukan aspek kecerdasan.
Melalui kegiatan dalam kelompok belajar inilah daya pikir seseorang (remaja) bisa
semakin terasah.
2. Kegiatan pengembangan diri
Kegiatan pengembangan diri merupakan bentuk perkumpulan yang mengarah pada
pengembangan bakat dan minat. Dengan menjadi anggota perkumpulan
pengembangan diri inilah seorang remaja bisa membentuk kecakapan sesuai
bakatnya. Selain itu, juga bisa memperluas pergaulan dari berbagai latar belakang
yang mempunyai kesamaan minat.

3. Kegiataan keagamaan sesuai agama yang dianutnya


Pembinaan mental spiritual perlu dilakukan secara intensif untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, misalnya dalam hal ini
ialah aktif dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan agama/keyakinan yang
dianutnya.
4. Kegiatan karang taruna
Karang taruna merupakan salah satu contoh organisasi kemasyarakatan di bawah
pemerinta desa yang menjadi wadahi kegiatan bagi pemuda dan pemudi atau remaja
yang ada di lingkungan desa yang bersangkutan. Melalui karang taruna ini, remaja
bisa mengenal kemajemukan msyarakat di lingkungannya. Melalui organisasi ini pula
remaja dipupuk untuk mempunyai sifat sosial dalam bentuk kepedulian terhadap
kemajuan daerah tempat tinggalnya.
5. Kegiatan pecinta alam
Kegiatan pecinta alam menjadi salah satu media yang tepat bagi remaja yang senang
terhadap petualangan dan mencari tahu mengenai rahasia alam secara langsung.
Selain itujuga mengikuti kegiatan ini dapat menumbuhkembangkan sikap keberanian.

II. Lampiran Lembar Kerja Siswa

LEMBAR KERJA SISWA

1. Berkaitan dengan pembahasan materi trsebut, Menurut Anda, apakah Anda sudah
mampu melakukan komunikasi secara efektif dengan teman-teman di kelas/orang
lain/orang tua? Jika belum, apa alasannya? Jika Anda merasa sudah mampu, menurut
Anda faktor apa yang mempengaruhinya?

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Menurut Anda, apa yang perlu ditingkatkan pada diri agar cara berkomunikasi Anda
bisa efektif/lebih efektif lagi?
…………………………………………………………………………………………
…..
…………………………………………………………………………………………
…..……………………………………………………………………………………
3. Manfaat apa yang dapat Anda peroleh setelah membaca pembahasan materi tersebut ?
…………………………………………………………………………………………
…..
…………………………………………………………………………………………
…..……………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai