Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1

BAB I ......................................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 2

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 2

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................. 3

BAB II ....................................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4

A. Prosedur pelaksanaan Soluction Focused Brief Counseling (SFBC) ............................. 4

B. Teknik Problem-Free Talk .............................................................................................. 6

C. Teknik Miracle Question ................................................................................................ 7

D. Teknik Flagging the Minefield ....................................................................................... 8

BAB III...................................................................................................................................... 9

PENUTUP ................................................................................................................................. 9

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konseling hanya dapat dilakukan oleh seorang profesional yang memiliki
keterampilan dan kompetensi tertentu dalam bidang konseling. Kompetensi yang
perlu dimiliki oleh konselor ialah kompetensi professional dan akademik yang
membentuk satu kesatuan yang utuh. Salah satu kompetensi professional yang perlu
dimiliki oleh konselor menurut Permendiknas No 27 tahun 2008 ialah menguasai
kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling yang didalamnya terdapat
indikator mampu mengaplikasikan pendekatan/model/jenis pelayanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
Nama pendekatan konseling ini adalah Solution Focus Brief Counseling.
Konseling ini selanjutnya disingkat SFBC, adalah suatu konseling singkat yang
dibangun atas potensi konseli yang sebenarnya mampu mengkonstruksi solusi dari
masalahnya. SFBC merupakan salah satu teknik konseling pendekatan postmodern.
Tumbuh dari orientasi terapi strategis di lembaga penelitian jiwa, SFBC menggeser
fokus dari penyelesaian masalah untuk fokus pada solusi lengkap.
SFBC berbeda dengan dari terapi tradisional dengan mengulas masa lalu
dalam mendukung baik saat ini maupun masa depan. Konselor fokus pada apa yang
mungkin, dan mereka kurang tertarik dalam mengeksplorasi masalah. Dalam
konseling singkat berfokus solusi, terdapat prosedur konseling dan juga teknik-teknik
yang dapat digunakan dalam proses konseling adalah Solution Focus Brief
Counseling (SFBC).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pelaksanaan pendekatan Soluction Focused Brief Counseling
(SFBC)?
2. Apa itu teknik problem-free talk dalam pendekatan Soluction Focused Brief
Counseling (SFBC)?
3. Apa itu teknik micracle question dalam pendekatan Soluction Focused Brief
Counseling (SFBC)?

2
4. Apa itu teknik flagging the minefield dalam pendekatan Soluction Focused Brief
Counseling (SFBC)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur pendekatan Soluction Focused Brief Counseling
(SFBC)
2. Untuk mengetahui teknik problem-free talk dalam pendekatan Soluction Focused
Brief Counseling (SFBC)
3. Untuk mengetahui teknik micracle question dalam pendekatan Soluction Focused
Brief Counseling (SFBC).
4. Untuk mengetahui teknik flagging the minefield dalam pendekatan Soluction
Focused Brief Counseling (SFBC).

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prosedur pelaksanaan Soluction Focused Brief Counseling (SFBC)


Menurut de Shazer (Seligman 2006) SFBT bisanya berlangsung dalam tujuh tahap:
a. Identifying a solvable complaint
Mengidentifikasi keluhan yang bisa dipecahkan merupakan langkah awal yang
penting dalam konseling. Tidak hanya memfasilitasi pengembangan tujuan dan
intervensi, tetapi mempromosikan perubahan. Konseli dan konselor berkolaborasi
untuk membuat gambar dari keluhan yang menempatkan solusi mereka di tangan
konseli. Pertanyaan frase konselor sehingga mereka berkomunikasi secara
optimis dan harapan untuk perubahan. Kesulitan manusia dipandang sebagai
normal dan dapat diubah. Konselor mungkin bertanya, “Apa yang menyebabkan
Anda untuk membuat janji sekarang?” bukan “Apa masalah yang mengganggu
Anda?” atau bertanya, “Apa yang ingin Anda ubah?” bukan “Bagaimana saya
bantu?”
Konselor menggunakan empati, ringkasan, mengartikan, pertanyaan terbuka,
dan keterampilan mendengarkan aktif untuk memahami situasi konseli dengan
jelas dan spesifik. Konselor mungkin bertanya, “Bagaimana Anda mengalami
kecemasan?” “Apa yang akan membantu saya untuk benar-benar memahami
situasi ini?” dan “Bagaimana hal ini menciptakan masalah bagi Anda?”
b. Establishing goals
Menetapkan tujuan melanjutkan proses konseling. Konselor berkolaborasi
dengan konseli untuk menentukan tujuan yang spesifik, dapat diamati, diukur,
dan konkret Tujuan biasanya mengambil salah satu dari tiga bentuk: mengubah
dari situasi problematis; mengubah tampilan situasi atau kerangka acuan, dan
mengakses sumber daya, solusi, dan kekuatan (O’Hanlon (ST Weiner-Davis,
1989 dalam Seligman 2006). Pertanyaan mengandaikan sukses: “Apa yang akan
menjadi tanda pertama dari perubahan”, Bagaimana Anda akan tahu kapan terapi
ini berguna bagi Anda”, Bagaimana saya bisa tahu?” Diskusi rinci perubahan
positif didorong untuk memperoleh pandangan yang jelas dari apa yang terlihat
seperti solusi ke konseli. Salah satu cara yang paling berguna untuk solusi yang
berfokus pada klinisi untuk menetapkan tujuan terapi adalah dengan
menggunakan pertanyaan keajaiban (miracle question).

4
c. Designing an intervention
Ketika merancang intervensi, konselor menggambar pada pemahaman mereka
tentang konseli dan penggunaan kreativitas strategi terapi untuk mendorong
perubahan, tidak peduli seberapa kecil. Pertanyaan khas selama tahap ini termasuk
“Perubahan apa yang telah terjadi?”, “Apa yang berhasil di masa lalu ketika Anda
berurusan dengan situasi yang sama?”, “Bagaimana Anda membuat hal itu
terjadi?”, dan “Apa yang akan Anda lakukan untuk memiliki itu terjadi lagi? “.
d. Strategic task that promote change
Tugas strategis kemudian mempromosikan perubahan. Biasanya ini ditulis
sehingga konseli dapat memahami dan menyetujuinya. Tugas secara hati-hati
direncanakan untuk memaksimalkan kerja sama konseli dan sukses. Orang dipuji
atas upaya keberhasilan dan kekuatan mereka untuk menggambar di dalam
menyelesaikan tugas.
e. Identifying dan emphazing new behavior and changes
Perilaku baru yang positif dan perubahan diidentifikasi serta ditekankan ketika
konseli kembali setelah diberi tugas. Pertanyaan fokus pada perubahan,
kemajuan, dan kemungkinan dan mungkin termasuk “Bagaimana Anda membuat
hal itu terjadi?”, “Siapa yang melihat perubahan?”, dan “Bagaimana sesuatu yang
berbeda ketika Anda melakukan itu?” Masalahnya dipandang sebagai “itu” atau
“itu” dan sebagai eksternal untuk konseli; ini membantu orang melihat
keprihatinan mereka sebagai setuju untuk berubah, bukan sebagai bagian integral
dari diri mereka sendiri.
f. Stabilization
Stabilisasi adalah penting dalam membantu orang mengkonsolidasikan
keuntungan dan secara bertahap beralih perspektif ke arah yang lebih efektif dan
penuh harapan. Selama tahap ini, konselor mungkin benar-benar menahan
kemajuan dan kemunduran konseli. Ini memberikan orang waktu untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan mereka, mempromosikan keberhasilan lebih
lanjut, dan mencegah berkecil hati jika perubahan tidak terjadi secepat yang
mereka inginkan.
g. Termination
Pengakhiran konseling terjadi, sering diprakarsai oleh konseli yang kini telah
mencapai tujuan mereka. Karena SFBT berfokus pada penyajian keluhan bukan
resolusi masalah masa kecil atau perubahan kepribadian yang signifikan, ia

5
mengakui bahwa orang dapat kembali untuk terapi tambahan, dan konseli
diingatkan pilihan itu. Pada saat yang sama, SFBT tidak hanya berusaha untuk
membantu orang menyelesaikan masalah segera. Melalui proses mengembangkan
rasa percaya diri, merasa mendengar dan memuji bukan menyalahkan, dan
menemukan kekuatan dan sumber daya, orang yang diterapi melalui SFBT dapat
menjadi lebih mandiri dan mampu mengatasi kesulitan di masa depan mereka
sendiri.

Menurut Corey (2009) secara umum prosedur atau tahapan pelaksanaan SFBT adalah:
1. Para konseli diberikan kesempatan untuk memaparkan masalah-masalah
mereka. Konselor mendengarkan dengan penuh perhatian dan cermat jawaban-
jawaban konseli terhadap pertanyaan dari konselor “Bagaimana saya dapat
membantu Anda?”
2. Konselor bekerja dengan konseli dalam membangun tujuan-tujuan yang
dibentuk secara spesifik dengan baik secepat mungkin. Pertanyaannya adalah
“Apa yang menjadi berbeda dalam hidupmu ketika masalah-masalah Anda
terselesaikan?”
3. Konselor menanyakan konseli tentang kapan dan dimana masalah-masalah
tersebut terasa tidak mengganggu atau saat masalah-masalah terasa agak
ringan. Konseli dibantu untuk mengeksplor pengecualian-pengecualian ini,
dengan penekanan yang khusus pada apa yang mereka lakukan untuk
membuat keadaan/ peristiwa-peristiwa tersebut terjadi.
4. Diakhir setiap sesi konseli membangun solusi-solusi (solution building),
sementara konselor memberikan umpan balik (feedback), memberikan
dorongan-dorongan, dan menyarankan apa yang konseli dapat amati atau
lakukan sebelum sesi berikutnya untuk menyelesaikan masalah mereka.
5. Bersama-sama dengan konseli, konselor mengevaluasi kemajuan yang telah
didapat dalam mencapai solusi-solusi yang telah direncanakan. Evaluasi dapat
dilakukan dengan menggunakan rating scale.

B. Teknik Problem-Free Talk


Kebanyakan terapis Solution-Focused Brief Therapy menyarankan agar teknik
ini digunakan pada awal sesi konseling (George, 1990; Walsh, 1997). Teknik ini
selalu digunakan pada awal sesi konseling di mana konselor berperan untuk membina

6
hubungan dan komunikasi yang baik antara klien dan konselor. Tujuannya adalah
untuk mengetahui sebanyak mana data tentang klien itu sendiri dibandingkan hanya
berfokus pada masalahnya (Walsh, 1997). Dalam sesi ini, konselor diharapkan agar
mendengar dengan sebaiknya akan kekuatan, skill dan sumber yang boleh digunakan
untuk solusi permasalahan.

C. Teknik Miracle Question


Menurut Corey (2009) Miracle question merupakan teknik utama SFBT.
Konselor meminta konseli untuk mempertimbangkan bahwa suatu keajaiban
membuka berbagai kemungkinan masa depan. Konseli didorong untuk membiarkan
dirinya bermimpi sebagai cara untuk mengidentifikasi jenis perubahan yang paling
mereka inginkan. Pertanyaan ini memiliki fokus masa depan di mana konseli dapat
mulai untuk mempertimbangkan kehidupan yang berbeda yang tidak didominasi oleh
masalah-masalah masa lalu.
Konselor dapat bertanya, “Jika keajaiban terjadi dan masalah Anda
terpecahkan dalam semalam, bagaimana kau tahu itu dipecahkan, dan apa yang akan
menjadi berbeda?” Konseli kemudian didorong untuk memberlakukan “apa yang akan
menjadi berbeda” meskipun masalah yang dirasakan. Jika konseli menyatakan bahwa
dia ingin merasa lebih rahasia dan aman, konselor mungkin mengatakan: “Biarkan
diri Anda membayangkan bahwa Anda meninggalkan kantor hari ini dan bahwa Anda
berada di jalur untuk bertindak lebih percaya diri dan aman. Apa yang akan Anda
lakukan secara berbeda?”
Teknik ini dikenali sebagai teknik dasar dalam SolutionFocused Brief
Therapy. Konselor SFBT menggunakan teknik ini sebagai cara untuk menemukan
titik solusi klien. Teknik ini digunakan dengan menyuruh klien membayangkan
kehidupannya berubah kepada arah dan tujuan yang diinginkan serta klien
mengungkapkan bagaimana mengetahui bahwa hidup mereka telah berubah. Dari hal
tersebut, klien secara tidak langsung menetapkan tujuan yang ingin dicapai karena
kebanyakan klien terlalu berfokus kepada masalah sehingga tujuan yang ingin dicapai
terhambat. Setelah klien mengungkap tujuan atau target maka seterusnya konselor
akan menanyakan bagaimana klien melakukannya atau menanyakan perkara yang
membangkitkan solusi-solusi dari klien sendiri. Pada dasarnya, fokus teknik ini adalah
bagaimana solusi yang diinginkan bisa dilaksanakan atau dilakukan oleh klien dengan
bantuan konselor agar masalah bisa ditangani.

7
D. Teknik Flagging the Minefield
Teknik ini adalah bertujuan agar klien mampu menghadapi masalah relapse
(kekambuhan). Teknik ini membantu klien agar mengidentifikasi dan memilih cara
yang cocok dalam menangani masalah. Antara caranya adalah dengan menggunakan
solusi yang berkesan pada masa yang lalu untuk berhadapan dengan halangan yang
terjadi.
Teknik flagging the minefield atau menandai ladang ranjau (Sklare, 2014)
adalah sebuah teknik yang merupakan suatu bentuk perlakuan untuk mencapai
ketaatan terhadap sesuatu, serta mencegahnya kambuh atau terulang kembali. Teknik
ini dibuat untuk membantu klien menggeneralisasi apa yang telah mereka pelajari
dalam konseling untuk situasi di masa depan yang mungkin mereka hadapi. Banyak
klien yang sudah melewati beberapa kali proses konseling dan masih memiliki
kesulitan dalam mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam proses
konseling di kehidupan yang sesungguhnya.
Teknik ini, dijelaskan oleh Kral dan Kowalski (1989) sebagai " flagging the
minefield atau menandai ladang ranjau," adalah cara cepat maju ke depan dan
memfasilitasi bagaimana klien akan menangani kesulitan dan godaan yang mungkin
datang sepanjang proses konseling. Merupakan suatu hal yang normal bahwa
mungkin ada kesulitan. Tetapi harusnya lebih difokuskan pada solusi tentang
bagaimana klien akan menangani situasi ini. Perkiraannya bahwa klien akan bergerak
lebih jauh kali ini, bahwa mereka tidak akan dihentikan oleh kesulitan mereka dengan
berlarut-larut.
Berikut ini beberapa contoh kalimat pertanyaan yang biasanya ada dalam
teknik flagging the minefield, diantaranya :
- Sekarang anda memiliki beberapa keberhasilan dalam melakukan sesuatu, apakah
kira-kira ada sesuatu yang mungkin menghalangi anda untuk terus melakukannya
dengan baik? Jika demikian, hal apa yang mungkin menghalangi anda?
- Hal-hal apa saja yang tampaknya menghalangi anda? (untuk tetap menjaga perubahan
positif yang telah anda buat untuk dilakukan)
- Kapan kiranya sebuah masalah seolah mengendalikan diri anda?, dsb.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Solution focus brief Counseling (SFBC) merupakan suatu teknik konseling
pendekatan postmodern. Steve De Shazer (Corey, 2009) mengemukakan bahwa
pendekatan ini tidak menekankan pada sebab pemecahan masalah dan tidak menekankan
pada hubungan antara sebab permasalahan dan solusi. Sehingga pada pendekatan ini
konseli akan diajak untuk mencari solusi supaya mampu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
SFBT menggantikan fokus konseling yang berfokus pada masalah menjadi konseling
yang berfokus pada solusi. Tujuan konseling SFBC yaitu membantu klien untuk
mengambil sikap dan mengubah pandangan klien tentang masalahnya melalui
pembahasan masalah dan solusi yang telah dilakukan, dengan asumsi bahwa apa yang
dibicarakan kemungkinan besar akan berhasil, situasinya akan berubah, dan
mengoptimalkan kekuatan klien untuk melakukan perubahan.
Solution focus brief Counseling (SFBC) berbeda dari konseling tradisional.
Pendekatan SFBC menghindari peristiwa di masa lalu dan lebih mendukung seseorang
untuk hidup di masa kini serta persiapan masa depan. Konselor fokus pada peluang, dan
tidak mengutamakan pemahaman mengenai penyebab permasalahan terjadi.
Menurut Corey (2009) Miracle question merupakan teknik utama SFBT. Konselor
meminta konseli untuk mempertimbangkan bahwa suatu keajaiban membuka berbagai
kemungkinan masa depan sedangkan teknik problem-free talk selalu digunakan pada
awal sesi konseling di mana konselor berperan untuk membina hubungan dan
komunikasi yang baik antara klien dan konselor. Tujuannya adalah untuk mengetahui
sebanyak mana data tentang klien itu sendiri dibandingkan hanya berfokus pada
masalahnya (Walsh, 1997) serta teknik flagging thea minefield yang mana teknik ini
adalah bertujuan agar klien mampu menghadapi masalah relapse (kekambuhan). Teknik
ini membantu klien agar mengidentifikasi dan memilih cara yang cocok dalam
menangani masalah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont, CA:
Brooks/Cole.
Duncan, B. L., Miller, S. D., & Hubble, M. (1996). Handbook of solution-focused brief
therapy.Jossey-
Gerald B. Sklare, Brief Counseling That Works: A Solution-focused Approach,
(California, Corwin Press, 2005), hal. 51-52
John Sharry, Solution-Focused Workgroup, (London, Sage Publications, 2004), hal. 90
Seligman, L. 2006. Theories of Counseling and Psychotherapy. Columbus, Ohio:
Pearson Merril Prentice Hall.
Sklare, G. B. (2014). Brief counseling that works: A solution-focused therapy approach
for school
Steve D. Shazer, More Than Miracles, (New York, Haworth Press, 2007), hal. 37-39

10

Anda mungkin juga menyukai