Anda di halaman 1dari 14

BIMBINGAN DAN KONSELING

SOLUTION FOCUSED BRIEF THERAPY (SFBT) BERBASIS ISLAM

Imas Kania Rahman1, Hasbi Indra2


Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor1,2
Email : imas.kania@uika-bogor.ac.id1, hasbi.indra@uika-bogor.ac.id2

Abstract
This article describes about concept of Islamic guidance and counseling through SFBT (Solution
Focused Brief Therapy) approach to review helps cure procrastination student behavior. SFBT is a
form of brief therapy that builds on the strengths of the counselee to help raise and construct a
solution to the problem. The concept of guidance and counseling Islam through SFBT approach is a
comprehensive approach so that more leverage in helping cure procrastination behavior.
Procrastination is the tendency of delaying completion of a task or work related academic activities.
Islamic SFBT its essence lies in the counseling phase focused on solutions rather than on problems
so counselee more energy is used to find a solution. There are stages of intervention in the form of a
question miracle (miracle question), the counselee is directed to find the magic solution that comes
from Allah Swt. That with Allah, nothing is impossible if people want to try. Wisdom and the role of
Allah Swt always "presented" to engage in the process of this therapy. Intervention practices covering
Islamic SFBT; Changes in pre-session; Search exception; Search competence; Miracle questions;
The use of scale (scaling); Reframing; and closure of the session.

Keywords: Islamic Guidance and Counseling, Solution Focused Brief Therapy, Procrastination.

Abstrak
Artikel ini mendeskripsikan tentang evaluasi dan pengembangan pendekatan SFBT (Solution
Focused Brief Therapy) menjadi konsep dan praktik bimbingan dan konseling SFBT berbasis Islam.
Urgensi islamisasi sains dalam disiplin ilmu bimbingan dan konseling dilatar belakangi oleh kondisi
masyarakat Indonesia dewasa dengan mayoritas penduduknya muslim dalam situasi dan kondisi
membutuhkan hadirnya layanan bantuan profesional yang dapat membantu setiap individu dalam
menghadapi dan menemukan solusi terbaik dari masalah yang dihadapinya. Bimbingan dan
konseling merupakan salah satu disiplin ilmu yang melahirkan sejumlah ahli (konselor), yakni
membantu individu (konseli) menemukan solusi dari masalah psikhisnya baik dengan pendekatan
yang bersifat preventif (pencegahan) juga bersifat kuratif (pengobatan) dan developmental.
Pendekatan bimbingan dan konseling yang sejalan dengan syariat ajaran Islam. Melalui bimbingan
dan konseling ini Konselor dapat membantu konseli pada semua lingkungan pendidikan, baik
pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif analitik. Metode library research yakni menelusuri sumber-sumber
data baik yang bersifat primer maupun sekunder dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan
informasi. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu: Theory and Practice of Counseling and
Psychotherapy (seventh edition) karya Gerald Corey. Sumber data sekunder yaitu: Bimbingan dan
Konseling Psikoterapi Inovatif karya Ety Nurhayati, Model Solution Focused brief therapy untuk
perilaku agresif remaja karya Baskoro. Analisis data dilakukan dengan penyusunan dan
pengkategorian data, mencari pola atau tema untuk digali maknanya selanjutnya dipilah berdasarkan
kategori yang dibutuhkan menjadi satuan uraian dasar untuk selanjutnay ditemukan tema. Selanjutnay
dirumuskan konsep dan praktik bimbingan dan konseling SFBT berbasis Islam. Hasil penelitian ini
adalah evaluasi Pendekatan SFBT dan dikembangkan menjadi konsep bimbingan dan konseling
SFBT berbasis Islam dan praktik bimbingan dan konseling berbasis Islam. Dalam bimbingan dan
konseling SFBT berbasis Islam kebenaran dan realitas yang dikonstruksi konseli harus bersumber
dari kebenaran-kebenaran ajaran Islam dengan tetap menghargai kebenaran tentatif ilmu pengetahuan
sebagai kebenaran di bawah kebenaran ajaran Islam. Konsep bimbingan dan konseling SFBT berbasis
Islam mengacu pada pandangan bahwa setiap manusia menjalani hidup harus sesuai dengan hakikat
tujuan diciptakannya (eksistensi manusia) dalam perspektif Islam, setiap sikap dan tindakannya selalu
terkait dengan konsep dosa dan pahala, keyakinan bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah
kehidupan setelah kematian, keyakinan akan adanya syurga atau neraka dan memiliki keyakinan atas
qadla dan qodar dari Allah Swt serta mengimaninya dengan benar. Praktik bimbingan dan konseling
SFBT berbasis Islam dapat diuraikan menjadi empat tahap yaitu: Pra-sesi terapi; Bimbingan;
Intervensi; dan Penutupan sesi.

Kata kunci : Bimbingan dan Konseling, Solution Focused Brief Therapy, Berbasis Islam.

A. Latar Belakang individu dalam menghadapi dan menemukan


Masyarakat dunia dewasa ini (termasuk solusi terbaik dari masalah yang dihadapinya.
masyarakat Indonesia) berada dalam kondisi Bimbingan dan konseling merupakan
dan situasi perubahan sosial yang serba cepat salah satu disiplin ilmu yang melahirkan
sebagai konsekuensi dari modernisasi dan sejumlah ahli (konselor), setara dengan peran
industrialisasi. Dampak negatif tidak bisa psikolog yakni membantu individu (klien)
dipungkiri bagi individu yang tidak mampu menemukan solusi dari masalah psikhisnya,
mengikuti perubahan sosial. Berbagai problem setara dengan dokter yang dapat membantu
kehidupan semakin kompleks yang berakhir individu (pasyien) menemukan masalah
pada timbulnya berbagai penyakit fisik fisiknya. Konselor berperan membantu
maupun psikis karena lemahnya iman individu (konseli) menghadapi dan
(Hawari, 1999: 1-2). Kondisi ini menunjukan menemukan solusi terhadap masalah-
bahwa masyarakat Indonesia dewasa ini masalahnya baik dengan pendekatan yang
membutuhkan hadirnya layanan bantuan bersifat preventif (pencegahan) juga bersifat
profesional yang dapat membantu setiap kuratif (pengobatan). Konselor hadir untuk

62
membantu konseli pada semua lingkungan konseling agar sejalan dengan syariat ajaran
pendidikan, baik pendidikan keluarga, Islam.
pendidikan sekolah dan pendidikan Solution Focused Brief Therapy (SFBT)
masyarakat. sebagai salah satu bentuk pendekatan dalam
bimbingan dan konseling merupakan
Pendekatan bimbingan dan konseling di
pendekatan terapeutik yang praktis, efektif dan
Indonesia mengalami perkembangan cukup
efisien karena dalam pelaksanaannya
pesat namun dalam perkembangannya belum
pendekatan ini menggunakan waktu relatif
sepenuhnya mengarah kepada tujuan
singkat. Pendekatan ini membantu konseli
bimbingan dan konseling islami. Faktor utama
dengan cara membangun kekuatan konseli
yang menyebabkan kondisi ini terjadi adalah
karena pandangan tentang bimbingan dan untuk memunculkan dan mengkonstruksikan
solusi pada problem yang dihadapinya. Waktu
konseling islami yang sempit. Beberapa ahli
dan energi konseli diarahkan untuk fokus pada
membatasi bimbingan dan konseling islami
sebagai pendekatan yang menggunakan al -
solusi bukan pada masalah (Palmer, 2016:

Quran dan hadits secara langsung, pendekatan 589).

melalui ritual ibadah secara langsung seperti Pendekatan SFBT dapat digunakan

melalui shalat, dzikir, puasa dll. Pandangan ini untuk maslah-masalah tertentu, diantaranya

tentu memiliki andil yang besar dalam upaya meningkatkan regulasi diri individu

membantu konseli menghadapi berbagai prokrastinator (Fernando, 2017), mengurangi

masalah hidupnya. Namun tidak sedikit pula agresifitas remaja (Baskoro, 2013), membantu

masalah psikologis konseli yang belum individu yang mengalami quarterlife crisis

terjawab melalui pendekatan tersebut. dalam kaitan pekerjaan, pendidikan dan


persiapan untuk menikah(Agustin, 2012) .
Indonesia sebagai negara dengan Pendekatan SFBT penting dievaluasi
penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia dan dikembangkan menjadi pendekatan
tentu membutuhkan layanan bmbingan dan bimbingan dan konseling berbasi Islam. Agar
konseling berbasis Islam. Ironis ketika pendekatan bimbingan dan konseling yang
pendekatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan tidak hanya membantu
sejalan dengan tujuan pendidikan Islam masih konseli mampu mengahadapi masalah-
langka di negeri ini. Dengan demikian, masalah hidupnya, malampaui dari itu
diperlukan upaya yang seriusuntuk melakukan individu mampu mencapai hakikat
evaluasi dan pengembangan baik konsep ketentraman lahir bathin meraih keselamatan
maupun praktik pelayanan bimbingan dan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

63
Bimbingan dan konseling berbasis Islam dihadapinya. Terapi berfokus solusi mengikuti
sering dinamai ‘islami’ ‘sufistik’ atau aliran terapi konstruksionis karena
‘profetik’. Bimbingan dan konseling mendasarkan dirinya pada teori pengetahuan
islami/sufistik/profetik adalah proses konstruksionis. Terapi SFBT termasuk
pemberian bantuan terhadap individu (konseli) kategori Pendekatan Posmodern (Corey,
agar ia menyadari kembali eksistensinya 2005:388-396). Pendekatan lain yang
sebagai makhluk Allah Swt. (abdullah dan memiliki landasan teoritis yang sama dengan
khalifatullah) yang seharusnya hidup selaras SFBT adalah terapi konstruksi personal,
dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga pemrograman neuro-linguistik dan model
ia dapat mencapai ketentraman dan pemecahan problem ringkas yang
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. dikembangkan oleh Mental Research Institute
di Palo Alto California.
B. KAJIAN TEORI
Secara filosofis, pendekatan SFBT
1. Pendekatan SFBT (Solution Focused
didasari oleh suatu pandangan bahwa
Brief Therapy)
kebenaran dan realitas bukanlah suatu yang
Pendekatan SFBT atau terapi berfokus
bersifat absolute namun realitas dan kebenaran
solusi (Solution Focused Therapy) merupakan
itu dapat dikonstruksikan. Sejalan dengan
teknik konseling yang dipelopori oleh Steve de
suatu postmodern yang menekankan pada
Shazer, Insoo Kim Berg (dkk). Dalam
realitas konseli tanpa memperdebatkan apakah
beberapa literature pendekatan SFBT dikenal
hal tersebut akurat atau rasional. Dalam hal ini
dengan Constructivist Therapy. SFBT lebih
SFBT melihat bahwa pengetahuan hanya
dikenal dengan konseling singkat berfokus
sebuah konstruksi sosial saja (Jurnal Konseling
solusi. Dinamai dengan konseling singkat
Gusjigang, 2015 vol.1 No2). Pandangan ini
karena dalam memberikan layanan, konselor
didasari oleh asumsi bahwa semua
mengutamakan aspek kebutuhan dan
pengetahuan bersifat relatif karena ia selalu
kepraktisan, efektifitas dan efisiensi waktu.
ditentukan oleh konstruk, budaya, bahasa atau
Artinya konselor melakukan intervensi yang
teori yang kita terapkan pada suatu fenomen
spesifik untuk mencapai hasil yang dinginkan
tertentu. Dengan demikian, realitas dan
oleh konseli.
kebenaran yang kita bangun (realitas yang kita
SFBT merupakan bentuk terapi singkat konstruksikan) adalah hasil dari budaya dan
yang dibangun di atas kekuatan konseli dengan bahasa kita.
memb antunya memunculkan dan meng -

Dalam praktik pendekatan SFBT


konstruksikan solusi pada problem yang membangun kerjasama antara konselor dan

64
konseli di mana konseli dipandang kompeten berfokus pada problem dan pertanyaan-
dan berdaya sehingga memungkinkan baginya pertanyaan yang berfokus pada solusi (Palmer,
menemukan solusi dari masalah yang 2016: 553).
dihadapi. Peran konselor lebih bersifat Pertanyaan-pertanyaan berfokus pada
mendampingi mengarahkan agar konseli roblem diantaranya: Bagaimana caranya saya
menemukan atau mengkonstruksi sendiri. membantu Anda?; Silahkan ceritakan problem
Pendekatan SFBT lebih menekankan bahwa Anda?; Apakah problem itu gejala dari sesuatu
masa depan kita terbentuk dari yang dilakukan yang lebih dalam?; Bisakah diceritakan lebih
saat ini. Mengetahui secara jelas masa depan, rinci problem Anda?; Bagaimana saya dapat
gol yang diharapkan, tujuan konseli yang memahami problem itu dari sudut masa lalu
sesungguhnya selanjutnya memotivasi dan anda?; Bagaimana cara anda melindungi diri
mengklarifikasi konseli secara bertahap dari problem tersebut?; Dengan cara apa agar
mencapai gol tersebut sesuai kemampuan yang relasi antara konselor dan konseli dapat
mungkin diraih oleh konseli. menggambarkan relasi masa lalu?; Berapa
Tujuan pendekatan SFBT adalah : banyak sesi yang kita butuhkan?.
Mengidentifikasi dan memanfaatkan Pertanyaan-pertanyaan yang berfokus
sepenuhnya kekuatan dan kompetensi yang pada solusi diantaranya: Bagaimana Anda tahu
dimiliki konseli; Membangun kemapuan bahwa konseling itu bisa membantu?; Apa
konseli mengenali masalah dan memilah hal yang ingin anda ubah?; Apakah kita telah
yang tidak terkait (tidak ada manfaatnya) mengklarifikasi isu pokok yang ingin Anda
dalam menemukan masalah; Menolong fokuskan?; Bisakah kita menemukan
konseli berfokus pada hal-hal yang jelas dan perkecualian-perkecualian pada masalah?;
spesifik yang mereka anggap sebagai solusi Bagaimana keadaan masa depan tanpa
masalah (Palmer, 2016: 550). problem itu?; Bagaimana anda menggunakan
Pendekatan SFBT memandang bahwa kualitas dan ketrampilan yang anda miliki
percakapan lebih efektif digunakan untuk untuk menemukan solusi?; Bagaimana saya
memotivasi dan mendukung konseli menuju (konselor) dapat bekerja sama dengan anda
perubahan. Dalam melaksanakan tugasnya, agar dapat menemukan solusi?; Apakah kita
konselor dituntut memiliki keterampilan yang telah cukup sampai pada tujuan?.
memadai dalam memberikan motivasi dan
2. Bimbingan dan Konseling Berbasis
pertanyaan yang tidak berfokus pada problem Islam
(masalah) tetapi berfokus pada solusi. Berikut Secara etimologis, bimbingan
adalah contoh pertanyaan-pertanyaan yang merupakan terjemahan dari kata “guidance”,

65
secara terminologis pengertian bimbingan Konseling merupakan terjemahan dari
menurut Miller (1961) merupakan proses “counseling”, berasal dari kata “counsel”
bantuan terhadap individu untuk mencapai yang diambil dari bahasa latin yaitu couselium,
pemahaman diri yang dibutuhkan untuk artinya “bersama” atau “bicara bersama”
melakukan penyesuaian diri secara maksimal (Latipun, 2006: 4). Konseling menurut Sutoyo
pada lingkungan sekolah, keluarga dan (2009:23) adalah aktivitas atau kegiatan
masyarakat (Tohirin, 2013: 17). pemecahan masalah yang dilakukan oleh dua
pihak yaitu, konselor dan konseli; membantu
Lebih detil Hallen (2002: 9)
konseli dalam mencapai tujuan hidupnya
mendefinisikan bimbingan sebagai sebuah
(Latipun, 2006: 6-7). Adalah upaya membantu
proses pemberian bantuan yang terus menerus
konseli secara tatap muka dengan tujuan agar
dari seoran g pembimbing kepada individu
konseli dapat mengambil tanggung jawabnya
yang membutuhkan dalam rangka sendiri dalam menghadapi berbagai persoalan
mengembangkan seluruh potensi yang atau masalah-masalah khusus yang sedang
dimilikinya secara optimal dengan dihadapi (Salahudin, 2010: 15). Konseling
menggunakan berbagai macam media dan Islami menurut Masdudi (2008: 33) adalah
teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang proses pemberian bantuan kepada individu
normatif agar tercapai kemandirian (Ketut dan agar menyadari kembali eksistensinya sebagai
Nila, 2008:2) sehingga individu dapat makhluk Allah yang seharusnya dalam
bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain kehidupan keagamaannya senantiasa selaras
(Hallen, 2002: 9). Bimbingan lebih menekan -

dengan ketentuan dan petunjuk Allah,


kan pada memahami diri sendiri, sehingga dapat mencapai kehidupan di dunia
menghubungkan pemahaman tentang dirinya dan di akhirat.
sendiri dengan lingkungan, memilih, Bimbingan dan konseling berbasis Islam
menentukan dan menyusun rencana sesuai adalah proses pemberian bantuan oleh
dengan konsep dirinya dan tuntutan konselor kepada konseli (individu atau
lingkungan beradasarkan norma norma yang-
sekelompok individu) yang bersifat preventif
berlaku (Salahudin, 2010: 15). Bimbingan agar mampu hidup selaras dengan ketentuan
Islami menurut Masdudi (2008: 1) adalah dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
proses pemberian bantuan terhadap individu kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat yang
agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dapat diwujudkan dengan kemampuan
dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai bertanggung jawab sebagai abdullah dan
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. khalifatullah. Dan pemberian bantuan kepada

66
konseli (individu atau sekelompok individu) korektif, preservatif, developmental (Fakih,
yang bersifat kuratif dengan cara 2001: 37). Fungsi Preventif, yakni membantu
mengembalikan konseli menyadari kembali individu menjaga atau mencegah timbulnya
eksistensinya sebagai makhluk Allah masalah bagi dirinya; Fungsi kuratif atau
(memikul tanggung jawab abdullah dan korektif, yakni membantu individu
khalifatullah) yang seharusnya dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi
menjalani kehidupannya senantiasa selaras atau dialaminya; Fungsi Preservatif, yakni
dengan ketentuan dan petunjuk Allah, membantu individu menjaga agar situasi dan
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di kondisi yang semula tidak baik (mengandung
dunia dan di akhirat. masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan
Tujuan bimbingan dan konseling Islam kebaikan itu bertahan lama (in state of good);
adalah: Untuk menghasilkan suatu perubahan, 4) Fungsi developmental atau pengembangan,
perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan yakni membantu individu memelihara dan
mental; Untuk menghasilkan suatu perubahan, mengembangkan situasi dan kondisi yang telah
perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang baik (khoir) agar bertahan dan melembaga
dapat memberikan manfaat baik pada diri menjadi tetap baik (ma’ruf).
sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja Untuk mencapai tujuan tersebut di atas,
maupun lingkungan sosial dan alam maka melalui layanan bimbingan dan
sekitarnya; Untuk menghasilkan kecerdasan konseling Islam dilakukan upaya membantu
rasa (emosi) pada individu sehingga muncul individu mengetahui dan memahami hakikat
dan berkembang rasa toleransi, kesetia- dirinya. Sebagaimana firman Allah Swt.: Maka
kawanan, tolong-menolong dan rasa kasih hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
sayang; Untuk menghasilkan kecerdasan agama (Allah); (tetapkanlah atas) fitrah Allah
spiritual pada diri individu sehingga muncul yang telah menciptakan manusia menurut
dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
segala perintah-Nya serta ketabahan menerima kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS.
ujian-Nya; Untuk menghasilkan potensi Ar Rum: 30).
Illahiyah, sehingga dengan potensi itu individu Melalui layanan bimbingan dan
dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah konseling Islam membantu individu menerima
dengan baik dan benar. keadaan dirinya (kelebihan dan keter-
Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam batasannya), kekuatan serta kelemahannya,
meliputi: Fungsi preventif, kuratif dan sebagai sesuatu yang memang telah ditetapkan

67
Allah Swt dan menyadari bahwa manusia kemudian dalam tahap ini data-data yang ada
diwajibkan untuk berikhtiar, menjadikan diorganisasikan dan dirangkum serta dipetakan
semua potensi pada dirinya menjadi kekuatan sehingga akan nampak dengan jelas gejala atau
untuk mencapai derajat manusia seutuhnya keluhan dari konseli. Langkah diagnosis
(insan kamil) dengan berperan sebagai merupakan langkah dimana konselor mulai
abdullah sekaligus khalifatullah. mengidentifikasi masalah pada konseli.
Melalui layanan bimbingan dan Langkah ini mencakup beberapa proses, yaitu;
konseling Islam membantu individu intepretasi data dalam kaitannya dengan gejala
memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang masalah, kekuatan dan kelemahan konseli.
dihadapi saat ini, membantu merumuskan Proses intepretasi data, konselor harus mampu
masalah yang dihadapinya, dan mendiagnosis menentukan penyebab masalah yang hampir
masalah tersebut untuk menemukan alternatif mendekati kebenaran atau menghubungkan
pemecahan masalah yang terbaik dan akibat yang paling logis dan rasional.
maslahat. Langkah prognosis merupakan langkah
Layanan bimbingan dan konseling Islam untuk menentukan alternatif bantuan yang
dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni dapat atau mungkin diberikan kepada konseli
analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, dan sesuai dengan masalah yang ditemukan pada
konseling (Sukardi dan Nila,: 63-65) tahap diagnosis. Selanjutnya langkah
bimbingan dan konseling sebagai rangkaian bimbingan dan konseling, yaitu tahap inti dari
yang tidak dapat dipisahkan. Analisis pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam,
merupakan langkah memahami kehidupan dimana pada tahap ini konselor akan
koseli dengan cara menghimpun data dari melakukan treatment dengan menggunakan
berbagai sumber. Alat-alat yang dapat beberapa alternatif bantuan yang telah
digunakan untuk menghimpun data dalam ditentukan dalam tahap prognosis diawali
layanan bimbingan dan konseling Islam dengan pemberian bimbingan, menanamkan
adalah; tes prestasi belajar, kartu pribadi siswa, nilai-nilai kebenaran Islam yang terkait dengan
pedoman wawancara, daftar riwayat hidup, masalah konseli selanjutnya tritmen dalam
cacatan anekdot, tes psikologi, inventori, bentuk pendekatan konseling Islami.
daftar cek masalah, kuesioner, sosiometri, Beberapa upaya yang dilakukan dalam
daftar chek masalah, dll. tahap ini antara lain; memabangun rapport
Langkah sintesis merupakan langkah (hubungan baik) antara konselor dngan
yang menghubungkan data-data yang telah konseli; membantu konseli meningkatkan
dikumpulkan pada tahap analisis yang pemahaman diri; memberikan beberapa

68
informasi kepada konseli, dapat juga informasi selanjutnay ditemukan tema. Selanjutnay
yang berupa nasehat kepada konseli; dirumuskan konsep bimbingan dan konseling
merencanakan program kegiatan selama SFBT berbasis Islam.
konseling dengan konseli; membantu konseli
D. Hasil dan Pembahasan
dalam melaksanakan keputusan atau rencana
Hasil evaluasi dan pengembangan
kegiatan yang dipilih; dan merujuk (referal)
pendekatan SFBT menjadi bimbingan dan
pada pihak lain jika diperlukan.
konseling SFBT Berbasis Islam dapat
C. Metodologi Penelitian diseskripsikan dalam dua hal yaitu konsep
Neong Muhajir (2000: 296) menjelaskan bimbingan dan konseling SFBT berbasis Islam
bahwa terdapat dua jenis studi pustaka yaitu dan paraktik bimbingan dan konseling SFBT
kajian olah data empirik di lapangan dan kajian berbasis Islam.
pustaka olah data filosofik dan teoritik.
Konsep bimbingan dan konseling SFBT
Penelitian ini menggunakan pendekatan
berbasis Islam mengacu pada pandangan
kualitatif deskriptif analitik. Metode library
bahwa setiap manusia menjalani hidup harus
research yakni menelusuri sumber-sumber
sesuai dengan hakikat tujuan diciptakannya
data dari berbagai bacaan baik yang bersifat (eksistensi manusia) dalam perspektif Islam,
primer maupun sekunder dengan tujuan untuk
setiap sikap dan tindakannya selalu terkait
mengumpulkan data dan informasi dari dengan konsep dosa dan pahala, keyakinan
berbagai sumber baik manual maupun digital.
akan kehidupan yang sesungguhnya adalah
Sumber data primer dalam penelitian ini kehidupan setelah kematian, terdapat dua
yaitu: Sumber data primer dalam penelitian ini kategori kehidupan di akhirat yakni berada di
yaitu: Theory and Practice of Counseling and syurga atau neraka dan memiliki keyakinan
Psychotherapy (seventh edition) karya Gerald atas qadla dan qodar dari Allah Swt serta
Corey. Sumber data sekunder yaitu: mengimaninya dengan benar.
Bimbingan dan Konseling Psikoterapi Inovatif Hasil evaluasi yang mendasar dari
karya Ety Nurhayati, Model Solution Focused konsep pendekatan SFBT adalah pandangan
brief therapy untuk perilaku agresif remaja bahwa kebenaran dan realitas dapat
karya Baskoro.
dikonstruksikan, bersumber dari kebenaran
Analisis data dilakukan dengan yang tidak bersifat absolut dan tidak perlu
penyusunan dan pengkategorian data, mencari dinilai tingkat akurasi atau rasionalitasnya
pola atau tema untuk digali maknanya
karena realitas bersumber dari konstruk,
selanjutnya dipilah berdasarkan kategori yang budaya, bahasa atau teori yang diterapkan pada
dibutuhkan menjadi satuan uraian dasar untuk

69
suatu fenomena atau komunitas tertentu. hambanya, dan mendorong konseli memiliki
Dalam bimbingan dan konseling SFBT kerelaan menerima atas ketetapan Allah untuk
berbasis Islam kebenaran dan realitas yang memperoleh ridla-Nya.
dikonstruksi harus bersumber dari kebenaran- Praktik bimbingan dan konseling SFBT
kebenaran ajaran Islam dengan menghargai berbasis Islam dapat diuraikan menjadi empat
kebenaran tentatif ilmu pengetahuan di bawah tahap yaitu: Pra-sesi terapi; Bimbingan;
kebenaran ajaran Islam. Intervensi; dan Penutupan sesi. Pra-sesi terapi
Dalam praktik bimbingan dan konseling dilakukan untuk menjelaskan mengenai
SFBT berbasis Islam, konselor membangun prosedur bimbingan dan konseling SFBT
kerjasama dengan konseli di mana konseli berbasis Islam dan tujuan pelaksanaan masing-
sejajar dengan konselor sebagai manusia yang masing sesi tahapan, mengidentifikasi dan
telah dibekali berbagai potensi yang dapat menganalisis masalah yang dirasakan oleh
ditumbukkembangkan sehingga kompeten konseli dan faktor psikhis yang terkait erat
dalam menghadapai maslah dan menemukan dengan munculnya masalah tersebut, dan
solusi terbaik yang maslahat. Peran konselor selanjutnya menetapkan tujuan (goals) dari
bersifat mendampingi mengarahkan agar proses bimbingan dan konseling SFBT
konseli menemukan atau mengkonstruksi berbasis Islam.
sendiri. Tahap bimbingan dilakukan dengan
Bimbingan dan konseling SFBT berbasis menanamkan kesadaran atau menemukan
Islam membawa konseli lebih berorientasi kembali hakikat diri (eksistensi manusia)
masa depan dengan dihantarkan pada sebagai mahluk Allah Swt yang paling
kemampuan menentukan tujuan hidup yang sempurna dengan berbagai potensi yang telah
hakiki diurai menjadi tujuan jangka panjang dibekalkan oleh Allah Swt kepada semua
dan jangka pendek untuk meraih tujuan hakiki individu sehingga memungkinkan bagi dirinya
melalui berbagai aspek kehidupan baik dalam untuk meraih derajat manusia seutuhnya (insan
perannya sebagai abdullah juga khalifatullah. kamil) yakni berperan sebagai abdullah
Konselor senantiasa menekankan kepada sekaligus sebagai khalifatullah. Selanjutnya
konseli keyakinan bahwa masa depan menanamkan kesadaran tentang setiap sikap
terbentuk dari yang dilakukan saat ini, Allah dan tindakan manusia dinilai dalam dua
Swt tidak akan merubah suatu kaum kalau kategori yaitu pahala dan dosa, menanamkan
kaum itu sendiri tidak merubahnya, keyakinan bahwa kehidupan yang
berprasangka baik atas ketetapan Allah Swt sesungguhnya adalah kehidupan setelah
karena Allah bergantung pada prasangka kematian, menanamkan keyakinan adanya

70
syurga dan neraka dan kehidupan yang bahagia saat-saat ketika problem belum muncul.
adalah meraih ridla Allah dan ditempatkan Maksudnya konselor menggali pengalaman
dalam syurga-Nya dan konsep qodla dan qodar berharga konseli dari peristiwa-peristiwa sulit
serta bentuk-bentuk keimanan yang benar yang pernah dialami konseli dan ia telah
terhadap qodla dan qodar yang telah ditetapkan mampu menghadapinya dengan baik. Sesi ini
Allah Swt. saatnya konselor menanamkan keyakinan
Tahap intervensi sejalan dengan konseli merasakan kembali saat-saat telah
pandangan Bill O’Connell (Palmer, 2016: 559) melalui masalah (beban) dan terlepas dari
terdiri dari perubahan pra-sesi intervensi, masalah dengan akhir yang menggembirakan.
pencarian pengecualian, pencarian Pengalaman satisfaction ini penting
kompetensi, pertanyaan mukjizat, penggunaan dibangkitkan agar menjadi motivasi positif
skala, dan pembingkaian kembali. Perubahan untuk berjuang menghadapi masalah yang
pra-sesi intervensi adalah tahap di mana sedang dihadapinya.
konseli diminta untuk mengamati perubahan Tahap pencarian kompetensi yaitu
yang terjadi pada dirinya dan lingkungannya konselor mengidentifikasi dan menegaskan
sebelum mengikuti tahap bimbingan dengan sumber daya, potensi, kekuatan dan kualitas
setelah mengikuti bimbingan, pada tahap ini konseli yang bisa digunakan untuk
konselor mengajukan sejumlah pertanyaan memecahkan masalah. Konselor dapat
untuk mengukur kematangan keyakinan menggalinya dari aspek fisik, akal, qalb, serta
konseli tentang konsep penting (hakikat dorongan nafs (need dan emosi), dapat pula
manusia dan keimanan yang benar terhadap menggali dari bakat dan minat konseli. Hal
qadla dan qodar), selanjutnya menggali penting pada fase ini meyakinkan konseli
masalah-masalah yang dialami konseli dan tentang adanya kekuatan Allah Swt yang Maha
keyakinan akan kemungkinan teratasinya Mengatur dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
masalah tersebut di kemudian hari. Sesi ini Pertanyaan mukjizat (miracle quoestion)
dilakukan dengan proses yang cepat dengan yaitu konselor mengajukan pertanyaan kepada
peran konselor mendampingi konseli konseli yang lebih berorientasi masa depan.
mengkontruksi sendiri masalahnya dan Fase ini konselor mendorong konseli
kemungkinan teratasi masalah tersebut. menggambarkan sedetail mungkin akan seperti
Tahap pencarian pengecualian yaitu apa kehidupannya begitu masalahnya telah
tahap mengeksplorasi situasi yang menjadi terpecahkan karena telah dikelola dengan baik
pengecualian (exceptions) dari apa yang melalui kegigihannya dan do’anya kepada
sedang dialami oleh konselor saat itu, yaitu Allah Swt. Diantara contoh pertanyaan

71
mukjizat “bagaimana perasaan anda seketika Konselor menggali konseli untuk
masalah telah terselesaikan berkat usaha mengkonstruksikan pandangannya terhadap
gigihmu dan tidak putus harapan akan masalah. Hal ini dapat membekali konseli
datangnya pertolongan Allah Swt?”. untuk percaya diri dalam menghadapi masalah
Pertanyaan mukjizat ini diharapkan di masa yang akan datang.
mengarahkan konseli menyadari bahwa
Penutupan sesi, yaitu akhir sesi, konselor
manusia diwajibkan untuk berikhtiar bukan
menunjukan kemajuan yang nyata pada diri
meratapi kelemahan atau menyalahkan orang
konseli, memujinya dengan tidak berlebihan
lain. Tahap ini memungkinkan konseli untuk
dan memotivasi konseli tentang hal hal yang
-

bangkit melampaui atau keluar dari pikiran


dapat dilakukan konseli dalam menjalani
yang sempit dan negatif, sehingga ia mampu
kehidupan selanjutnya.
mengembangkan sendiri solusi unik sesuai
imajinasi harapannya dengan mengukur E. Kesimpulan dan Rekomendasi
kemampuan diri dan keyakinan akan Bimbingan dan konseling SFBT berbasis
pertolongan Allah Swt. Islam merupakan pendekatan komprehensif
Tahap penggunaan skala yaitu konselor dalam bimbingan dan konseling untuk
memberikan alat ukur kematangan konseli
membantu konseli memiliki keyakinan bahwa
tentang hakikat manusia dan keimanan yang
ia berkemampuan menghadapi masalah dan
benar terhadap qadla dan qodar dengan
menemukan solusinya. Pendekatan ini
menggunakan skala 0-10. Skala ini tidak
merupakan hasil evaluasi dan pengembangan
dimaksudkan untuk menilai baik buruk tetapi
lebih bersifat penilaian diri pada posisi mana dari pendekatan SFBT. Hasil evaluasi dan

konseli dari pernyataan yang diajukan dalam pengembangan baik tataran konsep dasar juga

skala. Diantara yang penting diajukan dalam praktik bimbingan dan konseling SFBT
skala adalah penilaian diri saat sebelum berbasis Islam. Pendekatan ini dapat
layanan bimbingan dan konseling SFBT digunakan untuk membantu konseli dalam
berbasis Islam dan setelahnya. Tujuannya beberapa masalah psikologis terutama konseli
untuk mengukur kemajuan dan menetapkan yang tidak memiliki ketangguhan dalam
prioritas untuk tindakan. menghadapi tantangan dan tanggung jawab.
Pembingkaian kembali, tahap ini
F. Daftar Pustaka
bertujuan untuk membantu konseli
menemukan cara lain untuk memandang Agustin, Inayah, 2012. Terapi dengan
masalah, cara baru dengan paradigma baru. Pendekatan Solution Focused
-

Pada

72
Individu Yang Mengalami Quarterlife Musnamar , Tohari, 2002. Dasar Konseptual
Crisis (Tesis), Jakarta: Fak. Psikologi UI. Bimbingan dan Konseling Islami,
Yogyakarta: UII Press.
Baskoro, DS., 2013. Model Solution Focused
Brief Therapy Untuk Perilaku Agresif Neong Muhajir, Metodologi Penelitian
Remaja, Jurnal Sains dan Praktik Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin,
Psikologi.Vol (1) UMM. 2000.

Corey, Gerald. 2005. Theory and Practice Palmer, Stephen, 2016. Konseling dan
Counseling &Psychotherapy (seventh Psikoterapi, Yogyakarta: Pustaka
edition). New Zealand: Thomson Pelajar, Cet. II.
Learning Inc.
Salahudin, Anas, 2010. Bimbingan dan
Fakih, Ainur Rahim, 2001. Bimbingan dan Konseling, Bandung: Pustaka Setia.
Konseling dalam Islam. Yogyakarta: UI
Press.

Ghufron, 2010. Teori-Teori Psikologi.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kaharja, 2016. Pengaruh Solution Focused


Brief Therapy Sebagai Salah Satu
Teknik Konseling Islam Dalam
Meningkatkan Self - Esteem (Penelitian
Eksperimen pada Siswa MTs Negeri
Bantul Kota Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2015/2016 (Tesis) Prodi Pend.
Islam, kons. Bimb. dan Konseling Islam
UIN Suka Yogyakarta.

Masdudi, 2008. Bimbingan dan Konseling


Persfektif Sekolah, Cirebon: STAIN
Press.

Mu’awanah, Elfi, dan Rifa Hidayah, 2009.


Bimbingan Konseling Islami, Jakarta:
Bumi Aksara.

73

Anda mungkin juga menyukai