Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Konseling Andi Matappa

Volume 1 Nomor 1 Februari 2017. Hal 65-76


p-ISSN: 2549-1857; e-ISSN: 2549-4279
(Diterima: Januari-2017; di revisi: Januari-2017; dipublikasikan: Februari-2017)

FONDASI KEILMUAN BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA

Bakhrudin All Habsy


Bimbingan dan Konseling-Universitas Darul Ulum Jombang
Email: bakhrudin_bk@yahoo.com

Abstrak. Ilmu Bimbingan dan Konseling adalah ilmu pengetahuan yang


mandiri berakar pada filsafat dan agama. Perkembangan Ilmu Bimbingan dan
Konseling dari filsafat Bimbingan dan Konseling yang didukung oleh ilmu
pendidikan, psikologi, sosiologi, antropologi, budaya yang berintegrasi dan
saling menguatkan antara filsafat dan disiplin ilmu dasar serta melahirkan
filsafat bimbingan dan konseling yang melandasi disiplin ilmu Bimbingan dan
Konseling. Dukungan IPTEK, budaya, dan suasana lingkungan menjadi dasar
untuk pengembangan teori dan praksis bimbingan dan konseling. Perkembangan
Bimbingan dan konseling tidak lagi terbatas pada setting sekolah, melainkan
menjangkau bidang-bidang di luar pendidikan yang memberikan nuansa dan
corak pada penyelenggaraan upaya pengembangan individu yang lebih sensitive,
antisipatif, proaktif, dan responsif terhadap kebutuhan dan tuntutan
perkembangan individu dan masyarakat.

Kata Kunci: FondasitKeilmuan, Bimbingan dan Konseling, Indonesia

Abstract. Guidance and Counseling Science is an independent science which is


rooted in philosophy and religion. The development of Guidance and Counselling
Studies of philosophy Counseling is supported by educational science, psychology,
sociology, anthropology, cultural integration and mutually reinforcing between
philosophy and basic scientific disciplines and delivers philosophy that underlies
Guidance and Counseling disciplines. The support of science and technology,
culture, and the atmosphere becomes the basis for the development of the theory and
praxis of guidance and counseling. The development of guidance and counseling is
no longer confined to the school setting, but to reach areas outside of education that
give situation and shades on the efforts on the implementation of the development of
the more sensitive, anticipatory, proactive, and responsive individuals to the needs
and demands of the development of individuals and society.

Keywords: Foundation Science, Guideance and Counseling, Indonesia

PENDAHULUAN untuk menenangkan hati, atau memberikan


prediksi pada masa depan. Layanan
Menurut Gibson (1981) Sejarah bimbingan dan konseling merupakan
perkembangan bagian integral dari sistem pendidikan
BimbingandanKonselingpada manusia Nasional yang mengacu pada pencapaian
terjadi ketika nabi Adam mendapat tujuan pendidikan Nasional, dan sejalan
konsekuensi akibat makan buah terlarang di dengan tujuan bimbingan dan konseling
Taman Firdaus. Menurut Habsy (2016) sebagaiilmu.
BimbingandanKonseling sudah ada sejak Ki Pemahaman secara mendalam
Lurah Semar memberikan Konseling pada terhadap posisi Bimbingan dan Konseling
arjuna yang sedang mengalami konflik dalam pilar-pilar ilmu kita dapat mengetahui
batin. Bentuk konselor primitif pada masa kekuatanya dan kelemahan semabari
lalu diparktikkan oleh kepala suku, tabib, berbenah diri ke dalam yakni mempertinggi
dukun, peramal yang dianggap mampu mutu keilmuannya, mempercanggih
65
66 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol 1 No 1 Februari 2017

teknologi dan seni bantuannya dengan tertuangdalamRambu-Rambu


beraklibat pada personal good barulah Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
common good (Lasan,2015). Hal ini senada dalam Jalur Pendidikan Formal. Oleh karena
dengan filosofis Bimbingan dan Konseling itu, Bimbingan dan Konseling sebagai suatu
yakni Konselor/Guru BK sebelum profesi profesional dalam pelaksanaannya
mengembangkan diri menjadi fully person menuntut keahlian tertentu melalui
hendaknya terlebih dahulu memahami pendidikan formal, serta rasa tanggung
kelebihan dan kekurangannya. jawab dalam pelaksanaanprofesi. Tuntutan
Dasar pendidikan merupakan upaya itu mengantarkan pada penyelenggaraan
membantu manusia untuk menjadi apa yang bimbingan dan konseling yang harus
bias dia perbuat dan bagaimana diaharus dilakukan oleh orang-orang dengan dasar
menjadi (becoming) danberada (being) pengetahuan dan keterampilan yang
(Bereiter, 1973:6). Upaya bimbingan dan dilandasi oleh suatu keahlian. Hal
konseling dalam merealisasikan fungsi- inisenadadenganamanahpenggagasdanpenga
fungsi membantu individu, dengan walprofesiBimbingandanKonseling
kemotekaran nalarnya, untuk memperluas Indonesia Prof. Dr. Munandir, MA yang
(refine), menginternalisasi, memperbaruhi, berisikandalampidatonyaniat profesi, tujuan
dan mengintegrasikan sistem nilai ke dalam profesi, cara profesional, itulah kesetiaan
perilaku mandiri. Dalam upaya semacam profesi, profesi kita, profesi pelayanan
itu, bimbingan dan konseling amat mungkin bantuan, pengembangan, dan pemberdayaan
menggunakan berbagai metode dan teknik insan,profesi bimbingan dan konseling,
psikologis, untuk memahami dan itulah lahan ibadah/pengabdian kita.
memfasilitasi perkembangan individu,
namun tidak berarti bahwa bimbingan dan
konseling adalah psikologi terapan, karena 1. DefinisiBimbingandanKonseling
bimbingan dan konseling tetap bersandar Bimbingan adalah suatu proses
dan terarah kepada pengembangan manusia membantu seseorang dalam menentukan
sesuai dengan eksistensialnya. Bimbingan pilihan yang penting yang mempengaruhi
dan konseling tidak cukup bertopang pada kehidupannya (Gladding, 2012). Bimbingan
kaidah-kaidah psikologis melainkan harus dapat dilihat dalam bentuk kegiatan
mampu menangkap eksistensi manusia membantu siswa membuat keputusan
sebagai konsekuensi logis dari hakikat dan tentang pendidikan yang akan diambilnya
makna pendidikan.Hal atau kejuruan yang diharapkannya.
senadadikemukakanolehGysbers&Henderso Makna Konseling menurutthe
n(2000), bahwa bimbingan konseling American Counseling Association (ACA)
sebagai suatu profesi yang memiliki (dalam Gladding, 2012), konseling adalah
tanggung jawab dalam mengembangkan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental,
kesuksesan akademik, karir, dan perkembangan psikologis atau manusia,
perkembangan pribadi-sosial seluruh peserta melalui intervensi kognitif, afektif, perilaku,
didik. atau sistemik, dan strategi yang
PerwujutannyataperkembanganBimb mencanangkan kesejahteraan, pertumbuhan
ingandanKonseling Indonesia dengan upaya pribadi, atau perkembangan karir, dan juga
Asosiasi Bimbingan dan Konseling patologi. Definisi ini dikemukakan untuk
Indonesia yang telah melahirkan dokumen- mencoba dan memenuhi kebutuhan berbagai
dokumen untuk menata hal-hal yang terkait tipe dan gaya konseling yang dipraktekkan
dengan profesi bimbingan dan konseling di oleh anggota ACA. Unsur-unsur definisi
Indonesia, maka seorang konselor dituntut tersebut sangat penting untuk difahami
untuk memiliki kompetensi seperti Menurut Tambuwal (2010),
tercantum dalam Standar Kompetensi Bimbingan adalahproses membantu
Konselor Indonesia (SKKI) yang seseorang yang dilaksanakan secara
Habsy, Pondasi keilmuan bimbingan.... | 67

langsung, dalam bentuk kegiatan pedagogis, pasca layanan konseling mesti


memberikan pemahaman, pengelolahan, berlanjut dengan layanan bimbingan karena
pengarahan, dan terfokus pada konseli, jelasnya peserta didik, berada pada
pengembangan; sedangkan Konseling dapat lingkungan belajar dan perkembangan
dilihat sebagai proses penangananmasalah dimana layanan bimbingan secara terus
individu yang dibantu oleh seorang menerus dilaksanakan. Bimbingan dan
profesional yaitukonselor secara sukarela konseling adalah upaya pedagogis untuk
untukmengubah perilakunya, menciptakan kondisi optimum bagi
mengklarifikasinya sikap, ide-ide dan perkembangan individu.
tujuannya sehingga masalahnya mungkin
terpecahkan. Menurut Dorcas (2015) A. Bimbingan dan Konseling Sebagai
bimbingan adalah kombinasi layanan, Ilmu
sedangkan konseling adalah salah satu Menurut Lasan (2015), dalam dunia
layanan di bawah bimbingan. Menurut ilmu dikenal ada ilmu murni (pure science)
Durojaiye (1974) layanan bimbingan dan ilmu terapan (applied science). Ilmu
termasuk layanankonseling murni bertujuan meneliti, menemukan, dan
bertujuanuntukmeningkatkan pemahaman memertinggi mutu teori (science shake for
diri seseorang dalam bidang pendidikan, the science). Bagi mereka ilmu demi ilmu.
sosial, emosional, fisik, kejuruan dan Sedangkan ilmu terapan adalah pemanfaatan
kebutuhan moral. teori yang dihasilkan oleh ilmu murni. Ilmu
Menurut (Kartadinata, 2007) bertujuan untuk memahami, menjelaskan,
Bimbingan diartikan sebagai proses bantuan meramalkan, dan mengendalikan alam
kepad aindividu untuk perkembangan semesta, sekurang-kurangnya harus
optimum individu untuk memilih dan memiliki batang tubuh keilmuan yang
mengambil keputusan atas tanggungjawab operasional (Krech., dkk, 1962: 2-3).
sendiri, perkembangan optimum adalah Bimbingan dan konseling
perkembangan yang sesuai dengan potensi merupakan suatu ilmu berusaha
dan system nilai yang dianut.Konseling memfasiltasi pertumbuhan dan
adalah proses bantuan yang dalam sejumlah perkembangan manusia. Menurut Hepner,
literature dipandang sebagai jantung Wampold, & Kivlinghan (2008) suatu
bimbingan (counseling is the heart of profesi yang bertujuan untuk memfasilitasi
guidance) karena bantuan konseling lebih pertumbuhan dan perubahan positif pada
langsung bersentuhan dengan masalah individu harus didasarkan pada pengetahuan
individu secara individual dan kelompok. yang ada pada sebuah realitas di luar
Esensi Bimbingan dan Konseling keyakinan pribadi penyandang profesi dan
terletak pada proses memfasilitasi prasangka. Oleh karena itu, sejumlah
perkembangan individu di dalam metode ilmiah dikembangkan untuk
lingkungannya. Perkembangan terjadi membuat pengetahuan tersebut. Ilmu
melalui interaksi secara sehatantividu memainkan peran penting dalam
dengan lingkungan, dan oleh sebab itu pengembangan pengetahuan sebagai dasar
upaya nimbingan da nkonseling tertuju pada bagi profesiBimbingandanKonseling.
upaya membangun lingkungan Disiplin Ilmu Bimbingan dan
perkembangan manusia (Blocher, 1974). Konseling adalah ilmu pengetahuan yang
Dari definisi yang dikemukakan para mandiri berakar pada filsafat dan agama, dia
ahli dapat dibuat sebuah definisi bimbingan berkembang dari disiplin-disiplin ilmu dasar
dan konseling dalam setting pendidikan yang terdiri atas psikologi, antropologi
bahwa upaya bimbingan tidak selamanya sosial, dan sosiologi (Tyler dalam Wilkins
harus diikuti dengan konseling tetapi pada and Perlmutter, 2016). Menurut Moynihan
saat layanan konseling dilakukan harus (2015) pengembangan posisi bimbingan dan
didalam perspektif bimbingan sebagai upaya konseling lebih tepat sebagai akibat dari
68 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol 1 No 1 Februari 2017

pengaruh psikologi dan sosiologi, yang Sosiologi memberikan kontribusi


berintegrasi dan saling menguatkan antara kepada ilmu Bimbingan dan Konseling
filsafat dan disiplin ilmu sosial dasar serta dalam memahami kedudukan individu
melahirkan filsafat Bimbingan dan dalam konteks Bimbingan dan Konseling,
Konseling yang melandasi disiplin ilmu serta dalam lembaga-lembaga sosial seperti
Bimbingan dan Konseling. Disiplin Ilmu keluarga, sekolah dan lembaga-lembaga di
Bimbingan dan Konseling didukung IPTEK, mana individu mungkin mendapat layanan
budaya, dan suasana lingkungan yang Bimbingan dan Konseling. Antropologi
menjadi dasar untuk pengembangan teori budaya memberikan kontribusi dalam
dan praksis bimbingan dan konseling bukan memahami suasana Bimbingan dan
hanya menfaat bagi siswa namun membawa Konseling sehubungan dengan variabel
manfaat bagi program sekolah, bagi orang kebudayaan, keragaman budaya sangat
tua, bagi guru, bagi administrator, bagi menentukan tindakan Bimbingan dan
departemen pendidikan, manfaat layanan Konseling, yang mendasari layanan
mahasiswa, dan manfaat konselor sekolah bimbingan dan konseling lintas budaya.
(Dorcas, 2010). Psikologi membantu bimbingan dan
Menurut Gibson, R.L. & Mitchel konseling dalam menganalisis situasi
(2011) bimbingan dan konseling berkaitan bimbingan dan konseling sebagai peristiwa
dengan berbagai disiplin ilmu lain sebagai perilaku intrapribadi. Psikologi Sosial
fondasinya yang bersumber dari disiplin memberikan kontribusi yang penting dalam
keilmuan psikologi, seperti: psikologi memahami perilaku sosial individu. Dalam
pendidikan, psikologi sosial, psikologi tindakan bimbingan dan konseling selalu
ekologis, psikologi perkembangan. terjadi perilaku sosial, baik yang dilakukan
Kontribusi ilmu psikologi meliputi teori dan oleh konselor maupun oleh konseli, atau di
proses konseling, asesmen standar, teknik antara keduanya.
konseling individu dan kelompok, dan Dari uraian di atas dapat
pengembangan karir serta teori-teori disimpulkan bahwa ilmu-ilmu sosial dasar
pengambilan keputusan. Ilmu psikologi seperti sosiologi, antropologi budaya,
memiliki kontribusi yang besar terhadap psikologi, dan psikologi sosial itu
bangunan pengetahan keilmuan bimbingan memberikan umpan material yang berguna
dan konseling terutama dari bidang kepada ilmu Bimbingan dan Konseling
psikologi pendidikan beserta kajian- untuk menemukan, menganalisis, dan
kajiannya tentang teori belajar, pertumbuhan menentukan solusi masalah yang dihadapi
dan perkembangan manusia dan individu dalam hidup dan kehidupannya.
implikasinya bagi lingkup pendidikan. Disiplin Ilmu Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling sebagai adalah ilmu pengetahuanyang menggunakan
ilmu menerima kontribusi yang besar, baik metode ilmiah dalam melahirkan berbagai
dari filsafat maupun dari ilmu sosial dasar teori dan praksis Bimbingan dan Konseling.
lainnya. Yang dimaksud dengan ilmu sosial Subjek kajian utamanya adalah hakekat,
dasar itu meliputi: sosiologi, antropologi, aktivitas, dan komuinikasi antar pribadi
psikologi, dan psikologi sosial. Kontribusi manusia yang berdimensi nilai filosofis,
serta peranan filsafat dalam pengembangan psikologis, sosiologis, antropologis, dan
dan pemikiran ilmu Bimbingan dan budaya yang religious, dan batang tubuh
Konseling merupakan rujukan dasar bagi ilmu Bimbingan dan Konseling
ilmu Bimbingan dan Konseling, yaitu divisualisasikandalamgambar 1
sebagai sumber tolok ukur dalam memilih sebagaiberikut:
unsur-unsur dari ilmu sosial dasar dalam
upaya memecahkan masalah Bimbingan dan
Konseling.
Habsy, Pondasi keilmuan bimbingan.... | 69

Gambar 1. Batang Tubuh Keilmuan Bimbingan dan Konseling

kurangnya mencakup: (1) Hakekat Manusia,


B. FilsafatIlmu Bimbingan dan (2) Hakekat Komunikasi, (3) Hakekat
Konseling Kelompok (4) Hakekat Keluarga, (5)
Tidak ada suatu filsafat bersama Hakekat Karir, (6) Hakekat Perkembangan,
yang mempersatukan semua pendekatan (7) Hakekat Cinta, dan (8) Sistem Nilai dan
konseling dan psikoterapi (Corey, 2010: Etika.
309). Konselor harus megakui kenyataan Untuk membangun Bimbingan dan
bahwa pandangannya tentang sifat manusia Konseling sebagai suatu ilmu pengetahuan
berhubungan secara vital dengan dan mempersiapkan berbagai teori dan
pandangannya terhadap proses terapeutik praksis dalam bidang Bimbingan dan
dan memiliki implikasi yang nyata bagi Konseling, asumsi filosofis itu dijabarkan
penerapan teknik-teknik terapeutik. Ada sebagai berikut:
beberapa aspek filsafiah yang perlu  Ontologi adalah suatu proses yang
dijadikan landasan pengembangan berkesinambungan dan merupakan
Bimbingan dan Konseling sebagai ilmu kegiatan yang direncanakan dan
pengatahuan dan pengembangan praksis sistematis dan terarah untuk pencapaian
Bimbingan dan Konseling. Aspek-aspek itu tujuan tertentu. Objek dalam ilmu
dimaknai secara beragam, sesuai dengan bimbingan dan konseling adalah
pandangan filosofis dari pengembangnya individu yang dibantu agar dapat
sendiri. Aspek-aspek itu sekurang- menyelesaikan masalahnya. Individu
70 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol 1 No 1 Februari 2017

yang sedang berkembang dengan segala kontekstual, dan mengembangkannya


keunikannya dan membutuhkan dalam rancangan tindakan bimbingan
bantuan untuk diberikan bantuan dalam dan koseling.
memberi pertimbangan keragaman dan  Retorika mempersoalkan media
keunikan individu. komunikasi terutama penggunaan
 Epistemologi adalah teori pengetahuan bahasa dalam proses bimbingan dan
yang membahas secara mendalam konseling.komunikasi adalah sebuah
segenap proses yang terlibat dalam alternatif untuk transmisi atau konsepsi
usaha kita untuk memperoleh informasi, di mana komunikasi
pengetahuan, mempersoalkan hubungan dipahami sebagai sebuah proses
antara dua subjek yang setara antara pengiriman dan penerimaan pesan atau
konselor dan konseli.Pada ilmu mentransfer informasi dari satu pikiran
Bimbingan dan konseling, proses yang ke yang lain.Konselor berkomunikasi
terlibat pada usaha dalam mendapatkan dengan konseli dengan cara yang
pengetahuan melalui wawancara empatik sehingga keduanya dapat saling
dimana kegiatan ini berfungsi untuk mermahami dan menghormati.
memperoleh dan memberikan berbagai Retorika penciptaan hubungan
informasi, melatih atau mengajar, positif antara konselor dan konseli dalam
meningkatkan kematangan, proses bimbingan dan konseling secara
memberikan bantuan melalui umum ditawarkan dengan model overviewS-
pengambilan keputusan dan usaha A-K-T-I, yaitu (1) Sambut, menjalin
penyembuhan. Konselor berusaha hubungan yang hangat dan saling percaya,
mengurangi jarak antara dirinya dengan dilanjutkan dengan strukturing, (2) Aktif
konseli. mendengarkan, mengeksplorasi dan
 Aksiologi dari ilmu Bimbingan dan mengumpulkan data tentang perilaku,
Konseling adalah untuk membantu pikiran, perasaan, kelemahan, kekuatan dan
individu agar memiliki pemahaman lingkungan yang ditengarahi memunculkan
terhadap dirinya dan lingkungannya problematika, (3) Keinginan yang dituju,
(pendidikan, pekerjaan,dan norma merumuskan tujuan konseling (perubahan
agama), mengantisipasi berbagai perilaku, pikiran atau perasaan) yang ingin
masalah yang terjadi dan berupaya dicapai, (4) Teknik dan kerja, tinjauan
untuk mencegah terjadinya masalah, alternatif pemecahan, aplikasi teknik
menciptakan lingkungan belajar yang bimbingan dan konseling, intervensi
kondusif yang digunakan untuk (perilaku, pikiran & perasaan), dan (5)
memfasilitasi perkembangan siswa. Implementasi, penegasan komitmen,
Konselor memahami bahwa konseling Perumusan tindakan efektif, implementasi &
merupakan sesuatu yang sarat nilai tindakan nyata, evaluasi & tindak lanjut.
yang dapat memunculkan bias. Aspek-aspek tersebut mengarah kepada
 Metodologi mempersoalkan proses asumsi filosofis pengembangan
bimbingan dan konseling, untuk keilmuanBimbingan dan Konseling yang
memajukan pengetahuan, membuat melandasi teori dan praksis bimbingan dan
penemuan, mempelajari fakta-fakta konseling.
dalam rangka meningkatkan beberapa Dalam rangka penyelenggaraan
aspek dari dunia dan membangun bimbingan dan konseling di sekolah,
hubungan antara peristiwa dan dikembangkan suatu program komprehensif
mengembangkan teori, sehingga bimbingan dan kionseling diadaptasi dari
membantu para profesional untuk model komprehensif yang dikembangkan
membuat prediksi kejadian masa depan. oleh the American School Counselor
Konselor menggunakan logika induktif, Association (ASCA). Model komprehensif
mengkaji permasalahan secara Bimbingan dan
Habsy, Pondasi keilmuan bimbingan.... | 71

Konselingdivisualisasikandalamgambar2seb
agaiberikut:

Gambar2. Model Program KomprehensifBimbingandanKonseling di


Sekolah(AsosiasiKonselorSekolah Michigan 2005)

dan Penyuluhan pada tahun 1964 di


C. FilsafatIlmuBimbingan dan Universitas Negeri Malang dan Universitas
Konseling di Indonesia Pendidikan Indonesia, (2) Penyiapan tenaga
Perkembangan BK di Indonesia mulai ahli dan profesional dalam bidang BK
tumbuh dan dikenal layanan Bimbingan dan Lembaga Pendidikan Post Doktoral IKIP
Konseling Sekolah, fokus layanan lebih pada tahun 70-an, program ini menyiapkan
ditekaknkan pada penanganan permasalahan para calon Magister dan Doktoral
siswa, terutama menyangkut perilaku Bimbingan dan Konseling, (3) Pada tahun
disiplin sekolah. Bimbingan dan Konseling 1995, Sertifikasi tes bagi konselor telah
dilakukan secara sporadik, oleh guru tanpa diawali pada tahun 1995 di Universitas
latar belakang BK. Upaya mempersiapkan Negeri Malang, dan (4) Pada tahun
dan memenuhi tenaga profesional di bidang 1999/2000, mulai dirintis Pendidikan
Bimbingan dan Konseling dilakukan Profesi Konselor di Universitas Negeri
dengan: (1) Membuka jurusan Bimbingan Padang.
72 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol 1 No 1 Februari 2017

Inkorporsi Bimbingan dan Konseling tahun 1964 sampai sekarang


dalam sistem pendidikan di Indonesia dari divisualisasikan pada gambar 3 berikut :

Gambar 3 Perkembangan BK di Indonesia

Pemikiran bimbingan dan konseling jenjang pendidikan, namun beberapa prodi


perkembangan pada dua atau tiga dekade BK pencetak sarjana bimbingan dan
terakhir di abad 20 mendorong pemikiran konseling di Indonesia masih tetap memakai
tentang model-model penyelenggaraan pola BK 17+.
bimbingan dan konseling dalam seting Sejalan dengan perkembangan
pendidikan. Model bimbingan dan konseling bimbingan dan konseling pengakuan legal
yang masuk di Indonesia pada tahun 1975 atas eksistensi konselor di Indonesia
diwarnai pemikiran ASCA pada tahun 1952 ditetapkannya UU no 20/2003 tentang
ketika dicanangkan konselor sekolah sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat (6)
profesional. Model ini menekankan kepada dinyatakan bahwa konselor sebagai salah
layanan pengumpulan data, informasi, satu kualifikasi pendidik. Perubahan pada
penempatan, tindak lanjut dan evaluasi. tahun 2014 dibarengi dengan munculnya
Pada dekade 70an dan 80an model ini permendikbud tahun 2014 memberikan
telah berkembang jauh, walaupun kegiatan penegasan pada profesi Guru BK adalah
layanan itu masih ada didalamnya, ke arah pendidik yang berkualifikasi akademik
model penyelenggaraan bimbingan dan minimal S1 bimbingan dan konseling dan
konseling yang tersetruktur dengan memiliki kompetensi di bidang bimbingan
mempertimbangkan faktor-faktor isi, dan konseling, Konselor adalah pendidik
pengorganisasian, dan sumber daya. Pada profesional yang berkualifikasi S1
tahun 1996-1999 model bimbingan dan bimbingan dan konseling dan telah lulus
konseling perkembangan merupakan model Pendidikan Profesi Konselor dengan gelar
yang cukup efektif dan mampu (Kons). Program Pendidikan Profesi Guru
memperbaiki mutu layanan bimbingan dan Bimbingan dan Konseling/Konselor
konseling disekolah, model ini memiliki (PPGBK/K) menghasilkan tenaga pendidik
kelayakan untuk diterapkan di semua profesional dalam bidang bimbingan dan
Habsy, Pondasi keilmuan bimbingan.... | 73

konseling/ Konselor. Kurikulum pendidikan penyelenggaraan-nya pada setiap tingkat


profesi guru bimbingan dan konseling sama sekolah berbeda-beda. Untuk tingkat
dengan kurikulum pendidikan profesi sekolah dasar adalah sebesar 30-40%
konselor, dengan demikian lulusan program dari seluruh program bimbingan dan
PPGBK/K menghasilkan pendidik konseling di sekolah, untuk SLTP 20-
profesional dalam bidang bimbingan dan 30% dan untuk SLTA 15-25%.
konseling yang disebut konselor atau guru 2. Perencanaan Individual dan
bimbingan dan konseling yang dianugerahi Peminatan Peserta Didik
gelar Gr.Kons (Permendikbud tahun 2014 Perencanaan individual mencakup
nomor 111: 3). kegiatan yang membantu semua siswa
dalam merencanakan, memonitor dan
mengelola pembelajaran, perkembangan
D. Program BK Komprehensif di pribadi dan sosial mereka sendiri.
Kegiatan itu biasanya dirancang dan
Indonesia
diarahkan oleh konselor. Proporsi waktu
Program Komprehensif Bimbingan yang disediakan untuk layanan ini, untuk
dan Konseling Komprehensif di Indonesia sekolah dasar adalah 5-10%, SLTP 15-
merupakan bagian terpadu dari keseluruhan 25%, dan SLTA 25-35%. Kurikulum
program pendidikan setiap sekolah. Program 2013 memuat program peminatan
itu merupakan program yang sesuai dengan peserta didik yang merupakan suatu
perkembangan siswa dan menyediakan proses pemilihan dan pengambilan
kegiatan sekuensial yang ditata dan keputusan oleh peserta didik yang
diimplementasikan oleh konselor sekolah didasarkan atas pemahaman potensi diri
yang berkualifikasi. Isi program mencakup dan peluang yang ada pada satuan
wilayah: Perkembangan Akademik, pendidikan. Muatan peminatan peserta
Perkembangan Karir dan Perkembangan didik meliputi peminatan kelompok
Pribadi/Sosial. Program disampaikan mata pelajaran, mata pelajaran, lintas
melalui Layanan Dasar Bimbingan, peminatan, pendalaman peminatan dan
Perencanaan Individual, Layanan Responsif, ekstra kurikuler. Dalam konteks tersebut,
dan Dukungan Sistem layanan bimbingan dan konseling
Komponen-komponen Program membantu peserta didik untuk
Komprehensif Bimbingan dan Konseling memahami, menerima, mengarahkan,
mencakup sebagai beikut: mengambil keputusan, dan
1. Layanan Dasar merealisasikan keputusan dirinya secara
Dalam konsep asli dari ASCA, layanan bertanggungjawab sehingga mencapai
ini disebut Guidance Curriculum. kesuksesan, kesejahteraan dan
ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
Konseling Indonesia) mengartikannya 3. Layanan Responsif
sebagai Layanan Dasar, untuk Layanan responsif dirancang untuk
menghindarkan penafsiran bahwa memenuhi kebutuhan dan kepedulian
bimbingan itu merupakan sebagaian dari siswa yang mendesak. Kebutuhan
kurikulum yang diajarkan kepada siswa. mereka mungkin terpenuhi melalui
Layanan Dasar merupakan layanan yang konsultasi, konseling pribadi, konseling
terstruktur untuk semua siswa sampai untuk menangani krisis atau program
tingkat kelas tiga SLTA disajikan referal. Kontak dengan konselor dapat
melalui kegiatan kelas atau kelompok berupa inisiatif siswa atau melalui
untuk membahas kebutuhan referal. Proporsi waktu yang disediakan
perkembangan dalam bidang akademik, untuk layanan ini, untuk sekolah dasar
karir, dan pribadi sosial siswa. Proporsi adalah 30-40%, SLTP 30-40%, dan
waktu yang disediakan untuk SLTA 30-40%.
74 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol 1 No 1 Februari 2017

4. Dukungan Sistem penelitian dan pengembangan.


Layanan ini merupakan kegiatan Proporsi waktu yang disediakan
manajemen yang membangun, untuk layanan ini, untuk sekolah
memelihara dan memperkuat dasar adalah 15-20%, SLTP 15-20%,
program bimbingan dan konseling di dan SLTA 15-20%.Model
sekolah, termasuk program komprehensif Bimbingan dan
pengembangan profesional, Konseling Indonesia ditawarkan dan
hubungan staf dengan masyarakat, divisualisasikan dalam gambar 4
komite penasihat, jangkauan sebagai berikut:
masyarakat, manajemen program,

Diadaptasi dari : Cooker, J.K Astramovich, R.J & Hoskins W.J 2004, Introducting the Accountibility Bridge
Model : A Program Framework for School Counselors ACA Vitas 46. 207-209, Dirjen
PMPTK, 2007 Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Formal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Gysbers, N.C & Handerson, P. 2006.
Developing & Managing Your School Guidence anda Counseling Program (4 th Ed)
SIMPULAN
Alexandria VA.ACA, Hanggra S.G (2012). PermendikbudDANno 111 SARAN
tahun 2014

Bimbingan dan konseling adalah sebuah


Gambar 4. Model Program Komprehensif Bimbingan dan Konseling Sekolah di
profesi yang terfokus pada relasi dan
Indonesia interaksi antara individu dan lingkungan
dengan tujuan untuk membina
perkembangan diri, dan mengurangi
pengaruh hambatan-hambatan lingkungan
yang mengganggu keberhasilan hidup dan
kehidupan individu. Sebagai suatu profesi,
Habsy, Pondasi keilmuan bimbingan.... | 75

bimbingan dan konseling menuntut Asosiasi Bimbingan dan Konseling


pelatihan yang tepat dan memiliki asosiasi Indonesia. 2007. Rambu-Rambu
profesi, lisensi dan sertifikat, standar Penyelenggaraan Bimbingan dan
perilaku etis. Konseling dalam Jalur Pendidikan
Bimbingan dan konseling (BK) tidak Formal (Naskah Akademik).
lagi terbatas pada kancah (setting) sekolah, Bandung: ABKIN.
melainkan menjangkau bidang-bidang di ASCA .2005. “The ASCA National Model:
luar pendidikan/pengajaran yang A Framework for School Counseling
memberikan nuansa dan corak pada Programs”. Michigan: The
penyelenggaraan upaya pengembangan American School Counselor
invidu yang lebih sensitive, antisipatif, Association.
proaktif, dan responsif terhadap kebutuhan Bereiter. 1973. Must We Education.
dan tuntutan perkembangan individu dan Englewood Cliffs New Jersey.
masyarakat. Prenctice-Hall, Inc.
Para pendidik konselor, harus Cooker, J.K Astramovich, R.J & Hoskins
mempertinggi komitmennya untuk lebih W.J .2004. Introducting the
memfokuskan keprofesionalan konselor di Accountibility Bridge Model : A
sekolah formal terlebih dahulu sebelum Program Framework for School
gencar-gencarnya mengembangkan wilayah Counselor.s ACA Vitas 46. 207-209
garapan konseling pada setting luar sekolah, Corey, M.S., Corey, G & Corey, C. 2010.
sementara basis keilmuannya belum siap. Theory and Practice of Group
Penjelajahan wilayah konseling ke setting Counseling. Belmont, CA:
luar sekolah, dimungkinkan bagi para calon Brooks/Cole.
konselor yang memiliki minat tinggi untuk Covey, Steven R, 1989, Seven Habits of
menjadi konselor luar sekolah disertai Highly Effective People: Powerful
kemampuan akademik yang memadai, Lessons in Personal Change, New
minimal S2, sehingga harapan menjadikan York: Simon and Schuster.
bimbingan dan konseling menjadi profesi Dorcas. 2015. Functional Guidance And
yang bermartabat tercapai. Karena itu Counselling Centre In Tertiary
kurikulum PPK sebaiknya difokuskan ada Institution. The Journal of
pilihan konsentrasi antara Profesi konselor International Social Research
untuk pendidikan formal, dan konselor di Durojaiye, M. O. A. 1974. A new
luar sekolah seperti konselor keluarga, introduction to education
konselor bagi anak berkebutuhan khusus, psychology.Ibadan: Evans Brothers
atau untuk keperluan-keperluan specifik Nig. Ltd
lainnya, agar konseling persekolahan tidak Durnall, Edward j., jr.; Moynihan, James f.;
terabaikan, dan konseling luar sekolah juga and Wrenn, Charles gil Bert.1958.
tidak tanggung (setengah jadi). Symposium: The Counselor and His
Religion." Personnel and Guidance
Journal 36: 326-34
DAFTAR RUJUKAN Gibson, R.L., & Mitchel, M.H. 1981.
Intorduction to Guidence. USA:
Al- Quran Macmillan Publishing.
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Gladding, S. T. 2012. Effective group
Indonesia. 2007. Penataan counseling. Greensboro, NC:
Pendidikan Profesional Konselor ERIC/CASS.
dan Layanan Bimbingan dan Gysbers, Norman C., and Patricia
Konseling dalam Jalur Pendidikan Henderson. 2000. Developing and
Formal (Naskah Akademik). Managing Your School Guidance
Bandung: ABKIN.
76 | JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Vol 1 No 1 Februari 2017

Program. 3rd ed. Alexandria, VA: Permendikbud No. 111. 2014. Bimbingan
American Counseling Association. dan Konseling di Pendidikan Dasar
Hall, C.S. (1956). A Primer of Freudian dan Pendidikan Menengah
Psychology. New York: Mentor. Shertzer, B. & Stone, S.C. 1974.
Heppner, P. Paul et., al. 2008. Research Fundamentals of Counseling.
Design in Counseling. Thomson: Boston: Houghton Mifflin Co.
Canada Tambuwal, M.U. 2010. Organizing and
Havighurst, R.J. (1961). Human administering guidance and
Development and Education. New counseling programme at the
York: Longmans, Green & Co. elementary school level for
Krech, D. et al. (1962). Individual in effectiveperformance. A Paper
Society. Tokyo: McGraw-Hill, Delivered at 4 Day Workshop for
Kogakusha. Para-CounsellingOfficers by the
Lasan Boli Blasius. (2015). Mengidentifikasi SUBEB in Collaboration with
Keilmuan Bimbingan Konseling. SSCOE, Sokoto.
Malang. UM Press. Witherington, H.C. (1952). Educational
Natawidjaja, R.2009. Keilmuan Bimbingan Psychology. Boston: Ginn & Co.
dan Konseling. Bandung William d. Wilkins and barbara j.
Ogburn, W.F. & Nimkoff, M.F. 1953. A Perlmutter. (2016). The
Handbook of Sociology. London: Philosophical Foundations of
Routlage and Kegan Paul. Guidance and Personnel Work
Pearson, K. (1892). The Grammar of
Science. London: Dent & Son.

Anda mungkin juga menyukai