Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Di Buat Dalam Rangka Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah:


Profesionalisme Keguruan (Bimbingan dan Penyuluhan)

DOSEN PENGAMPU:
Drs. H. DULHADI. M.Pd.

OLEH KELOMPOK 1:

1. MUHAMMAD DANDI ADMAZA (12010118)


2. HASBI NURRAHMAN (12010120)
3. RICKY (12010137)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN 2023 M/1444 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan akan bimbingan konseling sangat dipegaruhi oleh faktor
filosofi, psikologi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Latar
belakang filosofi  berkaitan dengan pandangan tentang hakikat manusia.
Salah satu aliran filsafat yang berpengaruh besar terhadap timbulnya
semangat memberikan bimbingan  adalah filsafat humanisme, yaitu bahwa
manusia memiliki potensi untuk dapat dikembangkan seoptimal mungkin.
Latar belakang psikologi berkaitan erat dengan proses perkembangan
manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu lain. Implikasi dari
keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan
untuk memilih dan mengembangkan diri sesuai dengan keunikan atau tiap-
tiap potensi. Dari sisi keunikan dan keragaman individu, diperlukan
bimbingan untuk mencapai perkembangan yang sehat di dalam
lingkungannya.
Kehidupan sosial budaya suatu masyarakat adalah sistem
terbuka.  Keterbukaan ini mendorong terjadinya pertumbuhan, pergeseran dan
perubahan nilai dalam masyarakat yang akan mewarnai cara berpikir dan
perilaku individu. Bimbingan konseling membantu individu
memelihara,  memperhalus dan memaknai nilai sebagai landasan dan arah
pengembangan diri.
Akibat kemajuan IPTEK yang sangat pesat, kesempatan kerja
berkembang dengan cepat pula sehingga para siswa memerlukan bantuan dari
pembimbing untuk menyesuaikan minat dan kemampuan mereka terhadap
kesempatan dunia kerja yang selalu berubah dan meluas.
Pemikiran inilah yang menjadi latar belakang betapa pentingnya
seorang pendidik serta calon pendidik yang nantinya akan terjun langsung di
sekolah untuk mampu memahami dari bimbingan konseling yang kemudian
dapat dijadikan sebagai transformasi kepada peserta didik untuk
memunculkan kesadaran akan pentingnya bimbingan konseling tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Bimbingan?
2. Apa pengertian dari Konseling?
3. Apa pengertian dari Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari Bimbingan.
2. Mendeskripsikan pengertian dari Konseling.
3. Mendeskripsikan pengertian dari Bimbingan dan Konseling.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


1. Pengertian Bimbingan
Istilah bimbingan dari kata bahasa inggris “guide” atau “guidance”,
artinya “memimpin, menuntun, mengatur, mengarahkan, memberi nasehat,
dan memberi petunjuk”. Bimbingan yang dimaksud adalah pemberian
bantuan kepada seseorang. Namun, tidak semua bantuan adalah
bimbingan. Menurut Natawidjaja dalam Mulyadi (2016: 53), Bimbingan
dapat di artikan sebagai suatu proses bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan
bertindak secara wajar sesuai dengan peraturan dan keadaan sekolah,
keluarga dan masyarakat. Kalau seorang siswa mengalami kesulitan dalam
menulis permulaan, guru dapat mengajarinya sesuai dengan penanganan
siswa yang berkesulitan. Contoh tersebut kirannya telah menggambarkan
apa yang dimaksud dengan bimbingan.
Jadi Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus
menerus dari seorang pembimbing (guru pembimbing) kepada seorang
individu (siswa) yang membutuhkan dalam mengembangkan seluruh
potensi yang dimilikinya secara optimal. Individu (siswa) yang dibimbing
secara terus menerus dan sistematis harus dapat memahami, menerima,
mengarahkan serta mewujudkan dirinya sesuai dengan kapasitas yang
dimilikinya.
Demi mencapai tingkat kemandirian dalam pemahaman diri,
penerimaan diri serta pengarahan serta pewujudan diri dalam
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Bimo Walgito yang mengemukakan
“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekelompok individu untuk mengatasi kesulitan dalam
kehidupan sehingga individu tersebut dapat mencapai kesejahteraan dalam
hidupnya”.

2. Pengertian Konseling
Kata konseling berasal dari bahasa latin, yaitu consilium yang
artinya menerima atau memahami. Istilah konseling berasal dari bahasa
inggris “to counsel” secara etimologis berarti “to give advice” artinya
memberi saran atau nasehat. Konseling adalah pemberian nasehat dari
konselor (guru pembimbing) kepada konseli (siswa) secara tatap muka
guna memecahkan masalah yang dihadapinya berdasarkan penentuan
sendiri.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Mulyadi (2016: 58),
konseling adalah pertemuan empat mata antara konselor (orang yang ahli)
dengan klien (orang menerima bantuan) melalui wawancara profesional
dalam rangka upaya membantu klien dalam mengatasi permasalahan yang
dihadapinya. Sedangkan Menurut Sofyan (2014: 18), konseling adalah
upaya bantuan yang diberikan oleh seseorang pembimbing yang terlatih
dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya,
agar individu tersebut berkembang juga potensinya secara optimal, mampu
mengatasi masalahya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang selalu berubah.
Konseling merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah
program bimbingan melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan. Hal
ini sejalan dengan pendapat Wahyu Hadi Pranoto yang mengemukakan
“konseling adalah proses pemberian bantuan dalam bentuk pemecahan
masalah yang dihadapi peserta didik melalui interaksi antara konselor
(guru pembimbing) dengan konseli (peserta didik)”. Jadi dari beberapa
pengertian di atas dapat diambil kesimpulannya bahwa konseling adalah
hubungan timbal balik antara konselor dan konseli dalam mengungkapkan
fakta dan mengatasi masalah tersebut.
3. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Pengertian dari bimbingan dan konseling atau yang seringkali
disingkat menjadi BK ini adalah serangkaian aktivitas yang berupa
bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling dengan cara
tatap muka, baik itu secara individu ataupun kelompok dengan
memberikan pengetahuan tambahan. Pengetahuan tambahan itu nantinya
diharapkan bisa menjadi jalan keluar untuk mengatasi dan menyelesaikan
permasalahan yang dialami oleh konseling, yakni dengan cara terus-
menerus dan sistematis. 
Menurut Mulyadi (2016: 60) Bimbingan dan Konseling merupakan
bantuan yang diberikan oleh seseorang konselor kepada individu (Klien)
yang mengalami masalah baik pribadi, sosial, belajar, karier dengan
harapan klien mampu membuat pilihan dalam menjalani hidupnya.
Menurut Tohirin (2009: 26) bimbingan dan konseling merupakan proses
bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbig kepada individu
melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbale balik antara
keduanya agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya seta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
Sehingga bimbingan dan konseling merupakan suatu bantuan yang
diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu
menyelesaikan masalah yang di hadapinya dan juga mampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
dan konseling adalah proses pemberian bantuan kepada individu (peserta
didik) yang akan dilakukan secara tatap muka dan berkesinambungan, agar
mereka dapat memahami dirinya sendiri sehingga mereka sanggup untuk
mengarahkan dirinya dan bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan
keadaan lingkungan (sekolah/rumah), keluarga, dan masyarakat.
Bimbingan dapat membantu peserta didik mencapai tugas-tugas
perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi.
Hal ini sejalan dengan pendapat Abdul Rahman yang mengemukakan
bahwa “Bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan pemberian
layanan bimbingan atau bantuan kepada individu maupun kelompok agar
dapat mengenali dan memahami dirinya serta seluruh potensi yang
dimilikinya sehingga mampu mengembangkan secara optimal guna
menghadapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya” . Bimbingan
dan konseling di sekolah dasar sebagai bagian dari keseluruhan usaha
sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai sub-sistem pendidikan di sekolah, bimbingan dan konseling
dalam pelaksanaanya tidak lepas dari perencanaan. Pelaksanaan bimbingan
dan konseling bagi siswa di sekolah dasar merupakan bagian penting
dalam perkembangan kepribadian, baik secara intelektual, sosial, dan
emosional. Bimbingan ini untuk mendorong peserta didik agar dapat
mewujudkan cita-cita dengan cara sistematis dari pembimbing kepada
yang di bimbing (siswa) untuk mencapai kemandirian pemahaman diri dan
penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Bimbingan dan konseling
disekolah dimaksud untuk memantau perkembangan peserta didik dalam
proses internalisasi nilai menjadi individu yang bertanggungjawab. Hal ini
sejalan dengan pendapat Achmad Juantika Nurihsan dan Akur Sudianto
yang mengemukakan bahwa “arah kegiatan bimbingan dan konseling pada
dasarnya adalah mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu
memenuhi tugas perkembangan yang optimal dan terhindar dari berbagai
permasalahan yang menghambatnya”.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus
dari seorang pembimbing (guru pembimbing) kepada seorang individu
(siswa) yang membutuhkan dalam mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya secara optimal.
2. Konseling merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah program
bimbingan melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan.
3. Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan kepada
individu (peserta didik) yang akan dilakukan secara tatap muka dan
berkesinambungan, agar mereka dapat memahami dirinya sendiri
sehingga mereka sanggup untuk mengarahkan dirinya dan bertindak wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan (sekolah/rumah),
keluarga, dan masyarakat.

B. Saran
Sebaiknya guru BK (Bimbingan Konseling) di sekolah memberikan
layanan bimbingan secara terprogram dikarenakan layanan bimbingan yang
terprogram dengan baik diharapkan dapat memberikan suasana nyaman yang
terbuka, sehingga siswa merasa nyaman di sekolah dan mampu
mengembangkan dirinya secara baik.
DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset,


2004.

Kamaluddin. 2011. Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan dan


Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4.

Mulyadi. 2016. Bimbingan Konseling di Sekolah & Madrasah. Jakarta: Prenada


Media Group.

Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis


Integrasi).Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2014.

Willis, Sofyan S. 2014. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai