PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat.
Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat
banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang dimiliki.
Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi
individu. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan
mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan
terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam
aspekpsikososiospiritual.
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dalam pendidikan. Hal ini
tersirat makna bahwa antara pendidikan dan BK menjadi bagian yang tak terpisahkan. Pada
umumnya dalam proses pendidikan yang baik terdapat program BK yang memberikan
layanan sesuai kebutuhan siswa. Dengan demikian hubungan antara program BK dan
pendidikan adalah saling mendukung. Dasar pertimbangan atau pemikiran
diselenggarakannya Bimbingan dan Konseling di Sekolah bukan hanya semata-mata terletak
pada ada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan), namun yang lebih penting
adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi
dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Tujuan
Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
sistematis untuk mengarahkan individu agar dapat mencapai perkembangan yang
optimal.
Dan dari berbagai definisi bimbingan dapat diangkat makna sebagai berikut:
3
b. Berani menerima kenyataan diri secara objektif
4
Osipow, Walsh dan Tosi (1980) mengelompokkan konseling berdasarkan
penekanan masalah yang dipecahkanny, yaitu: penyesuaianpribadi, pendidikan, dan karir.
Shertzer dan Stone (1980) mengelompokkankonseling didasarkan pada ranah perilaku yang
merupakan kepeduliannya, yaituyang berorientasi pada ranah kognitif dan ranah afektif.
Patterson (1966)secara lebih rinci mengelompokkan pendekatan konseling
menjadilimakelompok,yaitu: pendekatan rasional, teoribelajar, psikoanalitik, perseptual-
fenomenologis dan eksistensial.
Dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan hubungan tatap muka atau
pertemuan secara langsung antara konselor dan klien yang bersifat rahasia
dengan tujuan membimbing klien agar berkembang secara optimal dan solusinya
ditentukan sendiri oleh klien.
Ciri-ciri pokok konseling yaitu sebagai berikut :
5
5. Konseling merupakan suatu proses belajar terutama bagi klien untuk
mengembangkan perilaku baru dan membuat pilihan, keputusan sendiri
(autonomous) kearah perubahan yang dikehendakinya.
1. Bimbingan belajar
2. Bimbingan sosial
Tujuan bimbingan sosial yang agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan
kehidupan kelompok, sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif. Menurut
Abu Ahmadi bimbingan sosial dimaksudkan untuk memperoleh kelompok belajar dan
bermain, persahabatan dan kelompok sosial yang sesuai dan yang akan membantu dalam
menyelesaikan masalah tertentu.
7
3. Bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan tidak
pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat banyaknya jumlah
siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang dimiliki.
1. Bimbingan belajar
2. Bimbingan sosial
Saran
8
1. Setelah membaca makalah ini diharapkan guru atau calon guru mampu menerapkan
bimbingan konseling di PBM.
9
Daftar pustaka
Kadir Abdul. Fauzi Ahmad. Yulianto Endri. Baehaqi. Kurnianto Rido. Rosmiati. Nu’man
Ahmad. 2012, Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Grup
10