Kelas:96
Hari/tanggal:rabu,15-07-2021
Bimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari istilah guindance dan counselling
dalam bahasa Ingris. Kata "guindance" berasal dari kata kerja to guide yang
mempunyai arti "menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun membantu" . Sesuai
dengan istilahnya maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai bantuan dan
tuntunan, namun tidak semua bantuan diartikan bimbingan.
Menurut Shertzer dan Stone mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian
bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Menurut
Rochman Natawidjaja mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada
umumnya.
Pengertian Konseling
Pengertian konseling secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu
"consilium" yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau
memahami. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari
"sellan" yang berarti "menyerahkan"atau menyampaikan".
Sebelumnya telah dijelaskan pengertian bimbingan selanjutnya akan dijelaskan
pengertian konseling. Wagito, mengemukakan bahwa konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi
untuk mencapai kesejateraan hidupnya.
Tolbert, . Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara
dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami
diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang
dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar
bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan
yang akan datang.
Asas kerahasiaan
Pelayanan bimbingan dan konseling ada kalanya berhubungan dengan klien yang
mengalami masalah. Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan
konseling kadang-kadang klient harus menyampaikan hal-hal yuang sangat
pribadi/rahasia, kepada konselor, oleh karena itu konselor harus menjaga kerahasiaan
data yang diperolehnya dari kliennya. Bagi klien yang bermasalah dan ingin
menyelesaikan masalahnyaakan sangat membutuhkan bantuan dari orang yang dapat
menyimpan kerahasian masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu segala sesuatu
yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disebarluaskan kepada pihak
lain.Jika asas ini benar-benar dilaksanakan oleh konselor, maka konselor akan
mendapat kepercayaan dari semua pihak dan mereka akan memanfaatkan jasa
bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya,jika konselor tidak dapat
memegang asas kerahasiaan ini dengan baik,maka hilanglah kepercayaan klien
terhadap konselor,sehingga akibatnya pelayanan bimbingan tidak dapat tempat atau
diterima di hati klien dan para calon klien. Selain itu klien akan takut meminta bantuan
pada konselor sebab khawatir masalah dan diri mereka akan menjadi bahan
pembicaraan orang. Sementara itu ada kemungkinana klien akan menyebarluaskan
pengalaman yang yang tidak menyenangkan ini kepada klien lain.
Asas kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan,baik dari
pihak konselor maupun klien.Dengan ini keberhasilan pelayanan bimbingan dan
konseling akan tercapai. Kesukarelaan itu ada pada konselor maupun pada klien.
Artinya klien secara sukarela tanpa cara terpaksa mau menyampaikan masalah yang
ditanganinya dengan mengungkapkan secara terbuka hal-hal yang dialaminya,serta
mengungkapkan segenap fakta,data dan seluk beluk yang berkenaan dengan masalah
yang dialaminya.
Asas keterbukaan
Fungsi pemahaman
Pemahaman tentang diri klien, pertama kali perlu dipahami oleh klien sendiri yang
menyangkut kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya. Adapun pihak lain yang juga
perlu memahami diri klien adalah pihak-pihak yang berkepentingan .Pemahaman pihak
lain terhadap klien dipergunakan oleh konselor secara langsung untuk memberi
pelayanan bimbingan dan konseling, maupun sebagai bahan acuan utama dalam
rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien. Bagi konselor,
upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas awal pada setiap
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
b.
Pemahaman terhadap masalah klien membantu konselor dalam memberikan
penanganan masalah, oleh karena itu maka pemahaman ini wajib dilaksanakan.
Pemahaman terhadap masalah klien terutama menyangkut jenis masalahnya,
intensitasnya, sangkut pautnya, sebab- sebabnya dan kemungkinan berkembangnya
masalah ini jika tidak segera ditangani.
Fungsi pencegahan
Fungsi pengentasan
Klien yang mengalami masalah akan datang pada konselor dengan tujuan untuk
dientaskannya masalah yang tidak mengenakkan dari dirinya. Di sinilah fungsi
pengentasan itu berperan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami klien.
Fungsi pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan
dapatmembantu para klien dalam memelihara dan mengembangkankeseluruhan
pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang
dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian klien dapat
memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam
rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Semua fungsi bimbingan dan konseling harus dijalankan sesuai fungsi masing-masing
bidang karena dari fungsi ini akan berkaitan dengan manfaat atau kegunaan dan
keuntungan penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu dengan konselor hingga berjalan proses
konseling dan menemukan definisi masalah trauma klien. Cavanagh bantuan apa yang
akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajahi tentang
trauma klien.
Tujusan tahap akhir ini adalah memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang tidak
bermasalah. Klien dapat melakukan keputusan tersebut karena klien sejak awal
berkomunikasi dengan memutuskan perubahan sikap tersebut.
Daftar Pustaka