Anda di halaman 1dari 2

 Pengertian Rasional dan Bimbingan dan Konseling

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia bahwa Rasionalitas merupakan konsep normatif yang
mengacu pada kesesuaian keyakinan seseorang dengan alasan seseorang untuk percaya, atau
tindakan seseorang dengan alasan seseorang untuk bertindak. Dalam hal ini bahwa Bimbingan dan
Konseling merupakan alasan yang nyata dalam membangun pribadi seseorang agar lebih baik dalam
bertindak, berperilaku agar sesuai dengan norma dan budaya bangsa Indonesia.

Bimbingan dan konseling yang merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh manusia memiliki
pengertian yang khas. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang
ahli kepada individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara dan bahasa agar individu
tersebut mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Sedangkan
konseling merupakan pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh
konselor kepada klien yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Pengertian Bimbingan dan Konseling dari berbagai sumber :

a. Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-
anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
b. Menurut Rochman Natawidjaja (1981) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan
dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan
hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).
c. Menurut Bimo Walgito (1982 : 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang di
berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.
d. Menurut Miller (1961) menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap
individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada
sekolah (dalam hal ini termasuk madarasah), keluarga, dan masyarakat.
e. Menurut Arthur J. Jones (1970) mengartikan bimbingan sebagai "The help given by one
person to another in making choices and adjustment and in solving problems". Pengertian
bimbingan yang dikemukakan Arthur ini amat sederhana yaitu bahwa dalam proses bimbingan ada
dua orang yakni pembimbing dan yang dibimbing, dimana pembimbing membantu si terbimbing
sehingga si terbimbing mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya (Sofyan S. Willis 2009:11).
f. Menurut Moegiadi (1970) bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau
pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai
dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).
g. Menurut Andi Mappiare (1984) berpendapat bahwa bimbingan merupakan serangkaian
kegiatan paling pokok bimbingan dalam membantu konseli/klien secara tatap muka, dengan tujuan
agar klien dapat mengambil taanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus (Winkel & Sri Hastuti 2007:35). 
h. Menurut Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa
bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang
memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia
untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah
pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (M. Tohirin
2008:17).
Bimbingan dan konseling memiliki tujuan yang terdiri atas tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum bimbingan dan konseling yaitu membantu individu agar mencapai perkembangan secara
optimal sesuai dengan hakikat kemanusiaannya dengan berbagai potensi, kelebihan, kekurangan
dan kelemahannya serta permasalahannya. Tujuan khusus bimbingan dan konseling langsung terkait
pada arahperkembangan klien dan masalah-masalah yang dihadapi. 

Anda mungkin juga menyukai